Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI KRONIS DENGAN


PEMBERIAN TERAPI KOPRES JAHE MERAH PADA
LANSIA PENDERITA ARTRHITIS GOUT

TOPIK HIDAYAT
202001036

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Penyakit tidak menular,biasa di sebut dengan (PTM) adalah
penyakit terbanyak di indonesia. Keadaan dimana penyakit tidak menular
masih merupakan masalah kesehatan yang penting dan dalam waktu
bersamaan morbiditas dan mortalitas, PTM makin meningkat merupakan
masalah yang harus dihadapi oleh pelayanan kesehatan. Tantangan yang
harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di indonesia
(Jaliana, 2017). Timbulnya penyakit tidak menular seperti radang sendi,
diabetes melitus, stroke, serta hipertensi disebabkan oleh bertambahnya
usia seseorang maka seluruh sistem organ mengalami sebuah penurunan
(Merlia, 2019).
Peningkatan kadar asam urat dalam darah sering di sebut dengan
Hiperurisemia yang mengakibatkan terjadinya endapan kristal
monosodium urat dan terjadi penumpukan di dalam sendi yang
menyebabkan terjadinya gout (Noor, 2016). Kadar normal asam urat pada
wanita 2,4-6,0 mg/dL dan pada laki-laki 3,0-7,0 mg/Dl. Peningkatan
asam urat dalam darah merupakan salah satu manifestasi klinik dari
penyakit gout. Gout dapat menyerang siapa saja walaupun dalam keadaan
normal sekalipun, wanita lebih sering mengalami gout pada masa
menopouse (Mumpuni dan Wulandari, 2016). Menurut Black dan Hawks
(2018), manifestasi klinis gout dapat menyebabkan penurunan fungsi
ginjal hingga terjadinya kecacatan, peradangan, pembengkakan,
kemerahan, dan rasa nyeri.
Lansia adalah suatu kelompok atau penduduk yang memiliki usia
di atas dari 60 tahun. Pertambahan usia juga menyebabkan seluruh sistem
organ mengalami penurunan yang menyebabkan timbulnya penyakit
tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dan radang
sendi serta rematik (Depkes, 2017).
Berdasarkan data dari World Health Organisation (WHO) 2018
gout mengalami kenaikan dengan jumlah 1370 (33,3%) . Prevelensi gout
juga meningkat pada kalangan orang dewasa di inggris sebanyak 3,2 %
dan amerika serikat sebesar 3,9%. Indonesia penyakit asam urat
menduduki urutan kedua dari penyakit osteoarthritis,prevelensi asam urat
tertingi pada penduduk pantai karena kebiasaan atau pola makan ikan dan
mengonumsi alkohol .dan di indonesia diperkirakan bahwa asam urat
terjadi pada 840 orang setiap 100,000 orang (Febrianti,Mira 2018).
Menurut Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa penderita arthritis gout di
indonesia terdapat 713.783 orang. Sumatera Barat menduduki peringkat
ke sembilan penyakit Arthtritis Gout dan terjadi peningkatan setiap
tahunnya. prevalensi penyakit arthritis di Sumatera Barat pada tahun

2018 ditemukan sebanyak 13.843 orang. Gout arthritis termasuk dalam


10 penyakit yang terbanyak di Kota Bengkulu pada urutan ke-7, data dari
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2018)
menunjukkan penderita goutarthritis dari umur 45-70 tahun di UPTD
Puskesmas Sawah Lebar sebanyak 20 orang berdasarkan data yang telah
saya catat dari buku pendaftaran pasien.
Penyakit Arthritis gout dapat dipacu oleh berbagai faktor faktor
penyebab yang memiliki potensi menimbulkan masalah atau kerugian
kesehatan di antaranya seperti mengonsumsi makanan tinggi purin, bahan
pangan yang tinggi kandungan purin nya dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah, purin adalah salah satu zat yang terdapat pada tubuh
makhluk hidup,peningkatan asam urat akibat konsumsi purin disebabkan
oleh kekurangan enzim (hypoxanthine guanine phosphoribosyl
transferase) sehingga terjadi gangguan metabolisme purin bawaan
(Medika, 2017).
Berdasarkan berbagai dampak yang ditimbulkan usia merupakan
salah satu faktor resiko penyakit Arthtritis Gout, penderita yang memiliki
usia lebih tua cendrung memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi.
Semakin tua usia seseorang ,maka resiko memiliki kadar asam urat darah
lebih tinggi,proses penuaan menyebabkan terjadinya gangguan dalam
pembentukan enzim akibat penurunan kualitas hormon yang terlihat pada
usia 40 – 75 tahun ke atas. Penyakit gout ini muncul karena terlalu
banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang menandung purin
seperti teh, kopi, jeroan (babat, limpa, usus, daging), jika melebihi
mengonsumsi makanan yang mengandun purin maka kadar gout dalam
dalam tubuh akan tinggi (Sudoyo,dkk 2017). Pada umumnya yang
terserang gout adalah pria,sedangkan pada perempuan presentasenya
kecil dan muncul setelah menopouse,kadar gout kaum pria cenderung
meningkat sejalan dengan peningkatan usia,pada wanita peningkatan itu
dimulai sejak masa menopouse (Sustrani, 2018).
Gejala khas pada penderita Arthritis Gout adalah nyeri pada
bagian sendi dapat mengganggu aktivitas. Peradangan sendi pada arthritis
gout dapat terjadi pada seluruh sendi tubuh yang menyebakan
pembengkakan. Nyeri adalah pengalaman sensori danemosional yang
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial (Smeltzer, 2017). Dampak nyeri sendi juga dapat berupa
penurunan kualitas harapan hidup seperti kelelahan yang begitu hebatnya,
menurunkan batasan gerak tubuhdan nyeri saat bergerak (Price, 2016).
Kekakuan bertambah berat pada pagi hari padasaat bangun tidur, nyeri
yang hebat pada awal gerakan akan tetapi kekakuan tidak berlangsung
lama yaitu kurang lebih seperempat jam (Price, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan wilda & panorama salah
satu bahan alami yang dilakukan untuk menuranggi nyeri gout arthtritis
adalah terapi kompres jahe. jahe merah menimbulkan sensasi hangat
dimana mengandung beberapa komponen seperti pati (52,0%), minyak
astiri (3,9 %) serta sarripati (9,93%) jahe merah bersifat pahit ,pedas serta
aromatik yang berasal dari olerasin yaitu gingerol,zingeron dan
shogaol.dimana terdapat anti radan dari olerasin,antioksidan yang kuat
serta anti nyeri.sehingga olerasin atau zingeron ini berguna untuk
menghambat sinsetsis prostalandin hinggga mampu mengurangi nyeri
sendi atau pun ketegangan otot (Syamsu, 2017) Pemberian kompres
hangat jahe dapat memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh dan dapat
menurangi nyeri .hal tersebut dikarenakan respon tubuh terhadap panas
yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah ,menurunkan ketegangan
otot ,meningkatkan metabolisme jaringan (Susanto dan fitriana, 2017).
Terapi yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dan
mengurangi nyeri terbagi atas yaitu terapi farmakologis dan non
farmakologis (zuriyati, 2017). Penanganan asam urat secara farmakologgi
adalah dengan obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen,naproxen
dan allopurinol. Upaya penunjang lain untuk mengatasi nyeri asam urat
adalah dengan pengobatan non farmakologis,yaitu dengan memanfaatkan
bahan- bahan herbal yang dikenal turun temurun oleh masyarakat dapat
berkhasiat menurunkan nyeri salah satunya jahe (Wilda & panorama,
2020).
Pemberian kompres air hangat adalah intervensi keperwatan yang
sudah lama di aplikasikan oleh perawat, kompres air hangat di anjurkan
untuk menurunkan nyeri karena dapat meredakan nyeri, meningkatkan
relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologis,
dan memberi rasa nyaman, bekerja sebagai counteriritan (Koizier & Erb,
2016). Kompres jahe merah merupakan tindakan yang sering kali
digunakan sebagai obat nyeri persendian karena kandungan gingerol dan
rasa hangat yang ditimbulkan membuat pembuluh darah terbuka dan
memperlancar sirkulasi darah,sehingga suplai makanan dan oksigen lebih
baik dan nyeri sendi berkurang ( Utami & puspanintyas, 2015)
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik menuyusun
karya ilmiah dengan melakukan asuhan keperawatan pada dengan artritis
gout untuk menurunkan intensitas nyeri Kronis dengan pemberian
kompres jahe merah
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah di lakukan di atas rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah ”asuhan keperawatan Nyeri Kronis
dengan pemberian terapi Kompres jahe merah pada lansia Penderita
artritis gout”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan Nyeri Kronis dengan


pemberian terapi Kompres jahe merah pada lansia Penderita artritis gout
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Nyeri Kronis dengan
pemberian terapi Kompres Jahe Merah pada Pasien Artritis Gout.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Nyeri
Kronis dengan pemberian terapi Kompres Jahe Merah pada Pasien
Artritis Gout.
c. Membuat intervensi asuhan keperawatan pada pasien dengan Nyeri
Kronis dengan pemberian terapi Kompres Jahe Merah pada Pasien
Artritis Gout.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan Nyeri
Kronis dengan pemberian terapi Kompres Jahe Merah pada Pasien
Artritis Gout.
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada pasien dengan
Nyeri Kronis dengan pemberian terapi Kompres Jahe Merah pada
Pasien Artritis Gout.

D. Manfaat Studi Khusus


1. Manfaat Bagi tempat penelitian
Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
informasi tentang Kompres Jahe Merah pada pasien dengan Nyeri
Kronis pada Pasien Artritis Gout sehingga dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan
.
2. Perkembangan ilmu keperawatan
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
mengembangkan berbagai terapan terapi Kompres Jahe Merah pada
Pasien Artritis Gout
3. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau
bahan pembanding bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
sejenis ataupun penelitian yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai