Anda di halaman 1dari 10

1

C.Konsep Keperawatan Komplementer :ACTIVE CYCLE OF


BREATHING TECHNIQUE(ACBT)

1. Definisi
Active cycle breathing technique (ACBT) merupakan suatu tindakan
yang dapat digunakan untuk memobilisasi dan membersihkan kelebihan
sekresi pulmonal pada penyakit paru kronis dan secara umum
meningkatkan fungsi paruparu. ACBT adalah latihan yang terdiri dari tiga
siklus yaitu relaksasi pernapasan, latihan ekspansi toraks dan pengeluaran
sekresi aktif yaitu dengan teknik ekspirasi paksa (huffing) (Pakpahan,
2018).
Active Cycle of Breathing Technique adalah teknik latihan pernafasan
yang bertujuan untuk membersihkan jalan nafas dari sputum agar dapat
mengurangi sesak nafas, mengurangi batuk, dan perbaikan dalam pola
nafas dengan melakukan beberapa tahapan dalam melakukan Active Cycle
of Breathing Technique (ACBT) yaitu dengan Breathing Control (BC),
Deep Breathing Exercise (DBE), dan Huffing. Teknik ACBT ini diulangi
dalam beberapa siklus sampai dada terasa lebih lega, dan teknik ACBT ini
bisa dilakukan saat duduk ataupun berbaring (NHS,2018).
Active Cycle of Breathing Technique merupakan salah satu latihan
pernapasan untuk mengontrol pernapasan agar menghasilkan pola
pernapasan yang tenang dan ritmis sehingga menjaga kinerja otot-otot
pernapasan dan merangsang keluarnya sputum untuk membuka jalan napas.
2. Tujuan
ACBT adalah metode perawatan fleksibel yang digunakan untuk
memobilisasi dan membersihkan sekresi bronkus yang berlebihan. Active
Cycle Breathing Technique (ACBT) bertujuan untuk membersihkan jalan
nafas dari sputum agar diperoleh hasil pengurangan sesak napas,
pengurangan batuk, dan perbaikan pola napas. Siklus ini diulang 3-5 kali
lebih banyak untuk hasil yang lebih baik (Pakpahan, 2018).
3. Manfaat
ACBT ini didesain untuk melatih otot-otot pernafasan dan
2

mengembalikan destribusi ventilasi, membantu mengurangi kerja 17 otot


pernafasan dan membetulkan pertukaran gas serta oksigen yang menurun.
Breathing exercise dengan metode thoracic expansion exercise, bertujuan
untuk meningkatkan fungsi paru dan menambah jumlah udara yang dapat
dipompakan oleh paru sehingga dapat menjaga kinerja otototot bantu
pernafasan dan dapat menjaga serta meningkatkan ekspansi sangkar thorak
(Ningtyas & Huriah, 2019).ACBT dapat berperan dalam mengurangi
sputum dimana dengan latihan huffing dapat meningkatkan tidal volume
dan membuka system collateral saluran nafas sehingga sputum mudah
dikeluarkan (Rachma & Irma, 2016).
4. Indikasi
Adapun indikasi ACBT adalah untuk membantu menghilangkan
sekresi yang tertahan, atelektasis, sebagai profilaksis terhadap komplikasi
paru pasca operasi, untuk mendapatkan sputum spesimen untuk analisis
diagnostik, untuk mempromosikan pembersihan dada secara independen.
Durasi pemberian ACBT untuk kelompok intervensi adalah satu kali sehari
selama 15-20 menit perhari selama 3 hari (Pakpahan, 2018)
5. Kotraindikasi
a. Pasien yang tidak mampu bernapas secara spontan
b. Pasien tidak sadar
c. Pasien yang tidak mampu mengikuti instruksi
6. SOP
Langkah-langkah terapi akupresur (Murdiyanti, 2019)
a. Alat yang dibutuhkan
1) Bengkok
2) Pot Dahak/Tempat menampung dahak
3) Tissue
b. Pre interaksi
1) Persiapkan alat yang diperlukan
2) Cuci tangan
3

c. Tahap orientasi

1) Beri salam, panggil responden dengan namanya, dan perkenalkan


diri (untuk pertemuanpertama)
2) Menanyakan keluhan atau kondisi responden
3) Jelaskan tujuan, prosedur, dan lainnya tindakan hal yang perlu
dilakukan oleh pasien selama terapi akupresur dilakukan
4) Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum terapi dilakukan
5) Lakukan pengkajian untuk mendapatkan keluhan dan kebutuhan
komplementer yang diperlukan
d. Tahap kerja

1) Jaga privasi pasien dengan menutup tirai.


2) Siapkan alat
Kegitan Durasi
Pelaksanaan Breathing Control
a. Menganjurkan pasien duduk rileks diatas
tempat tidur atau di kursi.
b. Anjurkan pasien meletakkan tangan 4 menit
kanannya di dada dan tangan kirinya diperut
pasien
c. Menganjurkan pasien untuk melakukan
inspirasi dan ekspirasi secara teratur dan
tenang. Tangan peneliti berada di
belakangthoraks pasien untuk merasakan
pergerakan yang naik turun selama responden
bernafas.
d. Tindakan diulang 3-5 kali

Thoracic Expansion Efercise


a. Menganjurkan responden untuk tetap duduk 4 menit
4

rileks diatas tempat tidur


b. Menganjurkan responden untuk menarik
napas dalam secara perlahan lalu
menghembuskannya secara perlahan hingga
udara dalam paru-paru terasa kosong
c. Tindakan diulangi 3-5 kali d. Responden
mengulangi kembali kontrol pernafasan awal.

Forces Expiration Technique


a. Menganjurkan responden mengambil napas 3 menit
dalam secukupnya lalu mengontraksikan otot
perutnya untuk menekan napas saat ekspirasi
dan menjaga agar mulut serta tenggorokan
tetap terbuka.
b. Responden melakukan Huffing sebanyak 3-
5 kali
c. Melakukan batuk efektif

Lakukan treatment satu kali sehari selama 15 –


20 menit perhari selama 3 hari. Intervensi
dilakukan sebelum responden minum obat.
Evaluasi Lakukan pengukuran saturasi oksigen,
frekuensi nafas dan produksi sputum
Total 15 menit

e. Terminasi

1) Beritahu responden bahwa tindakan sudah selesai dilakukan,


rapikan kelien kembali ke posisi yang nyaman
2) Evaluasi perasaan pasien
3) Berikan reinforcement positif kepada pasien dan berikan air putih
1 gelas
5

4) Rapikan alat dan cuci tangan


f. Evaluasi

1) Evaluasi hasil kegiatan dan respon pasien setelah tindakan


2) Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3) Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4) Cuci tangan
g. Dokumentasi

1) Catat tindakan y ang telah dilakukan, tanggal, dan jam pelaksanan


2) Catat hasil tindakan ( respon subjektif dan objektif)
3) Dokumentasi tindakan dalam bentuk SOAP
6

7. State of the art (Peneliti Sebelumnya )


Tabel 2.3 Peneliti Sebelumnya

No Judul penelitian Nama peneliti Metode penelitian Hasil penelitian


1 Active Abdurrohi Metode  Kesimpu
Cycle m, mengguna lan:
Breathing Rizal and  kan Active
Technique Widarti, progam Cycle
(ACBT) Rini (2021 KIE Breathing
Pengeluara ) (Komunik Techniqu
n Sputum asi e (ACBT)
Pada Informasi efektif
Lansia dan untuk
Penderita Edukasi) Pengeluar
berupa an
poster Sputum
sebagai Pada
alternatif Lansia
informasi, Penderita
berisi Penyakit
pengertian Paru
dan tata Obstrukti
cara f Kronis
melakuka (PPOK)
n Active
Cycle
Breathing
Technique
(ACBT)
Pengeluar
an Sputum
Pada
Lansia
Penderita
Penyakit
Paru
Obstruktif
Kronis
(PPOK).
2 ASUHAN Permatasari, Penelitian bahwa
KEPERAWATAN Pia (2022) ini
pemberia
BERSIHAN mengguna
kan n terapi
JALAN NAPAS
metode
TIDAK EFEKTIF pernapasa
deskriptif
7

PADA PASIEN dengan n ACBT


TN.B DENGAN rancangan
dan batuk
PENYAKIT PARU studi
kasus efektif
OBSTRUKTIF
terhadap
KRONIK DI mampu
satu
RUANG DAHLIA dokumen mengatasi
RSUD pasien
bersihan
KABUPATEN PPOK
TABANA dengan jalan
melihat
napas
dan
membandi tidak
ngkan
efektif.
dengan
teori. Simpulan
saran
diharapka
n terapi
ACBT
dan batuk
efektif
dilakukan
secara
rutin agar
lebih
efektif
dalam
mengatasi
masalah
bersihan
jalan
napas
tidak
efektif.
3 ASUHAN Sari, Ni Luh Putu penelitian ini Kesimpulan dari
Intan (2021)
8

KEPERAWATAN adalah untuk intervensi ACBT


BERSIHAN mengetahui tidak adalah bahwa
JALAN NAPAS efektifnya terapi ini dapat
TIDAK EFEKTIF perawatan membantu
PADA PASIEN pembersihan jalan mengeluarkan
YANG napas bagi pasien dahak dalam
MENGALAMI tuberkulosis paru masalah
TUBERKULOSIS di ruang gawat pembersihan
PARU DI RUANG darurat RSUP jalan napas yang
IGD RSUP Sanglah Denpasar. tidak efektif
SANGLAH Dalam karya
DENPASAR ilmiah ini, ada dua
pasien yang
dijadikan kasus
terkelola.
4 ASUHAN Saraswati, Luh Menggunakan Disimpulkan
KEPERAWATAN Putu Mas (2022) model penelitian bahwa pemberian
BERSIHAN deskriptif dengan intervensi inovasi
JALAN NAPAS rancangan active cycle of
breathing
TIDAK EFEKTIF penelitian studi
technicque
PADA PASIEN kasus . memberikan
PNEUMONIA pengaruh yang
DENGAN signifikan kepada
ACTIVE CYCLE kondisi
OF BREATHING pernapasan
TECHNICQUE DI pasien
RUANG BONI pneumonia.
RSUD Diharapkan dapat
KABUPATEN menambah
KLUNGKUNG wawasan dan
ilmu pengetahuan
tentang asuhan
keperawatan dan
latihan active
cycle of breathing
tecnique dalam
meningkatkan
pelayanan
kesehatan dan
sebagai alternatif
pilihan dalam
mengatasi
gangguan
pernapasan secara
mendiri..
5 EFEKTIVITAS AD Pratama 2021 Metode penelitian Hasil yang
ACTIVE CYCLE OF yang digunakan didapatkan
BREATHING adalah dalam setelah
9

TECHNIQUE bentuk laporan dilakukannya


(ACBT) kasus dengan 1 terapi sebanyak 4
TERHADAP orang pasien yang kali yaitu terjadi
PENINGKATAN diberikan penurunan sesak
KAPASITAS intervensi yang dibuktikan
FUNGSIONAL fisioterapi dan dengan Modified
PADA PASIEN evaluasi sebanyak Borg scale dari
BRONKIEKTASIS 4 kali. skala 4 menjadi
POST skala 1, dan
TUBERKULOSIS pengurangan
PARU
retensi sputum
dengan hasil
auskultasi berupa
ronchi pada
segmen posterior
apikal lobus atas
bilateral menjadi
ronchi pada
segmen posterior
apikal lobus atas
dextra.
Berdasarkan
hasil tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa intervensi
fisioterapi
dengan terapi
latihan ACBT
efektif digunakan
pada pasien
Bronkiektasis
post TB paru.
10

Anda mungkin juga menyukai