Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI KOGNITIF TEBAK GAMBAR


PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK DI PANTI GRIYA WERDHA
SURABAYA

Disusun Oleh :

Kelompok 4 Blok C Pendidikan Profesi Ners

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SURABAYA
TAHUN 2021/2022
LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI KOGNITIF TEBAK GAMBAR

Pokok Bahasan : Terapi Kognitif Tebak Gambar


Sasaran : Lansia blok C Griya Werdha
Waktu : 20 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2022
Jam : 09.00-09.20 WIB
Tempat : Ruang Dahlia Griya Werdha Surabaya
Penanggung Jawab : Efrizal Fikri Harlianto

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit lansia dapat
melatih sensorik, motortik dan kognitifnya dengan terapi kognitif berupa
tebak gambar.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, pasien mengetahui :
1. Mengingat bentuk dan mendeskripsikan objek yang telah ditunjukkan
2. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang
diberikan.

C. Materi Pembelajaran (Uraian Terlampir)


1. Pengertian terapi kognitif.
2. Pengertian tebak gambar
3. Tujuan dan manfaat terapi kognitif tebak gambar.
4. Langkah-langkah dalam terapi kognitif
D. Kegiatan
Setting tempat

Musholla Griya Werdha Suarabaya

Keterangan :
= Pasien
= Leader

= Fasilitator
= Observer

E. Proses Kegiatan Penyuluhan


No. Kegiatan Metode Media Waktu PJ
1. Pembukaan Ceramah Lisan 5 menit MC
a. Mengucapkan salam. Observer
b. Memperkenalkan diri dan
anggota.
c. Menjelaskan tujuan acara
terapi kognitif tebak gambar.
d. Melakukan kontrak waktu
dengan peserta.
2. Kegiatan Inti - Ceramah Lisan 10 menit Penyuluh
Observer
a. Menjelaskan peraturan – - Diskusi
peraturan kegiatan
kelompok, antara lain :
apabila ada lansia yang
ingin ke kamar man di atau
toilet harus minta ijin
kepada leader, bila ingin
menjawab pertanyaan lansia
diminta untuk
mengacungkan tangan dan
diharapkan lansia mengikuti
kegiatan dari awal sampai
akhir.
b. Menjelaskan cara bermain.
c. Mendemonstrasikan cara
bermain.
d. Mengatur posisi lansia yang
bermain menjadi 3 group.
e. Memberikan reinforcement
kepada lansia yang bisa
menyebutkan dan
mendeskripsikan gambar
yang diberikan.
3. Penutup - Ceramah Lisan 5 menit MC
- Diskusi Observer
a. Melakukan evaluasi dan
validasi.
b. Menyimpulkan materi dan
menutup.
c. Memberikan salam.

F. Evaluasi
Prosedur : Langsung
Bentuk pertanyaan : Lisan

G. Pengorganisasian Acara
Dalam pelaksanaan acara, terdapat penyusunan struktur pengorganisasian acara
sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Efrizal Fikri Harlianto
2. Leader : Firda Nur Hidayah
3. Co Leader : Nindyta Salsabilla A.
4. Observer : Sevita Fasha
5. Vasilitator : Syevana Vindya M.

H. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Selasa
Waktu : 20 menit
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
3) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada
terapis
4) Lama kegiatan 15 menit
5) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
6) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu.
7) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.

2. Fase Kerja
a. Demontrasi Tebak Gambar
1) Mendemonstrasikan tebak gambar kepada lansia dan petugas panti
2) Memberikan kesempatan lansia dan petugas untuk mencoba kembali
sendiri
3) Mengulang kembali tebak gambar secara bersama lansia dan petugas panti
4) Melakukan tebak gambar bersama-sama dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan musik Penyaji Fasilitator Co-Leader

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
1) Terapis meminta lansia dan petugas untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
2) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian panti
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan. Fasilitator, Co-Leader, Leader dan Observer
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK Tebak Gambar, kemampuan lansia yang diharapkan
adalah mengikuti kegiatan, respons yang diharapkan adalah lansia dan petugas
mampu melakukan kegiatan tebak gambar secara mandiri dan bila dilakukan
secara rutin diharapkan fungi kognitif dapat meningkat.
TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
TENTANG TEBAK GAMBAR PADA LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat
terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara
degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan
degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma klinik
yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat
sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987
dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian,
sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia
di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan
hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah
jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara
sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi
aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.

Anda mungkin juga menyukai