Disusun Oleh :
Keterangan :
= Pasien
= Leader
= Fasilitator
= Observer
F. Evaluasi
Prosedur : Langsung
Bentuk pertanyaan : Lisan
G. Pengorganisasian Acara
Dalam pelaksanaan acara, terdapat penyusunan struktur pengorganisasian acara
sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Efrizal Fikri Harlianto
2. Leader : Firda Nur Hidayah
3. Co Leader : Nindyta Salsabilla A.
4. Observer : Sevita Fasha
5. Vasilitator : Syevana Vindya M.
H. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Selasa
Waktu : 20 menit
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
3) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada
terapis
4) Lama kegiatan 15 menit
5) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
6) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu.
7) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2. Fase Kerja
a. Demontrasi Tebak Gambar
1) Mendemonstrasikan tebak gambar kepada lansia dan petugas panti
2) Memberikan kesempatan lansia dan petugas untuk mencoba kembali
sendiri
3) Mengulang kembali tebak gambar secara bersama lansia dan petugas panti
4) Melakukan tebak gambar bersama-sama dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan musik Penyaji Fasilitator Co-Leader
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
b. Rencana Tindak lanjut
1) Terapis meminta lansia dan petugas untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
2) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian panti
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan. Fasilitator, Co-Leader, Leader dan Observer
d. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK Tebak Gambar, kemampuan lansia yang diharapkan
adalah mengikuti kegiatan, respons yang diharapkan adalah lansia dan petugas
mampu melakukan kegiatan tebak gambar secara mandiri dan bila dilakukan
secara rutin diharapkan fungi kognitif dapat meningkat.
TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
TENTANG TEBAK GAMBAR PADA LANSIA
A. LATAR BELAKANG
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat
terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara
degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan
degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma klinik
yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat
sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987
dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian,
sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia
di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan
hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah
jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara
sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi
aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.