DI
OLEH:
KELOMPOK 4
TAHUN 2022
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Proses
menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative
adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia
adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 2012 dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-
psiko-sosial-spritual pada lansia. Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia
tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia
harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah
lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang
lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang.
Masalah terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75%
lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi aktifitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan
kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Keperawatan Profesi Ners STIKIM akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi Tebak Gambar pada lansia dengan
gangguan kognitif.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Tebak Gambar
diharapakan dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Kegiatan
E. Sasaran Strategis
F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang termasuk dalam
sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK
berlangsung oleh petugas panti
G. Perencanaan
Keterangan :
= Leader
= Co Leader
= Lansia
= Fasilitator
= Observer
I. Pengorganisasian
Tugas:
a. Menyusun rencana TAK
Tugas :
a. Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien c.
Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok
J. Strategi Pelaksanaan
Waktu : 45 menit
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan panggilan terapis.
Kontrak :
3) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada terapis
6) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat menanyakan kepada
leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu.
7) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung
2. Fase Kerja
a. Evaluasi
1) Terapis meminta lansia dan petugas untuk mengulang hal yang telah dipelajari secara
mandiri
2) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian panti c.
Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan. Fasilitator, Co-Leader, Leader dan Observer
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
Tebak Gambar, kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons
yang diharapkan adalah lansia dan petugas mampu melakukan kegiatan tebak gambar secara
mandiri dan bila dilakukan secara rutin diharapkan fungi kognitif dapat meningkat.
K. Evaluasi TAK (Buat Tabel)
1
2
3
4
5
6
L. Antisipasi Masalah
1. Jika saat permainan berlangsung kakek/nenek diam saja maka fasilitator memberikan
motivasi
2. Bila kakek/nenek meninggalkan permainan tanpa pamit : a.
Panggil nama kakek/nenek
b. Tanya alasan kakek/nenek meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
M. Penutup
Kegiatan terapi aktivitas kelompok ini di harapkan mampu mencapai tujuan hasil yang di harapkan adanya
interaksi dan sosialisasi antaar kakek dan nenek juga diharapkan mengekspresikan perasaan yang
dihadapimya secara adaptif.
DAFTAR PUSTAKA
Cecilia Freeman & Gail Dennison. 1998. . I Am The Child (Akulah Anak Itu). Jakarta : Grasindo
(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo ) Constatinides.
(2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting), Geriatri,Balaipenerbit FKUI :
Jakarta