Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : SENAM OTAK


PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA

Disusun Oleh:
1. Aisah Alfin Rahmawati [183210003]
2. Anisa Fitria [183210007]
3. Ervina Nova Ardhana [183210013]
4. Halimah [183210018]
5. Ikhyahul Ikhsan [183210021]
6. Mar’atus Sholikah Ni’matuz Zahro [183210026]
7. M. Al Mubarokul Yamamah [183210030]
8. Nur Laily Indah Sari [183210031]
9. Putri Ulandari [183210035]
10. Siti Syaifulina [183210040]
11. Wahida [183210045]

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
A. Latar Belakang
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan (Maryam,
2011). Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh. Proses ini merupakan proses yang terus-menerus
secara alamiah, berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada beberapa penyakit yang menghinggapi kaum lansia.
Selain aspek fisiologis yang mengalami perubahan, fungsi kognitif pada lansia
juga mengalami penurunan (Nugroho, 2008).

Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi


perlahan-lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas kehidupan
sehari-hari (Atun, 2010). Demensia ditandai dengan adanya gangguan
mengingat jangka pendek dan mempelajari hal-hal baru, gangguan kelancaran
berbicara (sulit menyebutkan nama benda dan mencari kata-kata untuk
diucapkan), keliru mengenai tempat, waktu, orang atau benda, sulit hitung
menghitung, tidak mampu lagi membuat rencana, mengatur kegiatan,
mengambil keputusan, dan lain-lain (Sumijatun, 2005). Beberapa tindakan
yang dapat digunakan untuk mengatasi demensia antara lain dengan mengenal
kemampuan yang masih dimiliki, terapi individu dengan melakukan terapi
kognitif, terapi aktivitas kelompok dan senam otak (Stuart & Laura, 2010).

Senam otak adalah suatu usaha alternatif alami yang sehat untuk
menghadapi ketegangan dan menghadirkan relaksasi dalam kehidupan sehari-
hari. Senam otak bertujuan meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan
motivasi belajar, merangsang otak kiri dan kanan, merelaksasi otak dan dapat
meningkatkan fungsi kognitif (Andri, 2013). Kegiatan senam otak ditujukan

1
untuk merelaksasi dimensi pemusatan, menstimulasi (dimensi lateralis) dan
meringankan (dimensi pemfokusan). Dengan senam otak diharapkan lansia
demensia yang mengalami penurunan fungsi kognitif dapat meningkat, lebih
bersemangat serta meningkatkan konsentrasi (Dennison, 2009).

Prinsip senam otak adalah mengaktifkan 3 dimensi otak, dimensi


pemusatan dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan
penerimaan oksigen sehingga dapat membersihkan otak, dimensi lateralis akan
menstimulasi koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kiri dan kanan
(memperbaiki pernafasan, stamina, melepaskan ketegangan dan mengurangi
kelelahan), dimensi pemfokusan untuk membantu melepaskan hambatan fokus
dari otak (memperbaiki kurang perhatian dan kurang konsentrasi) (Dennison,
2009).

Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek yaitu
orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan juga bahasa. Penurunan
ini dapat mengakibatkan masalah antara lain memori panjang dan proses
informasi, dalam memori panjang lansia akan kesulitan dalam
mengungkapkan kembali cerita atau kejadian yang tidak begitu menarik
perhatiannya dan informasi baru atau informasi tentang orang. Hasil Case
Study Ryan Dalton dan Bryan Hewson di Australia (2008), bahwa perubahan
fungsi kognitif lansia baik orientasi, registrasi, atensi dan memory mampu
teratasi dengan intervensi senam otak.

Brain gym (senam otak) juga diduga mampu mempertahankankan bahkan


meningkatkan kemampuan fungsi kognitif lansia. Banyak manfaat yang bisa
diperoleh dengan melakukan brain gym. Gerakan-gerakan ringan dengan
permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau
stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat
meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan,
persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas). Selain itu,
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan spiritual sebaiknya digiatkan
agar dapat memberi ketenangan pada lansia (Depkes RI, 2008).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan
audiens dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak

C. Sasaran Strategis
1. Lansia yang berada dipanti
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif

D. Metode
Demonstrasi / role play

E. Media
Leaflet, laptop, LCD proyektor

F. Setting Tempat

Ket:
Leader
:CO Leader
:Fasilitator
:Observer
:Lansia

3
G. Strategi Pelaksanaan
Strategi PJ
No Uraian Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam
mulai dari terapis, perkenalan
nama dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan
perasaan lansia saat ini dan
terapis menanyakan tentang sejak
kapan lansia mulai tinggal di
panti sosial wredha Cepiring
merasakan penurunan daya ingat
dan fungsi pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main
tersebut
a) Jika ada lansia yang akan
meninggalkan kelompok
harus minta ijin kepada
terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap lansia mengikuti
kegiatan dari awal sampai
akhir
d) Jika peserta merasa
kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada
leader dengan menunjuk
tangan terlebih dahulu.
e) Peserta hadir di tempat 5
menit sebelum kegiatan
berlangsung.
2. Fase Kerja a. Menjelaskan pengertian senam 20 Fasilitator
otak menit Leader
b. Menjelaskan manfaat senam otak Co-Leader
c. Mendemonstrasikan senam otak
kepada lansia dan petugas panti
d. Memberikan kesempatan lansia
dan petugas untuk mencoba
kembali sendiri
e. Mengulang kembali senam otak
secara bersama lansia dan petugas
panti
f. Melakukan senam otak bersama-
sama dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan musik
3. Fase Terminasi a. Evaluasi 5 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan Co-Leader
perasaan lansia setelah Leader
mengikuti kegiatan Observer
2) Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia.

4
b. Rencana Tindak lanjut
1) Terapis meminta lansia dan
petugas untuk mengulang hal
yang telah dipelajari secara
mandiri
2) Memasukan dalam jadwal
kegiatan harian panti
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di panti.

H. Evaluasi
1. Apa pengertian senam otak?
Jawaban: Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh
sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan
(dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan
bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait
dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar
(dimensi pemusatan).

2. Apa saja manfaat senam otak?


Jawaban:
a. Memperlambat kepikunan,
b. Menghilangkan stres,
c. Meningkatkan konsentrasi,
d. Membuat emosi lebih tenang.

3. Bagaimana cara melakukan senam otak?

5
I. Daftar Pustaka
Atun M. 2010. Lansia sehat dan bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Departemen  kesehatan  RI. 2008. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembina
Kesehatan Masyarakat.
Consatantinides, 2006. Teori proses menua, dalam: R. Boedhi-Darmojo
(Penyunting), Geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Dennison, Paul E. 2009. Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta: Grasindo.
Maryam,et al. 2011. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho,W. 2008. Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: EGC.

6
Lampiran Materi
SENAM OTAK

B. Definisi
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.
Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas);
meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi
pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional,
yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).

C. Manfaat
a. Memperlambat kepikunan,
b. Menghilangkan stres,
c. Meningkatkan konsentrasi,
d. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senamotak kita bisa mengetahui gerakan tubuh
sederhana yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan,
merangsang system yang terkait dengan emosional serta relaksasi otak
bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat bagi otak kita. Jadi senam
otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum lansia. Senam
otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah
datangnya penyakit.

D. Cara Melakukan Senam Otak


Menuurut Denisson (2008), otak dibagi ke dalam 3 ( tiga ) fungsi yaitu :
1. Dimensi Lateralis
a. Gerakan Silang (Cross Crawl)
Cara melakukan gerakan : Menggerakkan tangan kanan bersamaan
dengan kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan. Bergerak ke
depan, ke samping, ke belakang, atau jalan di tempat. Untuk

7
menyeberang garis tengah sebaiknya tangan menyentuh lutut yang
berlawanan.
Fungsinya : Meningkatkan koordinasi kiri/kanan, memperbaiki
pernafasan dan stamina, memperbaiki koordinasi dan kesadaran
tentang ruang dan gerak, dan memperbaiki pendengaran dan
penglihatan.
b. Delapan Tidur (Lazy 8)
Cara melakukan gerakan : Gerakan dengan membuat angka delapan
tidur di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai
dengan menggerakkan kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk
angka delapan tidur. Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari
jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3
kali dengan kedua tangan.
Fungsinya : melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan bahu pada
waktu memusatkan perhatian dan meningkatkan kedalaman persepsi,
meningkatkan pemusatan, keseimbangan, dan koordinasi.
c. Coretan Ganda (Double doodle)
Cara melakukan gerakan : Menggambar dengan kedua tangan pada
saat yang sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah. Coretan
ganda dalam bentuk nyata seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati,
dan sebagainya. Lakukan dengan kedua tangan.
Fungsinya : kesadaran akan kiri dan kanan, memperbaiki penglihatan
perifer, kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta keterampilan khusus
tangan dan mata, memperbaiki kemampuan olahraga, dan keterampilan
gerakan.

2. Dimensi Pemfokusan
a. Burung Hantu (The Owl)
Cara melakukan gerakan : Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik
napas saat kepala berada di posisi tengah, kemudian hembuskan napas
ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Ulangi gerakan
dengan tangan kiri.

8
Fungsinya : melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu yang timbul
karena stress, menyeimbangkan otot leher dan tengkuk (mengurangi
sikap tubuh yang terlalu condong ke depan), dan menegakkan kepala
(membantu mengurangi kebiasaan memiringkan kepala atau bersandar
pada siku).
b. Mengaktifkan Tangan (The Active Arm)
Cara melakukan gerakan : luruskan satu tangan ke atas, tangan yang
lain ke samping kuping memegang tangan yang ke atas. Buang napas
pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan
keempat jurusan (depan, belakang, dalam, dan luar), sementara tangan
yang satu menahan dorongan tersebut. Fungsinya : peningkatan fokus
dan konsentrasi tanpa fokus berlebihan, pernafasan lebih lancar dan
sikap lebih santai, dan peningkatan energi pada tangan dan jari.
c. Lambaian Kaki (The Footflex)
Cara melakukan gerakan : cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit
di pergelangan kaki, betis dan belakang lutut, satu persatu, sambil
pelan-pelan kaki dilambaikan atau digerakkan ke atas dan ke bawah.
Fungsinya : sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks, lutut tidak kaku
lagi, dan kemampuan berkomunikasi dan memberi respon meningkat.
d. Luncuran Gravitasi (The Gravitational glider)
Cara melakukan gerakan: Duduk di kursi dan silangkan kaki.
Tundukkan badan dengan tangan ke depan bawah, buang napas waktu
turun dan ambil napas waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki.
Fungsinya : merelaksasikan daerah pinggang, pinggul dan sekitarnya,
tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu kesatuan.
e. Pasang kuda-Kuda (Grounder)
Cara melakukan gerakan : Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki
kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan
sambil buang napas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan
kembali. Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini untuk menguatkan otot
pinggul (bisa dirasakan di kaki yang lurus) dan membantu kestabilan
punggung. Ulangi 3x, kemudian ganti dengan kaki kiri.

9
Fungsinya : keseimbangan dan kestabilan lebih besar, konsentrasi dan
perhatian meningkat, dan sikap lebih mantap dan relaks.

3. Dimensi Pemusatan
a. Air (Water)
Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga
tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk
hubungan elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf,
menyimpan, dan menggunakan kembali informasi secara efisien.
Minum air yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test
atau kegiatan lain yang menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah
kira-kira 2 % dari berat badan per hari.
Fungsinya : konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental),
melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial,
kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat, koordinasi mental
dan fisik meningkat (mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan
dengan perubahan neurologis).
b. Sakelar Otak (Brain Buttons)
Cara melakukan gerakan : Sakelar otak (jaringan lunak di bawah
tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada), dipijat dengan satu
tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar.
Fungsinya: keseimbangan tubuh kanan dan kiri, tingkat energi lebih
baik, memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa meringankan stres
visual, juling atau panoangan yang terus-menerus), dan otot tengkuk
dan bahu lebih relaks.
c. Tombol Bumi (Earth Buttons)
Cara melakukan gerakan : Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan
yang lain  di pusar dengan jari menunjuk ke bawah. Ikutilah dengan
mata satu garis dari lantai ke loteng dan kembali sambil bernapas
dalam-dalam. Napaskan energi ke atas dan  ke tengah-tengah badan.

10
Fungsinya : kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan mental), kepala
tegak (tidak membungkuk), dan pasang kuda-kuda dan koordinasi
seluruh tubuh.
d. Tombol imbang (Balance Buttons)
Cara melakukan gerakan : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di
lekukan tulang bawah tengkorak dan letakkan tangan satunya di pusar.
Kepala sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas dengan baik selama 1
menit. Kemudian sentuh belakang kuping yang lain.
Fungsinya : perasaan enak dan nyaman, mata, telinga, dan kepala lebih
tegak lurus pada bahu, dan mengurangi fokus berlebihan pada sikap
tubuh
e. Tombol Angkasa (Space Buttons)
Cara melakukan gerakan : Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain
pada tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke arah atas tulang
punggung.
Fungsinya : kemampuan untuk relaks, kemampuan untuk duduk
dengan nyaman, lamanya perhatian meningkat.
f. Pasang Telinga (The Tinking Cap)
Cara melakukan gerakan: Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas
sampai ke bawah 3x sampai dengan 5x.
Fungsinya : energi dan nafas lebih baik, otot wajah, lidah dan rahang
relaks, fokus perhatian meningkat, dan keseimbangan lebih baik.
g. Kait relaks (Hook-Ups)
Cara melakukan gerakan : Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki
kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke
bawa, jari-jari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik
kedua tangan ke arah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata
dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di langit-langit mulut
dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas. Tahap kedua,
buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan saling
bersentuhan secara halus, di dada atau dipangkuan, sambil bernapas
dalam 1 menit lagi.

11
Fungsinya : keseimbangan dan koordinasi meningkat, perasaan
nyaman terhadap lingkungan sekitar (Mengurangi kepekaan yang
berlebihan), dan pernafasan lebih dalam.

h.    Titik Positif (Positive Point)


Cara melakukan gerakan: Sentuhlah titik positif dengan kedua ujung jari tangan
selama 30 detik sampai dengan 30 menit.
 Fungsinya : mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan stres yang
berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat, dan ketrampilan,
menghilangkan refleks.

12

Anda mungkin juga menyukai