Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
Pemberdayaan Lansia Produktif,Aktif, Dan Sehat
Program Peningkatan Kognitif Lansia Melalui Terapi Kognitif Senam Otak

Oleh :
BAIQ AZILA FALASIFA
P07120421005N
KELAS A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang
dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga
mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada
lansia adalah demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987
dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan
kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana
terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga
terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spiritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun
2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011
dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di
antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di
Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari
negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit
degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita
penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi
aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai
target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia
melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif. Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Werdha rembang
adalah Wisma Pisang dan Mangga dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan
mental, yang mana wisma pisang merupakan wisma untuk lansia laki-laki,
wisma mangga merupakan tempat untuk lansia perempuan.
Sebagian besar lansia di wisma pisang dan mangga aktivitasnya
dilakukan secara mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Werdha
dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di wisma pisang dan
mangga sarana hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang
diadakan Panti Sosial Werdha sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang
ingindilakukan lansia. Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan
melakukan skrining pada lansia di dua wisma dengan menggunakan MMSE
ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan kognitif.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2.Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan
audiens dapat :
a. Mengetahui pengertian senam otak
b. Mengetahui manfaat senam otak
c. Mampu melakukan senam otak
C. Manfaat Kegiatan
1. Memperlambat kepikunan
2. Menghilangkan stress
3. Meningkatkan konsetrasi
4. Membuat emosi lebih tenang
D. Sasaran Strategis
1. lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha "Puspakarma" Mataram
2. lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. lansia yang kooperatif
E. Waktu dan Tempat Pelaksana
Hari/tgl : Senin, 20 September 2021
Waktu : pukul 09.00 sd 09.30 WITA
Tempat : aula Panti Sosial Tresna Werdha "Puspakarma" Mataram
F. Metode
Demonstrasi/ role play
G. Media
Sound system, leaflet
H. Susunan Pelaksana
Ketua : Baiq Azila Falasifa
Anggota : Mahasiswa lainnya
I. Strategi Pelaksanaan

no Strategi Uraian kegiatan waktu PJ


Pelaksanaan
1 fase orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit ketua
a. Memberi salam teraupeutik :
salam mulai dari terapis,
perkenalan nama dan panggilan
terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan
perasaan lansia saat ini dan
terapis menanyakan tentang
sejak kapan lansia mulai tinggal
di Panti Sosial Tresna Werdha
"Puspakarma" Mataram
merasakan penurunan daya
ingat dan fungsi pendengaran
c. Kontrak :
1. Menjelaskan tujuan
kegiatan
2. Menjelaskan aturan main
tsb:
- Jika ada lansia yang
akan meninggalkan
kelompok harus minta
ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti
kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta merasa
kurang jelas dengan
penjelasan leader, dapat
menanyakan kepada
leader dengan
menunjuk tangan
terlebih dahulu
- Peserta hadir di tempat
5 menit sebelum
kegiatan berlangsung
2 Fase kerja 1. Mendemonstrasikan senam otak 20 menit Anggota
a.demonstrasi kepada lansia dan petugas panti penyaji
senam GLO 2. Memberikan kesempatan lansia
dan petugas untuk mencoba
kembali sendiri
3. Mengulang kembali senam GLO
secara bersama lansia dan
petugas panti
4. Melakukan senam GLO bersama-
sama dengan mahasiswa/I dengan
menggunakan music

3 Fase 1. Evaluasi 5 menit anggota


terminasi 1) Mahasiswa menanyakan
perasaan lansia setelah
mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia
a. Rencana tindak lanjut
 Terapis meminta lansia
dan petugas untuk
mengulang hal yang
telah dipelajari secara
mandiri
 Memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
panti
b. Kontrak yang akan dating
Terapis mengakhiri
kegiatan dan
mengingatkan kepada
lansia untuk melakukan
kegiatan yang biasa
dilakukan di panti
2. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat
proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dinilai dan
evaluasi adalah kemampuan
lansia sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK senam
GLO, kemampuan lansia
yang diharapkan adalah
kegiatan, respons yang
diharapkan adalah lansia dan
petugas mampu melakukan
kegiatan senam secara
mandiri dan bila dilakukan
secara rutin diharapkan
fungsi kognitif dapat
meningkat.

J. Evaluasi
1. Audiens dapat mengenal senam otak
2. Audiens dapat mengenal manfaat senam otak
3. Audiens mampu melakukan senam otak

DAFTAR PUSTAKA
(Buku :Brain Gym, Paul E. Dennison PhD, Gail . Dennison, Penerbit PT.
Grasindo)
Constatinides, (2006). Teori Proses Menua, dalam R. Boedi-Darmojo
(Penyuting), Geriatri Balai Penerbit FKUI :Jakarta

Anda mungkin juga menyukai