Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Aktivitas Fisik Lasian Selama Pandemi
Senam Lansia
Di Banjar X

OLEH:

1. Putu Wulan Deviyanti Artha Wibawa (C1118018)


2. Ni Putu Aryanti ( C1118020)
3. Kadek Linda Sulistyawati ( C1118024)
4. Ni Putu Dewi Setiawati ( C1118026)
5. I Kadek Donny Nevoriawan ( C1118029)

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021

STIKES BINA USADA BALI | Sub Departemen Keperawatan Gerontik


Terapi Aktivitas Kelompok
Aktivitas Fisik Lasian Selama Pandemi
Senam Lansia
Di Banjar X

Tema : Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Aktivitas Fisik Lasian Selama Pandemi
Kegiatan : Senam Lansia
Sasaran : Lansia
Waktu : 10.00 - selesai
Hari/Tanggal : Selasa , 08 juni 2021
Tempat : di ruangan

1. Latar Belakang
Proses penuaan pasti akan di alami setiap manusia, proses penuaan tentunya akan
berdampak pada beberapa faktor dalam kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan, karena
dengan bertambahnya usia tubuh juga akan mengalami kelemahan baik melalui faktor
alamiah maupun penyakit yang akan di derita oleh manusia tersebut, tubuh mulai
mengalami ganguan keseimbangan yang di sebabkan oleh kelemahan otot, dikarenakan oleh
faktor alamia yang mengakibatkan penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan
fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan fungsi dan kekuatan otot
akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau
keseimbangan tubuh lansia maka akan meningkatkan resiko jatuh pada lansia.(Utami,2017).
Menurut penelitian yang di lakukan oleh (centers for disease control prevention, cdc, 2014
di Amerika serikat) adalah sebesar 30% lansia umur 65 tahun jatuh setiap tahunya. Separuh
dari angka tersebut mengalami jatuh berulang dan 1800 kejadian pertahun menyebapkan
kematian. Di Indonesia, prevalensi cedera pada penduduk usia lebih dari 55 tahun mencapai
22%, dimana 65% diantaranya dikarenakan jatuh (Riskesdas, 2013). Tercatat di Indonesia
penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43,47 % mengalami jatuh (Utami, 2017).
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan keseimbangan tubuh
dengan cara melakukan senam lansia, sehingga dapat meregangkan otot – otot persendian
dan memperlancar sirkulasi darah dan menjaga kesehatan mental maupun fisiknya,
diharapkan dengan aktifitas tersebut dapat berguna bagi hidupnya, sehingga lansia dapat
meningatkan daya kontrol keseimbangan tubuh. dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari,
untuk dapat melakukan semua aktifitas tersebut lansia memerlukan dukungan keluarga
maupun orang yang ada di sekitarnya dan dukungan sosial (Kuntjoro 2012). Berdasarkan
latar belakang di atas senam lansia sangatlah penting dilakukan karena untuk menjaga
keseimbangan tubuh pada lansia menjaga kekuatan otot maupun gerak sendi yang terbatas
pada lansia maka peneliti tertarik untuk mengambil judul pengaruh mengikuti senam lansia
terhadap keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan
Jombang Kabupaten Jomba.

2. Analisis Situasi
TAK dimulai pukul 10.00 wita di dalam ruangan. Terdapat beberapa peserta yaitu ada
Leader, Observer, Fasolitator, dan 2 Klien. Ruangan tempat di lakukan TAK nyaman,
bersih, dan rapi.

3. Pengertian
Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak memberatkan
dan dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga akan membantu tubuh lansia agar
tetap bugar (anggriya, 2010).
4. Tujuan
A. Umum : Lansia dapat melakukan dan mengikuti senam lansia.
B. Khusus :
1. Lansia dapat mengenal senam lansia.
2. Lansia mengetahui keuntungan melakukan senam lansia.
3. Lansia dapat melakukan senam lansia secara teratur.

5. Karakteristik Klien
1. Karakteristik / kriteria

a. Lansia

b. Klien tidak mengalami gangguan pendengaran

c. Klien dapat diajak berkerja sama

d. Klien dapat melakukan senam kurang lebih 15 menit.

e. Kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan


2.Jumlah klien 2 orang

6. Masalah Keperawatan
- Tingkat kecemasan pada lansia di masa pandemi

7. Metode dan Media


- Metode
Praktik Langsung
- Media
Audio Visual

8. Kriteria Evaluasi
2) Evaluasi/validasi

a) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

b) Terapis menanyakan apa yang dirasakan pada saat ini.

9. Pengorganisasian TAK
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Selasa, 08 juni 2020
b. Waktu : 10.00 WITA
c. Alokasi waktu : 30 menit
d. Tempat : Di ruangan
e. Jumlah klien : 2 orang
2. Tim Terapi
a Leader : I Kadek Donny Nevoriawan
Uraian tugas :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
b. Observer : Kadek Linda Sulistiawti
Uraian tugas :
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011).
7) Membuat laporan hasil kegiatan
c. Fasilitator : Ni Putu Aryanti
Uraian tugas :
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

10. Rencana Pelaksanaan


A. Pengorganisasian Tim Terapis dan Uraian Tugas

1. Leader :I Kadek Donny Nevoriawan

a. Menyusun rencana TAK

b. Mengarahkan kelompok sesuai tujuan

c. Memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan, pendapat dan memberikan


umpan balik

d. Mengkaji hambatan dalam kelompok

e. Mengkaji konflik interpersonal

f. Mengkaji sejauh mana anggota kelompok mengerti dan melaksanakan kegiatan.

2. Fasilitator : Ni Putu Aryanti

a. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dalam


mengkonsentrasikan anggota kelompok untuk ikut dan fokus pada arahan yang
diarahkan oleh leader.

b. Membantu memotivasi dalam kelompok agar ikut dalam kegiatan.

c. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung

d. Mempertahankan kehadiran peserta :

1) Selama kegiatan TAK berlangsung kurang lebih 30 menit.

2) Peserta yang ingin kebelakang untuk izin dan kembali ke kelompok


awal.

3. Observer : Kadek Linda Sulistyawati

a. Mengobservasi respon klien

b. Mengobservasi pelaksanaan TAK

c. Mengobservasi jalannya/ proses TAK


d. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

e. Menyimpulkan jalannya/ proses TAK

4. Klien 1 Dan 2 : Putu Wulan Deviyanti Artha Wibawa


Ni Putu Dewi Setiawati

11. Proses TAK


Tahap kerja
a. Leader menjelaskan pentingnya senam lansia bagi klien.
b.Leader mengajarkan serta mengarahkan senam lansia yang akan diberikan.
Untuk memulainya cari tempat yang nyaman dan luas untuk mengatur jarak antara klien 1
dan klien 2.
c. Instruksi
- Kondisi rileks nampak pada reaksi sewaktu melaksanakan senam lansia
- Klien mengikuti arahan/ gerakan yang di contohkan oleh leader
- Klien bisa mengacungkan tangan bila ingin ke toilet atau sudah tidak kuat mengikuti
gerakan senam.
- Fasilitator membantu memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
- Leader membantu mengorganisir anggota kelompok dan mengingatkan tentang waktu atau
ada kegiatan yang menyimpang.
- Observer mengobservasi proses atau jalannya TAK

11. SUSUNAN

ACARA
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN TEKNIK
PESERTA
1. Persiapan 5 menit - Mengingatkan Duduk dan
kontrak dengan Mengikuti arahan
klien terapis
- Mempersiapakan
alat dan tempat
pertemuan
2. Orientasi 10 menit - Memperkenalkan Duduk dan
nama Mengikuti arahan
- Menjelaskan tujuan terapis
- Kontrak waktu
- Menjelaskan aturan
STIKES BINA USADA BALI | Sub Departemen Keperawatan Gerontik
main
3. Tahap kerja 15 menit - Menjelaskan cara Berdiri dan
senam lansia Mengikuti arahan
- Membimbing satu terapis
persatu klien dalam
melakukan
kegiatan
- Meminta komitmen
masing-masing
klien untuk
melaksanakan
jadwal kegiatan
yang telah
diberikan
4. Tahap terminasi 10 menit - Evaluasi: Duduk dan
1.terapis Mengikuti arahan
menanyakan terapis
perasaan klien
setelah selesai
kegiatan
2. terapis
memberikan pujian
atas keberhasilan
kelompok
- Tindak lanjut:
1. terapis
menganjurkan
klien melaksanakan
kegiatan ini secara
rutin
- Kontrak yang
akan datang
1. terapis membuat
kesepakatan
dengan klien untuk
TAK berikutnya
2. terapis membuat
kesepakatan waktu
dan tempat
LAYOUT
Gambaran/denah.

STIKES BINA USADA BALI | Sub Departemen Keperawatan Gerontik


Keterangan
: KETUA
: FASILITATOR
: KLIEN
: OBSERVER

12. Antisipasi Masalah


1. Penanganan Terhadap Klien Yang Tidak Aktif Dalam Aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
2. Bila Klien Meninggalkan Kegiatan Tanpa Izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.

3. Bila Klien Lain Ingin Ikut


a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh klien tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada
kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/114024672/Proposal-Terapi-Aktivitas-Kelompok

Annaflsah, Z, Dkk. 2012. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan


Tubuh yang Diukur Menggunakan Romberg Tesr pada Lansia Sehat Studi di Desa
Plamongsari Kecamatan Pedurungan Semarang. Vol. 4. No. 2.
Ashar, Permata, H. 2016. Gambaran Persepsi Faktor Resiko Jatuh pada Panti
Werdah Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Eorobatriek, D. 2017. Pengaruh Latihan CAWTHORNE-COOKSEY terhadap
Penurunan Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdah Budi Mulia 3
Margaguna Jakarta Selatan.
Istiqomah. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia Dengan Demensi
Dirumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Ganding Semarang. Departemen Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
LAMPIRAN MATERI (sertakan pula daftar pustaka)
Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak memberatkan dan
dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar
(anggriya, 2010).
2.2.2. Tujuan Senam Lansia
Menurut (Debra 2015) tujuan dari senam lansia, antara lain:
1. Membantu memperkuat otot.
2. Mengurangi rasa nyeri atau sakit pada sendi.
3. Memperbaiki keseimbangan.
4. Menstimulasi produksi cairan pelumas pada sendi.
2.2.3. Gerakan Senam Lansia
1. Bahu
a. Jangkauan lengan ke depan, angkat satu atau kedua lengan ke depan (jaga agar kedua lengan
tetap tenggelam pada tahap ini), kemudian angkat ke atas setinggi mungkin. Jika satu lengan
tangan lemah, lengan yang satunya dapat membantu.
b. Jangkauan lengan ke samping, perlahan angkat kedua lengan kesamping. Telapak tangan
tetap menghadap ke bawah dan lengan tenggelam seperti di dalam air, turunkan lengan.
c. Lingkaran lengan, angkat kedua lengan ke depan sampai berada di bebebapa inci ke bawah
permukaan air, Jaga agar kedua siku tetap lurus. Buat lingkaran kecil dengan lengan.Secara
bertahap benarkan ukuran lingkaran. Kemudian kurangi ukuran lingkaran, buat lingkaran ke
dalam dan ke luar,
2. Siku
a. Menekuk siku, tekuk kedua siku dan sentuhkan ibu jari ke bahu. Rilekskan siku dan lengan
diluruskan.
b. siku ditekuk, lengan dibalikkan. Tahan lengan lurus ke depan. tangan ke atas, dan telapak
tangan menghadap ke depan Menekuk siku sampai ujung jari tangan menyentuh bahu. Rileks
dan luruskan siku.
3. Pergelangan tangan dan jari-jari
a. Lengan terbalik, tahan kedua lengan lurus di depan. Telapak tangan menghadap kelangit-
langit. Kemudian balikkan kedua telapak tangan menghadap kelantai.
b. Menekuk pergelangan tangan, tahan kedua tangan lurus ke depan dan tekuk pergelangan
tangan ke bawah dan ke atas.
c. Berdiri dengan tegak tangan diluruskan dan mengatap ke langit gerakanJari menggenggam
dan membuka
d. Telapak tangan membuka ke atas, sontuhkan ujung ibu jari ke jari-jari lainnya secara
bergantian.
4. Pinggul dan lutut
a. Berdiri dengan tegak kemudian angkat lutut kaki kanan terlebih dahulu ke depan.
Kembalikan kaki kanan dengan posisi lurus lakukan secara bergantihan pada kaki kiri.
: b. Berdiri dengan tegak kemudian angkat kaki kanan terlebih dahulu ke belakang. kembalikan
kaki kanan dengan posisi lunas lakukan secara bergantihan pada kaki kiri.
STIKES BINA USADA BALI | Sub Departemen Keperawatan Gerontik
c. Berdiri dengan tegak ayunkan kaki kanan ke samping, rilekskan lutut untuk menjaga
keseimbangan dan kembalikan kaki kanan dengan posisi semula. Lakukan secara bergantian di
kaki kiri.
d. Peregangan betis, berdiri tegak dengan kedua kaki agar torbuka dan kakikiri ke depan. Jaga
tubuh tetap lurus, condongkan badan ke depan, perlahan biarkan lutut sebelah kiri menekuk
Jaga lutut sebelah kanan tetap lurus dan tumit lurus. Tahan selama lima detik, kembali ke posisi
awal. Lakukan bergantian dengan kaki sebelah kiri.
e. Letakkan kedua tangan ke pinggul dan tanpa menggerakkan kaki, tekuk perlahan kearah
kanan, kemudian kembali ke posisi awal dan tekuk ke kiri. Jangan memutar atau menarik
batang tubuh ke samping.
5. pengelangan dan jari jari kaki
a. Berdiri tegak angkat kaki ke depan, tekuk pergelangan kaki dan tunjukkan jari kaki ke depan.
Lakukan secara bergantian pada kaki karuan dan kiri.
b. Jari kaki mengeriting, lingkarkan jari kaki ke bawah. Lakukan secara bergantian pada kaki
kanan dan kiri.
2.2.3. Manfaat Senam
Senam lansia bermanfaat dalam mengurangi kejadian kegemukan, Meregangkan otot-otot
sendi dan tulang, serta memperbaiki keadaan mental lansia dan manfaat senam lansia dapat
memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan
kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi), Jenis olahraga yang biasa dilakukan pada lanjut
usia antara lain adalah senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar
dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal. Kesegaran
jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat
menjalankan fungsinya dalam waktu cukup lama. Senam lansia disamping memiliki dampak
positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Lansia yang awalnya memiliki kondisi
rentan lalu sering mengikuti senam atau olahraga, biasanya akan mengalami perbaikan
mobilitas, gaya berjalan, keseimbangan, serta berkurangnya kesulitan saat bangkit dari kursi
atau menaiki tangga (Potter and Perry, 2009).

Annaflsah, Z, Dkk. 2012. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan


Tubuh yang Diukur Menggunakan Romberg Tesr pada Lansia Sehat Studi di Desa
Plamongsari Kecamatan Pedurungan Semarang. Vol. 4. No. 2.
Ashar, Permata, H. 2016. Gambaran Persepsi Faktor Resiko Jatuh pada Panti
Werdah Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Eorobatriek, D. 2017. Pengaruh Latihan CAWTHORNE-COOKSEY terhadap
Penurunan Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdah Budi Mulia 3
Margaguna Jakarta Selatan.
Istiqomah. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia Dengan Demensi
Dirumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Ganding Semarang. Departemen Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Anda mungkin juga menyukai