Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI


(ISOLASI SOSIAL DAN HARAGA DIRI RENDAH)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa
Semester 2

Oleh :
Alinnisa I4B021044
Haidar Amr Abdillah I4B021064
Ajeng Rizqi Ramadhani I4B021076
Afifah Afdiani Qurrokhmah I4B021080
Aisah Tilar Pinanti I4B021081
Afaf Najibah I4B021082

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2022
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (ISOLASI SOSIAL DAN HARGA DIRI


RENDAH)
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan
semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Hal ini berarti
seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam
keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis, maupun sosial. Apabila
fisiknya sehat, maka mental (jiwa) dan sosial pun sehat, demikian pula
sebaliknya, jika mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnya
pun akan sakit. Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gangguan pada
pungsi pikir, emosi, prilaku, dan sosialisasi dengan orang sekitar. Harga
diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Antika,
Sulistyowati & Purnomo 2019). Isolasi sosial merupakan kondisi
kesendirian yang di alami oleh individu dan dipersepsikan disebabkan
orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan mengancam (Sukaesti
2019).
Strategi pelaksanaan komunikasi adalah pelaksanaan standar
asuhan keperawatan terjadwal yang di terapkan pada pasien yang
bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani.
Strategi pelaksanaan komunikasi pada pasien harga diri rendah mencakup
kegiatan yang di mulai dari mengidentifikasi hingga melatih kemampuan
yang masih dimiliki pasien sehingga semua kemampuan dapat dilatih.
Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.
Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik. Beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas kelompok
meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan
masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji
realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas.
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting
dari ketrampilan terapeutik dalam keperawatan Klien yang mempunyai
indikasi TAK Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, harga diri
rendah yang disertai kurang komunukasi verbal (Antika, Sulistyowati &
Purnomo 2019).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Salah satu Terapi Aktivitas
Kelompok yang dapat membantu pasien harga diri rendah yaitu TAK
stimulasi sensori. Stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat. Aktivitas
stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian dan nyanyian
(Aviani, Rochmawati & Sawab 2015).
B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang
adekuat. Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap
penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian dan
nyanyian. Hasil diskusi kelompok dapat berespon terhadap musik yang
didengar, video yang dilihat, dan klien dapat mengekspresikan melalui
gambar yang dibuat per individu.
1. Sesi I : Stimulasi sensori mendengarkan musik
2. Sesi II : Stimulasi sensori menggambarkan
3. Sesi III : Stimulasi sensori menonton video
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra yang diberikan
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespons terhadap video yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
D. Sesi yang digunakan
1. Sesi I : Stimulasi sensori mendengarkan musik
2. Sesi II : Stimulasi sensori menggambarkan
3. Sesi III : Stimulasi sensori menonton video
E. Klien
1. Kriteria klien
Klien yang diindikasi memerlukan TAK stimulasi sensori adalah klien
yang mengalami isolasi social dan harag diri rendah disertai dengan
kurang komunikasi verbal
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan kursi dan meja
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
H. Pengorganisasian
1. Topik
a. Sesi 1 : Mendengar musik
b. Sesi 2 : Menggambar
c. Sesi 3 : Menonton video
2. Pengorganisasian
a. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Agustus 2022
Pukul : 10.00 WIB
Lama tiap sesi : 20 menit
b. Tim terapis
1) Leader :
Sesi 1 : Afifah Afdiani Q
Sesi 2 : Afaf Najibah
Sesi 3 : Ajeng Rizqi R
Job description :
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi kelompok
- Memimpin diskusi
2) Co.leader :
Sesi 1 : Ajeng Rizqi R
Sesi 2 : Afifah Afdiani Q
Sesi 3 : Afaf Najibah
Job description :
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator : Aisah Tilar P, Haidar Amr A
Job description :
- Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
- Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan
- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan diskusi
- Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4) Observer : Alinnisa
Job description :
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
angota kelompok denga evaluasi kelompok
SESI 1 : MENDENGARKAN MUSIK
A. Tujuan
1. Klien mampu mengenali music yang didengar
2. Klien mampu memberi respons terhadap musik
3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan music
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD lagu
D. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi :
isolasi sosial, harga diri rendah atau hiperaktif
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mendengarkan music
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
- Lama kegiatan 20 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
lengkap dan panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam
b. Setiap kali seorang klien selesai mengenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai,
klien menceritakan perasaannya setelah mendengarkan lagu.
d. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau
bertepuk tangan (kira-kira 5 menit). Music yang diputar boleh
diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons klien
tehadap music
e. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai
semua klien mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaanya dan mengajak klien bertepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang
disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar
2) Menyepakati waktu dan tempat.
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
2 Memberi respons (ikut
bernyanyi/ menari/
joget/ menggerakkan
tangan-kaki sesuai
irama
3 Memberi pendapat
tentang music yang
didengar
5 Menjelaskan perasaan
setelah mendengar
lagu

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu situasi, dan perasaan. Beri tanda  jika klien mampu dan tanda X
jika klien tidak mampu
5. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi
sensori mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan
menggerakkan jari sesuai dengan irama music, tetapi belum mampu memberi
pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien untuk mendengarkan music
di ruang rawat.
SESI 2 : MENGGAMBAR
A. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberi makna gambar
B. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon dapat digunakan)
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
2) Terapis menjelaskan aturan main berikutnya
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain
b. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai yang
diinginkan saat ini
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan
memberi penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan
mencela klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar
yang telah dibuatnya kepada klien lain. Klien menceritakan gambar
apa dan makna gambar menurut klien
f. Kegiatan dalam poin e dilakukan sampai semua klien mendapat
giliran
g. Setiap klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien mengekspresikan perasaan melalui
gambar
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV
2) Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khusunya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar
kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti
kegiatan menggambar, menyebutkan apa yang Digambar dan
menceritakan makna gambar.
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
2 Menggambar sampai
selesai
3 Menyebutkan makna
gambar

d. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti
sesi TAK 2 stimulasi sensoris menggambar. Klien mengikuti
sampai selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan nama
gambar dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien
mengungkapkan perasaan melalui gambar.
SESI 3 : MENONTON TV/ VIDEO

A. Tujuan
1. Klien dapat memberi respons terhadap tontonan TV/video (jika menonton
TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi
untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton pada perasaan klien.
B. Setting
1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran di depan televisi.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Vidoe/ CD player dan video tape / CD
2. Televisi
D. Metode

Diskusi

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK Sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/ video
dan menceritakannya.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton
TV/ video dan menceritakan makna yang telah ditonton.
b. Terapis memutar TV/ VCD yang telah disiapkan.
c. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/ video.
d. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri
terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.
e. Setelah selesai klien menceritakan perasaannya, terapis mengajak klien
lain bertepuk tangan dan memberikan pujian.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemanapun klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi sensoris menonton, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespons terhadap
tontonan, menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan
saat menonton. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3 : TAK

Stimulasi sensoris menonton

Kemampuan memberi respons pada tontonan

Nama Pasien
No Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir TAK.
2 Memberi respons pada
saat menonton (senyum,
sedih, dan gembira).
3 Menceritakan cerita
dalam TV/video
4 Menceritakan perasaan
setelah menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap hari, beri penilaian tentang kemampuan mengikuti, berespons,
menceritakan, dan menyampaikan perasaan sat menonton. Beri tanda R jika
klien mampu dan tanda S jika klien tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3, TAK stimulasi
sensoris menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar,
dan tanpa respons, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan
perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan, ulang kembali dengan stimulus
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyati, P., Kustiawan, R. & Hartono, D. 2021, ‘Upaya Meningkatkan


Kemampuan Diri Klien Halusinasi melalui Terapi Aktivitas Kelompok di
Yayasan Mentari Hati Kota Tasikmalaya’, Abdimas Galuh, vol. 3, pp. 427–
32.

Kamariyah, K. & Yuliana, Y. 2021, ‘Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok


Stimulasi Sensori: Menggambar terhadap Perubahan Tingkat Halusinasi pada
Pasien Halusiansi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi’,
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, vol. 21, pp. 511–4.

Anda mungkin juga menyukai