Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TAK STIMULASI SENSORIK

DI SUSUN OLEH KELOMPOK :

1 . ARDENTI WULAN DARI

2 . DESTIANA

AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU


TAHUN 2015/2016
A. LATAR BELAKANG

Gangguan Jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan atau tingkah laku sehingga
menimbulkan penderitaan, dan terganggu fungsi sehari-hari, sedangkan skizofrenia adalah salah
satu jenis gangguan jiwa berat yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus. Gangguan
jiwa, walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, tapi menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi individu serta beban berat bagi keluarga (Farida, 2007). Pada pasien gangguan
jiwa dengan diagnose medis schizophrenia akan muncul banyak masalah keperawatan yang
harus mendapatkan intervensi keperawatan diantaranya isolasi sosial, menarik diri, harga diri
rendah dan banyak lainnya.

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Tindakan keperawatan yang
ditunjukkan pada sistem klien, baik secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan upaya menyeluruh dalam menyelesaikan masalah klien. Terapi aktivitas kelompok
merupakan terapi modalitas keperawatan untuk ditujukkan pada kelompok klien pada kelompok
klien dengan masalah yang sama. Terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan adalah
sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita. ( Kelliat, 2008)

Terapis aktivitas kelompok (TAK) : stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat. Klien yang mempunyai indikasi TAK
simulasi sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disetai kurang
komunikasi verbal. Aktifitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain seperti gambar, video, tarian dan nyanyian. Ketika pasien dipaparkan
pada stimulus kemudian diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan
tersebut. Reaksi sensoris ini berupa ekspresi perasaan secara non Verbal (ekspresi wajah,
gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau menggungkapkan komunikasi verbal akan
terstimulasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respon.ketika dipaparkan pada stimulus
seperti : musik, seni, menyanyi, menari, menggambar dan menonton TV atau video. Jika hobi
klien diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat
digunakan sebagai stimulus.
Berdasarkan studi dokumentasi di ruang Murai B RSKJ Sopapto Provinsi Bengkulu
terdapat 42 pasien. Dari jumlah tersebut lebih dari 50 % pasien yang dengan masalah
keperawatan isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disetai kurang komunikasi
verbal. Berdasarkan hal tersebut maka terapis tertarik untuk melaksanakan terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori.

B.TUJUAN

1.UMUM
a .klien mampu berespon terhadap suara yang di dengar
b. klien mampu berespon terhadap gambar yang di lihat
c.klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. KHUSUS
Sesi 1 : Mendengarkan musik
a .klien mampu mengenali musik yang di dengar
b. klien mampu memberi respon terhadap musik
c.klien menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik

Sesi 2 : Menggambar
a .klien dapat mengekpresikan perasaan melalu gambar
b .klien dapat memberi makna pada gambar

Sesi 3 : Menonton tv / video


a. klien dapat memberi respons terhadap tontonan tv / vedio.
b. Klien mampu menceritakan makna acara yag ditonton

C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK

Klien yang mempunyai indikasi TAK simulasi sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah yang disetai kurang komunikasi verbal..

D . PROSES SELEKSI

Proses ini di lakukan dengan cara minimal 3 hari , yang di lakukan dengan cara mengobservasi
dan wawancara untuk memastikan bahwa klien yang akan diikutkan dalam kegiatan TAK ini ,
sesuai dengan indikasi TAK rangsang sensori. Dari proses seleksi tersebut maka didapatkan
pasien yang ikut serta pada TAK ini antara lain :
1. Tn Buyung
2. Tn Hamdi
3. Tn Budi
4. Tn Ari
5. Tn Adi

E . URAIAN STRUKTUR KEGIATAN

1 .Waktu pelaksanaan
Sesi Waktu Tempat
I 09 – 09.45 wib Di ruang murai B
II 09 – 09.45 wib Di ruang murai B
III 09 – 09.45 wib Di ruang murai B

2. Perorganisasian terapis
Sesi Leader Co . Leader Observer Fasilitator
I Ali Budi Wati Dodi, Santi, Eka
II Eka Santi Dodi Ali, Budi, Wati
III Dodi Eka Santi Ali, Budi, Wati

3. Uraian tugas terapis

a. Leader.
 Katalisator dlm komunikasi interaksi dengan jalan menciptakan situasi & suasana yang
memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
 Mengarahkan proses terapi.
 Auxillary ego bagi anggota yg lemah atau mendominasi
b. Co-Leader
 Membantu leader.
 Mengganti leader bila ia pasif / kurang aktif.
c. Observer
 Mengamati & mencatat : jumlah anggota yang hadir, siapa yg terlambat, membuat daftar
hadir, siapa yg memberi ide / penanya, topik diskusi.
 Mengidentifikasi isu penting dlm proses.
 Mengidentifikasi strategi krisis yg digunakan leader
 Mencatat modifikasi strategi untuk yang akan datang.
 Memprediksi respon anggota kelompok sesi berikutnya.
d. Fasilitator
 Mempertahankan kehadiran peserta.
 Mempertahankan motivasi peserta.

F. GAMBAR SETTING TEMPAT

Keterangan:
Leader :

CO. leader :

Observer :

Fasilitator :
G. MEKANISME KEGIATAN TAK

SESI I
MENDENGARKAN MUSIK

1. Tujuan

a . Klien mengenali musik yang di dengarnya


b . klien mampu meberikan respon terhadap musik
c. klien mampu menceritakan perasaan nya setelah mendengarkan musik

2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat
1. Tape recorder / CD player
2. Kaset/ CD lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna atau lagu-lagu
yang bermakna religius)

4. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi

5. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik diri, harga diri
rendah dan tidak mau bicara
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi (5 menit)
a.Salam terapeutik : Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi atau validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
c.Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan musik
2. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta ijin
kepeda terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja (30 menit)
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan nama
panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua klien
untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tanga atau berjoget
sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta menceritakan isi
dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengarkan lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan (kira-kira 15
menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali.Terapis mengobservasi respon
klien terhadap musik .
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya Sampai
semua klien mendapat giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan mengajak
klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi (10 menit)


a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan bermakna
dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi Dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.aspek yang
dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori
mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon
terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang didengar dan perasaan saat
mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

SESI 1: TAK
STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK
N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Memberi respon ( ikut benyanyi/ menari/ joget/
menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai irama)
3. Memberi pendapat tetang musik yang didengar
4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon, memberi
pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik yang didengar (√) jika klien mampu dan
tanda (×) jika klien tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori mendengar musik. Klien
mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama musik namun
belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang music. Latih klien untuk mendengarkan
music diruang rawat.

SESI 2 : MENGGAMBAR
Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien dapat memberi makna gambar.

Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat
1. Kertas HV A
2. Pensil 2B (bila tersedia pewarna crayon dapat digunakan)

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan menceritakannya
kepada orang lain
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3.Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan saat ini
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan
kepada klien untuk terus menggambar dan Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing- masing klien untuk
memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya pada klien lain. Yang
harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f. Kegiatan dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk
tangan.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut : Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori
menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan,
menggambar, menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 2: TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
Kemampuan memberi respon Terhadap menggambar
NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir


2. Menggambar sampai selesai
3. Menyebutkan gambar apa
4. Menceritakan makna gambar
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori menggambar. Klien
mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan nama gambar, dan
menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui
gambar.

SESI 3 : MENONTON TV / VIDEO

Tujuan

1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika menonton TV, acara
tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan televisi.


2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Video/ CD player ( Bila tidak ada bisa di ganti laptop )


2. In focus.
3. Televisi

Metode : Diskusi
Langkah kegiatan :

1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dan klien memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/video dan
menceritakannya
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton TV/video
petikan film “laskar pelangi” dan menceritakan makna yang telah ditonton.
2. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan
3. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
4. Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan menceritakan isi
tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan searah jarum jam,
dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis. Sampai semua klien mendapat
giliran.
5. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan dan memberiikan pujian.

4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
c) Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi klien
2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori
menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespon terhadap
tontonan, isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

SESI 3: TAK
STIMULASI SENSORIS MENONTON
Kemampuan memberi respon pada tontonan

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir TAK


2. Memberi respon pada saat menonton (senyum, sedih,
dan gembira)
3. Menceritakan cerita dalam TV/video
4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, berespon,
menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda (√) jika klien mampu
dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contohnya : klien mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori menonton.
Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa respon, klien tidak dapat
menceritakan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus diruangan, ulang kembali
dengan stimulus yang berbeda.
H. PENUTUP

Demikianlah proposal TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) ini dibuat sebagai panduan/pedoman
dalam pelaksanaan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) rangsangan persepsi tentang stimulus
nyata dan respon yang di alami dalam kehidupan pada pasien perilaku kekerasan.

Bengkulu,30 Oktober 2016

Ketua Kelompok

(.........................)

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(................................) (.............................)

Anda mungkin juga menyukai