Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT JALAN RSJD SURAKARTA

“KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DI


RUMAH”

Disusun oleh:
MAHASISWA PROFESI NERS UNSOED
ANGKATAN 29

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
Satuan Acara Pendidikan

Pokok Bahasan : Kepatuhan minum obat


Sub Pokok Bahasan : Kepatuhan minum obat pada pasien dengan gangguan jiwa di rumah
Sasaran : Pasien dan keluarga rawat jalan RSJD Surakarta
Tempat : Poli rawat jalan RSJD Surakarta
Hari dan Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022
Waktu : Pukul 06.30 WIB – 07.00 WIB
Pembicara : Rofi Ali Nurgi (Mahasiswa Profesi Ners Unsoed)

Tujuan
A. Tujuan Instrusional Umum
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan selama 1x30 menit, pasien dan keluarga
mampu memahami dan menerapkan kepatuhan meminum obat di rumah.

B. Tujuan Instrutusional Khusus


Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan selama 1 x 30 menit, pasien dan keluarga
dapat mengetahui :
1. Pengertian kepatuhan minum obat
2. Tujuan minum obat
3. Pengertian dan dampak tidak patuh minum obat
4. Hal yang harus dilakukan keluarga untuk mendukung pengobatan
5. Cara minum obat

Metode : Ceramah dan Diskusi


Media : Powerpoint dan leaflet
Materi : (Terlampir)
Pengorganisasian
No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan : 5 menit
a. Memberikan salam
b. Perkenalan
c. Jelaskan tujuan
d. Apresiasi
2 Penjelasan materi : 25 menit
a. Pengertian kepatuhan minum obat
b. Tujuan minum obat
c. Pengertian dan dampak tidak patuh minum
obat
d.Hal yang harus dilakukan keluarga untuk
mendukung pengobatan
e. Cara minum obat
Tanya Jawab
3 Penutup : 5 menit
a. Menyimpulkan bersama peserta
b. Memberikan pujian dan moyivasi kepada
peserta
c. Kontrak pertemuan berikutnya
d. Mengucapkan salam

Evaluasi
A. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menyebutkan tentang kepatuhan minum obat dengan
pasien gangguang jiwa di rumah
B. Evaluasi Struktur
1. Tersedia ruangan beserta fasilitas sebagai tempat dilaksanakannya
pendidikan kesehatan.
2. Tersedianya materi yang akan diberikan dalam pendidikan kesehatan.
3. Tersedia media yang lengkap dan baik untuk mendukung proses
pendidikan kesehatan.
4. Kondisi peserta mendukung proses kegiatan
5. Tersedia lingkungan yang aman dan nyaman bagi peserta untuk mengikuti
pendidikan kesehatan.
C. Evaluasi Proses
1. Fasilitas ruangan yang digunakan dapat mendukung tercipanya suasana
nyaman bagi peserta selama mengikuti pendidikan kesehatan.
2. Suasana diskusi yang mendukung bagi peserta agar merasa nyaman saat
harus menceritakan hal sensitif.
3. Peserta dapat terbuka saat bertukar pendapat guna menciptakan diskusi
yang dinamis dan dapat terjalin hubungan saling percaya antara penyuluh
dan pasien.
4. Peserta tidak menunjukkan ekspresi malu dan kaku saat perawat
membahas materi ini.
5. Materi yang diberikan dapat dipahami oleh peserta.
6. Media yang digunakan berfungsi dengan baik dan dapat membantu
peserta dalam memahami materi yang diberikan.
7. Peserta dapat diajak bekerja sama dalam menciptakan suasana yang
kondusif selama pendidikan kesehatan.
8. Peserta menunjukan ketertarikan dan keaktifan selama pendidikan
kesehatan

D. Pengorganisasian kelompok
1. Organisasi kelompok
a. Protokol / Pembawa Acara: Ji’is
Uraian tugas :
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan
3) Menutup acara penyuluhan
b. Penyuluh / Pemberi Materi : Rofi Ali Nurgi
Uraian tugas :
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Fasilitator : Operator
Uraian tugas :
1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
d. Observer : ATP
Uraian Tugas :
1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta
2) Mengamankan jalannya proses penyuluhan
3) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
4) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
5) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
6) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.

Daftar pustaka
Ardinata, A., Dwidiyanti, M., & Sari, S. P. (2019). Kepatuhan Minum Obat
Pasien Skizofrenia Melalui Terapi Mindfulness Spritual Islam. Jurnal
Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(2), 79-82.

Herawati, Karmila, Dhian, R.L. (2016). Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Wilayah
Kerja Puskesmas Banjarbaru. Banjarbaru: PSIK FK Universitas
Lambung Mangkurat.
Minarni, M., Milka, M., & Srihartiningsih, M. (2022). Dukungan
Spiritualitas Keluarga. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 13(1), 47-55.

Refnandes, R., & Almaya, Z. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia. NERS Jurnal
Keperawatan, 17(1), 54-62.

Setianingsih, S., & Septiyana, R. (2020). Studi deskriptif penerapan prinsip


“Enam Tepat” dalam pemberian obat. NURSCOPE: Jurnal Penelitian
dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 6(2), 88-95

Yusuf, A., Rizky, F., Hanik, E.N. (2015). Buku Ajar: Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

.
Lampiran 1. (Materi)

Kepatuhan Minum Obat pada Pasien dengan Gangguan Jiwa di Rumah


A. Pengertian kepatuhan minum obat
Kepatuhan berobat adalah perilaku untuk menyelesaikan menelan
obat sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan sesuai kategori
yang telah ditentukan, tuntas jika pengobatan tepat waktu, dan tidak tuntas
jika tidak tepat waktu (Herawati dkk, 2016). Kepatuhan minum obat
merupakan keadaan ketika pasien minum obat yang tepat, pada waktu
yang tepat, dosis yang tepat, jadwal yang benar, dan kondisi yang tepat
misalnya diminum setelah makan (Refnandes & Almaya 2021).
Kepatuhan obat pada skizofrenia dipengaruhi oleh pengetahuan
yang rendah,tidak mendapatkan dukungan dari keluarga, keyakinan
pengobatan dan penyalahgunaan zat hubungan terapeutik yang baik
dengan dokter dan persepsi manfaat obat (Ardinata, Dwidiyanti & Sari
2019).
Psikofarmakologi adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada
susunan saraf pusat. Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku,
yang biasanya digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan (Yusuf
dkk, 2015).

B. Tujuan minum obat


Tujuan meminum obat gangguan jiwa adalah:
1. Mencegah kekambuhan penyakit
2. Menyembuhkan penyakit
3. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
4. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
5. Peningkatan kesehatan
6. Mengurangi rasa sakit

C. Pengertian dan dampak tidak patuh minum obat


Putus obat adalah penghentian penggunaan obat-obatan jiwa
tanpa persetujuan dokter yang memberi terapi dan dapat
mengakibatkan pasien. Dampak pasien tidak meminum obatnya lagi
adalah pasien menjadi mengamuk, mudah marah, sulit tidur, cemas, gelisah,
susah diatur, tidak mau makan, sering melamun, kembali bicara sendiri,
kembali bicara sendiri, kembali mendengar bisik-bisikan, dan curiga tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelumnya.

D. Hal yang harus dilakukan keluarga untuk mendukung pengobatan


1. Harus ada anggota keluarga yang menjadi pengawas minum obat,
jangan biarkan pasien memegang sendiri obat tanpa pengawasan.
2. Pastikan pasien minum obat sesuai dosis dan jadwal.
3. Motivasi pasien untuk rutin kontrol ke fasilitas kesehatan.
4. Beri pasien kegiatan sesuai hobi.
5. Libatkan dalam aktivitas rumah tangga sesuai kemampuan klien
6. Jangan biarkan pasien sendiri dalam waktu lama
7. Ciptakan suasana rumah yang tenang, aman, nyaman, dan harmonis
(Minarni 2019).

E. Cara minum obat


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian/meminum obat
(Setianingsih & Septiyana 2020), diantaranya:
1. Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya keluarga/pasien harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali, yakni: ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
2. Tepat dosis
Untuk menghidari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan
dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti,
obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit, atau sendok
khusus, alat untuk membelah tablet, dll. Dengan demikian,
menghitung dosis benar untuk diberikan kepada pasien/ diminum.
3. Tepat pasien
Orang yang akan diberikan hendaknya benar-benar pada pasien
yang diprogramkan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi
identitas kebenaran obat, yaitu mencocokan nama, nomor registrasi,
alamat, dan program pengobatan pada pasien.
4. Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek
sistemik yang fatal pada pasien. Untuk itu cara pemberiannya
dengan melihat cara pemberian atau jalur obat pada label yang ada
dikemasan sebelum pemberian kepada pasien.
5. Tepat waktu
Pemberian obat atau meminum obat harus benar-benar sesuai dengan
waktu yang diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat
yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
Lampiran 2. Evaluasi Kegiatan

Kegiatan pendidikan kesehatan tentang “Kepatuhan Minum Obat pada Pasien


Dengan Gangguan Jiwa di Rumah” telah terlaksana pada Selasa, 23 Agustus 2022
pukul 06.30-07.00 WIB di Instalasi Rawat Jalan RSJD Surakarta. Kegiatan diikuti
oleh 12 orang peserta.
Kegiatan diawali dengan pendahuluan selama 5 menit, dilanjutkan pemberian
materi selama 25 menit, dan diakhiri dengan penutupan selama 5 menit.
A. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menyebutkan cara minum obat dan pengawasan minum obat
pasien jiwa di rumah
B. Evaluasi Struktur
1. Tempat yang digunakan untuk pendidikan kesehatan adalah ruang tunggu
instalasi rawat jalan, tersedia LCD dan proyektor.
2. Materi yang disampaikan yaitu pengertian kepatuhan minum obat, tujuan
minum obat, pengertian dan dampak tidak patuh minum obat, peran
keluarga dalam kepatuhan minum obat, dan cara minum obat.
3. Media yang digunakan adalat leaflet dan media power point.
4. Peserta kondusif selama pelaksanaan pendidikan
5. Lingkungan aman dan nyaman.
C. Evaluasi Proses
1. Fasilitas ruangan yang digunakan dapat mendukung tercapainya suasana
nyaman bagi peserta selama mengikuti pendidikan kesehatan.
2. Peserta aktif bertanya dalam sesi diskusi.
3. Media yang digunakan berfungsi dengan baik dan dapat membantu peserta
dalam memahami materi yang diberikan.
4. Peserta dapat diajak bekerja sama dalam menciptakan suasana yang
kondusif selama pendidikan kesehatan.
5. Peserta menunjukan ketertarikan dan keaktifan selama pendidikan
kesehatan
Lampiran 3. Daftar Hadir Peserta
Lampiran 4. Daftar Hadir Panitia
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai