DISUSUN OLEH:
(……………...……………) (…..…………………...…....)
2022
A. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Mengendalikan Perilaku
Kekerasan Dengan Spiritual Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
Menurut Dermawan & Rusdi (2013), aktivitas yang dilakukan dalam empat
sesi yang bertujuan untuk melatih pasien mengendalikan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan. Pasien yang diindikasikan mendapatkan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah pasien yang berisiko
melakukan perilaku kekerasan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan dibagi menjadi empat sesi,
antara lain:
Metode yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
E. Setting tempat
Leader Co.Leader
P P
Fasilitator
Fasilitator
P
P
P P
Observer
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
1. Handphone
2. Music/lagu
3. Botol Aqua
4. Kertas origami
G. Susunan Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini di sesuaikan dengan petugas setiap sesi
yang telah disepakati sebagai berikut :
Leader : YANI
Co.Leader : NINING
Fasilitator 1 : NADYA
Fasilitator 2 : IRDIANY
Observer 1 : RIRIN
Observer 2 : IVON
Leader :
2. Menjelaskan permainan.
Fasilitator :
Observer :
I. Kriteria Klien
J. Antisipasi masalah
1. Persiapan
2. Orientasi
a) Salam teraupetik
b) Evaluasi/Vasilidasi
c) Kontrak
L. Tahap Kerja
b) Hidupkan music dan edarkan Aqua berlawanan dengan arah jarum jam
M. Tahap Terminasi
N. Evaluasi
a. Memanggil klien
P. Evaluasi Akhir
3. Mampu berbicara verbal atau bicara dengan baik dengan teman atau
orang lain yang mereka temui.
4. Mampu menceritakan kegiatan spiritual mereka ketika marah seperti
Beribadah,bagi agama Islam Sholat, Bedo’a dan sholwatan,jika
Bergama Kristen Beribadah yang diadakan diayaysan dan berdo’a .
5. Mampu menceritakan perasaannya setelah melakukan TAK
Q. Dokumentasi
Ariandy, W., dkk .(2018).Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Berhubungan dengan
Kemampuan pasien dalam Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan (RPK). jurnal keperawatan
aisyiyah.14 (1).83-90
Depkes, R.I., (2015) Hasil Riskesdas 2015 Departemen Kesehatan Republik Indonesia
http://www.depkes .go.id/resource/download/general
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Keliat, Budi Anna., Akemat. (2012). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta:EGC
Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A. (2015). Keperawatan jiwa terapi aktivitas kelompok Edisi 2.
Jakarta: EGC
Pardede, J. A, Keliat, B.A & Wardani,I.Y. (2013). Pengaruh Acceptance And Commitment
Therapy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Gejala, Kemampuan
Berkomitmen Pada Pengobatan Dasar Kepatuhan Pasien Skizofrenia. Tesis. FIK UI. Depok
Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R., Emanuel, P., & Laia, R. (2016). Ekspresi Emosi Keluarga
Dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia. Idea Nursing Journal, 7(3), 53-61.
Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour Therapy Terhadap
Risiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Ildrem Provsu Medan. Jurnal Mutiara Ners, 3(1), 8-14.