Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
“Mengontrol Halusinasi Dengan Minum Obat”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa
Dosen pengampu :
1. Wenny Nugrahati Carsita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
2. Bambang Eryanto, S.Kep., Ns.,M.Kep.

Disusun oleh :
Muhamad Rapedo Afriyanto
R23.04.17.050

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2024
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MINUM OBAT

A. Topik

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) gangguan persepsi sensori :

halusianasi Dengan mengontrol halusinasi dengan minum obat

B. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

a. Klien dapat mengenal halusinasi

b. Klien dapat mengidentifikasi dan mengenal halusinasi

c. Meningkatkan sosialisasi dengan membina hubungan saling percaya

antara sesama klien dan perawat

d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan konsep diri klien

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengungkapkan isi halusinasi

b. Klien dapat mengungkapkan waktu terjadinya halusinasi

c. Klien dapat mengungkapkan frekuensi munculnya halusinasi

d. Klien dapat mengungkapkan perasaan pada saat terjadi halusinasi

e. Klien dapat mengungkapkan perilaku yang dilakukan pada saat

halusinasi muncul

f. Klien dapat mengontrol halusinasi


C. Landasan Teori

Kelompok adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari individu yang saling

berinteraksi, intoleransi yang saling membagikan norma sosial yang sama. Terapi

aktivitas kelompok (TAK) adalah terapi yang menggunakan aktivitas

mempersepsikan berbagai stimulasi yang berkaitan dengan pengalaman dengan

keidupan untuk didiskusikan dalam kelompok hasil diskusi kelompok dapat berupa

kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Salah satu gangguan

stimulasi persepsi pada pasien gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan yang

merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien

gangguan jiwa.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan

pengalaman dan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi

kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

Salah satu penanganan klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah adalah

dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi aktivitas kelompok

(TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai

stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan

dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau

alternative penyelesaian masalah.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi TAK adalah upaya

memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan

sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah

gangguan persepsi sensori Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan


yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu

gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi

merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau

penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari

halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak

mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya

yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk

mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya

D. Klien

1. Karakteristik/ Kriteria

Pasien yang ada diruang Sadewa

2. Proses seleksi

Mengumpulkan pasien yang ada di ruangan, membuat kontrak dengan

pasien yang setuju mengikuti TAK, meliputi : menjelaskan tujuan TAK pada

pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok pasien

yang mengikuti TAK.

E. Pengorganisasian

1. Waktu dan

Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 24Januari 2024

Jam : 07.00-13.00WIB

Tempat : Ruangan Sadewa


Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5

menit), Terapi kelompok (20 menit), penutup (5

menit)

2. Tim terapis

a. Leader : M. Rapedo Afriyanto

Tugas:

1) Menyiapkan proposal kegiatan TAK

2) Menyampaikan tujuan dan peraturan

kegiatan terapi aktivitas kelompok

sebelum kegiatan dimulai

3) Menjelaskan aturan permainan yang akan dimainkan

4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif

dalam kelompok dan memperkenalkan

dirinya

5) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan

baik

b. Co-Leader : Kasno Wijoyo

Tugas:

1) Mendampingi leader

2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

3) Mengingatkan leader tentang kegiatan

4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan

5) Mengambil alih posisi leader jika leader


mengalami blocking dalamproses terapi

c. Fasilitator :

Iat Restugiangiat, Alien Ayu A, Amelia Septiyani, Rina

Hardiyanti, Laelatul Khoiriyah, Yeni Lidiya, Estefaniah

Apriyanti, Faisal Aditiya.

Tugas:

1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung

2) Ikut serta dalam kegiatan kelompok mendampingi

pasien

3) Memfasilitasi dan memberikan stimulus

dan motivator pada anggota

4) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara

5) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari

dalam

/luar kelompok

d. Observer : Diah Azka Adilah

Tugas:

1) Mengobservasi jalannya acara

2) Mencatat jumlah klien yang hadir

3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal

selama kegiatan berlangsung

4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien


5) Membuat laporan hasil kegiatan

e. Operator :

Suvi Apriyanti

Tugas:

1) Mengatur alur permainan

2) Timer (mengatur waktu)

3. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi tanya jawab

c. Bermain peran/diskus

4. Media / Alat

a. Kertas

b. Pulpen

c. Beberapa contoh obat


5. Setting Tempat

OP OB

P P F P P F P P
F CL

P L
P F P P F P P P

OB

Keterangan gambar

L : Leader

CL : Co Leader

F : Fasilitator

OB : Observer

P : Pasien (menyesuaikan degan pasien Halusinasi yang

ada)

OP : Operator

 Terapis dan klien duduk bersama

 Ruangan nyaman dan tenang

F. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Mengkontrak pasien yang sudah mengikuti sesi 4

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien dengan

membuka kegiatan dengan baik, leader

memimpin doa dan memperkenalkan

anggota terapis dan tugas masing -masing

2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan pengalaman klien setelah melakukan 3 cara

mengatasi halusinasi

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu

melatih/memperagakan hal positif pada klien

2) Terapis menjelaskan aturan main

 Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus izin

dari leader terlebih dahulu

 Lama kegiatan 30 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan untungnya patuh meminum obat

b. Terapis menjelaskan kerugian tidak meminum obat

c. Terapis memintatiap klien menyampaikan obat yang

diminum dan waktu pemakainnya

d. Menjelaskan 5 benar dalam prinsip penggunaan obat


e. Minta klien menyebutkan prinsip 5 benar minum obat

f. Berikan pada setiap pasien yang mampu menjawab

g. Mendiskusikan perasaan pasien sebelum meminum obat

h. Mendiskusikan perasaan pasien saat sudah meminum

obat secara teratur

i. Menjelaskan salah satu keuntungan patuh minum obat

yaitu mencegah halusinasi

j. Menjelaskan kerugian tidak patuh meminum obat yaitu

munculnya kembali halusinasi

k. Meminta klien menyebutkan kembali keuntungan dalam

meminum obat dan kerugiannya

l. Berikan pujian pada pasien yang mau menjawab

pertanyaan.

4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Menyakan kembali jumlah cara mengatasi halusinasi

3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan tiap pasien menggunakan 4 cara

mengkontrol halusinasi mulai dari menghardik,

bercakap cakap, lakukan kegiatan harian, dan patuh

meminum obat.
c. Kontrak yang akan datang

1) Terapis mangakhiri sesi TAK Stimulasi persepsi untuk

mengkontrol halusianasi

2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai

dengan indikasi klien

G. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAKS berlangsung, khususnya

pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan

klien mengkontrol halusinasi sesi 5. kemampuan klien

diharapkan mampu menyebutkan prinsip 5 benar minum obat,

keuntungan minum obat, dan kerugian minum obat.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti

sesi 5, TAK halusinasi klien mampu menyebutkan 5 benar

minum obat, kuntungan meminum obat dan kerugian saat tidak

patuh meminum obat. Anjurkan klien meminum obat dengan

benar.

H. Tata Tertib

1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK


2. Berpakaian rapi dan bersih.

3. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan

merokok selama kegiatan TAK.

4. Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata

tertib dibacakan selama 5 menit, dan bila peserta

tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut

diganti peserta cadangan.

5. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan

setelah tata tertib dibacakan. Bila peserta

meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti

kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka

peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta

cadangan.

6. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.

7. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan,

mengangkat tangan terlebih dulu dan berbicara

setelah dipersilahkan.

8. TAK berlangsung selama 30 menit dari pukul 07.00 sampai

13.00 WIB
I. Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien

Sesi V
TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi
Meminum obat
Menyebutkan Menyebutkan
No Nama Klien Menyebutkan 5
keuntungan akibat tidak
benar minum minum obat patuh minum
obat
obat

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

klien.

2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan dalam

menerapkan beritan da (V0 dan tidak diberikan tanda (-)


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi, Anna, 2005, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, EGC :
Jakarta
Maslim. R, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta
Nurjannah I, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia.
Yogyakarta
Soekarto. A, 1997, Psikiatri Klinik Ed.3, Bag, Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM,
Yogyakarta
R.S. Grhasia, 2006, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Rumah Sakit Grhasia
Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, RS Grhasia :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai