Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PASIEN DENGAN HALUSINASI
Di RUANG SRIKANDI RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Disusun Oleh :
No Nama NIM

1. Alfiah Ni’matul M 22650292

2. Andhika Alfa Novianti 22650279

3. Ani Nur Aini 22650268

4. Fay Hurin’in Zakiya 22650284

5. Laily Ayu Nurrohmah 22650263

6. Rieka Shinta Nur Ani 22650261

7. Syafira Febi Larasati 22650328

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
1. Latar Belakang
Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia,
biasanya akan berpengaruh pada perasaan, pikiran dan perilaku salah satunya
yaitu halusinasi. Halusinasi adalah penerapan tanpa adanya rangsang apapun
pada indera seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik.
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas
yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian TAK stimulasi
persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat TAK stimulasi
persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait
dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJD dr. Arif Zainudin
Surakarta terutama di Ruang Srikandi sebagian besar menderita halusinasi.
Oleh karena itu, perlu diadakan terapi aktivitas kelompok tentang halusinasi.
2. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi
berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa
stimulus nyata (Budi Anna Keliat, 2011). Halusinasi adalah persepsi yang
salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak
sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara
yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari
panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun
yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik
(Wijayaningsih, 2015).
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah halusinasi yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya.
2) Tujuan Khusus :
a) Pasien dapat mengenal isi halusinasi
b) Pasien dapat mengenal waktu halusinasi
c) Pasien dapat mengenal frekuensi halusinasi
d) Pasien dapat mengungkapkan perasaan halusinasi
e) Pasien dapat mengungkapkan respon halusinasi
f) Pasien dapat meyebutkan cara mengatasi halusinasi
g) Pasien dapat menjelaskan keefektifan cara mengatasi halusinasi
c. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 17 Desember 2022
Jam : 10.00 - 10.45 WIB (45 menit)
Tempat : Ruang Srikandi RSJD Surakarta

d. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Bermain peran atau simulasi

e. Media dan Alat


1) Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
2) Kertas
3) Spidol
4) Formulir/jadwal kegiatan
f. Setting Tempat

CL
CL
PP O
PP

PP
LL

F
O
CL
CL PP
PP

Keterangan gambar : L : Leader


CL : Co Leader
P : Pasien
F : Fasilitator
O : Observer
g. Pembagian Tugas
1) Leader :
a) Menyiapkan proposal kegiatan TAK
b) Memimpin jalannya TAK
c) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya TAK
d) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
e) Memimpin diskusi kelompok
f) Menetralisir masalah yang timbul dalam kelompok
2) Co leader
a) Mendampingi leader
b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
pasien.
c) Mengingatkan leader apabila kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dicapai
d) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking dalam proses terapi
3) Fasilitator
a) Menyediakan fasilitas yang digunakan dalam kegiatan berlangsung
b) Memotivasi klien yang kurang aktif
c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4) Observer
a) Mengobservasi jalannya kegiatan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses
hingga penutupan
5) Pasien
a) Kriteria pasien
1. Pasien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
2. Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori yang tidak
sesuai dengan realita
b) Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK
h. Susunan Pelaksanaan
1) Susunan perawat pelaksaan TAK
a) Leader : Syafira Febi Larasati
b) CO Leader :
1. Rieka Shinta Nur Ani
2. Alfiah Ni’matul
c) Fasilitator :
1. Laily Ayu Nurrohmah
2. Andhika Alfa
d) Observer :
1. Ani Nur Aini
2. Fay Hurin’in Zakiya
2) Pasien peserta TAK sebagai berikut:
No Nama Masalah keperawatan
1.
2.

3) Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


1) Tata tertib pelaksanaan
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung
e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelang dipersilahkan oleh
pembimbing
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK
2) Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut. (Eko prabowo, 2014: 243-
245)
3. Proses Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
a. SESI 1
TAK Stimulasi Persepsi Mengenal Halusinasi
1. Tujuan
1) Klien mengenal halusinasi
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3) Klien mengenal frekuensi halusinasi
4) Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
2. Setting
1) Kelompok berada diruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar
3. Alat
1) Spidol
2) Kertas HVS
3) Balon
4) Speaker
4. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
5. Langkah – langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan
perubahan sensori persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak :
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b) Terapis menjelaskan aturan main: masing masing klien
memperkenalkan diri nama, nama panggilan, jika ada klien
yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis lama kegiatan 45 menit setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir.
3) Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis, searah jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi
yang mereka alami dengan menceritakan :
a) Isi halusinasi
b) Waktu terjadinya
c) Frekuensi halusinasi
d) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara acak
berdasarkan bola dipegang siapa paling terakhir saat musiknya
berhenti.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman halusinasi, setelah
cerita selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya
sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat
giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis
memberikan pujian.
4) Terminasi
a. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi
segera menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.
b) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.
ASPEK YANG DINLAI
N
NAMA Isi Waktu Frekuensi Situasi Ketika
O
Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Timbul

1.

2.

3.

6. Evaluasi dan dokumentasi


Petunjuk :
1. Tulis nama panggian klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal
halusinasi, meliputi isi, waktu, frekuensi, situasi
b. SESI 2
TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
1. Tujuan
1) Klien memahami cara menghardik halusinasi
2) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
2. Setting
1) Kelompok berada diruang yang tenang
2) Klien duduk melingkar
7. Alat
1) Spidol
2) Kertas HVS
3) Balon
4) Musik
8. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
9. Langkah – langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan
perubahan sensori persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dan tempat dengan klien
c. Klien yang kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak :
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b) Terapis menjelaskan aturan main: masing masing klien
memperkenalkan diri nama, nama panggilan, jika ada klien
yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis lama kegiatan 45 menit setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir.
3) Kerja
a) Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis, searah jarum jam.
b) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang cara
mengahardik halusinasi yang mereka biasa lakukan
c) Meminta klien untuk memperagakan cara mengahardik halusinasi
yang dialami secara acak berdasarkan bola dipegang siapa paling
terakhir saat musiknya berhenti.
d) Saat seorang klien menceritakan pengalaman cara menghardik
halusinasi, setelah cerita selesai terapis mempersilakan klien lain
untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e) Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat
giliran.
f) Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis
memberikan pujian.
4) Terminasi
a. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota
kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Terapis menganjurkan kepada klien untuk menerapkan cara yang
telah dipelajari jika muncul halusinasi
c. Kontrak yang akan datang
a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan patuh
untuk meminum obat
b. Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.

N Nama Klien
Aspek Yang Dinilai
O

Menyebutkan cara yang


1
selama ini digunakan
.
untuk mengatasi halusinasi

2 Menyebutkan cara
. mengatasi halusinasi
dengan menghardik

3 Memperagakan
. menghardik halusinasi

10. Evaluasi dan dokumentasi


Petunjuk :
1. Tulis nama panggian klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan
cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasi,
menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan menghardik halusinasi
4. Kesimpulan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus
nyata.Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pasien dengan halusinasi
diberikan TAK dengan tujuan pasien mengenali macam-macam halusinasi
dan cara menghardik halusinasi tersebut. Berdasarkan uraian diatas mengenai
halusinasi dan pelaksanaan asuhankeperawatan terhadap pasien, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagaiberikut :
a. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi
ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan
pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang
dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diberikan.
b. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan
halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem
pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping
itu perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga
dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerja sama dalam
member perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat
menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting
dalam proses penyembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta:EGC.
Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta:EGC.
Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-
14.
Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
16

Anda mungkin juga menyukai