BOGOR
Disusun oleh :
NIM : 202214901037
BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Topik
TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi pasien
dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon pasien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi
adaptif. Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera
tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Keliat, dkk, 2017). Gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak
terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar
(Maramis, 2018).
B. Seleksi Pasien
1. Kriteria Pasien
2. Proses Seleksi
C. Setting :
D. Jadwal Kegiatan
a. Tempat
c. Waktu
d. Lama
E. Media
1. Bola
2. Musik (Telepon)
F. Pengorganisasian :
1. Pelaksanaan
c. Alokasi waktu :
3) Penutup (5 menit)
Uraian tugas :
3) Memimpin diskusi
Uraian tugas :
Uraian tugas :
d. Fasilitator Sesi II :
1. Febriyani H. Pattimukay
2. Lupita Osok
3. Aslia Saimen
Uraian tugas :
L CL
P P
O F F
P P
P F
Keterangan:
L : Leader O : Observer
CL : Co-Leader : Meja
P : Pasien F : Fasilitator
H. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
I. Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti sesi
1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam teraupeutik
1) Salam dari terapis kepada pasien
2) Pasien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan mengontrol
halusinasidengan menghardik
2) Menjelaskan aturan bermain, yaitu :
a) Jika ada pasien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta pasien menceritakan apa yang dilakukan
pasien pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana
hasilnya. Ulangi sampai pasien semua mendapatkan giliran
b. Beri pujian setiap pasien selesai bercerita
c. Menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu :
“Pergi-pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, kamu
tidak nyata”
e. Terapis meminta masing-masing pasien untuk memperagakan
cara menghardik halusinasi dengan cara memutar musik lalu
mengoper bola plastik keteman disampingnya sesuai arah
jarum jam lalu musiknya dimatikan, pasien yang memegang
bolanya akan mendapatkan giliran pertama, setelah itu
kemudian memutar musiknya lagi untuk mengundi giliran
selanjutnya dan seterusnya sampai semuanya mendapatkan
giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua pasien
bertepuk tangan setiap pasien selesai menghardik halusinasi
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti
TAK
2) Terapis menanyakan ulang TAK mengontrol halusinasi
yang sudah dilatih
3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan pasien untuk menerapkan cara yang
telah dipelajari jika halusinasi muncul
2) Menganjurkan pasien melatih secara teratur cara yang
telah dipelajari
3) Memasukan kegiatan yang telah dilatih kedalam jadwal
kegiatan harian pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya
J. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat
TAK pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Contoh : pasien
mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 2. Pasien
mampu memperagakan cara menghardik dalam mengontrol
halusinasi. Anjurkan pasien menggunakan cara tersebut, jika
halusinasi muncul, lalu masukkan kedalam jadwal harian.
Kriteria Evaluasi
1. Sebanyak 80% memahami cara yang selama ini
dilakukan untuk mengontrol halusinasi
2. Sebanyak 90% memahami cara menghardik
halusinasinya
3. Sebanyak 95% pasien dapat memperagakan cara
menghardik halusinasi
STRATEGI PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
HALUSINASI SESI II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien : Klien
2. Kriteria Anggota :
a. Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gangguan
persepsi sensori halusinasi
b. Klien yang mengikuti TAK tidak mengklaim perilaku agresif
atai mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)
d. Klien sudah mengikuti TAK sesi I
3. Nama Anggota :
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK
a. Ny. I
b. Ny. A
c. Ny. E
d. Ny. H
e. Ny. T
4. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
5. Tujuan :
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
6. Tindakan Keperawatan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupeutik
“Selamat pagi Ibu-ibu, masih ingat dengan saya bukan..?”
b. Validasi
“Bagaimana tidurnya semalam..? Nyenyak tidak..? Bagus…Oh
ya..masih ingat tidak hari ini kita akan melakukan kegiatan terapi
kelompok tentang apa..? Bagus,ternyata masih pada ingat semua
ya..”
c. Kontrak
“Baiklah…hari ini kita akan melakukan salah satu kegiatan
mengontrol halusinasi yaitu dengan cara menghardik… Sudah
siap semua Ibu-ibu, Oke.. ingin berapa lama ini nanti kegiatan
kita? Setuju...30 menit saja ya.. Mari kita mulai..”
2. Fase Kerja
“Sebelum kita mulai, ada yang ingin bertanya tidak? Baiklah,
karena tidak ada kita langsung mulai saja ya.. Jadi, ketika suara-
suara itu datang..Bapak, bisa mengatakan hal seperti ini..” “Pergi-
pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, kamu tidak nyata”
Bagaimana..bisa kan? Coba tolong dipraktekkan satuper satu tapi
dengan undian bola ini ya, dimulai dari kiri terus berputar searah
jarum jam dan ketika musik berhenti yang terakhir memegang bola
ini nanti yang akan praktek dulu dan begitu seterusnya ya..jadi biar
adil dan merata semua mendapat giliran.. Oke..kita mulai
sekarang..” Wah..bagus sekali yang telah dilakukan ibu...beri tepuk
tangan untuk keberhasilan ibu.. karena telah sukses
melakukannya.. Nah sekarang kita mulai lagi undiannya…
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah melakukan kegiatan
ini? Wah saya sangat bangga dengan ibu-ibu karena
mampu memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik.. tepuk tangan untuk semua..”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Karena semua telah berhasil melakukan cara menghardik,
misalkan suara-suara itu datang lagi jangan lupa untuk
menerapkannya jika halusinasi suara itu muncul lagi..
sudah mengerti Ibu-ibu? Bagus…Oh ya, saya lupa
bilang..jangan lupa juga untuk memasukkannya ke dalam
jadwal kegiatan harian seperti yang kemarin ya…”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah.. karena waktu kesepakatan kita telah berakhir,
bagaimana kalu besok di hari senin depan kita melakukan
terapi lagi dengan cara yang lain yaitu dengan melakukan
kegiatan bercakap-cakap. Setuju semua? Baiklah, besok
mau terapi kelompok lagi dimana dan jam berapa?
Oke..seperti hari ini lagi ya di jam siang setelah makan
siang baiklah..sekarang ibu-ibu bisa melanjutkan
kegiatannya lagi.. Selamat siang...”
FORMULIR EVALUASI TAK STIMULASI PERSEPSI:
HALUSINASI SESI 2: MENGHARDIK HALUSINASI
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Tulis nama panggilan pasien yang ikut TAK pada kolom nama
pasien.
2. Untuk tiap pasien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara
yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya,
cara menghardik halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda (√ )
jika pasien mampu dan tanda ( - ) jika pasien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis. (2018). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC. Yosep,
Iyus. (2019). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama