Disusun oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
ANGGREK RSUD SELE BE SOLU KOTA SORONG
PERIODE 12 JUNI 2023 – 7 JULI 2023
Diajukan Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktik profesi ners
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :
4. Sarifah Sero Sero, S.Kep.,Ns., selaku Kepala Ruangan Rawat Inap Anggrek
RSUD Sele Be Solu Kota Sorong serta yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, saran, dan pengarahan sehingga laporan ini dapat disusun dan
iii
5. Evi Hudriyah Hukom, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran sehingga laporan ini dapat
7. Para petugas kesehatan di ruang Anggrek RSUD Sele Be Solu yang telah
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Atas perhatian dan dukungannya penulis
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
F. Prioritas Masalah.................................................................................. 64
G. Plan Of Action (POA).......................................................................... 68
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 71
A. Kesimpilan ............................................................................................ 76
B. Saran ...................................................................................................... 76
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Grafik BOR (Bed Occupancy Rate) di ruang Anggrek Sele Be Solu
pada bulan April, Mei dan Juni 2023.
Gambar 3.4 Grafik LOS (Length Of Stay) di ruang Anggrek Sele Be Solu pada
bulan April, Mei dan Juni 2023.
Gambar 3.5 Grafik TOI (Turn Over Interval) di ruang Anggrek Sele Be Solu pada
bulan April, Mei dan Juni 2023.
Gambar 3.6 Grafik BTO ( Bed Turn Over) di ruang Anggrek Sele Be Solu pada
bulan April, Mei dan Juni 2023.
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Nilai Standar Jumlah Perawat per Sift Berdasarkan Klasifikasi Pasien
Tabel 3.7 Distribusi ketenagaan standar iventaris di ruang Anggrek bulan juni
2023
Tabel 3.8 Tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja di ruang Anggrek bulan
juni 2023
Tabel 3.10 Rekapitulasi ruang rawat inap Anggrek bulan April, Mei, Juni 2023
viii
Tabel 3.15 Analisa SWOT
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk
organisasi pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan
rujukan. Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah; peningkatan
mutu, cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan
penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan, profesi dan
manajemen rumah sakit (Aditama, 2020).
Dalam rangka era menuju globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan
pada berbagai perubahan ekternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia, arus
informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk, teknologi,
peralatan rumah sakit, yang semua itu akan dampak pada perubahan tata nilai
dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system, salah satunya
praktik keperawatan.
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan
tenaga terampil didalam berbagai bidan dalam sebuah rumah sakit sudah
merupakan sebuah tuntutan dunia global yang tidak ditunda. Kehadiran
teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan pendukung, karena
pada akhirnya SDM-lah yang menentukan (Damin, 2020).
World Health Organization (WHO) menyatakan, rumah sakit adalah
institusi perawatan kesehatan yang memiliki staf medis profesional yang
terorganisir, memiliki fasilitas rawat inap, dan memberikan layanan 24 jam.
Menyediakan pelayanan komprehensif, penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2019).
Undang - Undang No. 44 Tahun 2009, mendefinisikan rumah sakit
sebagai institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara menyeluruh dengan menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem
1
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik
dan pelayanan perawatan (Septiari , 2019).
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi,
diagnosis, pengobatan rehabilitasi medik atau upaya pelayanan kesehatan
lainnya dengan menginap di rumah sakit (Kepmenkes no 560, 2015)
Aktivitas rutin yang dilakukan pelayanan rawat inap adalah pencatatan
atau perhitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu
ruang rawat inap. Tujuannya guna mengetahui dan memperoleh informasi
semua pasien melalui data sosial, data diagnosis, lama perawatan, cara bayar
serta keadaan keluar semua pasien rumah sakit selama 24 jam. (Agustian,
2019)
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
merupakan bentuk pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan untuk
membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya,
melalui tindakan pemenuhan kebutuhan pasien secara komprehensif dan
berkesinambungan sampai pasien mampu untuk melakukan kegiatan
rutinitasnya tanpa bantuan. Bentuk pelayanan ini sebagaimana diberikan oleh
perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai
dengan tuntutan profesi keperawatan dan untuk itu tenaga keperawatan ini
harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana dan kontinyu
(Darmawan, 2020).
Dalam melaksanakan tugasnya perawat memberi asuhan keperawatan
yang terbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan ada beberapa metode
salah satunya metode Tim. Metode Tim di terapkan dengan menggunakan
kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat professional, dan
pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada kelompok
pasien. ( Kuntoro, 2010 ) Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen.
2
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Dalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan (Ritonga,
2019).
Teori manajemen modern berasal dari Henry Fayol, yang telah
memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas administrator seperti:
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), coordinating
(pengkoordinasian) dan controlling (pengendalian) (Potter dan Perry, 2019).
Manajemen keperawatan adalah salah satu proses kerja yang
dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan
dituntut untuk melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan dan control agar
dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi pasien dan keluarganya (Nursalam, 2018). Proses manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kaji
situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan
evaluasi.
Keunikan hubungan Ners dan klien harus dipelihara interaksi
dinamikanya dan kontinuitasnya. Kira-kira pada awal era tahun 2000-an,
dunia keperawatan Indonesia mulai dilanda demam trend baru, yaitu model
praktik keperawatan professional atau disingkat MAKP.
MAKP adalah suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai
professional) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut. Dengan pengembangan MAKP, diharapkan nilai
professional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan.
Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat,
praktik keperawatan professional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara
maju maka yang akan dilakukan modifikasi keperawatan primer. Penetapan
3
jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan
S1 keperawatan, perawat asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan serta SPK.
Tenaga lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satu tim
yang dibimbing dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM). Seperti
kita ketahui bahwa dalam pendekatan MAKP. Ada manajemen approach
(pendekatan manajerial yang menjadi area kepala ruangan), dan care delivery
approach (pendekatan asuhan keperawatan yang menjadi ketua tim) sehingga
hal ini dapat mengacu pada pelayanan keperawatan professional yang
mewujudkan dampak positif yang memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan klien secara berkesinambungan dan dapat
dipertanggunggugatkan oleh perawat primer.
Program pendidikan ners pada stase manajemen keperawatan ini
merupakan suatu kegiatan belajar memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan konsep atau teori yang telah didapat
dalam pendidikan formal dalam kenyataan di lapangan untuk mengelola suatu
sistem pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka mahasiswa melakukan
praktek manajemen keperawatan untuk mendapatkan pengalaman dalam
mengidentifikasi masalah, menganalisa, dan merumuskan masalah sehingga
dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah dan mengelola bersama-
sama pelayanan keperawatan maupun dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien melalui tahapan pengkajian sampai evaluasi.
Praktek manajemen sebagai salah satu proses pembelajaran klinik
diharapkan mampu membentuk calon-calon praktisi keperawatan professional
baik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maupun manajerial
keperawatan. Praktek pembelajaran ini kami lakukan di instalasi gawat
darurat dalam ruang Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong.
4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 4
minggu diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan di ruang Anggrek sesuai dengan konsep dan langkah-langkah
manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek keperawatan selama 4 minggu
mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian tentang keadaan ruangan dengan metode
MAKP untuk menentukan masalah-masalah yang belum teratasi
b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang terkait dengan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan dengan metode MPKP
c. Menentukan prioritas masalah yang terkait dengan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan dengan metode MPKP
d. Menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan
e. Melakukan implementasi berdasarkan rencana kegiatan yang disusun
untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan
f. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan
g. Menyusun rencana tindak lanjut
C. MANFAAT
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori
manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan unit pelayanan
b. Dapat memberikan konstribusi secara nyata dalam pembentukan
karakter dan kepribadian
2. Rumah Sakit
Memberikan konstribusi terhadap pengembangan mutu pelayanan
dan mutu asuhan keperawatan
5
3. Ruang Instalasi Rawat Inap
a. Sebagai wacana baru dalam pengembangan asuhan keperawatan bagi
pegawai atau staff di ruang Instalasi Rawat Inap
b. Membantu dalam proses pencapaian model MAKP.
6
BAB II
TEORI MANAJEMEN
7
5. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administratif
6. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif
7. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
8. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
8
3. Efisien dain efcktif dalam penggunaan biaya.
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan
efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu
model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil
yang sempurna.
4. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.
Tuiuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang
baik adalah model asuhan keperawatan yang dapal menunjang kepuasan
pelanggan.
5. Kepuasan dan kinerja perawat.
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan
kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan
perawat, bukan justru menambah beban kerja dan frustrasi dalam
pelaksanaannya.
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keperawatan
diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara
perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Tabel 2.1 Jenis Model Asuhan Keperawatan Menurut Grant dan Massey (1997)
dan Marquis dan Huston (2010)
Fungsional (bukan a. Berdasarkan orientasi tugas dari Perawat yang bertugas pada
keperawatan. pada filosofi keperawatan tindakan tertentu.
tindakan tertentu. b. Perawat melaksanakan tugas
(tindakan tertentu berdasarkan
9
model MAKP) jadwal kegiatan yang ada.
c. Metode fungsional dilaksanakan
oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat perang
dunia kedua. Pada saat itu, karena
masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2
jenis intervensi keperawatan
kepida semua pasien di ruangan
Kasus a. Berdasarkan pendekatan holistis Manajer Keperawatan
dari filosofi keperawatan
b. Perawat bertanggung jawab
lerhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu.
c. Rasio: 1: I (pasien perawat). Setiap
pasien dilimpahkan kepada semua
perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat mereka
dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap
sif dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya.
d. Metode penugasan kasus biasanya
diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk
khusus| seperti isolasi, perawatan
insentif
10
Tim a. Berdasarkan pada kelompok Ketua Tim
filosofi keperawatan.
b. Enam sampai tujuh perawat
profesional dan perawat pelaksana
bekerja sebagai satu tim,
disupervisi oleh ketua tim.
c. Metode ini menggunakan tim yang
terdiri atas anggota yang berbeda
beda dalam memberikan asuban
keperawatan terhadap sckelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri
atas tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam salu
kelompok kecil yang saling
membantu.
Primer a. Berdasarkan pada tindakan Perawat Primer (PP)
yangkomperehensif dari filosoli
keperawatan.
b. Perawat bertanggung jawab
terhadap semua aspek asuhan
keperawatan.
c. Metode penugasan di mana satu
orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit.
d. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan dan
11
pelaksana.
e. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus -
menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Tingkatan dan Spesifikasi MAKP
12
sebagai PP hasil riset
3. Pemanfaat
sebagai CCM
4. D III
keperawatan
sebagai PA
MAKP II Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical 1. Riseteksperi
memberikan kasus dan tingkat pathway men
asuhan keperawatan ketergantungan standar 2. Identifikasi
keperawatan pasien renpra masalah
tingkat II 2. Spesialis (masalah riset
keperawatan aktual 3. Pemanfaata
(1 :3 PP) dan n hasil riset
3. Spesialis risiko)
keperawatan (1 :
9-10 pasien)
4. D III
Keperawatan
sebagai PA
MAKP III Mampu Manajemen 1. Jumlah sesuai Clinical 1. Riset
memberikan kasus tingkat pathwayl intervensi
asuhan ketergantungan lebih
keperawatan pasien banyak
tingkat III 2. Dokter 2. Identifikasi
keperawatan masalah
klinik riset
(konsultasi) 3. Pemanfaata
3. Spesialis n hasil riset
keperawatan (1 :
3 PP)
13
4. S.Kep/Ners
sebagai PP
D. PENERAPAN MAKP
Pada penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan tiga komponen utama yaitu sebagai
berikut:
a) Ketenagaan keperawatan.
Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berikut ini akan
dipaparkan beberapa pedoman dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang rawat inap.
a. Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979).
Metode penghitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur
sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini
paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Kelemahan dari
metode ini adalah hanya mengetahui jumlah perawal secara kuantitas
tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat di rumah sakit dan
kapan tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit di rumah sakit.
Metode ini bisa digunakan jika kemampuan dan sumber daya untuk
perencanaan tenaga terbalas, sedangkan jenis, tipe, dan volume pelayanan
keschali:un relatil stabil.
14
Kelas A dan B TT: Tenaga Medis (4-7): 1
TT: Nonkeperawatan = 3: 1
Khusus Disesuaikan
b. Metode Need
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk
menghitung kebuluhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis
pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Sebagai
contoh untuk pusien yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan
pelayanan, mulai dari pembelian karcis, pemeriksaan perawa/dokter,
penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotek dan sebagainya. Kemudian
15
dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan
dengan baik.
1) Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap
sebagai berikut
a) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1-2 jam/24 jam.
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3-4 jam/24 jam.
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5-6 jam/24 jam.
2) Penerapan sistem klasifikasi pasien dengun tiga kategori tersebut
adalah sebagai berikut
Kategori I : perawatan mandiri,
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti
pakaian.
b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sif.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
Kategori II: perawatan intermediate
16
e) Pemakaian suction.
f) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Catatan:
1) Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sanma dan
sebaiknya dilakukanoleh perawat yang sama selama 22 hari.
2) Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasi
fikasi pasien
3) Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan
padaklasifikasi di atasnya.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu unitperawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di
mana masing-masing kategorimempunyai nilai standar per sif,
yaitu seperti di bawah ini
Klasifikasi
P S M P S M P S M
2) Gilles
17
Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan
adalah:
Tenaga perawat = A x B x 365
(365-C) x jam kerja / hari
Keterangan:
A = jam efektif / 24 jam waktu yang dibutuhkan klien
B = jumlah pasien BOR x jumlah tempat tidur
C = jumlah hari libur
365 = jumlah hari kerja selama 1 tahun
Catatan:
18
g. Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah 55%%
tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional.
19
Jumlan tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan
Jam kerja efektif per sift
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi
dengan hari libur/euti/hari besar (loss day).
kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
20
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) sebagian besar aktivitas dibantu;
b) observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali:
c) terpasang kateter Foley, intake dan oulput dicatat;
d) terpasang infus;
e) pengobatan lebih dari sekali
f) persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a) segala aktivitas dibantu oleh perawat,
b) posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam
c) makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d) gelisah/disorientasi.
21
a) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
b) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
d) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat
1) Bagi Perawat
a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat.
c) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2) Bagi Pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
22
yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3. PA/PP menyampaikan
timbang terima kepada PP
(yang menerima
pendelagasian) berikutnya,
hal yang perlu
disampaikan dalam
timbang terima:
a. aspek umum yang
meliputi: MI s/d MS;
b. jumlah pasien;
c. identitas pasien dan
diagnosis medis;
d. data (keluhan/subjektif
dan objektif);
e. masalah keperawatan
yang masih muncul;
f. intervensi
keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum);
g. intervensi kolaboratif
dandependen;
h. rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan
program lainnya).
23
Pelaksanaan 1. Kedua kelompook dinas ........Menit Nurse Station PP, PA
sudah siap (sifjaga).
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan.
3. Kepala ruang membuka
acara timbang terima.
4. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat oleh
perawat jaga.
5. Perawat jaga sif selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas. Di
Bed Pasien
6. Kepala ruang
menyampaikan salam dan
PP menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
terhadap masalah
keperawatan,kebutuhan, dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan.
24
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas beriku
Post 1. Diskusi. ........Menit Nurse Station PP, PA
Timbang 2. Pelaporan untuk timbang
Terima terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya diketahui
oleh Kepala Ruang
3. Ditutup oleh KARU.
25
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
Alur Timbang Terima
SITUATION
Background
Riwayat Keperawatan
Assessment :
KU; TTV; GCS; Skala Nyeri; Skala Risiko
Jatuh; dan ROS (Poin yang penting)
Rekomendation
1. Tindakan yang sudah diberikan
2. Tindakan yang dilanjutkan
3. Stop tindakan dan therapi
26
Nama Pasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal. :
Timbang Terima
Asuhan Keperawatan
Sif Pagi Sif Sore Sif Malam
Masalah Keperawatan
Data lokus (Subjektif dan S : S: S:
Objektif)
O: O: O:
A: A: A:
P: P: P:
Intervensi yang sudah dilakukan
Intervensi yang belum dilakukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
(Laboratorium, obat, advis medis)
Tanda tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:
PP Sore: PP Malam: PP Pagi:
Karu : Karu
c) Ronde Keperawatan
Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di
samping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2018).
Karakteristik antara lain sebagai berikut :
1) Pasien dilibatkan secara langsung
27
2) Pasien merupakan fokus kegiatan.
3) PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama.
4) Konselor memfasilitasi kreativitas.
5) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Tujuan
1) Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan
diskusi.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.
b) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Manfaat
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
28
1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2) Pasien dengan kasus baru atau langka.
Keterangan
1. Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literatur.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian.
29
f. Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pascaronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.
Peran Masing masing anggota Tim
1. Peran Perawat Primer dan Perawat Associale
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelasakan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
2. Peran Perawat Konselor dan Tenaga Kesehatan lain
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.
30
Kriteria Evaluasi
Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
31
Tujuan
Manfaat Supervisi
32
Alur Supervisi
1. Penyampaian Penilaian
(Fair)
PP 1 PP 2
2. Feed Back (Umpan Balik)
3. Follow Up (Tindak
PA PA
Lanjut), Pemecahan
Masalah Dan Reward
KINERJA PERAWAT DAN
KUALITAS PELAYANAN
33
keperawatan adalah dokumentasi keperawatan profesional yang akan tercapai
dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar.
Kegiatan pendokumentasian meliputi keterampilan berkomunikasi dan
keterampilan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan. Konsep solusi terhadap masalah di atas, perlu disusun
standar dokumentasi keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi
ners dengan harapan asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyai
efektivitas dan efisiensi.
Tujuan
Tujuan Umum
Menerapkan sistem dokumentasi keperawatan dengan benar di Ruang
Anggrek RSUD Sele Be Solu.
a) Tujuan Khusus
1) Mendokumentasikan asuhan keperawatan (pendekatan proses
keperawatan).
Mendokumentasikan pengkajian keperawatan.
Mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
Mendokumentasikan perencanaan keperawatan.
Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan.
Mendokumentasikan evaluasi keperawatan.
2) Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat.
Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan
perencanaan pulang.
Mendokumentasikan timbang terima (pergantian sifljaga).
Mendokumentasikan kegiatan supervisi.
Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde
keperawatan.
Manfaat
1) Sebagai alat komunikasi antarners dan dengan tenaga kesehatan lain.
2) Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai hukum.
34
3) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
4) Sebagai referensi pembelajaran dalam peningkatan ilmu keperawatan.
5) Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan.
Pengkajian Keperawatan
1) Pengumpulan data, kriteria, yaitu LLARB: (1) Legal, (2) Lengkap, (3)
Akurat, (4) Relevan, dan (5) Baru.
2) Pengelompokan data, kriterianya adalah sebagai berikut.
a) Data biologis: hasil dari (1) observasi tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik melalui IPPA (inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi);
(2) pemeriksaan melalui diagnostik/penunjang, yaitu laboratorium dan
rontgen.
b) Data psikologis, sosial, dan spiritual melalui wawancara.
c) Format pengkajian data awal menggunakan model ROS (review of
sistem) yang meliputi data demografí pasien, riwayat keperawatan,
observasi dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang/diagnostik. Keterangan lengkap seperti pada lampiran
Diagnosis Keperawatan
Kriteria antara lain sebagai berikut.
1) Status kesehatan dibandingkan dengan standar untuk menentukan
kesenjangan.
2) Diagnosis keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien.
3) Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang ners.
4) Komponen diagnosis terdiri atas P-E-S.
Perencanaan
Komponen perencanaan keperawatan terdiri atas:
1) Prioritas masalah
Kriteria antara lain sebagai berikut.
a) Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas utama.
35
b) Masalah yang mengancam kesehatan seseorang merupakan prioritas
kedua.
c) Masalah yang memengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
2) Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi syarat SMART (Specific Measurable
Achievable Reasonable Time)
Kriteria (SLKI- Standar Luaran Keperawatan Indonesia) disesuaikan standar
pencapaian, antara lain sebagai berikut.
a) Tujuan dirumuskan secara singkat.
b) Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
c) Spesifik pada diagnosis keperawatan.
d) Dapat diukur.
e) Dapat dipertanggungiawabkan secara ilmiah.
f) Ada target waktu pencapaian
3) Rencana tindakan didasarkan pada SIKI (Standar Intervensi Asuhan
Keperawan Indonesia) yang telah ditetapkan oleh instansi pelayanan setempat.
Jenis rencana tindakan keperawatan mengandung tiga komponen, meliputi
DET tindakan keperawatan, yaitu sebagai berikut.
a) Diagnosis/Observasi
b) Edukasi (HE).
c) Tindakan independen, dependen, dan interdependen.
Kriteria meliputi hal sebagai berikut :
36
i) Menggunakan formulir yang baku.
Intervensi atau Implementasi Keperawatan (SIKI : Standar Intervensi
Keperawatan I)
37
Evaluasi
1) Masalah teratasi.
2) Masalah tidak teratasi, harus dilakukan pengkajian dan perencanaan tindakan
ulang.
3) Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dari rencana tindakan.
4) Timbul masalah baru.
38
BAB III
ANALISA SITUASI
39
2014 pengelolan keuangan badan layanan umum daerah secara penuh Kota
Sorong.
40
d. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Medis
1) Pelayanan Rawat Jalan
2) Pelayanan Rawat Inap
3) Pelayanan Rawat Inap Utama
4) Pelayanan Rawat Darurat
5) Pelayanan Intensif (ICU)
6) Pelayanan Operasi ( Operasi Akut, Operasi Elektif)
7) Pelayanan Gigi dan Mulut
8) Pelayanan Khusus atau One Day Care
b. Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan Penunjang Medik
1) Pelayanan Rehabilitasi Medik
2) Pelayanan Laboratorium Kinik
3) Pelayanan Radiologi
4) Pelayanan Farmasi
5) Pelayanan Gizi
d. Pelayanan Penunjang Umum
1) Pelayanan Laundry
2) Pelayanan Pemeliharsan Sarana Umum
3) Pelayanan Penychatan Lingkungan
4) Pelayanan Pemeliharan Sarana Medik
5) Pelavanan Pelatihan
41
e. Ketenagaan
1. Tenaga Dokter
Tabel 3.1 Daftar tenaga dokter
No Uraian PNS Part Time Honor jumlah
1 Dokter umum 16 1 17
2 Dokter spesialis bedah 1 1 2
3 Dokter spesialis penya dalam 2 2
4 Dokter spesialis kes Anak 2 2
5 Dokter spesialis Obygn 1 2
6 Dokter spesialis Radiologi 1 1
7 Dokter spesialis patologi klinik 1 1
8 Dokter spesialis mata 1 1
9 Dokter spesialis THT 1 1
10 Dokter spesialis kulit dan 1 1
kelamin
11 Dokter spesialis saraf 1 1
12 Dokter Gigi 4 1
Jumlah 32 1 2 36
2. Tenaga keperawatan
Tabel 3.2 Daftar tenaga Perawat
No Uraian PNS Part Time Honor Jumlah
1 Perawat 125 35 160
2 Perawat Bidan 21 21
3 Perawat Gigi 4 4
Jumlah 150 35 185
42
3. Tenaga kontrak
Tabel 3.3 Daftar tenaga kontrak
No Uraian Perawat Bidan
1 Interna 4
2 Asoka 10
3 Ponek 2
4 Melati 4
5 Aster 2
6 HCU 3
7 OK 3
8 Perinatologi 7
9 IGD 8
Jumlah 36 2
43
i. Epidimologi : 1 tenaga
9. Teanaga Administrasi
a. Serjana ekonomi pembangunan : 2 tenaga
b. Serjana ekonomi manajemen : 2 tenaga
c. Serjana Akuntansi : 3 tenaga
d. Serjana ilmu pemerintahan : 3 tenaga
e. Serjana administrasi Negara : 6 tenaga
f. Sarjana computer : 1 tenaga
g. Sarjana Apoteker : 3 tenaga
h. SMK : 4 tenaga
i. SMKK : 1 tenaga
j. SMA/SMU/PRAKARYA : 20 tenaga
k. SMP : 7 tenaga
l. SD : 6 tenaga
10. Teanaga kontrak APBD : 70 tenaga
11. Tenaga BLUD : 77 tenaga
44
2. Daftar Nama Petugas Ruang Anggrek
Tabel 3.4 Daftar Nama Petugas Ruang Anggrek
45
Jumlah 10 8
46
3. Denah Ruangan Anggrek
Gudang
gB gD
Dokter
R.
gC
Nurse Station
Tindakan
R.
ng
Guda
Dapur
Ruang Ruang Ruang
E F G
R.Karu R. Perawat
4. Pengumpulan Data
Kepala Ruangan
a.
Sarifa Sero Sero, S.Kep., Ners
Katim I Katim II
Siti Kamsia , Amk Fransina Mambruaru., AMK
47
Keterangan
1. Karakteristik ketentuan berdasarkan spesipikasi pekerjaan
Tabel 3.5 Distribusi Ketenagaan berdasarkan spesifikasi
pekerjaan di ruang Anggrek bulan juni 2023
No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah
1 Perawat 18
3 Klining servis 2
Jumlah 20
2 Strata I 3
3 Diploma III 6
Jumlah 18
48
Berdasarkan tabel 3.6 diatas, sebagian besar (9 orang)
ketenagakerjaan di ruang Anggrek berpendidikan Skep., Ners
1 < 5 Tahun 6
2 > 5 Tahun 12
Jumlah 18
49
Berdasarkan tabel 3.8 diatas, sebagaian besar (12
orang) ketenagaan yang berkerja di Ruang Anggrek >5 tahun
1 Pernah diklat 8
Jumlah 18
Bulan
No Uraian
April Mei Juni
1 Total Rawat 128 132 89
2 Hari Rawat 428 503 245
3 Pasien keluar Hidup 122 130 88
4 Pasien Meninggal 6 2 1
50
5 Pasien Out 2 2 1
BOR 59,4% 67,6% 48,6%
LOS 3 hari 4 hari 3 hari
TOI 3 hari 2 hari 3 hari
BTO 5 kali 6 kali 4 kali
51
1) Perhitungan ketenagaan dari bulan April, Mei dan Juni
2023
Menurut Depkes
Jumlah pasien di 3 bulan terakhir = 349 = 12
Jumlah hari dalam sebulan 30
Menurut Gilles
Untuk menghitung jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan
(Faktor koreksi) dengaan hari libur/cuti/haribesar (loss day) :
Jumlah hari minggu dalam 3 bulan + cuti + hari besar X Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
12 + 21 + 4 x 16 = 9 orang
66
52
Menurut Dougles
Tabel 3.11 distribusi waktu/klasifikasi pasien
53
10 + 3,3 + 1 = 14,3 = 14
Hasil
Metode Jumlah tenaga yang Julmah tenaga yang
ada diperlukan
Dougles 18 14
Depkes 18 12
Tabel 3.12 Perbandingan hasil perhitungan tenaga perawat di ruang Anggrek
2) PerhPe
B
Berdasarkan tabel 3.15 diatas, sebagian besar jumlah tenaga yang
dibutuhkan menurut perhitungan metode Dougles di ruang Anggrek
periode waktu 12-14 juni rata-rata (14) tenaga perawat yang dibutuhkan
dalam 1 hari.
= 428 X 100%
24 x 30
= 59,4%
= 67,6%
54
BOR = 245 X 100%
24 x 21
= 48,6%
= 428 = 3 hari
122 + 6
55
= 744 – 503 = 2 hari
132
c. TOI bulan Juni
TOI = (24 x 21) - 245
88 + 1
80
70 68
59 59
60
49
50
40
30
20
10
0 56
APRIL MEI JUNI RATA-RATA
Berdasarkan grafik 3.3 diatas, dapat disampaikan bahwa rata-rata
pemakaian tempat tidur (BOR) periode 3 bulan terakhir di Ruang Anggrek
RSUD Sele Be Solu Kota Sorong (59%) berada dibawah standar nasional
(75%-85%). Interpretasi dapat dilihat pada grafik, apabila titik grafik
berada dibawah standar nasional menunjukkan bahwa penggunaan tempat
tidur pada periode 3 bulan terakhir belum efisien. Sebaliknya, apabila titik
grafik berada dalam batas standar nasional menunjuukkan bahwa
penggunaan tenpat tifur pada periode 3 bulan terakhir sudah efisien.
57
Gambar 3.5 Grafik TON (Turn OverInterv) di ruang Anggrek Sele
Be Solu pada bulan Aplir, Mei dan Juni 2023.
3.5
3
3
2.5
2 2 2
2
1.5
1
0.5
0
APRIL MEI JUNI RATA-RATA
7
6
6
5 5
5
4
4
3
2
1
0
APRIL MEI JUNI RATA-RATA
58
Berdasarkan grafik 3.6 di atas, dapat disampaikan bahwa rata-rata
frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) di Ruang Anggrek selama 3
bulan terakhir di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong (5 kali) berada pada
standar nasional (4 kali – 5 kali).
59
d. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.14 Sarana dan Prasarana
Kondisi
No Nama Barang Tidak Jumlah Keterangan
Baik
Baik
1 Tensi Berdiri 2 0 2
2 TB Berdiri 1 0 1
3 Alat Baca Foto 1 0 1
4 Shyring pump 6 0 6
5 Infus pump 2 0 2
6 Kulkas Obat 1 0 1
7 Piala Ginjal 1 0 1
8 Pinset Serurgis 1 0 1
9 Kom 1 0 1
10 Klem 3 0 3
11 Bak Instrumen 3 0 3
12 Tromol 1 0 1
13 Troli 2 0 2
14 Tiang Infus 23 2 21
15 Monitor 2 0 2
Kompresor
16 2 0 2
Nebulizer
17 Termometer 2 0 2
60
18 Oxymetri 2 0 2
19 EKG 1 0 1
20 Troli Emergensi 1 0 1
25 Oksigen Transfer 6 0 6
Kondisi
No Nama Barang Tidak Jumlah Keterangan
Baik
Baik
26 Kursi Roda 2 0 2
27 Brankar/bed 24 0 24
28 Amubag 1 0 1
29 Oksigen Eraspos 1 0 1
Tempat Sampah
30 3 0 3
infeksi
Tempat Sampah
31 2 0 2
Non Infeksi
32 Safety Box 2 0 2
Box Pengantar
33 1 0 1
Lab
34 Meja 2 0 2
35 Kursi 35 0 35
36 Kipas angin 3 7 10
37 Lemari 6 0 6
38 Komputer 1 0 1
39 Printer 1 0 1
61
C. ANALISA SWOT
62
terakhir di RSUD
Sele Be Solu Kota
Sorong (59%)
berada dibawah
standar nasional
(75%-85%)
4. Rata-rata
lama rawat pasien
(LOS) di ruang
Anggrek selama 3
bulan terakhir di
RSUD Sele Be Solu
Kota Sorong (3
Hari) berada
dibawah standar
nasional (6-9 hari)
63
4. Pembuatan Asuhan
Keperawatan
belum menerapkan
3S (SDKI, SLKI,
SIKI)
5. Belum
terselenggaranya
supervisi secara
maksimal di
ruangan
6. Belum
terselenggaranya
ronde keperawatan
secara maksimal di
ruangan
Tersedia buku 1. Pelaksanaan Dapat meningkatkan Resiko tinggi
laporan jaga untuk timbang tima pelayanan dan ketidaksesuaian
setiap shif belum maksimal, semangat kerja yang melakukan tindakan
dimana hanya baik antar petugas kepada pasien atau
ketua tim atau 1-2 salah pasien
orang saja yang
melakukan
timbang terima,
karna beberapa
petugas yang
datang terlambat
2. Tidak adanya
sanksi bagi petugas
yang tidak disiplin
waktu
D. Identifikasi Masalah
1. Tidak ditemukan Visi, Misi ruangan Anggrek
2. Ada beberapa sarana prasarana yang tidak tersedia
3. Sebagian besar (10 orang) tenaga keperawatan di ruang Anggrek tidak
memiliki diklat BTCLS
64
4. Rata-rata penggunaan tempat tidur pasien (BOR) di ruang Anggrek selama 3
bulan terakhir di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong (59%) berada dibawah
standar nasional (75%-85%)
5. Rata-rata lama rawat pasien (LOS) di ruang Anggrek selama 3 bulan terakhir
di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong (3 Hari) berada dibawah standar nasional
(6-9 hari)
6. Tidak ditemukan adanya stuktur organisasi
7. Dalam penerapannya belum sesuai dengan model tim yang diterapkan, karena
hampir setiap perawat yang berdinas diruangan mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang sama untuk melayani pasien
8. Tidak ditemukan denah ruangan di Anggrek
9. Pelaksanaan timbang terima belum maksimal, dimana hanya ketua terim atau
1-2 orang saja yang melakukan timbang terima, karna beberapa petugas yang
datang terlambat
10. Tidak adanya sanksi bagi petugas yang tidak disiplin waktu
11. Pembuatan Asuhan Keperawatan belum menggunkan 3 S (SDKI, SLKI, dan
SIKI)
12. Belum terselenggaranya supervisi secara maksimal di ruangan
13. Belum terselenggaranya ronde keperawatan secara maksimal di ruangan
65
E. PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.16 Prioritas masalah
Man
Sruktur organisasi
3 2 3 4 4 16 VI
yang belum tersedia
1.
Jumlah tenaga yang
berada di ruang 5 4 5 4 5 23 I
Anggrek
2. Material
Tidak ditemukan
denah ruangan di 1 2 1 2 3 9 X
Anggrek
66
belum tersedia
Rata-rata pemakaian
tempat tidur (BOR)
di ruang Anggrek
RSUD Sele Be Solu
5 4 4 4 4 21 III
Kota Sorong (59%)
berda dibawah
standar nasional
(75% - 85%)
Mathode
Pembuatan Asuhan 5 3 5 5 4 22 II
67
Keperawatan belum
menerapkan 3S
(SDKI, SLKI, SIKI)
Belum
terselenggaranya
supervisi secara
3 3 5 4 4 19 IV
maksimal di
ruangan
Belum
terselenggaranya
ronde keperawatan
3 3 4 4 4 18 V
secara maksimal di
ruangan
68
Keterangan :
5 = sangat penting
4= penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
69
F. PLAN OF ACTION (POA)
Tabel 3.17 PLAN OF ACTION (POA)
Indikator/Target
No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Penanggung jawab Waktu
Keberhasilan
Jumlah tenaga Kebutuhan tenaga Menganjurkan Kebutuhan perawat di Yenny Nebore, S.Kep
yang berada di perawat sebanding permohonan kebutuhan Anggrek terpenuhi Enggelina Yekwam, S.Kep
1 Disesuaikan
ruang Anggek dengan jumlah tenaga perawat Sarifah Sero Sero,
pasien S.Kep,.Ns
Pembuatan Mempermudah Mengajukan kepada Karu Asuhan keperawatan
Asuhan dalam proses untuk menerapkan 3S menggunakan 3S
Via Retno Sari, S.Kep
Keperawatan diagnosis sampai dalam pembuatan asuhan (SDKI, SLKI, SIKI)
Olya Rombiati,S.Kep
2 belum menerapkan dengan keperawatan Disesuaikan
Sarifah Sero Sero,
3S (SDKI, SLKI, menentukan luaran
S.Kep,.Ns
SIKI) dan intervensi
keperawatan
Penggunaan tempat Jumlah tempat Mengajukan kepada Karu Tersedianya tempat Via Retno Sari, S.Kep
tidur (BOR) tidur sebanding terkait kekurangan tempat tidur yang dibutuhkan Olya Rombiati,S.Kep
3 Disesuaikan
dibawah standar dengan jumlah tidur yang terjadi di ruang di Ruang Anggrek Sarifah Sero Sero,
nasional 59% pasien Anggrek S.Kep,.Ns
4 Belum Terpenuhinya Mengajukan kepada Karu Terselenggaranya Nasarudin Rumbara, S.Kep Disesuaikan
terselenggaranya pelayanan pada untuk menyelenggarakan supervisi sesuai MPKP Abdul Pasangka,S.Kep
pasien yang supervisi diruangan sesuai Sarifah Sero Sero,
70
supervisi secara berfokus pada dengan MPKP
maksimal di kebutuhan,
keterampilan dan
ruangan kemampuan
perawat dalam
melaksanakan
asuhan S.Kep,.Ns
keperawatan
Belum Menyelesaikan Mengajukan kepada Karu Terselenggaranya ronde
terselenggaranya masalah pasien untuk menyelenggarakan keperawatan sesuai
ronde keperawatan MPKP Nasarudin Rumbara, S.Kep
ronde keperawatan melalui pendekatan diruangan sesuai dengan
Abdul Pasangka,S.Kep
5 secara maksimal di berpikir kritis dan MPKP Sarifah Sero Sero, Disesuaikan
Visi dan Misi Menjadi panduan Merumuskan visi dan misi Seluruh perawat Nasarudin Rumbara, S.Kep
7 ruangan Anggrek atau acuan bagi ruangan Anggrek sesuai Anggrek memenuhi dan Manda Ayu Cikoang, Disesuaikan
belum tersedian perawat agar bisa dengan visi dan misi memahami visi dan S.Kep Sarifah Sero Sero,
bekerja secara RSUD bersama Karu dan misi ruangan S.Kep,.Ns
71
profesional dan Para perawat
memotivasi
perawat di ruang
Anggrek agar
bekerja sesuai visi
dan misi ruangan
Ada beberapa Suatu pelayanan Mengusulkan untuk Tersedianya sarana dan
Via Retno Sari, S.Kep
sarana dan yang maksimal menyediakan sarana dan prasarana yang masih
Olya Rombiati,S.Kep
8 prasarana yang didukung dengan prasaranan alat-alat agar kurang di Anggrek Disesuaikan
Sarifah Sero Sero,
belum tersedia saran dan prasarana lebih rapi
S.Kep,.Ns
yang memadai
Pelaksanaan Pelaksanaan Menentukan peanggung Adanya timbang terima
timbang terima timbang terima jawab dalam timbang yang efektif dan sesuai Abdul Pasangka,S.Kep
9 belum begitu dapat dilakukan terima setiap pergantian Dika Wetaku,S.Kep Disesuaikan
maksimal secara efektif dan sift Sarifah Sero Sero,
sesuai S.Kep,.Ns
Tidak ditemukan Membuat denah Melakukan koordinasi Tersedianya denah Nasarudin Rumbara, S.Kep
denah ruangan di ruangan di ruang dengan Karu mengusulkan ruangan Manda Ayu Cikoang,
10 Disesuaikan
ruang Anggrek Anggrek untuk pembuatan dena S.Kep Sarifah Sero Sero,
ruangan S.Kep,.Ns
72
BAB IV
PEMBAHASAN
73
C. Penggunaan tempat tidur (BOR) dibawah standar nasional
a. Rencana Kegiatan
Mengajukan kepada kepala ruangan terkait pembagian tempat
tidur yang telah dihitung (BOR).
b. Implementasi
1) Menghitung jumlah tempat tidur dengan perhitungan BOR menurut
Depkes
2) Mengajukan kepada Kepala ruangan terkait penambahan tempat
tidur
c. Kendala Kegiatan
Tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan
D. Belum terselenggaranya supervisi secara maksimal di ruangan Anggrek
a. Rencana Kegiatan
Mengajukan kepada Karu untuk menyelenggarakan supervisi
diruangan sesuai dengan MPKP
b. Implementasi
1) Menerapkan kegiatan dan tujuan, menilai kinerka perawat bersama
kepala ruangan dan kepala bidang perawat dalam bentuk role play
2) Bersama kepala ruangan memberikan pembinaan; penyampaian
penilaiian, feed back, dan follow up
c. Kendala Kegiatan
Tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan
E. Belum terselenggaranya ronde keperawatan secara maksimal di ruangan
a. Rencana Kegiatan
Mengajukan kepada Karu untuk menyelenggarakan ronde
keperawatan diruangan sesuai dengan MPKP
b. Implementasi
1) Mempersiapkan pasien dan hasil pengkajian di nurse station. Penyajian
masalah dilaksanakan di kamar pasien. Memberikan kesimpulan dan
rekomendasi masalah pasca ronde, dilakukan dalam bentuk role play
74
c. Kendala Kegiatan
Tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan
F. Struktur organisasi yang belum tersedia
a. Rencana kegiatan
Membuat struktur organisasi dalam bentuk fisik agar fungsi dan
tanggung jawab dapat berjalan dengan baik sesuai MAKP.
b. Implementasi:
1) Mendiskusikan bersama kepala ruangan terkait ketersediaan struktur
organisasi ruangan
2) Mencetak struktur organisasi
3) Menempelkan struktur organisasi yang telah dicetak/buat.
c. Kendala kegiatan
Tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan.
G. Visi, Misi Ruangan Anggrek Yang Belum Tersedia
a. Rencana Kegiatan
Membuat visi dan misi ruangan Anggrek yang merujuk pada visi
misi RSUD Sele Be Solu Kota Sorong
b. Implementasi
1. Membuat rancangan visi dan misi
2. Melakukan kolaborasi dengan kepala ruangan Anggrek dalam
proses pembuatan
c. Hasil Monitoring Dan Evaluasi
Tidak adanya visi misi ruangan Anggrek yang digunakan sebagai
bahan evaluasi tindakan dan perlu dibuat agar dijadikan sebagai
instrument evaluasi dari tindakan.
d. Kendala Kegiatan
Pembuatan visi misi harus disetujui oleh pihak manajemen rumah
sakit, kepala ruangan tidak bisa mengambil alih dalam pembuatan visi
misi di ruangan.
75
H. Sarana dan prasarana yang kurang atau tidak berfungsi secara maksimal
a. Rencana kegiatan
Mengusulkan untuk menyediakan atau melakukan mintinance sarana
dan prasaranan yang kurang atau tidak berfungsi secara maksimal agar
terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, masyarakat dan petugas sesuai
MAKP.
b. Implementasi
1) Menyediakan tempat rekam medis atau status pasien yang sudah
diinput pada system,
2) Menyediakan nama-nama ruangan atau bad
3) Mengobservasi sarana dan prasarana yang kurang atau tidak dapat
berfungsi secara maksimal
c. Kendala kegiatan
Melewati berbagai macam proses pengadaan sehingga butuh waktu
untuk sarana dan prasarana cepat untuk diadakan.
I. Pelaksanaan timbang terima yang kurang optimal
a. Rencana kegiatan
Timbang terima dilakukan secara efektif dan sesuai MAKP
b. Implementasi
1) Menjadi role model dalam pelaksanaan timbang terima
2) Melaksanakan timbang terima setiap pergantian shift
c. Hasil monitoring dan evaluasi
Pelaksanaan timbang terima sudah berjalan dengan baik adanya
komitmen bersama untuk melakukan timbang terima sesuai MAKP.
d. Kendala kegiatan
Keterlambatan kedatangan petugas saat pergantian shift sehingga
timbang tidak dapat dilakukan dengan optimal.
J. Denah Ruangan Anggrek Yang Belum Tersedia
a. Rencana Kegiatan
Membuat denah ruangan dalam bentuk fisik agar dapat digunakan
oleh pasien, keluarga pasien, atau masyarakat pengguna jasa kesehatan
76
dan petugas kesehatan agar terciptanya komunikasi yang adekuat dan
meminimalisir aktifitas non efektif sesuai MAKP.
b. Implementasi
1) Mendiskusikan bersama kepala ruangan terkait ketersediaan denah
ruangan
2) Melakukan pencetakan denah ruangan
3) Menempelkan denah ruangan yang telah dicetak/buat.
c. Hasil monitoring dan evaluasi
Perlunya denah ruangan dibuat agar pengunjung dapat mengetahui
tempat tujuannya
d. Kendala kegiatan
Tidak terdapat adanya kendala.
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil pengkajian praktek manjemen keperawatan ditemukan 10 masalah di
ruang Anggrek RSUD Sele Be Solu yaitu:
1. Jumlah tenaga yang berada di ruang Anggek
2. Pembuatan Asuhan Keperawatan belum menerapkan 3S (SDKI, SLKI, SIKI)
3. Penggunaan tempat tidur (BOR) dibawah standar nasional 59%
4. Belum terselenggaranya supervisi secara maksimal di ruangan
5. Belum terselenggaranya ronde keperawatan secara maksimal di ruangan
6. Struktur organisasi yang belum tersedia
7. Visi, Misi Ruangan Anggrek Yang Belum Tersedia
8. Sarana dan prasarana yang kurang atau tidak berfungsi secara maksimal
9. Pelaksanaan timbang terima belum begitu maksimal
10. Tidak ditemukan denah ruangan di ruang Anggrek
B. SARAN
1. Bagi rumah sakit
a. Adanya penerbitan surat keputusan tentang MAKP di ruang Anggrek.
b. Support sarana dan prasarana yang dibutuhkan di ruang Anggrek.
c. Pemberian reward bagi petugas dengan prestasi Kerja yang baik sehingga
memotivasi petugas untuk melakukan asuhan keperawatan secara
professional.
d. Adanya pelatihan atau pendidikan kepada petugas mengenai manajemen
keperawatan
e. Perlu komitmen yang kuat dari pimpinan rumah sakit, komite
keperawatan, kepala seksi keperawatan dan bagian Diklat pendidikan serta
78
staf keperawatan di ruang Anggrek untuk menjalankan MAKP di rumah
sakit.
2. Bidang keperawatan
a. Adanya pengawasan dari tim komite keperawatan dalam pelaksanaan
MAKP di setiap ruangan.
b. Perlu adanya rekomendasi bersama untuk melaksanakan MAKP disemua
ruangan.
3. Bagi ruang Anggrek
a. Perlunya evaluasi kinerja rutin petugas secara berkala
b. Perlunya komitmen dan kerjasama antar kepala ruangan dan petugas
dalam pelaksanaan MAKP
c. Memberikan reward kepada petugas yang datang tepat waktu dan
melaksanakan MAKP
d. Memberikan motivasi kepada petugas yang kurang disiplin.
e. Memfasilitasi sarana dan prasarana petugas dalam melakukan MAKP
f. Mengusulkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang MAKP dan
pelatihan yang menunjang mutu pelayanan di ruang Anggrek.
79
DAFTAR PUSTAKA
Aditama. 2020. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage
dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=aditama+2020+manajemen&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
Damin. 2020. Manajemen peserta didik (Pengelolaan peserta didik untuk efektivitas
pembelajaran). https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=danim+2010&btnG=#d=gs_qabs&t=1
657676169188&u=%23p%3DOw52pC51at0J
WHO. 2019. Manajemen kinerja. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=WHO+2017+MANAJEMEN&btnG=
#d=gs_qabs&t=1657676242589&u=%23p%3D_1God7qdkKIJ
Departemen Kesehatan. 2018. Manajemen Linen pada Rumah Sakit Siti Khodijah
Sidoarjo Tahun 2016. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=depker+RI+2016+manajemen&btnG=
#d=gs_qabs&t=1657676340130&u=%23p%3D0VKXwUE7R4YJ
Nursalam 2018, Quality Of Nursing Work Life Improvement Model to Decrease
Nurse Intention to Quit in Premier Surabaya Hospital.
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=nursalan+manajemen&btnG=#d=gs_q
abs&t=1657676396016&u=%23p%3DiknqI23FCIkJ
Fatmawati Fatmawati 2013(Gillies, 2006) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RSI SITI
RAHMAH PADANG. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=gillies+2006+manajemen+tenaga&btn
G=#d=gs_qabs&t=1657676599979&u=%23p%3Df-5kzWd6tt8J
Bessie L Marquis, Carol J Huston. EGC, 2010. Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&as_vis=1&q=marquis+dan+huston+2010+manajemen#d
=gs_qabs&t=1657676755408&u=%23p%3DzOBf5OxIstsJ
Muhammad Azwar, Agung Nugraha Rusli Al Maktabah, 2006. Manajemen tata
ruang perpustakaan pesantren madani Alauddin Pao-Pao Makassar.
https://scholar.google.co.id/scholar?
80
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=azwar+2006+manajenem&btnG=#d=g
s_qabs&t=1657676844282&u=%23p%3DfOUpwwMei-EJ
Jun Nakamura, David K La, James A SwenbergJournal of Biological Chemistry 275
(8), 5323-5328, 2000. 5′-Nicked apurinic/apyrimidinic sites are resistant to
β-elimination by β-polymerase and are persistent in human cultured cells
after oxidative stress. https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=swenberg+2000&btnG=#d=gs_qabs&
t=1657676997231&u=%23p%3DukVrx-Il8hQJ
81
LAMPIRAN
82
Konsul Laporan materi
83