Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN

KEGIATAN PELAKSANAAN DESIMINASI TAHAP AKHIR


MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG GATUTKACA
RSUD KABUPATEN JOMBANG

OLEH :

KELOMPOK 1 & 2

1. Ainun Nisa 7420001


2. Dewi Nur Afifah 7420021
3. Aqidatul Izza Annyyah 7420004
4. Farid Inul Istichomah 7420006
5. Binti Rofi’ah 7420028

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Desiminasi Awal Praktek Manajemen Keperawatan Progam


Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang di Ruang
Gatutkaca RSUD Jombang

Telah disetujui pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat :

Jombang, 26 April 2021


Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Andi Yudianto, S.Kep. Ns., M. Kes Dewi Rahmawati, S.Kep. Ns

Ketua Program Studi Profesi Ners Pokja Keperawatan Bagian Pendidikan (PKL)

FIK UNIPDU Jombang Bakordiklat RSUD Jombang

M. Rajin, S. Kep. Ns., M. Kes Sutikno, S.Kep. Ns


NIP. 19740917 1997 03 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
taufik hidayat-Nya sehingga kami mahasiswa Program Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan UNIPDU Jombang dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Ruang Gatutkaca RSUD Jombang.

Dalam penyusunan laporan ini penulisan tidak luput dari hambatan dan
kesulitan tetapi karena kritik dan saran dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada:

1. dr. Pudji Umbaran, M.KP selaku Direktur RSUD Jombang yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktik
manajemen keperawatan di Ruang Gatutkaca RSUD Jombang.
2. Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi
Darul ‘Ulum Jombang
3. Pujiani, S.Kep. Ns, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU
Jombang.
4. M. Rajin, S.Kep. Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Ners FIK
UNIPDU Jombang.
5. Sutikno, S.Kep. Ns selaku Bakordik Bidang Kemahasiswaan RSUD Jombang.
6. Andi Yudianto, S.Kep. Ns, M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar kepada kami
7. Dewi Rahmawati, S.Kep. Ns., selaku kepala ruangan Ruang Gatutkaca
beserta staf yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang telah
mendukung proses kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan kami
8. Dewi Rahmawati, S.Kep. Ns selaku pembimbing ruangan di Ruang
Gatutkaca RSUD Jombang yang telah memberikan fasilitas dan bimbingan
kepada kami.
9. Pasien dan keluarga yang bersedia sebagai pasien kelolaan pada kegiatan
praktik profesi manajemen keperawatan.

iii
10. Seluruh teman-teman Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIPDU Jombang atas kerjasama dan partisipasinya sehingga praktik profesi
manajemen keperawatan berjalan dengan lancar.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan
Laporan Desiminasi Awal Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di
Ruang Gatutkaca RSUD Jombang.

Kami menyadari bahwa laporan kegiatan desiminasi awal praktik


profesi Manajemen Keperawatan yang kami buat ini banyak kekurangan,
untuk itu kami mangharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca dalam rangka perbaikan tugas selanjutnya. Akhirnya kami
berharap semoga laporan kegiatan desiminasi awal praktik profesi
Manajemen Keperawatan di Ruang Gatutkaca RSUD Jombang dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.

Jombang, 27 April 2021

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................3
BAB 2 PENGKAJIAN...........................................................................................5
2.1 Pengkajian Umum...................................................................................5
2.2 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Jombang..........................................5
2.3 Orientasi Ruangan...................................................................................7
2.4 Sumber Daya Manusia (M1-Man)..........................................................8
2.5 Sarana Dan Prasarana (M2-Material)....................................................15
2.6 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Method).......................20
2.7 Pembiayaan (M-Money)........................................................................26
2.8 Pemasaran (M5-Market)........................................................................27
2.9 Analisa Swot..........................................................................................30
BAB 3 PERENCANAAN....................................................................................49
3.1 Pengorganisasian...................................................................................49
3.2 Perencanaan Kegiatan Makp.................................................................50
BAB 4 PELAKSANAAN.....................................................................................75
4.1 Penataan Tenaga Keperawatan..............................................................75
4.2 Model Pemberian Asuhan Keperawatan...............................................77
4.3 Penerimaan Pasien Baru........................................................................80
4.4 Timbang Terima Keperawatan..............................................................82
4.5 Ronde Keperawatan..............................................................................84
4.6 Supervisi Keperawatan..........................................................................86

v
vi

4.7 Discharge Planning................................................................................88


4.8 Dokumentasi Asuhan Keperawatan......................................................90
BAB 5 EVALUASI...............................................................................................92
5.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan.......................................................92
5.2 Sistem MAKP........................................................................................93
5.3 Penerimaan Pasien Baru........................................................................94
5.4 Timbang Terima....................................................................................95
5.5 Ronde Keperawatan..............................................................................97
5.6 Supervisi Keperawatan..........................................................................98
5.7 Discharge Planning..............................................................................100
5.8 Dokumentasi Keperawatan..................................................................101
5.9 Keamanan Pasien (Patient Safety)......................................................102
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................104
6.1 Kesimpulan..........................................................................................104
6.2 Saran....................................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................106
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen
keperawatan Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan pada masa mendatang. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling menopang (Nursalam, 2014).
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai
suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan
keperawatan pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan
perilaku dari para praktisi, pasien, keluarga dan dokter. Saat
mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai
dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan
keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu
asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup
berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan
bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik
bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu
asuhan (Kurniadi, 2013).
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang
menjadi trend dalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan
Keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan
Primary Nursing.

1
2

Salah satu kritik yang dikemukanan mengenai model keperawatan


ini adalah terlalu komplek dan teoritisnya, akan tetapi bila seluruh
pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas
keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuan dalam
mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan pribadi
yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih
bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya, maka kita
telah mendapatkannya (Sukmarini, 2013).
Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode pemberian
asuhan keperawatan primer, dimana pelaksanaanya melibatkan pasien
yang berada di Ruang Gatutkaca RSUD Jombang dengan perawat yang
bertugas diruang kelas tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip – prinsip
menajemen keperawatan dan Model Pemberian Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang sesuai dengan model keperawatan
(primary nursing).
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian pada pasien kelolaan diruang Ruang
Gatutkaca.
2. Menganalisis situasi berdasarkan analisis SWOT.
3. Menentukan rumusan masalah.
4. Melaksanakan rencana strategis operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional : (1)
3

Orientasi, (2) Ronde keperawatan, (3) Discharge planning, (4)


Supervisi, (5) MAKP, (6) Timbang terima, (7) Dokumentasi.
5. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan
professional : (1) Orientasi, (2) Ronde keperawatan, (3)
Discharge planning, (4) Supervisi, (5) MAKP, (6) Timbang
terima, (7) Dokumentasi.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model
MAKP yang di aplikasikan pada pasien kelolaan di Ruang
Gatutkaca.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP pada pasien kelolaan di Ruang
Gatutkaca.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam penerapan model
asuhan keperawatan professional pada pasien kelolaan di Ruang
Gatutkaca.

1.3.2 Bagi Perawat Ruangan


1. Melalui praktik profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah – masalah yang ada pada pasien kelolaan di ruang
Gatutkaca yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4

3. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat


dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga

1. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal.


2. Pelayanan kepada pasien semakin maksimal pasien dan keluarga
mendapatkan pelayanan yang memuskan
3. Hak-hak pasien sangat di hargai.

1.3.4 Bagi Rumah Sakit


1. Tercapai pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi MAKP yang akan dilaksanakan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan.

1.3.5 Bagi Institusi dan Pendidikan


Sebagai masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan model MAKP.
BAB 2
PENGKAJIAN

2.1 PENGKAJIAN UMUM


RSUD Jombang adalah Rumah Sakit dari Tipe D, C dan meningkatkan

status pelayanannya menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan dan pada tahun

2015 menjadi Rumah Sakit Tipe B Paripurna. Sudah mendapatkan reward

yang pertama Tahun 2006 RADAR AWARD, PERSI AWARD dan

Sertifikasi International, Tahun 2007 Penghargaan Jawa Post Institusi Pro

Otonomi, Tahun 2008 mendapat Award Citra Pelayanan Prima dari Gubernur,

Tahun 2010 mendapat Award Citra Pelayanan Prima tingkat Nasional, 2012

mendapat penghargaan juara ke 2 Lomba RS Sayang Ibu dan tingkat JATIM,

Tahun 2012 mendapat Award Pelaksana terbaik ke Satu RSSIB Prov. JATIM .

Memiliki layanan 16 unit rawat jalan, 12 unit rawat inap, 3 ruang instalasi

rawat khusus (IGD, ICU CENTRAL dan IBS). Jumlah seluruh tenaga di

RSUD Jombang 1.203 pada tahun 2015. Jumlah Dokter yang dimiliki :

sejumlah 58 dokter umum dan dokter spesialis, jumlah tenaga keperawatan

530 orang (Perawat, Bidan dan Asper).

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen

keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi

masalah.

2.2 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG


2.2.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan
layanan paripurna melalui sistem pendidikan kesehatan yang terintegrasi.

5
6

2.2.2 Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standar
3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan
penunjang sistem layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian
secara terintegrasi
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang profesional dan akuntabel.
2.2.3 Kredo
CINTAKU
Cepat, Indah, Nyaman, Terjangkau, Aman, Kepercayaan, Umum
Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang adalah
Pelayanan PRIMA yaitu Pelayanan yang Cepat, Sigap dan berhasil guna
dilayani dalam kondisi lingkungan yang indah dan suasana nyaman serta
tarif yang terjangkau oleh seluruh masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah
memberikan jaminan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis serta
tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan dengan tekat kepuasan
pelanggan sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada seluruh
masyarakat secara umum tanpa membedakan status sosial.
2.2.4 Kebijakan mutu
“Pelayanan profesional yang bermutu”. Pelayanan yang berbasis profesional
dengan mengacu pada mutu pelayanan berstandar nasional yang sesuai
dengan visi, misi dan kredo “ CINTAKU” RSUD Jombang.
Kreatifitas dan keterbukaan didukung tidak saling menyalahkan, kekeliruan,
kegagalan, dan kinerja yang belum optimal dilaporkan serta dikaji untuk
melakukan peningkatan rasa takut untuk disalahkan, dan mendorong kepada
penilaian terbuka kesalahan dan kegagalan :
 Penghargaan terhadap staf
 Siap menerima perbedaan pendapat
7

2.3 ORIENTASI RUANGAN


Ruang Gatutkaca merupakan salah satu ruangan rawat inap di RSUD
Jombang. Ruang Gatutkaca terdapat ruang HCU, Ruang Kelas 1, 2, 3.
2.3.1 Visi , Misi Ruang Gatutkaca
a. Visi
Menjadi pusat kesehatan pelayanan paru dan pernafasan yang
komprehensif berlandaskan pada pemberian asuhan keperawatan yang
holistik.
b. Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan tetap terjaga dan
terpelihara dengan baik sesuai standart SOP.
2. Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan
keperawatan.
3. Menurunkan resiko infeksi nosokomial bagi pasien, tenaga medis,
keluarga dan pengunjung.
4. Menjaga kebersihan ruangan yang bersih, rapi, indah, nyaman dan
bebas dari polusi udara yang mengandung dropet penyakit paru
(TBC).

2.3.2 10 Besar Penyakit Yang Di Rawat Di Ruang Gatutkaca


1. Pneumonia
2. Covid 19
3. TB Paru
4. PPOK
5. Efusi pleura
6. DM
7. Anemia
8. Status Asma
9. CVA Infark
10. TB MDK
8

2.4 SUMBER DAYA MANUSIA (M1-Man)


2.4.1 Jumlah Tenaga di Ruang Gatutkaca
a. Keperawatan
No. Jabatan Pendidika PNS Honorer Harian
n Lepas
1. Ka. Ruangan S1/Ners 1 - -
2. Wa. Ruangan S1/Ners 1 - -
S1/Ners 3 7 -
3. Tenaga Perawat D3 - 11 -
Asper - - 1
5. Tenaga Bidan D3 - 5 -
Sumber data : daftar pegawai Ruang Gatutkaca
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga perawat di ruang Gatutkaca berjumlah
29 orang dengan jenjang pendidikan S1 keperawatan, D3 keperawatan dan D3
kebidanan.
b. Jenjang Perawat
No Kualifikasi Jumlah
1 PK 1 19
2 PK 2 4
3 PK 3 5
Total 28
Sumber data : daftar pegawai Ruang Gatutkaca
Berdasarkan tabel diatas tenaga perawat di ruang Gatutkaca yang PK 1
berjumlah 19 orang, PK 2 berjumlah 4 orang, PK 3 berjumlah 5 orang.
c. Non-keperawatan
No. Kualifikasi Jumlah Jenis
1. Administrasi 3 1 PNS 2 Honorer
2. Pekarya Kesehatan 5 1 PNS 4 Honorer
3. Kebersihan (CS) 3 Honorer
Jumlah 11
Sumber data : daftar pegawai Ruang Gatutkaca
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga non-keperawatan di ruang Gatutkaca
berjumlah 11 orang dengan kualifikasi sebagai administrasi, pekarya
kesehatan dan petugas kebersihan (CS).
d. Tenaga medis
No. Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis Paru 3
2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam -
3 Dokter Spesialis THT -
4 Dokter Spesialis Kulit/Kelamin -
5 Dokter Spesialis Mata -
6 Dokter Spesialis Onkologi -
9

Jumlah `3
Sumber data : daftar pegawai Ruang Gatutkaca
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga medis di ruang Gatutkaca berjumlah 3
orang dengan kualifikasi sebagai spesialis paru.
e. Pembagian Dinas Perawat Ruang Gatutkaca
Dinas
Tenaga Libur
Pagi Sore Malam

Karu 1 - - -

Wakaru 1 - - -

Katim 3 - - -

Perawat Pelaksana 7 6 4 6

Administrasi 2 1 - -

Pekarya Kesehatan 2 1 1 1

Kebersihan (CS) 2 - - -

Sumber data: daftar pegawai ruang Gatutkaca

f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat ketergantungan pasien di ruang Gatutkaca dinilai dengan


menggunakan instrumen penilaian ketergantungan pasien menurut Orem;
total, partial, minimal care (Nursalam, 2016). Klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
 Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
 Perawatan intermediet dengan waktu 3-4 jam/24 jam
 Perawatan total dengan waktu 5-6 jam/24 jam.

1) Ruang Gatutkaca
Tanggal 26 April 2021

Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


ketergantungan. pasien Pagi Siang Malam
Total care 16 16 × 0,36= 5,76 16 × 0,30 = 4,8 16 × 0,20 = 3,2
Partial care 8 8 × 0,27= 2,16 8 × 0,15 = 1,2 8 × 0,10= 0,8
Minimal care 12 12 × 0,17= 2,04 12 ×0,14 = 1,68 12 × 0,07= 0,84
10

TOTAL 36 9,96 = 10 7,68 = 8 4,84 = 5


Total tenaga perawat :
Pagi : 10 orang
Siang : 8 orang
Malam : 5 orang +
23 orang
2) Ruang Gatutkaca
Tanggal 27 April 2021

Tingkat Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


ketergantungan. pasien Pagi Siang Malam
Total care 18 18 × 0,36= 6,48 18 × 0,30 = 5,4 18 × 0,20 = 3,6
Partial care 3 3 × 0,27= 0,81 3 × 0,15 = 0,45 3 × 0,10= 0,3
Minimal care 14 14 × 0,17= 2,38 14 ×0,14 = 1,96 14 × 0,07= 0,98
TOTAL 35 9,67 = 10 7,81 = 8 4,88 = 5
Total tenaga perawat :
Pagi : 10 orang
Siang : 8 orang
Malam : 5 orang +
23 orang
Jumlah tenaga lepas per hari (menggunakan metode ratio)
Total rerata per hari ( 23+23 ) : 2 = 23 orang
Jumlah hari tak kerja pertahun = 86
Hari minggu pertahun = 52 hari + cuti tahunan 12 hari
Hari besar pertahun = 10 hari + cuti sakit atau izin 12 hari
Jadi jumlah keseluruhan 52 + 12 + 10 + 12 = 86 hari
- Jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruang Gatutkaca/ 24 jam = 23
orang
- Jumlah hari kerja efektif perorang/ tahun = 365 — 86 hari = 279 hari
RUMUS = Jumlah hari tak kerja pertahun x jumlah tenaga/24 jam
Jumlah hari kerja efektif perorang/ tahun
86 x 23= 7 orang
279
Jadi jumlah perawat yang lepas dinas per hari = 7 orang
11

Perawat yang dibutuhkan di Ruang Gatutkaca berdasarkan hasil perhitungan


sebanyak 23 orang.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Gatutkaca adalah :
Perawat : 23 orang
Perawat PJ : 2 orang
Lepas dinas : 7 orang +
32 orang
Jadi kebutuhan perawat perhari yang bertanggung jawab di ruang Gatutkaca
adalah: 32 orang
3) Ruang Kelolaan Mahasiswa Kelas III A Ruang Gatutkaca
Tanggal 26 April 2021

Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


Klasifikasi pasien
pasien Pagi Siang Malam
Total care 4 4 × 0,36= 1,44 4 × 0,30= 1,2 4 × 0,20= 0,8
Partial care 2 2× 0,27= 0,54 2 × 0,15= 0,3 2×0,07= 0,14
Minimal care 1 1× 0,17= 0,17 1 ×0,14= 0,14 1× 0,10= 0,10
TOTAL 7 2,15= 2 1,64= 2 1,04= 1

Total tenaga perawat :


Pagi : 2 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang +
5 orang
Jumlah total tenaga perawat pada tanggal 26 april 2021 sebanyak 4 orang

Tanggal 27 April 2021

Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


Klasifikasi pasien
pasien Pagi Siang Malam
Total care 3 3 × 0,36= 1,08 3 × 0,30= 0,9 3 × 0,20= 0,6
Partial care 2 2× 0,27= 0,54 2 × 0,15= 0,3 2 ×0,07= 0, 14
Minimal care 1 1× 0,17= 0,17 1 ×0,14= 0,14 1 × 0,10= 0,10
TOTAL 6 1,79=2 1,34= 1 0,84= 1

Total tenaga perawat :


Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang +
12

4 orang
Jumlah total tenaga perawat pada tanggal 27 april 2021 sebanyak 4 orang
Jumlah tenaga lepas per hari (menggunakan metode ratio)
Total rerata per hari ( 5 + 4 ) : 2 = 4,5= 5 orang
Jumlah hari tak kerja per tahun = 86
Hari minggu pertahun = 52 hari + cuti tahunan 12 hari
Hari besar per tahun = 10 hari + cuti sakit atau izin 12 hari
Jadi jumlah keseluruhan 52 + 12 + 10 + 12 = 86 hari
- Jumlah tenaga yang dibutuhkan di kelas III a pavilion Gatutkaca/ 24 jam = 5
orang
- Jumlah hari kerja efektif perorang / tahun = 365 — 86 hari = 279 hari
RUMUS= Jumlah hari tak kerja pertahun x jumlah tenaga/24 jam
Jumlah hari kerja efektif perorang/ tahun
86 x 5 = 1,54 = 1 orang
279
Jadi jumlah perawat yang lepas dinas perhari = 1 orang

Perawat yang dibutuhkan di kelas III A Ruang Gatutkaca berdasarkan hasil


perhitungan sebanyak 5 orang.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Gatutkaca adalah :
Perawat : 3 orang
Perawat PJ : 1 orang
Lepas dinas : 1 orang +
5 orang
Jadi kebutuhan perawat perhari yang bertanggung jawab di ruang Gatutkaca

adalah 5 orang

g. Bed Occupancy Ratio (BOR) Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 26 - Maret 2020 didapatkan

gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Gatutkaca adalah :


13

RUMUS = Jumlah Bed yang Terpakai / Jumlah Bed Keseluruhan X 100%

1) Ruang Gatutkaca

Tanggal 26 April 2021


BOR : 36 / 62 x 100% = 58 %
Tanggal 27 April 2020
BOR : 35 / 62 X 100 % = 56 %

2) Kelas III A pasien kelolaan mahasiswa praktik manajemen keperawatan


Tanggal 26 April 2021
BOR : 7/ 7 X 100% = 100%
Tanggal 27 April 2021
BOR : 6 / 7 X 100% = 85%
14

2.4.2 Pasien
Alur masuk dan keluar Ruang Gatutkaca RSUD Jombang

IRD

POLI PARU ADMISI

Ruangan lain dengan


indikasi

APOTIK, PAV. GATUTKACA


RADIOLOGI,
LABORAT PINDAH RUANG

VISITE DOKTER

MENINGGAL SEMBUH RUJUK

DISCARGE LOKET
PLANNING PEMBAYARAN

KRS
15

2.5 SARANA DAN PRASARANA (M2-MATERIAL)


2.5.1 Fasilitas Petugas Kesehatan
a. Ruang kepala ruangan berada disebelah depan taman.
b. Nurse station di bagi menjadi 2 bagian yaitu pada depan ruangan
setelah pintu masuk, kedua berhadapan dengan ruang HCU dan ketiga
berada dibagian depan kelas III.

2.5.2 Data Tempat Tidur Pasien


HCU : 3 bed
Kelas I lantai 1 : 7 bed
Kelas I lantai 2 : 3 bed
Kelas II lantai 1 : 6 bed
Kelas III lantai 1 : 14 bed
Kelas III lantai 2 : 26 bed
Kelas MDR : 3 bed
Total jumlah bed di ruang ruang gatutkaca RSUD Jombang = 62 bed

2.5.3 Ruang Penunjang


a. Ruang oplos obat
b. Ruang tunggu keluarga pasien/ ruang edukasi
c. Ruang Administrasi
d. Dapur
e. Gudang
f. Ruang pertemuan
2.5.4 Peralatan medis di ruang ruang gatutkaca RSUD Jombang
Jumlah Kondisi Usulan
No Jenis Alat Jumlah
Ideal
1 Tensi 4 Baik
2 Tabung O2 kecil 2 Baik
4 Manometer 12 Baik
5 Lampu baca foto 2 Baik

7 Stetoskop 5 Baik
8 Syringe pump 8 Baik 4
rusak 4
9 Infus pump 2 Baik
16

10 Troli Dressing 2 Baik


11 Bengkok 5 Baik
12 Pinset 8 Baik
13 Gunting Lurus 8 Baik
14 Cucing kecil 6 Baik
15 Troli instrument 2 Baik
16 Suction 2 Baik
17 Nebulizer 3 Baik
18 Monitoring HCU 4 Baik
19 Troli O2 1 Baik
20 Kursi roda 4 Baik
21 Bak Instrument 8 Baik

2.5.5 Sarana dan prasarana ruang ruang gatutkaca RSUD Jombang


Jumlah Kondisi Usulan
No Nama Barang Jumlah
Ideal
1 Almari besi/kaca 13 Baik
2 AC 12 Baik
3 Almari kayu 1 Baik
4 Kereta makan pasien 1 Baik
5 Kipas angin dinding 18 Baik
6 Almari Es 2 Baik
7 Printer 1 Baik
8 Komputer 1 Baik
9 Kursi 46 Baik
10 Kursi teras 8 Baik
11 Meja 6 Baik
14 Tempat tidur 60 Baik
15 Rak pispot 3 Baik
Sumber data : daftar inventaris ruangan

2.5.6 Fasilitas untuk pasien


1. Ruang rawat inap kelas I
 Kamar mandi dan WC
 Kipas angin
 Lemari
 Kursi
 Wastafel
 Bed
2. Ruang rawat inap kelas II
17

 Kamar mandi dan WC


 Kipas angin
 Lemari
 Kursi
 Wastafel
 Bed
3. Bed Ruang rawat inap kelas III
 Kamar mandi dan WC
 AC
 Lemari
 Kursi
 Bed
4. HCU (High Care Unit)
 Monitor
 Kamar mandi dan WC
 Kipas angin
 Lemari
 Kursi
 Bed
2.5.7 Administrasi Penunjang
1. Buku Injeksi
2. Lembar Observasi
3. Buku TTV
4. Buku penerimaan obat
5. Buku visite
6. Buku laborat
7. Buku makanan pasien
8. Buku pasien pulang.
Denah Ruang Gatutkaca

n
Gudang Kelas III A R. Alat HCU Kelas III B Kelas I.7
LANTAI 1

Kelas I.6
18
Taman Taman Kelas II
Ners Stasion Kelas I.5
R. Kepala
Ruang R. Tempat
Ruangan Kelas I.1 Kelas I.2 Kelas I.3 Kelas II 19
Obat Tunggu Oksigen

Kamar
F

R. Isolasi
MDR MDR R. Petugas R. Obat Dapur R. Antrum
Airborn
LANTAI 2

Kelas III E

Ners Stasion
Tempat

PINTU MA
Kelas I.9 Kelas I.10 Kamar 6 Kamar 6 Kamar 6
Oksigen

20

2.6 METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (M3-METHOD)


2.6.1 Penerapan Sistem MAKP

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai–nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut. Unsur dasar dalam menentukan pemilihan MAKP
dapat didasarkan dalam pertimbangan yang sesuai dengan misi dan visi institusi,
dapat diterapkan proses asuhan keperawatan yang efisien dan efektif penggunaan
biaya, terpenuhnya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat, kepuasan kinerja
kerja dan MAKPnya. (Nursalam, 2012).

Berdasarkan hasil dari pengkajian dan wawancara kepala ruangan pada


tanggal 26 April 2021, kepala ruangan sebagai pemegang peranan paling penting
dan ketua tim memiliki beberapa anggota (perawat asosiate). Di ruang gatutkaca
ketua tim dibagi menjadi 3 tim yaitu ketua tim 1 (ruang bawah), tim 2 dan tim 3
(Ruang atas) begitu juga dengan perawat assosiatenya. Ketua tim kemudian di
bawahnya adalah perawat penanggung jawab kemudian dibawahnya lagi perawat
pelaksana.

Model asuhan keperawatan yang diterapkan di Ruang gatutkaca adalah


model asuhan keperawatan tim modifikasi, dikarenakan kualifikasi perawat S1
keperawatan berjumlah 12 orang, D3 keperawatan berjumlah 16 orang. Sehingga
belum mencukupi untuk dilaksanakan model primary nursing dan juga belum
adanya perawat spesialis. Komunikasi antar profesi terlaksana dengan baik,
pendokumentasian keperawatan sudah cukup baik, dan menggunakan komputer.
Rencana kedepan akan menggunakan erm (elektornik rekam medik) masih
menunggu program. Secara keseluruhan tim modifikasi yang diterapkan
diruangan sudah bisa berjalan dengan lancar dan cukup maksimal, pada dinas sore
dan malam juga sudah ada katim. Dari hasil wawancara dan observasi penemuan
tentang tidak ada ronde keperawatan, kriteria dari ronde keperawatan adalah
melibatkan semua profesi, tidak dilakukan ronde keperawatan dikarenakan tidak
21

ada kasus dan juga pandemi. Sehingga di status terdapat ppa (profesional pemberi
asuhan), masing-masing profesi menulis dan akan disimpulkan oleh dokter
penanggung jawab.

26.2 Penerimaan pasien baru


Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 26 April 2021, penerimaan
pasien baru di ruang gatutkaca RSUD Jombang di mulai dari pasien yang akan
masuk rumah sakit, menghubungi terlebih dahulu ruang gatutkaca melalui IGD,
POLI, maupun ruangan lain. Ruang gatutkaca akan menyiapkan kamar, setelah
kamar pasien sudah siap, kemudian pasien datang dilakukan idenifikasi pasien
dan dicocokkan dengan berkas RM, pasien ditempatkan sesuai dengan kondisi
pasien, operan status pasien dengan petugas yang mengantar dengan
menggunakan transfer dan harus ditandatangani oleh pengantar dan penerima
pasien, kemudian perawat melakukan pengkajian awal kepada pasien rawat inap
rawat inap. Di masa pandemi ini anamnesia pengkajian pasien diruangan
gatutkaca dibatasi sehingga kurang efektif untuk penerimaan pasien baru

a) Identifikasi pasien
b) Pengkajian awal
c) Pemeriksaan fisik oleh perawat
d) Pengkajian sosial dan psikologis
e) Skrining gizi awal
f) Penilaian tingkat nyeri
g) Discharge planning
h) Pengkajian dan intervensi resiko jatuh
i) Intervensi resiko dekubitus
j) Menerangkan fungsi gelang
k) Pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga rawat inap
l) Menerangkan dokter penanggung jawab (DPJP)
m) Orientasi ruangan
n) Keluarga dipersilahkan menuju kantor untuk pengisian informasi pasien baru
dan lembar edukasi untuk ditandatangani.
22

o) Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 April 2021, kepada perawat,


penerimaan pasien baru sudah dilakukan oleh perawat/kepala tim yang
menerima pasien baru, serta sudah dijelaskan pada pasien tentang fasilitas dan
tata tertib yang ada diruangan. Perawat juga mengajarkan pasien dan keluarga
tentang cuci tangan, serta menjelaskan kepada keluarga/pasien tentang
perawat penaggungjawab dan dokter penanggung jawab.

2.6.3 Timbang Terima


Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal 26 April
2021 timbang terima dilakukan tiga shift dalam sehari atau pergantian shift,
dimana pergantian shift malam ke pagi dilakukan pada jam 07.00 WIB, shift pagi
ke shift sore dilakukan pada jam 14.00 WIB dan shift sore ke shift malam
dilakukan pada jam 20.00 WIB. Alur timbang terima di pavilliun gatutkaca,
timbang terima dilakukan di nursing station oleh kepala ruangan, katim, dan
perawat pelaksana. Kepala ruangan membuka timbang terima, perawat shift
malam melaporkan dengan menggunakan rekam medik (RM) meliputi identitas,
diagnosa medis, tindakan keperawatan yang dilakukan, terapi, rencana tindakan
yang telah dilakukan dan intervensi kolaborasi. Setelah semua laporan
disampaikan, kemudian kepala ruangan melakukan validasi ke katim dan perawat
mungkin ada yang ingin didiskusikan. Di masa pandemi ini observasi keliling ke
pasien di tiadakan untuk mengurangi resiko terpaparanya wabah. Tetapi perawat
timbang terima nya diruangan masih menggunakan tatapmuka dengan jaga jarak
dan timbang terima ditutup dengan doa.

2.6.4 Ronde Keperawatan


Dari hasil wawancara pada tanggal 26 April 2021 di ruang Gatutkaca,
Ronde keperawatan dilaksanakan sesuai dengan bila mana dibutuhkan. Sehingga
di status terdapat ppa (profesional pemberi asuhan), masing-masing profesi
menulis dan akan disimpulkan oleh dokter penanggung jawab.
23

2.6.5 Pengelolaan Obat atau UUD


Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, beberapa perawat, dan
pengamatan. Bahwa Pelaksaan pengelolaan obat yang telah berjalan
menggunakan system Unit Dose Dispending (UDD). Sistem UDD adalah suatu
sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap disiapkan dalam bentuk dosis
terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam dan termasuk tanggung jawab
farmasi juga terkait dengan staff medis perawat dan administrasi.pengelolaan obat
di tempatkan di ruang farmasi, hal ini mengacu pada ketentuan dari peraturan RS.
dalam pelaksanaanya perlengkapan yang sudah tersedia antara lain tempat obat,
kartu obat, buku pemberian obat, informed concent, buku injeksi dan buku obat
oral. Selain itu kepala ruangan, tim medis, perawat mendukung adanya
sentralisasi obat. Di ruang ruang gatutkaca belum tersedia tenaga farmasi maka
pengelolaan obat dilakukan oleh perawat ruangan.

2.6.6 Discharge Planning


Hasil pengamatan dan wawancara dengan pembimbing ruangan serta
beberapa perawat ruangan Discharge planing sudah dilakukan secara lisan oleh
perawat ruangan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarga saat merawat pasien dan pada saat pasien pulang disertai dengan lembar
leaflet dan lembar discharge planning. Adapun isi dari discharge planning:
nutrisi, kontrol dan pengobatan penyakit dan dosis obat yang harus dikonsumsi.
Di ruang ruang gatutkaca pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarga dilakukan oleh kepala jaga.

2.6.7 Supervisi Ruang Keperawatan


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pembimbing
ruangan. Supervisi keperawatan diruang Gatutkaca terdiri dari 2 macam yaitu
supervise secara langsung dan tidak langsung. Supervisi langsung dilaksanakan
oleh komite keperawatan yang dilakukan setiap sore dan malam hari setiap
harinya dan juga dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat yang ada di
Ruang Gatutkaca 2 minggu bias 1 atau 2 kali. Supervisi tidak langsung dilakukan
melalui whatsapp atau telefon lebih sering untuk mengetahui kehadiran atau
24

kedisiplinan. kepala ruangan, staf serta perawat ruangan mendukung adanya


kegiatan supervisi. Format supervisi sudah ada dari komite keperawatan.
Observasi kerja perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada waktu yang tidak
diketahui oleh perawat akan tetapi sudah pernah ada kontrak penilaian
sebelumnya, kemudian untuk observasi kehadiran dilakukan oleh kepala ruangan
setiap pagi sedangkan observasi kehadiran pada sore dan malam hari observasi
dilakukan oleh pengamat dari komite keperawatan (Duty Manager).

2.6.8 Dokumentasi Keperawatan


Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan kepala ruangan sistem
pendokumentasian di Ruang Gatutkaca sudah dibantu computer atau computer
recording pendokumentasian berisi 1) pengkajian, 2) resume keperawatan, 3)3
diagnosa keperawatan 4) lembar discharge planning 5) catatan perkembanngan
dan lembar pendukung lainnya.

Tabel bagian dari dokumentasi pasien di Ruang Gatutkaca


Sumber Urian Bagian
Sumber Admisi 1. Ringkasan Masuk Keluar
2. Daftar DPJP
3. Persetujuan Umum
4. Persetujuan Kelas Perawatan
5. Pernyataan sebagai Pasien Umum,
JKN, KJS
6. Lembar Rujukan dari Luar Rumah
Sakit
7. Formulir Pendaftaran Pasien Baru
Instalasi Gawat Darurat 1. Pengkajian Gawat Darurat
2. Status Lokalis
3. Lembar Observasi
4. Edukasi Kondisi Pasien di IGD
5. Lembar Konsultasi
6. Persetujuan Tindakan Kedokteran
7. Penolakan Upaya Tindakan
25

Kedokteran
8. Surat Rujukan
9. Surat Balasan Rujukan
10. Persetujuan dan Penolakan Rujukan
11. Transfer Pasien Intra Rumah Sakit
Rawat Inap Dewasa 1. Pengkajian Awal Medis Rawat Inap
2. Pengkajian Awal Keperawatan Rawat
Inap
3. Laporan Proses Perawatan
4. Lembar Grafik TTV
5. Pengkajian Kebutuhan Pendidikan
Pasien
6. Catatan Perkembangan Asuhan
Terintegrasi
7. Rencana Perawatan Dirumah
8. Ringkasan Medis
9. Transfer Pasien Intra Rumah Sakit
10. Ringkasan untuk ahli rawat
11. Pengkajian & Intervensi Pasien Jatuh
12. Pengkajian Mutu Klinik Keperawatan
13. Monitor Pasien Transfusi Darah
14. Lembar Pemantauan Oksigen
15. Penolakan Upaya Tindakan
Kedokteran
16. Timbang Terima
17. Lembar Permintaan Pelayanan
Kerohanian
18. Skrining Gizi Dewasa
19. Surat Rujukan
20. Lembar Konsultasi
21. Pengkajian pasien menjelang akhir
26

hayat
22. DNR
Farmasi 1. CPO 1 (Obat)
2. CPO 2 (HAM)
3. CPO 3 (ALKES)
4. CPO 4 (Obat Pulang)
5. Rekonsiliasi Obat
Pemeriksaan Penunjang 1. Rangkuman Hasil Laboratorium
2. Hasil Laboratorium
3. Hasil Bacaan Raiologi
4. Penunjang Lain
5. Penempelan Hasil Pemeriksaan EEC,
EKG, Audiometri, dll.

2.7 PEMBIAYAAN (M-MONEY)


Kelas Akomodasi kamar Askep Makan Dokter Total
PC: Rp. 50.000 I: Rp 56.000 I: Rp 452.900
HCU Rp 200.000 Inj: Rp 46.900 II: Rp 40.000 Rp. 100.000 II: Rp 436.900
III: Rp 32.000 III: Rp 428.900
MC: Rp 40.000
1 Rp 120.000 Rp 56.000 Rp 75.000 Rp 337.900
Inj: Rp 46.900
MC: Rp 40.000
2 Rp 60.000 Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 236.900
Inj: Rp 46.900
MC: Rp 40.000
3 Rp. 35.000 Rp 32.000 Rp 35.000 Rp 179.500
Inj: Rp 37.500
MC : Minimum Care PC: Partial Care
Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai dengan kelas
Sumber Dana Ruang Ruang Gatutkaca Berasal Dari Anggaran Rumah Sakit
Tahun 2020
27

2.8 PEMASARAN (M5-MARKET)


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang bekerja dengan institusi
pendidikan wilayah Jombang, Mojokerto, Malang, Kediri dan lain-lain. Ruang
Gatutkaca merupakan salah satu ruangan di RSUD Jombang yang terbagi menjadi
4, Ruang HCU , Ruang Kelas 1 , 2, 3. Ruang Gatutkaca merupakan salah satu
ruangan di RSUD Jombang yang menangani masalah paru dengan di tunjang
pemeriksaan bronkoskopi dan USG paru. Adanya program asuransi kesehatan dari
pemerintah khusus bagi warga miskin menjadikan salah satu sumber pendapatan
rumah sakit.

2.8.1 Kasus Terbanyak

Kasus besar penyakit Ruang Gatutkaca berdasarkan bulan Maret 2021


berdasarkan jumlah kasus penyakit yang paling banyak adalah pneumoni
sebanyak 30 orang dari 133 orang yang mengalami 10 besar penyakit Ruang
cempaka dari bulan Maret 2021.

2.8.2 Kasus Ruang Gatutkaca

No Diagnosa Jumlah
1. Pneumonia 30
2. Covid 19 25
3. TB paru 21
4. PPOK 12
5. Efusi Pleura 12
6. DM 11
7. Anemia 7
8. Status Asma 6
9. CVA Infark 6
10. TB MDK 3

2.8.3 Kepuasan

Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja


perawat. Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrument berupa kuisioner
28

tentang standart pelayanan minimum (SPM). Kuisioner berisi 6 pertanyaan


pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup kecepatan pelayanan, keramahan/
kesopanan petugas, kejelasan pemberian informasi, orientasi ruangan,
keamanan, kenyamanan, fasilitas dan keterampilan petugas di ruangan.

Adapun indikator kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan di nilai


berdasarkan kuesioner yang berjumlah 6 pertanyaan dengan 18 item, masing-
masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian di total tiap-tiap
responden dan dijumlah secara keseluruhan.
29

Struktur MAKP Metode Tim Ruang Gatutkaca

KSM
Kepala Ruangan
KSM Dewi Rahmawati Ka.Instalasi

Wakil Kepala Ruangan


Rina Wahyuni

Katim II
Katim I Nurul Hayati Katim III
Ika Prasetyowati Beni Susanto
Perawat
Febriana Shodiq Perawat Perawat
Sherly Velalia Esti W Petty Turita Sari
Duwi Fitrianingsih Siska Wahyu Leni Cahyanti
Chuntarto Khoirul Hidayat Elok Tri Wulandari
Veny Agustin Hadi Setiawan Ila
Kurnia Arief Denny Kurniawan Bibi Dwi Mahayani
Rosa Burhanuddin Esty Prasetyawati Afrilia
Aan Windiadmika Anis Saraswati
Wahyu Ardhi
Khofidotur

Asper
Abdul Rochim Administrasi
Rida Ana Herminingtyas
Lesti Mega Dian
Nanang Dwi Afrianti Poetri
Suparno
30

2.9 ANALISA SWOT


2.9.1 Analisa Swot Tenaga dan Pasien (Man/M1)
MAN (M 1) BOBOT RATING SKOR Ket
Internal Faktor(IFAS)
STRENGTH (kekuatan)
1. Tenaga
perawat : D III 16 orang dan S1 12 orang. 0,2 4 0,8
Asper 1 orang. Jumlah perawat 29 orang.
2. Tenaga non
keperawatan : pekarya kesehatan
0,2 4 0,8
sebanyak 5 orang, cleaning service 3
orang, administrasi 3 orang.
3. Tenaga Dokter
0,1 3 0,3
3 orang ( 3 Dokter spesialis Paru)
4. Pav. Gatutkaca
sebagian besar perawat pernah mengikuti 0,1 1 0,1
pelatihan keperawatan. IFAS –
5. Adanya tugas,
EFAS =
peran dan wewenang yang jelas 0,1 4 0,4
3,2 – 3,5
(KARU, WAKARU, KATIM dan PP)
WEAKNES (kelemahan) = -0,3
0,1 2 0,2
1. Beban kerja perawat cukup tinggi.
Adanya tenaga kelulusan yang tidak sesuai
dengan ruang perawatan. 0,2 3 0,6

2. TOTAL
3,2
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY (kesempatan)
1. Adanya mahasiswa yang praktik
0,3 4 1,2
2.Adanya kerjasama antara institusi
0,3 4 1,2
pendidikan keperawatan dengan RS
3. Adanya program pelatihan dan seminar
0,1 2 0,2
THREATENED (ancaman) 0,1 3 0,3
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
31

pelayanan yang lebih profesional.


2. Persaingan antar RS yang semakin ketat.
0,2 3 0,6
TOTAL 3,5

2.9.2 Analisa Swot Sarana Dan Prasarana (Material /M2)


MATERIAL (M2) BOBOT RATING SKOR Ket
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kapasitas tempat tidur 62 bed. HCU
terdapat 3 bed, kelas 1 terdapat 10 bed,
0,2 4 0,8
kelas 2 terdapat 6 bed, kelas 3 terdapat
40 bed, kelas MDR 3 bed.
2. Fasilitas, sarana dan prasarana
IFAS –
menunjang pemberian pelayanan 0,1 4 0,4
EFAS =
kesehatan
3,1 – 2,6
3. Bila sprei kotor saat itu langsung di ganti 0,1 4 0,4
4. Adanya pengelompokan kasus sesuai = 0,5
0,2 4 0,8
dengan penyakit
5. Setiap pergantian shift tempat tidur
0,1 1 0,1
dirapikan
WEAKNESS
1. Pengantian sprei belum optimal 0,2 2 0,4
dilakukan setiap hari
2. Pembagian sarana dan prasarana yang
0,1 2 0,2
belum optimal
TOTAL 3,1
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
0,2 4 0,8
1. Kebersihan lingkungan ruangan dijaga
setiap hari
2. Pengadaan sarana dan prasarana yang
0,2 2 0,4
rusak dari bagian pengadaan barang.
3. Adanya penambahan sprei sesuai 0,2 3 0,6
program rumah sakit
32

TREATHENED
1. Mobilitas pasien yang tinggi, yaitu rata- 0,2 2 0,4
rata 3 hari perawatan
2. Kerusakan alat-alat kesehatan baik
0,2 2 0,4
disengaja atau tidak
TOTAL 2,6

2.9.3 AnalisaSwot Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/ Methode)

No Analisis Swot Bobot Rating Skor Ket

1 MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Rumah sakit memiliki visi dan 0,2 4 0,8
misi sebagaia acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan.
2. Sudah ada model asuhan 0,1 4 0,4
keperawatan yang digunakan yaitu
metode tim modifikasi
3. Perawat mengerti/memahami 0,1 4 0,4
model keperawatan yang
digunakan.
4. Terlaksanya komunikasi yang 0,2 4 0,8
cukup baik antar profesi
5. Adanya struktur organisasi yang 0,2 4 0,8
jelas
6. RSUD Jombang merupakan RS 0,1 4 0,4
tipe B Pendidikan
WEAKNESS 0,1 2 0,2
1. Butuh waktu yang optimal untuk
konferensi tim
TOTAL 3,8
IFAS –
EFAS =
3,8 – 3,1 =
33

0,7

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan
0,2 3 0,6
yang melakukan praktek
managemen
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,2 3 0,6
tetang profesionalisme
3. Adanya kebijakan RS/ruangan 0,1 4 0,4
tetang pelaksanaan MAKP
THREAT 0,2 3 0,6
1. Persaingan antar RS semakin
ketat
2. Tuntutan masyarakat akan 0,1 3 0,3
pelayanan yang maksimal

3. Semakin tingginya kesadaran 0,1 3 0,3


masyarakat tentang kesehatan
4. Bebasnya pers yang dapat 0,1 3 0,3
langsung menyebarkan informasi
dengan cepat
TOTAL 3,1

2 Penerimaan Pasien Baru


a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya bagan alur masuk pasien
diruang rawat inap pav gatutkaca 0,2 3 0,6

2. Perawat bekerja sama dengan


tim medis untuk melakukan 0,2 3 0,6
pengkajian awal meliputi
diagnose medis, tindakan, terapi
yang sudah dilakukan
34

3. Perawat menyiapkan dan


mengantar pasien keruangannya 0,3 3 0,9 IFAS –
lalu melakukan pengkajian awal
EFAS =
dan melengkapi distatus pasien
2,9 – 3,6 =
4. Perawat menjelaskan fasilitas 0,1 2 0,2
-0,7
dan tata tertib yang ada
diruangan
WEAKNESS
1. Tidak optimalnya penggunaan 0,2 3 0,6
ruang edukasi untuk keluarga
pasien.
TOTAL 2,9

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa praktek yang
0,2 3 0,6
ssmembantu pengkajian awal
pasien
2. Adanya kerjasama antara perawat 0,2 3 0,6
dan mahasiswa praktek dalam
penerimaan pasien baru.
THREAT
1. Adanya persaingan RS dengan 0,3 4 1,2
kualitas yang lebih baik
2. Pengetahuan akan kesehatan 0,3 4 1,2
masyarakat lebih meningkat

TOTAL 3,6

3 Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Timbang terima sudah dilakukan
setiap hari/setiap pergantian 0,2 4 0,8
35

shift.
2. Timbang terima dipimpin oleh 0,1 3 0,3
kepala ruangan
3. Timbang terima diikuti oleh 0,2 4 0,8
seluruh perawat pada pergantian
shift.
4. Sudah ada buku untuk timbang 0,1 3 0,3
terima
5. Timbang terima menggunakan 0,2 3 0,6
RM pasien
WEAKNESS
IFAS –
1. penyampaian timbang terima 0,2 3 0,6
EFAS =
kurang formal pada shift sore
3,4 – 3 =
dan shift malam
TOTAL 3,4 0,4

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa Ners yang
0,2 3 0,6
Pratik managemen yang Pratik di
ruangn
2. Adanya kerjasama yang baik 0,2 3 0,6
antara perawat ruangan dengan
mahasiwa Ners yang praktik
diruangan
3. Bervariasinya masalah 0,2 3 0,6
keperawatan masing-masing
pasien
TREATH
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk
0,2 3 0,6
mendapatkan pelayanan yang lebih
professional
2. Meningkatnya kesadaran 0,2 3 0,6
36

masyarkat tentang tangguang


jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberian asuhan
keperawatan

TOTAL 3

4 Pengelolaan Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan 0,3 4 1,2

sentralisasi obat
2. Kepala ruangan mendukung 0,2 3 0,6
sentralisasi obat
3. Adanya kemauan dan 0,2 3 0,6
kemampuan perawatan dalam
sentralisasi obat
WEAKNESS
1. Sistem UDD sentralisasi obat
belum dilaksanakan optimal,
0,3 4 1,2
karena belum adanya petugas
farmakologi di ruang Ruang
Gatutkaca. IFAS –
TOTAL 3,6 EFAS =
3,6 – 3 =
0,6

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPORTUNITY 0,2 3 0,6
1. Adanya mahasiswa Ners praktik
yang membantu proses
sentralisasi obat
2. Kerjasama yang baik antara 0,2 3 0,6
perawat dengan mahasiswa
3. Adanya kemauan pasien yang 0,2 3 0,6
37

menyetujui sentralisasi obat


TREATH
1. kurang pengetahuan pasien dan
keluaraga tetang pentingnya
0,2 3 0,6
sistem sentralisasi obat dan
pengelolaan obat yang dilakukan
2. Adanya tuntutan dari pasien
untuk mendapatkan pelayanan 0,2 3 0,6
yang profesional
3. Meningkatnya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat

TOTAL 3

5 Discarge planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Di ruang gatutkaca sudah
dilakukan discharge plannning 0,1 3 0,3

2. Perawat ruang gatutkaca


memberikan HE pada pasien 0,2 4 0,8

pulang
3. Tersedianya resume keperawatan 0,2 4 0,8
untuk pasien pulang
4. Tersedianya format discharge 0,1 3 0,3
planning
5. Adanya lembar leaflet pada 0,2 4 0,8
penyakit pada pasien pulang
untuk perawatan dirumah
WEAKNESS IFAS –
1. Terkadang keluarga tidak begitu EFAS =
0,1 3 0,3
3,6 – 4 =
memahami apa yang diterangkan
-0,4
2. Penyampaiandischarge planning 0,1 3 0,3
38

hanya dengan lisan


TOTAL 3,6

b. Eksternal faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa Ners yang
0,2 4 0,8
praktik menejemen keperawatan
2. Antusiasme keluarga dan pasien 0,2 4 0,8
untuk menerima discharge
planning

TREATH 0,2 4 0,8


1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapat pelayanan
keperawatan yang profesional

2. Makin tingginya kesadaran 0,2 4 0,8


masyarakat akan pentingnya
ksehatan
3. Persaingan antar rumah sakin 0,2 4 0,8
semakin ketat
TOTAL 4

6 Ronde Keperawatan

a. Internal faktor (IFAS)

STRENGHT

1. Adanya kemauan dan


kemampuan tenaga tentang 0,3 4 1,2
ronde keperawatan

2. Ada beberapa kasus yang


0,2 3 0,6 IFAS –
memperlukan perhatian khusus
EFAS =
3. Kepala ruangan mendukung 3,6 – 1,8 =
0,3 4 1,2 1,8
adanya ronde keperawatan
39

WEAKNESS

1. Kasus yang kompleks jarang


ditemukan dan kendala
konselor/DPJP yang tidak
hanya mengelola di Ruang 0,2 3 0,6

Gatutkaca namun di ruang


lainnya seperti di Poli Paru
dan OK IGD
3,6
TOTAL
b. Eksternal faktor (EFAS)
OPPURTUNITY
1. Adanya pelatihan dan seminar
0,3 3 0,9
tentang menejemen keperawatan
TREATH
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
0,4 1 0,4
mendapatkan pelayanan yang
lebih profesional

2. Persaingan antar rumah sakit 0,3 2 0,6


yang semakin ketat dalam
pemberian pelayanan

3. Perkembangan jenis penyakit 0,4 2 0,8


baru
1,8
TOTAL
7 Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
SRENGHT
1. Kepala ruangan mendukung
kegiatan supervisi dan memberi
40

peringatan bagi perawat yang 0,2 3 0,6


tidak melakukan tugas dengan
baik, demi peningkatan mutu
pelayanan keperawatan
2. Adanya format buku dalam 0,2 3 0,6
pelaksanaan supervisi
3. Adanya program pelatihan 0,2 3 0,6
MAKP
IFAS –
4. Supervisi telah terjadwal dengan 0,2 3 0,6
EFAS = 3
baik –3=0
WEAKNESS
1. Ada beberapa perawat yang 0,2 3 0,6
sudah disupervisi tetap masih
belum ada perubahan
TOTAL 1 15 3

b. Eksternal faktor (EFAS)


OPPURTUNITY
1. Adanya mahasiswa Ners yang
0,2 3 0,6
praktek managamen
2. Adanya reward dalam bentuk 0,2 3 0,6
latihan maupun jasa bagi yang
melaksanakan pekerjaan dengan
baik
THREATH
1. Persaingan antar RS akan 0,2 3 0,6
kualitas pelayanan keperawatan
2. Tuntutan pasien untuk 0,2 3 0,6
mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu
3. Adanya peningkatan kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat tentang kesehatan,
tanggung jawab, dan tanggung
41

gugat

TOTAL 1 15 3

8 Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Dokumentasi Keperawatan :
 Pengkajian menggunakan
sistem head to toe dan pola
fungsi kesehatan (Gordon)
 Diagnose keperawatan
0,3 3 0,9
sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP
 Sudah ada kesadaran
perawat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
2. Format asuhan keperawatan 0,4 4 1,6
sudah ada/terstruktur dengan
baik
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih 0,3 3 0,9
dilakukan secara manual dan
komputer. IFAS –
TOTAL 3,4 EFAS =
3,4 – 3 =
b. Eksternal faktor (EFAS) 0,4
OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk
meningatkan Pendidikan 0,2 3 0,6
(pengembangan SDM)
2. Adanya mahasiswa Ners 0,2 3 0,6
managemen mengembangkan
42

sistem dokumentasi

3. Kerja sama yang baik antar 0,2 3 0,6


perawat dengan mahasiswa
praktik managemen keperawtan
TREATH 0,2 3 0,6
1. Tingkat kesadaran pasien dan
keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Persaingan rumah sakit dalam 0,2 3 0,6
memberikan pelayanan
keperawatan.

TOTAL 3

2.9.4 Analisa Swot M4 (Money) Pembiayaan Ruangan Gatutkaca


No Bobot Rating Skor Ket
1. MONEY / M4
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Terdapat petugas
administrasi 0,2 3 0,6
2. Sistem administrasi di ruang
0,2 3 0,6 IFAS –
Gatutkaca terstruktur
EFAS = 3,9
3. Administrasi sudah
0,2 3 0,6 – 2,5 = 1,4
menggunakan teknik komputer.
4. Adanya petugas, peran dan
wewenang yang jelas dari 0,1 3 0,6
petugas administrasi
5. Tarif kamar dan pelayanan
0,1 3 0,6
terjangkau
WEAKNESS 0,2 3 0,9
43

1. tidak semua tarif dijelaskan


pada saat dilakukan tindakan
Total
3,9
b. Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Terdapatnya pendidikan
tinggi keperawatan yang
0,5 4 1,6
menyelenggarakan praktek
klinik manajemen keperawatan
serta mahasiswa dari institusi
lainnya diruang ruang gatutkaca
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
0,5 3 0,9
akan pelayanan administrasi
yang profesional dan efektif
Total 2,5

2.9.5 Analisa Swot M5 (Market)


Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Ket
Rating

a. Internal Faktor (IFAS)


STRENGHT
1. Kepuasan pasien dengan
pelayanan kesehatan di 0,2 3 0,6
Rumah sakit
2. Rata-rata BOR cukup
44

baik 0,3 4 1,2


3. Adanya variasi
karakteristik dari pasein
(BPJS, ASKEP, 0,3 3 0,9
JAMSOSTEK)

WEAKNESS

1. Tata tertib pengunjung


yang belum diterapkan
0,2 2 0,4
secara optimal IFAS –
TOTAL 3,1 EFAS =
b. External Faktor 3,1 – 7,2
OPPORTUNITY = -4,1
1. Adanya mahasiswa
praktik menegement 0,4 3 1,2
2. Kerjasama antara
perawat dan mahasiswa
praktek 0,6 4 2,4

TREATH
1. Adanya peningkatan
0,6 4 2,4
standar pasien dan
keluarga yang dipenuhi
2. Persaingan rumah sakit
dalam memberikan
pelayanan keperawatan 0,4 3 1,2

TOTAL 7,2

Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
45

1. Di ruang gatutkaca ronde keperawatan dilaksanakan sesuai dengan bila


mana dibutuhkan. Di status terdapat PPA (professional pemberi asuhan).
Masing – masing profesi menulis dan akan disimpulkan oleh dokter
penanggung jawab.

2. Timbang terima sudah dilakukan di ruang gatutkaca, namun penyampaian


timbang terima kurang formal dikarenakan observasi keliling ke pasien di
tiadakan, tetapi timbang terima tetap dilakukan diruangan dengan tatap
muka dan jaga jarak.

3. Pengelolaan obat dengan sistem UDD belum dilaksanakan dengan


optimal, karena belum adanya petugas farmakologi di ruang Ruang
Gatutkaca.

4. Discharge Planning di ruang gatutkaca sudah dilaksanakan secara lisan


dan menggunakan leaflet.

5. Supervisi di ruang gatutkaca telah dilaksanakan namun ada beberapa


perawat yang di supervisi masih belum ada perubahan.

6. Penerimaan pasien baru telah dilaksanakan hanya saja dimasa pandemic


ini anamnesa pasien diruangan gatutkaca dibatasi sehingga kurang efektif
untuk penerimaan pasien baru.

7. Dokumentasi keperawatan sudah dibantu komputer atau computer


recording.

2.9.6 Prioritas Masalah


Masalah Skor Analisis Prioritas
SWOT

IFAS EFAS

Penerimaan Pasien Baru 2,9 3,6 Pertama

Discharge Planning 3,6 4 Kedua

Supervisi 3 3 Ketiga
46

Timbang Terima 3,4 3 Keempat

Dokumentasi Keperawatan 3,4 3 Kelima

Sentralisasi Obat 3,6 3 Keenam

Ronde Keperawatan 3,6 1,8 Ketujuh

Masalah Skor Analisa


SWOT
IFAS EFAS
M1 3,2 3,5
M2 3,1 2,6
MAKP 3,8 3,1
PPB 2,9 3,6
TT 3,4 3
PO 3,6 3
DP 3,6 4
RK 3,6 1,8
SP 3 3
DK 3,4 3
M4 3,9 2,5
M5 3,1 7,2
47

O
7,2 M5
7,1
7

4 DP
PPB
3,6
3,5 M1
MAKP
3,1
SP 3
M2 2,6
T DP
2,5
2
T KO M4
1,8 R
K
1
1 2 2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 5 6

W S
-2,0 -1,2 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1

-0,1
-0,2
-0,3
-0,4
-0,5
-0,6
-0,7
-0,8
-0,9
-1,1
-1,2

-1,5

-2,7

T
BAB 3
PERENCANAAN

3.1 PENGORGANISASIAN
Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional dalam menunjukkan
kebijakan internal yang sifatnya umum, diperlukan suatu penyusunan
struktur organisasi kelompok, yaitu sebagai berikut:
Ketua : Binti Rofi’ah, S.Kep
Wakil Ketua : Dewi Nur Afifah, S.Kep
Sekretaris : Ainun Nisa, S.Kep
Bendahara : Farid Inul Istichomah, S.Kep
PJ MAKP : Aqidatul Izza Anyyah, S.Kep
PJ Orientasi Pasien Baru : Ainun Nisa, S.Kep
PJ Timbang Terima : Dewi Nur Afifah, S.Kep
PJ Supervisi : Binti Rofi’ah, S.Kep
PJ Discharge Planning : Farid Inul Istichomah, S.Kep
PJ Pengelolaan Obat : Ainun Nisa, S.Kep
PJ Ronde Keperawatan : Aqidatul Izza Anyyah, S.Kep
PJ Dokumentasi Keperawatan : Dewi Nur Afifah, S.Kep
Supervisor : Andi Yudianto, S.Kep.Ns.M.Kes
Pembimbing Akademik : Andi Yudianto, S.Kep.Ns.M.Kes
Pembimbing Klinik : Dewi Rahmawati, S.Kep. Ns

Pengelolaan ruang rawat inap diselenggarakan pengorganisasian dengan


pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Assosiate
Pembagian tugas masing-masing peran diuraikan pada lembar tersendiri
setelah pelaksanaan MAKP (terlampir).
49

3.2 PERENCANAAN KEGIATAN MAKP


3.1.1 MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan metode
SWOT, kelompok mencoba untuk menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional Primary Nursing.
Model Perawatan Primer (Primary Nursing) merupakan salah
satu model praktek keperawatan professional dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh 24 jam terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Model asuhan keperawatan ini mendorong kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Model ini ditandai dengan
adanya keterkaitan secara terus menerus dan kuat antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar dalam model ini
adalah tanggung jawab dan tanggung gugat. Berikut sistem pemberian
asuhan keperawatan “Primary Nursing”

Tim Medis Kepala Ruangan Sarana RS

PP 1 PP 2
PA 1 PA1
PA 2 PA 2

Pasien Pasien

Gambar 3.1 Diagram Sistem pemberian Asuhan Keperawatan Primer


(Primary Nursing)(Nursalam, 2012).
50

Kelebihan :
1. Bersifat kontinyu dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
4. Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu
5. Asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi
6. Mitra kerja merasa kepuasan dengan model primer karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan
komprehensif (Gillies, 1989)

Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direnction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis,
akuntabel, serta berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Persiapan pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a. Penanggung jawab :Aqidatul Izza Anyyah
b. Tujuan :Diharapkan setelah praktek manajemen
keperawatan mahasiswa mampu menerapkan MAKP Primary Nursing
secara optimal.
c. Pelaksanaan Kegiatan :Aplikasi MAKP 14 hari (26 April s/d 08 Mei
2021).
d. Rencana Strategi:
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu model Primary
Nursing
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
3. Melakukan pembagian perawat
4. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
5. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
6. Menerapkan model MAKP yang direncanakan
51

e. Kriteria evaluasi:
1. Struktur
Persiapan pelaksanaan dilakukan 7 hari sebelumnya. Model Asuhan
Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang Gatotkaca
berkoordinasi dengan pembimbing dan dengan persetujuan dari
pembimbing ruangan yang ada.
2. Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang
Gatotkaca berjalan sesuai dengan rencana.
3. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Gatotkaca tentang Model
Asuhan Keperawatan Profesional meningkat.

3.1.2 TIMBANG TERIMA


Timbang terima (operan) merupakan tehnik/cara menyampaikan dan
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan timbang terima secara optimal.
b. Tujuan khusus
- Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
- Menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
antar perawat
- Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
- Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh
dinas berikutnya
- Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada penderita.
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Dilaksanakan tepat pada waktu setiap penggantian shift
52

2) Dipimpin oleh kepala ruangan atau perawat penanggung jawab


pasien/perawat primer
3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4) Adanya unsur bimbingan dan pengarahan serta
pertanggungjawaban
5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien
6) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
3. Metode pelaporan
- Perawat bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa
laporan timbang terima
- Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan diruangan perawat
(Nurse station) kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi pasien
satu persatu terutama pada pasien yang memiliki masalah khusus
serta memerlukan observasi lebih lanjut.
4. Mekanisme timbang terima
PASIEN

DIAGNOSA MEDIS MASALAH DIAGNOSA


KOLABORATIF KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN

MASALAH TERATASI SELURUHNYA, SEBAGIAN, BELUM TERATASI


DAN TERDAPAT MASALAH BARU

Gambar 2.2 Skema timbang terima


53

5. Prosedur pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas siap
b. Prinsip timbang terima semua pasien dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang mempunyai permasalahan yang belum
dapat teratasi serta membutuhkan observasi lebih lanjut
c. Perawat yang melakukan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya selama perawatan
d. Hal-hal yang sifatnya khusus untuk diserahterimakan kepada
perawat berikutnya
e. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima adalah :
1) Identitas pasien dan diagnosa medis
2) Data (keluhan subyektif dan obyektif)
3) Masalah keperawatan yang masih muncul
4) Intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan
5) Intervensi keperawatan yang belum/akan dilaksanakan
6) Intervensi kolaborasi
7) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal
yang telah ditimbang terimakan terhadap hal-hal yang kurang
jelas.
8) Upayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat
9) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
10) Menginformasikan jumlah atau sisa obat kepada shift
berikutnya.
54

Persiapan Pelaksanaan Timbang Terima

a. Waktu Pelaksanaan : 26 April s/d 08 Mei 2021


b. Waktu Penilaian : 03 Maret 2020
c. Penanggung jawab : Dewi Nur Afifah
d. Tujuan : Diharapkan setelah praktek manajemen
keperawatan mahasiswa mampu menerapkan prosedur timbang
terima secara optimal.
e. Rencana Strategis:
1. Menyusun teknis timbang terima bersama-sama dengan perawat
ruangan
2. Menyusun materi timbang terima
3. Membuat format timbang terima penderita
4. Melaksanakan timbang terima bersama-sama dengan kepala
ruangan dan staf keperawatan
5. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
f.Kriteria Hasil:
1. Evaluasi struktur
- Rencana kegiatan timbang terima sebelum pelaksanaan
dibawah tanggung jawab masing-masing .
- Persiapan sarana dan prasarana (buku laporan jaga, status
pasien dan lain – lain)
- Pembuatan jadwal dinas sesuai shift
- Pembagian peran Karu, PP, PA
2. Evaluasi proses
Kegiatan berjalan sesuai dengan alur timbang terima.
3. Evaluasi hasil
- Perawat ruangan melakukan timbang terima dengan benar
- Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift dengan
baik
55

3.1.3 SUPERVISI KEPERAWATAN


Secara teoritis supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok
menejer berupa proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat dalam menyelesaikan tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi:
1. Langkah-langkah supervisi
a. Pra supervisi
1) Supervisi menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan diadakan supervisi
b. Supervisi
1) Supervisor dalam pendokumentasian, kegiatan pelayanan
bersama PP dan PA
2) Supervisor mengamati proses pengelolaan kegiatan timbang
terima yang dilakukan PP1 ke PP2
3) Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan
pembinaan
4) Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan
pembinaan
5) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
6) Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA
c. Evaluasi
1) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
2) Supervisor memberikan reward atau umpan balik serta
reinforcement kepada PP dan PA.
2. Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan keterampilan dasar
manajemen, kemampuan menerapkan prinsip menejemen dan
kepemimpinan
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai
standar
56

d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antar


supervisor dan PP
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreatifitas dan motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang membeikan kepuasan kepada pasien,
perawat dan menejer.
3. Peran dan fungsi Supervisi
Fungsi dan peran supervisi khususnya dalam Supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan,
manajemen standart sumber daya dan manajemen anggaran yang
tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi mendukung pelayanan
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
4. Tugas supervisor
a. Mempertahankan standart praktik keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
c. Mengembangkan prosedur dan peraturan pelayanan keperawatan,
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain
d. Memantapkan kemampuan perawat
e. Memastikan asuhan keperawatan professional telah dilaksanakan
dengan baik.
57

5. Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Per IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan


serta instrument / alat ukur Ka Ru

Supervisi

Menilai kinerja PP 1 PP 2
Perawat
Delegasi

Fair PA PA
Feed Back
Follow Up

Kualitas Pelayanan
Meningkat

Gambar 2.6 Skema supervisi


Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
6. Teknik supervisi
Secara langsung supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan
yang sedang berjalan, supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan
reward dan perbaikan.
Prosesnya:
1. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi supervisor
58

2. Selama proses pelaksanaan supervisi, suprvisor memberikan


dukungan reinforcement dan petunjuk
3. Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah
kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang
telah sesuai, memperbaiki kekurangan dan reinforcement positif
dari supervisor.
Secara tidak langsung supervisi dilakukan melalui laporan tertulis
maupun secara lisan. Supervisor tidak terlibat atau melihat secara
langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik bisa diberikan secara tertulis.

Persiapan Pelaksanaan Supervisi keperawatan


a. Waktu Pelaksanaan : 26 April s/d 08 Mei 2021
b. Waktu Penilaian : 04 Mei 2021
c. Penanggung jawab : Binti Rofi’ah
d. Tujuan : Diharapkan setelah praktek manajemen
keperawatan mahasiswa mampu menerapkan kegiatan supervisi secara
optimal.
e. Rencana Strategis:
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan
2. Menetapkan materi supervisi keperawatan
3. Membuat format supervisi keperawatan
4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala
ruangan dan staf keperawatan
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
f. Kriteria Hasil:
1. Struktur:
 Supervisi dilaksanakan di Ruang Gatotkaca RSUD Jombang
 Peserta supervisi keperawatan hadir ditempat pelaksanaan kegiatan.
 Persiapan perlengkapan supervisi (format / instrumen supervisi,
proposal kegiatan, dan lain – lain)
2.Proses:
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan supervisi sesuai peran
yang telah ditentukan
59

 Kegiatan berjalan sesuai dengan alur supervisi keperawatan


3. Hasil:
Pelaksanaan supervisi sesuai dengan yang direncanakan
3.1.4 DISCHARGE PLANNING
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan proses yang
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Tujuan:
a. Menyiapkan pasien secara fisik, psikologis dan sosial
b. Meningkatkan kemandirian pasien
c. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
d. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
e. Membantu pasien dan keluarga agar memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam mempertahankan status kesehatan
pasien.
f. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
g. Meningkatkan kerjasama dengan departemen lain
Manfaat:
Perencanaan pulang (discharge planning) mempunyai manfaat :
a) Dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pengajaran kepada
pasien yang dimulai dari rumah sakit.
b) Dapat menjamin memberikan tindak lanjut yang sistematis yang
digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien.
c) Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kambuhnya atau kebutuhan
perawatan baru.
d) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
dirumah.
60

Komponen Perencanaan pulang (discharge planning)

a. Pemberian pengajaran atau pendidikan ( edukasi )


Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman
pasien dan keluarga. Data yang didapatkan menentukan tingkat
pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakitnya, perawatan dan
perlengkapan selama pasien di rumah. Prinsip-prinsip dari edukasi dala
perencanaan pulang adalah:
1) Kesadaran bahwa pendidikan kesehatan harus dilakukan
didasarkan atas pengkajian, kebutuhan pasien yang diperlukan,
diagnosa keperawatan yang timbul selama masa perawatan.
2) Mempelajari aktivitas dan kemampuan pasien dari segi fisik
maupun mental serta diharapkan partisipasi aktif dari pasien.
b. Konseling
Konseling lebih ditujukan kepada antisipasi terhadap kemungkinan apa
yang akan dihadapi oleh pasien pada saat pasien pulang nanti terutama
pada kebutuhan pasien pada waktu yang lama.
Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu Perencanaan pulang
(discharge planning):
1) Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) pendidikan
kesehatan diharapkan bisa mengurangi angka kaekambuhan
dan meningkatkan pengetahuan pasien.
2) Program pulang bertahap, bertujuan untuk melatih pasien
kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain,
apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus
dilakukan keluarga
c. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien dirumah.
Jenis pemulangan pasien
61

1) Conditional discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan


pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2) Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya) cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit.
Namun apabila pasien perlu dirawat kembali maka prsedur
perawatan dapat dilakukan kembali.
3) Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjasama
dengan perawat puskesmas terdekat.
Alur Discharge Planning
Pasien MRS

Dokter & Tim Perawat


Kesehatan Lain (PP & PA)
Keadaan pasien :
Klinis & pemeriksaan penunjang lain.
Tingkat ketergantungan.
(menurut kebutuhan perawatan diri
dari )

Perencanaan Pulang
(Discharge Planning)

Program HE :
Penyelesaian Lain-lain
Pengobatan/kontrol
administrasi Kebutuhan nutrisi
Aktivitas & istirahat
Perawatan diri

Monitoring oleh petugas


kesehatan keluarga
Gambar 2.5 Skema Discharge
Planning
62

Persiapan Pelaksanaan Discharge Planning


a. Waktu Pelaksanaan : 26 April s/d 08 Mei 2021
b. Waktu Penilaian : 05 Mei 2020
c. Penanggung jawab : Farid Inul Istichomah, S.Kep
d. Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan Discharge
Planningpada praktek manajemen keperawatan mahasiswa mampu
menerapkan Discharge Planning secara optimal.
e. Rencana Strategis :
1. Menyusun konsep Discharge Planning
2. Menentukan materi Discharge Planning
3. Menyiapkan format format Discharge Planning, kartu kontrol, kartu
obat.
4. Melaksanakan Discharge Planning bersama dengan perawat ruangan
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan Discharge Planning
f. Kriteria Hasil :
1) Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Gatotkaca.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Penyusunan proposal.
d. Menetapkan kasus.
2) Proses.
a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap
pasien baru, pasien sedang di rawat, dan pasien pulang.
b. Perawat memberi informasi kepada pasien sesuai dengan
masing – masing kasus yang dihadapi pasien
3) Hasil
a. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien
dan keluarga
b. Pasien terkesan sangat diperhatikan selama dalam
perawatan
c. Bagi pasien yang akan pulang merupakan suatu hal yang
berharga setelah dari Rumah Sakit
63
64

3.1.5 SENTRALISASI OBAT


Dewasa ini harga obat/alat kesehatan sangat mahal dan diluar jangkauan
masyarakat, utamanya bagi pasien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan
berbagai obat paten. Bagi setiap pasien penggunaan berbagai jenis dan merk
obat dengan harga yang cukup tinggi tentu saja tidak hanya berpengaruh secara
ekonomi semata, namun lebih dari itu resiko penyimpangan penggunaan obat
diluar hal semestinya juga mampu menimbulkan kerugian bagi pasien sendiri.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah
satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola/alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat
sehingga resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat
tereliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat
secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab perawat
dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan. Tehnik pengelolaan obat
kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan dimana seluruh obat yang akan
diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan obat adalah kepala rungan yang
secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat

3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga dari
apotek diserahkan kepada perawat dengan menanda tangani lembar
serah terima obat yang ada pada lembar kontrol obat, dimana
sebelumnya penderita atau keluarga telah menandatangani format
persetujuan sentralisasi obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, nomor registrasi, jenis obat,
jumlah dan sediaan serta dosis dalam lembar kontrol dan diketahui
(tanda tangan) oleh keluarga dalam lembar kontrol obat.
65

c. Penderita atau keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol


keberadaan obat pada lembar kontrol obat yang ada disisi pasien (sisi
bed pasien).
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat.
e. Keluarga dan pasien wajib mengetahui letak kotak obat.
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan
oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat. Pemberian obat dengan
terlebih dahulu mencocokkan dengan terapi dokter pada status pasien.
c. Pada pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping, kemudian memberi kode dan
tanda tangan setelah melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan/petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam
buku sentraliasasi obat dan lembar kontrol obat.
5. Penambahan obat baru
a. Apabila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan cara pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi tetap dicatat pada buku sentralisasi obat dan lembar
kontrol obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
66

waktu tertentu/sewaktu saja, tetap dilakukan pencatatan pada


buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat yang
dilaksanakan oleh perawat primer.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan mengunakan kartu
khusus obat dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi diberikan kepada penderita atau keluarga mengenai
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian obat, efek samping,
penanggung jawab pemberian, sebelum obat diberikan. Tempat
obat ditunjukkan pada penderita atau keluarga setelah pemberian
7. Mekanisme Sentralisasi Obat
DOKTER

PENDEKATAN PERAWAT

KELUARGA/ PASIEN

FARMASI/ APOTIK

KELUARGA/ PASIEN
 Surat
persetujuan
 Lembar
serah terima obat
KARU/PP / PA YANG
MENERIMA

PENGATURAN / PENGELOLAAN Pasien/ keluarga


OLEH PERAWAT

Gambar 2.4 Skema sentralisasi obat

Persiapan pelaksanaan kegiatan pengolaan obat


a. Pelaksanaan Kegiatan : 26 April s/d 08 Mei 2021
b. Waktu Penilaian : 04 Mei 2021
c. Penanggung jawab : Ainun Nisa
d. Tujuan : Diharapkan setelah praktek manajemen
67

Keperawatan mahasiswa mampu menerapkan


sentralisasi obat secara optimal.

e. Rencana Strategis:
1. Melakukan pengelolaan sentralisasi obat penderita bersama perawat
Ruang Gatotkaca.
2. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
f. Kriteria Hasil
a. Struktur:
- Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Gatotkaca.
- Persiapan sarana dan prasarana (kotak obat, informed concent, lembar
serah terima, dll)
- Persiapan dilakukan sebelumnya.
- Perawat yang bertugas
b. Proses:
- Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi obat.
- Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil:
- Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
- Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 5T dan 1W
- Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
- Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
3.1.6 RONDE KEPERAWATAN
Ronde Keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau Konselor, Kepala
Ruangan, perawat Associate serta melibatkan seluruh angota tim
kesehatan.
68

1. Karakteristik
a. Penderita dan keluarga dilibatkan secara langsung
b. Penderita merupakan fokus kegiatan
c. Perawat Assosiate, perawat primer dan konselor melakukan diskusi
bersama
d. Konselor memfasilitasi kegiatan ronde keperawatan
e. Konselor membantu mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan perawat assosiate, perawat primer dalam mengatasi
masalah.
2. Kriteria Pasien :
a. Penyakit kronis
b. Penyakit dengan komplikasi
c. Penyakit akut
d. Masalah keperawatan belum teratasi
3. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah
b. Meningkatkan validitas data pasien
c. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
sesuai dengan masalah pasien
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
4. Peran
a. Perawat primer dan perawat assosiate menjelaskan keadaan
diagnosis medis dan data umum penderita, menjelaskan masalah
keperawatan penderita, menjelaskan intervensi yang belum dan
akan dilaksanakan, menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan
diambil.
b. Perawat primer lain dan atau konselor memberikan justifikasi dan
reinforcement, menilai kebenaran dari suatu masalah intervensi
keperawatan serta tindakan yang rasional, mengarahkan dan
koreksi, mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
69

5. Langkah-langkah dalam Ronde Keperawatan


a. Persiapan ronde keperawatan
1) Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde
2) Pemberian Informed Consent pada pasien/keluarga
b. Pelaksanaan
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana kegiatan
yang akan dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
akan ditetapkan
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
70

6. Alur Ronde Keperawatan

Tahap Pra PP
Ronde
Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
- Informed Consent
- Hasil pengkajian/ validasi data
- Apa diagnosis keperawatan ?
Tahap Penyajian - Apa data yang mendukung ?
Pelaksanaan di Masalah - Bagaimana intervensi yang
Nurse Station sudah dilakukan ?
- Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Diskusi PP - PP,


Pelaksanaan di Konselor, dan Karu
Kamar Pasien

Lanjutan diskusi di
Nurse Stasion

Tahap Kesimpulan dan


Pasca Ronde Rekomendasi, Solusi
Gambar 3.2 Skema Ronde Keperawatan Masalah
71

Persiapan Pelaksanaan Ronde keperawatan


a. Waktu Pelaksanaan : 26 April s/d 08 Mei 2021
b. Waktu Penilaian : 05-08 Mei 2021
c. Penanggung jawab : Aqidatul Izza Anyyah
d. Tujuan : Diharapkan setelah praktek manajemen
keperawatan mahasiswa mampu
menerapkan ronde keperawatan secara
optimal.
e. Rencana Strategis:
1. Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan
2. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan
3. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
4. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan, termasuk
menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan
5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
f. Kriteria Hasil:
1. Struktur:
 Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Gatotkaca RSUD Jombang
 Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
 Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (pasien yang akan di
rondekan, informed concent, menghubungi konsultan, dll).
 Pembagian peran : Karu, PP, PA
2. Proses:
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Hasil:
Pasien puas dengan hasil pelayanan
72

Masalah pasien dapat teratasi.


Perawat dapat:
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
 Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

3.1.7 DOKUMENTASI KEPERAWATAN


Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai
fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu,
pendidikan/penelitian dan akreditasi. Kelompok memilih
pendokumentasian bentuk model PIE dengan alasan pendokumentasian
model ini aplikatif dan efektif karena sudah tampak adanya masalah
keperawatan, intervensi sampai dengan evaluasi.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari format
pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar.
Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian
dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa keperawatan. Selanjutnya
intervensi keperawatan ditulis sesuai dengan format SAK yang ada.
Format catatan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil
observasi, vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi oleh
perawat assosiate.
Bagian dari Dokumentasi keperawatan:
73

1. Format pengkajian dengan menggunakan pengkajian persistem dari B1


sampai dengan B6, pemeriksaan penunjang, terapi dan daftar diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas masalah.
2. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan
evaluasi yang telah disusun berdasarkan SAK dri Ruang Gatotkaca
dengan 10 maslah keperawatan yang paling sering muncul.
3. Format catatan perkembangan yang mencakup problem dan evaluasi
(SOAPI).
4. Lembar dokumentasi keperawatan terlampir

Persiapan Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan


a. Waktu Pelaksanaan : 26 April s/d 08 Mei 2021
b. Penanggung jawab : Dewi Nur Afifah
c. Tujuan : Diharapkan setelah penerapan sistem
pendokumentsian model PIE kombinasi POR
pada praktek manajemen mahasiswa mampu
menerapkan sistem pendokumentsian model
PIE kombinasi POR cara optimal.
d. Rencana Strategis:
1. Menyusun format pengkajian model PIE kombinasi POR
2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah
dibuat sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering dijumpai
di Ruang Gatotkaca.
3. Menyiapkan format pengkajian, format catatan perawatan dan
catatan perkembangan, bekerja sama dengan perawat ruangan.
4. Mengadopsi SAK Ruang Gatotkaca
5. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi
keperawatan
6. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan
7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
74

e. Kriteria Hasil:
1. Struktur
- Kegiatan dokumentasi keperawatan dilaksanaan di Ruang
Gatotkaca RSUD Jombang
- Persiapan dilakukan sebelumnya dengan persetujuan
pembimbing
2. Proses
- Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
- Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan
fisiologis dan tingkah laku pasien
- Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
diambil tindakan selanjutnya
- Evaluasi melibatkan keluarga dan tim kesehatan lain
- Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin
dicapai dan standar praktik keperawatan).
3. Hasil
- Setiap tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan
baik
- Setiap hasil tindakan dapat mudah dievaluasi sesuai
dengan standar (tujuan yang ingin dicapai dalan standar praktik
keperawatan)
- Pendokumentasian ruangan berjalan sistematis
- Privasi dan keselamatan pasien dan perawat terjaga.
BAB 4
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan
di Ruang Gatutkaca RSUD Jombang pada tanggal 26 April 2021 sampai dengan
08 Mei 2021. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu : (1)
Penataan tenaga keperawatan, (2) Sistem MAKP, (3) Penerimaan Pasien Baru,
(04) Timbang Terima Keperawatan, (05) Ronde Keperawatan, (06) Pengelolaan
Obat, (07) Supervisi Keperawatan, (08) Discharge Planning, (09) Dokumentasi
Asuhan Keperawatan.

4.1 PENATAAN TENAGA KEPERAWATAN

4.1.1 Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah penderita setiap hari


serta tingkat ketergantungannya dan BOR.

b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan


pasien berdasarkan teori Orem yaitu self care.

c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan


tingkat ketergantungan pasien (terlampir).

4.1.2 Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat
ketergantungannya pada pagi, siang dan malam mulai minggu pertama
76

sampai minggu kedua.

b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah


kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
(terlampir).

c. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada


shift pagi, siang dan malam.
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan perhari rata – rata = 5 orang

Jumlah dinas pagi = 2 orang

Jumlah dinas sore = 1 orang

Jumlah dinas malam = 1 orang

Karu = 1 orang

Perawat yang dibutuhkan bertugas di Ruang Gatutkaca kelas 3 A pada


pasien kelolaan sebanyak 5 orang perawat.

4.1.3 Hambatan
Kelompok awalnya mengalami hambatan dalam pembagian shift pada
minggu pertama, karena jumlah anggota kelompokk hanya 5 orang. Akan
tetapi setelah mendapat masukan dari pembimbing, kami sudah tidak
mengalami hambatan dalam pelaksanaan perhitungan tenaga selama
praktek manajemen berlangsung. Dari 5 orang mendapat sift pagi 3 orang
dan 2 orang sift siang, jadi dalam sehari hanya stay di rumah sakit 2 sift
saja.
77

4.1.4 Dukungan
Kepala ruangan, katim dan perawat asosiate memenuhi kebutuhan
yang diperlukan serta memberikan masukan berupa data-data mengenai
Ruang Gatutkaca dan kritikan mengenai alur MAKP yang sudah
direncanakan.

4.2 MODEL PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

4.2.1 Persiapan
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
keempat unsur : standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan
sistem MAKP yang akan menentukan kualitas produksi / jasa layanan
keperawatan.
Persiapan yang dilakukan antara lain :

a. Setelah dibentuk penanggung jawab untuk pelaksanaan


MAKP kemudian mulai disusun proposal MAKP.

b. Menyiapkan pelaksanaan MAKP.


Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapakan model asuhan
keperawatan primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut :

TEAM MEDIS DAN KEPALA SARANA RS


TEAM LAIN RUANGAN

PERAWAT PERAWAT
PRIMER I PRIMER II

PERAWAT PERAWAT

ASSOCIATE ASSOCIATE

Pasien Bed Pasien Bed

1,2,3,4,5 6,7,8,9
78

Bagan 4.1 Bagan Pengembangan MAKP : Keperawatan Primer (Nursalam, 2012)

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

4.2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan MAKP dengan model primary nursing dilaksanakan
pada minggu kedua, kelompok mulai dibagi menjadi 2 shift (pagi dan
siang) dengan peran yang terjadwal sebagai Kepala Ruangan, PP dan PA,
(Jadwal peran, uraian tugas dan jadwal dinas terlampir).
Pada minggu kedua juga dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
MAKP dengan hasil pasien yang kami kelola menyatakan sangat puas
(83,30%) dan puas (16,70%) terhadap pelayanan yang telah diberikan
(Rekapitulasi hasil kepuasan terlampir).
Pembagian perawat sesuai dengan perannya tergambar dalam daftar
dinas (terlampir).
a. Deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing peran telah terlaksana
dengan cukup baik. Pembagian tugas sesuai dengan peran tergambar dalam
diagram berikut:

Kepala Ruang

PP 1 PP 2

PA1 Pagi PA2 Pagi

1. 1.

PA1 Siang PA2 Siang


79

Pasien Bed

1.

2.

3.

Bagan 4.2 Bagan Model Penugasan MAKP dengan model primary nursing

Saat anggota perawat masih menjalankan peran pada shift pagi pada
minggu pertama, tidak ada anggota kelompok yang libur. Saat shift sudah
berjalan, perawat primer memiliki satu orang perawat assosiate pagi, satu
orang perawat asosiate siang.
Selama 1 minggu melakukan MAKP, setiap anggota kelompok
pernah berperan menjadi KARU dalam 1 hari, menjadi PP 1 dalam hari,
dan menjadi PA ± 2 hari.

b. Kebutuhan tenaga perawat


Perhitungan jumlah tenaga perawat yang bertugas setiap hari yang
terbagi dalam shift pagi, sore dan malam dilakukan oleh perawat ruangan
sesuai dengan jumlah dan tingkat ketergantungan pasien setiap hari.
Dengan demikian BOR setiap hari juga dapat ditentukan. Nilai tingkat
ketergantungan pasien serta jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien berdasarkan pembagian ketergantungan
pasien menurut Orem (Perhitungan BOR dan Tingkat Kebutuhan Perawat,
terlampir).
80

4.2.3 Hambatan
Dalam pelaksanaan model keperawatan primer di Ruang Gatutkaca
kelas 3A kami tidak menemukan hambatan yang berarti, mahasiswa
mampu melaksanakan peran sesuai yang dijadwalkan serta memahami
tugas Karu, PP, PA sesuai dengan situasi dan kondisi pasien yang ada di
ruangan selama praktek manajemen keperawatan. Akan tetapi adakalanya
terdapat banyak tindakan, sehingga KARU harus membantu dan
merangkap jabatan untuk memberikan pelayan kepada pasien.

4.2.4 Dukungan
Adanya dukungan dari pembimbing klinik dan akademik yang rutin
memberikan masukan saat mahasiswa melakukan kegiatan sosialisasi
MAKP. Ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan peran pada
penerapan model asuhan keperawatan profesional primary nursing. Target
yang ingin dicapai yaitu persamaan persepsi tentang pemahaman MAKP
dan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien.

4.3 PENERIMAAN PASIEN BARU

4.3.1 Persiapan
Persiapan penerimaan pasien baru mulai dilaksanakan pada minggu
kedua. Persiapan yang dilakukan antara lain :

a. Setelah dibentuk penanggung jawab dari pelaksanaaan penerimaan


pasien baru kemudian mulai disusun proposal penerimaan pasien baru

b. Kepala ruanangan memberi tahu dengan adanya pasien baru kepada


perawat primer
81

c. Sedangkan perawat primer meminta bantuan perawat asosiet untuk


menyiapkan berkas-berkas dan tempat tidur pasien baru

d. Kepala ruangan menanyakan lagi kepada perawat primer tentang


kelengkapan untuk penerimaan pasien baru

e. Dan perawat primer menyebutkan hal-hal yang telah disiapkan.

4.3.2 Pelaksanaan
a. Pelaksaan Saat Penilaian oleh Pembimbing

Pelaksanaan penerimaan pasien baru dilaksanaan pada hari Senin,


tanggal 3 April 2021 jam 09.00 WIB pada minggu kedua. Pengetahuan, dan
sikap mengenai pelaksanaan penerimaan pasien baru yang benar, kelompok
telah mempraktekkan penerimaan pasien baru datang dikelas 3 A. Kegiatan
penerimaan pasien baru yang dihadiri oleh pembimbing klinik dilakukan 1
kali. Yang berperan adalah:
 KARU : Binti Rofi’ah
 PP Pagi : Ainun Nisa
 PA Pagi : Aqidatul Izza Annyyah
Diantaranya pelaksanaanya adalah:

1. Adanya telpon atau informasi dari IGD ke kepala ruangan untuk


menginformasikan bahwa adanyan pasien baru yang akan masuk ke
ruang Gatutkaca.
2. Kepala ruangan menginformasikan kepada PP bahwa ada pasien baru
dan KARU memberikan tugas ke PP untuk mempersiapkan sarana dan
prasana yg dibutuhkan oleh pasien baru yaitu lembar penerimaan pasien
baru, informed consent sentralisasi obat, format pengkajian, nursing kit,
82

status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien dan lembar tata tertib
pasien dan pengunjung.
3. PP menyuruh PA untuk menyiapkan kamar atau kelas yang sudah di
pesan.
4. KARU dan PP menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam
serta memperkenalkan diri dan PP pada klien/keluarga.
5. PP melakukan operan dengan perawat IGD.
6. PP bersama PA menunjukan/mengorientasi tempat dan fasilitas yang ada
di Ruangan Ruang Gatutkaca, kemudian PP mengisi lembar pasien
masuk serta menjelaskan mengenai beberapa hal yang tecantum dalam
lembar penerimaan pasien baru.
7. Di tempat tidur pasien, PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
8. Ditanyakan kembali kepada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
9. PP, pasien dan keluarga menandatangani lembar penerimaan pasien baru.
10. PP dan PA kembali keruang KARU.

4.3.3 Hambatan
Selama pelaksanaan penerimaan pasien baru terdapat hambatan,
komunikasi mahasiswa kepada keluarga kurang untuk penjelasan tentang
fasilitas ruangan dan tata tertib ruangan.

4.3.4 Dukungan
Ruangan mendukung dan mengikuti saat penerimaan pasien baru
dan mahasiswa melakukan kegiatan penerimaan pasien baru. Pembimbing
klinik, pembimbing akademik memberikan arahan baik secara langsung
atau tidak langsung dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.

a. Masukan dari pembimbing ruangan


83

1. Saat operan pasien baru dari petugas IGD dengan perawat ruangan,
perawat ruangan harus mengecek mulai dari identitas, keadaan
pasien, dan status rekam medic pasien.

b. Masukan dari pembimbing akademik

1. PP tidak menjelaskan lokasi ruangan Ruang Gatutkaca secara


menyeluruh, dan tata tertib ruangan.

4.4 TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

4.4.1 Persiapan
Persiapan timbang terima mulai direncanakan pada minggu kedua.
Persiapan yang dilakukan antara lain :

a. Setelah dibentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima


keperawatan kemudian mulai disusun proposal timbang terima.

b. Menyusun format timbang terima keperawatan serta petunjuk teknis


pengisiannya.

c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima


keperawatan

d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.

4.4.2 Pelaksanaan
84

Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada minggu


kedua. Timbang terima pada pergantian shift pagi ke shift siang
dilaksanakan jam 10.30. Untuk mendapatkan persepsi yang sama dan
peningkatan ketrampilan, pengetahuan dan sikap mengenai pelaksanaan
timbang terima yang benar, kelompok telah mempraktikkan timbang terima
setiap pergantian shift jaga yang dibimbing dan diarahkan oleh
pembimbing akademik dan pembimbing klinik.
Pelaksanaan timbang terima dimulai dari ners station, PP yang
bertugas pada shift tersebut menyampaikan identitas klien, data fokus,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilaksanakan dan intervensi
yang belum/akan dilaksanakan serta pesan khusus/hal-hal penting, karena
dimasa pandemi ini pelaksanaan timbang terima tidak dilanjutkan ke bed
pasien untuk validasi data.
Kegiatan timbang terima yang dihadiri oleh pembimbing akademik
dan pembimbing klinik dilakukan 1 kali, berlangsung pada hari Senin,
tanggal 3 April 2021 jam 08.00 WIB. Yang berperan adalah:
 KARU : Binti Rofi’ah
 PP Pagi : Ainun Nisa
Dewi Nur Afifah
 PA Pagi : Aqidatul Izza Annyyah
Farid Inul Istichomah
Jumlah pasien kelolaan 5 orang dengan perincian : 0 orang pasien
dengan total care, 1 orang pasien dengan parsial care dan 4 orang pasien
dengan minimal care.

4.4.3 Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima tidak ada hambatan. Pada saat
pelaksanaan berjalan dengan lancar. Berjalan sesuai dengan alur
pelaksanaan timbang terima. Namun, untuk menyamaratakan peran,
timbang terima dilakukan 1 kali dengan didampingi pembimbing.
85

4.4.4 Dukungan
Pihak Ruangan Ruang Gatutkaca khususnya dari Kepala Ruangan
dan pembimbing ruangan sangat mendukung dan mengikuti kegiatan pada
saat mahasiswa melakukan timbang terima keperawatan. Pembimbing
klinik dan pembimbing akademik memberikan arahan baik secara langsung
atau tidak langsung dalam pelaksanaan timbang terima keperawatan.

a. Masukan dari pembimbing ruangan

1. PA tidak melakukan cuci tangan sebelum memegang pasien,

2. PA tidak melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan keadaan


pasien.

3. PP tidak melakukan tentang fasilitas ruangan III A.

4.5 RONDE KEPERAWATAN

4.5.1 Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok mulai minggu
Keempat, dengan uraian sbb :

a. Penanggung jawab kegiatan menyusun proposal ronde keperawatan.

b. Menetapkan masalah keperawatan pasien yang akan dilakukan ronde


keperawatan dengan persetujuan pembimbing akademik dan ruangan.

c. Meminta inform consent ronde keperawatan pada klien dan keluarga


satu hari sebelum pelaksanaan ronde.
86

d. Menyiapkan skenario pelaksanaan ronde keperawatan.

e. Menyiapkan materi ronde keperawatan sesuai dengan kasus.

f.Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai


proposal ronde keperawatan.

4.5.2 Pelaksanaan
Ronde keperawatan diksanakan pada hari Jum’at, 7 Mei 2021 pukul
10.00 WIB pada pasien Tn ”M” dengan diagnosa medis Pneumonia +
ACKD + Hipotensi Masalah Keperawatan yang ditemukan adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas
b. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d disfungsi ginjal
Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh Kepala Ruangan ruang
Gatutkaca, pembimbing akademik, pembimbing klinik, perawat primer,
perawat associate, dan ahli Gizi. Mahasiswa yang berperan adalah:
 KARU : Ainun Nisa
 PP1 : Binti Rofi‘ah
 PA : Dewi Nur Afifah
 PP2 : Farid Inul Istichomah
 PA : Aqidatul Izza Annyyah
Alur pelaksanaan ronde dimulai dari PP yang mengusulkan ronde
kepada Karu, Karu mengecek apa yang disampaikan oleh PP, Karu
menetapkan pelaksanaan ronde, PP melakukan informed consent kepada
pasien yang akan dilakukan ronde. Pada hari pelaksanaan ronde
keperawatan, Karu membuka pelaksanaan ronde keperawatan kemudian PP
membacakan kasus kelolaan yang dilakukan ronde. Tim ronde bersama-
sama ke bed pasien, PP dan ahli Gizi melakukan validasi data. Tim ronde
kembali ke ners station untuk mendiskusikan masalah keperawatan klien
yang dipimpin oleh Karu.
87

Setelah tahap ronde keperawatan di bed pasien dilanjutkan dengan


diskusi antara PP, ahli Gizi dan Karu, untuk membahas masalah yang
terjadi pada pasien. Ada beberapa saran yang disampaikan oleh PP, PA,
ahli Gizi, pembimbing klinik antara lain :

 Tim ahli gizi menyarankan untuk memberi diit RPRG (Rendah Protein
Rendah Garam) mengingat bahwa pasien dengan CKD, namun
sebelumnya harus menghitung IMT pasien terlebih dahulu untuk
mengetahui berapa kebutuhan nutrisi pasien

 Perawat Ruangan Pav.Gatutkaca menyarakan untuk memantau balance


cairan pasien dan hasil laboratorium.

 Pembimbing akademik menyarankan untuk menyajikan data pengkajian


yang lengkap sehingga mendukung diagnosa dan intervensi yang akan
diberikan. Selain itu, kelengkapan penulisan dokumentasi pada lembar
status pasien akan mempermudah kolaborasi dengan tim medis lain,
farmasi, maupun gizi.

4.5.3 Hambatan
Selama kegiatan Pra-Ronde Keperawatan kami mengambil kasus
Pneumonia + ACKD + hipotensi agar kami dapat melakukan ronde
keperawatan.
Sedangkan dalam proses pelaksaan Ronde keperawatan, mahasiswa
tidak mengalami kesulitan, karena adanya kolaborasi yang baik antara
perawat ruangan, ahli gizi, pembimbing klinik, maupun pembimbing
akademik.
88

4.5.4 Dukungan
Kepala ruangan, pembimbing klinik, para perawat ruangan yang
menangani pasien mendukung pelaksanaan ronde karena kegiatan ronde
keperawatan dirasa sangat membantu menyelesaikan masalah pasien yang
sulit teratasi sehingga semua tenaga kesehatan yang merawat pasien dapat
saling bertukar pikiran dan curah pendapat demi peningkatan status
kesehatan pasien.
Masukan mengenai pelaksaan ronde keperawatan dari pembimbing
ruangan mengatakan sudah baik, akan tetapi ada sedikit kekurangan yaitu:
 PP2 serta PA dalam menvalidasi data pasien kurang lengkap.

4.6 SUPERVISI KEPERAWATAN

4.6.1 Persiapan
Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi
dan administrasi penunjang yang meliputi instrument supervisi lengkap
dengan parameter penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta
pendokumentasian hasil supervisi.
Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Menetapkan tindakan injeksi intravena bolus sebagai kegiatan yang


akan disupervisi oleh kepala ruangan.

b. Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi


tentang injeksi intravena bolus.

c. Penanggung jawab kegiatan menyusun proposal supervisi kegiatan,


materi supervisi dan mekanisme supervisi.
89

d. Menetapkan instrument supervisi dan format lainnya yang berhubungan


dengan kegiatan supervisi injeksi intravena bolus.

e. Konsultasi proposal supervisi tentang injeksi intravena bolus kepada


pembimbing akademik dan pembimbing klinik.

4.6.2 Pelaksanaan
Kegiatan supervisi perawatan diruang Gatutkaca kelas III A dilakukan
satu kali, yaitu pada hari Rabu, 5 Mei 2021 jam 08.30 WIB pada pasien
Ny. ”K” yang berperan adalah sebagai berikut:
 KARU : Dewi Nur Afifah
 PP1: Ainun Nisa
 PA1: Aqidatul Izza Annyyah
Pelaksanaan supervisi injeksi intravena bolus berlangsung sesuai
dengan rencana dan anggota kelompok hadir pada saat pelaksanaannya.
Adapun alur pelaksanaanya dimulai dari persiapan instrumen supervisi
injeksi intravena bolus dan format pendokumentasian supervisi injeksi
intravena bolus oleh Karu sebagai supervisor, Karu menyampaikan tujuan
dari kegiatan supervisi injeksi intravena bolus tersebut. Karu menilai
pelaksanaan injeksi intravena bolus dari persiapan sampai selesai.
KARU yang diperankan oleh Dewi Nur Afifah, memberikan
penilaian kepada PA (Aqidatul Izza Annyyah) dimana ada beberapa hal
yang perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan SOP yang ada.

4.6.3 Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi keperawatan, ada hambatan
yaiti tidak ada lembar penilaian kinerja PA, akan tetapi pembimbing klinik
90

tidak dapat hadir karena ada hal yang penting dan digatikan oleh KATIM 1
di Ruang Gatutkaca.

4.6.4 Dukungan
Adanya bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing
ruangan yang memberikan masukan saat mahasiswa melakukan kegiatan
supervisi.

a. Masukan dari pembimbing ruangan

1. PA tidak menanyakan respon pasien setelah di injeksi

2. PA tidak meminta tanda tangan keluarga untuk pernyataan bahwa


pasien telah diberi/di injeksi obat.

3. KARU tidak melakukan pendokumentasian supervisi.

4.7 DISCHARGE PLANNING

4.7.1 Persiapan
Persiapan discharge planning dilakukan antara lain :

a. Setelah dibentuk penanggung jawab discharge planning kemudian


mulai disusun proposal discharge planning.

b. Menyusun format, resume keperawatan dan kartu discharge planning


beserta leaflet untuk kasus Diabetes Mellitus.
91

c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning.

d. Mengadakan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk persiapan


discharge planning.

e. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai


rencana pelaksanaan discharge planning.

4.7.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai dari minggu ke-2, dimana
mahasiswa melakukan pada pasien yang akan pulang. Kegiatan discharge
planning yang pertama di hadiri oleh pembimbing klinik maupun
pembimbing akademik pada hari Selasa, 4 Mei 2021 jam 08.30 WIB, dan
yang berperan adalah:
 KARU : Binti Rofi’ah
 PP1 : Farid Inul Istichomah
 PA1 : Aqidatul Izza Annyyah
Discharge planning diberikan pada Tn. “I” dengan diagnosa
Pneumonia. Pasien rencana KRS. Pasien dan keluarga dibekali informasi
tentang penyakit Pneumonia, aktifitas pasien di rumah dan istirahat pasien,
Dengan langkah sebagai berikut:

a. PP mengkaji kebutuhan pasien sejak pertama di rawat.


b. PP menyiapkan kebutuhan pasien untuk discharge planning.
c. PP memberi HE (health education) pada pasien yang akan pulang atau
yang direncanakan pulang meliputi obat-obatan yang masih di minum
di rumah, aktifitas, istirahat, kapan kontrol dan di mana, apa saja yang
di bawa pulang dan hal-hal yang perlu di perhatikan pasien selama di
rumah.
92

d. Jika pasien pulang maka pasien dan keluarga diberikan penjelasan


tentang kebutuhan perawatan dan pengobatan pasien.
e. Selain memberikan penjelasan secara lisan dan juga leflet yang berisi
penjelasan yang diperlukan.

4.7.3 Hambatan
Selama dalam melaksanakan kegiatan discharge planning mahasiswa
tidak memberikan kartu perencanaan pulang pada pasien maupun keluarga.
Dan juga keluarga tidak diberikan format discharge planning sebagai bukti
telah mendapat discharge planning dari perawat.

4.7.4 Dukungan
Pembimbing ruangan dan pembimbing akademik memberikan
dukungan penuh pada kelompok untuk melaksanakan discharge planning
pada pasien yang akan pulang. Format dan kartu discharge planning sudah
tersedia.

a. Masukan dari pembimbing ruangan

1. Tidak ada kartu discharge planning dan kartu kontrol.


2. PP dan PA tidak menjelaskan alur ketika pasien akan pulang dan
control.

b. Masukan dari pembimbing akademik

1. Tidak ada peyampaian ke keluarga diruang khusus tentang kartu


kontrol, arsip yang diperlukan ketika pasien akan pulang dan
penyampaian alur.
93

4.8 DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

4.8.1 Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dimulai pada tanggal 26
April – 8 Mei 2021. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan
keperawatan yang terdiri dari format pengkajian dengan pendekatan
Review Of System dan catatan keperawatan dengan model PIE (Problem,
Intervensi, Evaluasi) yang isinya disesuaikan dengan format SAK ruang
Gatutkaca. Format observasi, format catatan perkembangan, kartu
discharge planning, resume keperawatan, informed consent sentralisasi
obat, format serah terima obat serta format kontrol pemakaian obat.

4.8.2 Pelaksanaan
Format pengkajian pada manajemen keperawatan di ruang Gatutkaca
menggunakan pendekatan Review of System dan dokumentasi catatan
keperawatan dengan menggunakan model PIE (Problem-Intervensi-
Evaluasi). Proses pelaksanaan dokumentasi pada pengkajian, perencanaan
dan pengisian catatan keperawatan, dilakukan oleh PP sedangkan
pelaksanaan tindakan keperawatan, pengisian lembar observasi klien,
lembar obat dilakukan oleh PA.
Apabila PP berhalangan karena suatu sebab, pengisian catatan
keperawatan dapat didelegasikan kepada PA dengan pemantauan dari PP.
Kelompok menerapakan pendokumentasian PIE dengan pertimbangan
format ini tepat digunakan untuk pemberian asuhan keperawatan primer
pada pasien, PP dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien
masuk dan dilakukan evaluasi setiap shift. PA melaksanakan tindakan
sesuai yang didelegasikan PP.
94

4.8.3 Hambatan
Selama dalam melaksanakan kegiatan Dokumentasi keperawatan
tidak ada hambatan yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antara
anggota kelompok dan pasien beserta keluarga yang sangat kooperatif.

4.8.4 Dukungan
Ruangan memberikan gambaran tentang format SAK yang digunakan
oleh ruangan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang Gatutkaca. Masukan dari pembimbing
akademik

1. Pada lampiran persetujuan perawat dan keluarga pasien tidak tangan


tangan.
2. Pada lampiran obat perawat jarang mengisi.
BAB 5
EVALUASI

Bab ini menguraikan tentang evaluasi pelaksanaan kegiatan praktik


manajemen keperawatan mulai dari Penataan Ketenagaan Keperawatan, MAKP,
Penerimaan Pasien Baru, Timbang Terima, Supervisi Keperawatan, Discharge
Planning, Ronde Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. Evaluasi ini
meliputi evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.

5.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan

5.1.1 Evaluasi Struktur


Kelompok mempersiapkan buku catatan harian dalam penataan
ketenagaan keperawatan. Buku ini diisi oleh kepala ruangan, adapun isi
yang tertera didalamnya adalah : jumlah pasien perhari, tingkat
ketergantungan pasien, BOR perhari dan pembagian pasien kelolaan.

5.1.2 Evaluasi Proses


Pada pelaksanaan kelompok tidak mengalami hambatan yang berarti,
karena semua format sudah dipersiapkan sebelum pelaksanaan kegiatan
dan adanya acuan dalam perhitungan kebutuhan tenaga.

5.1.3 Evaluasi Hasil


Selama pelaksanaan praktik manajemen kebutuhan tenaga perawat
rata-rata per hari dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien. Kepala ruangan, katim dan perawat asosiate memenuhi kebutuhan
96

yang diperlukan serta memberikan masukan berupa data-data mengenai


Ruang Gatutkaca dan kritikan mengenai alur MAKP yang sudah
direncanakan.

5.2 Sistem MAKP

5.2.1 Evaluasi Struktur


Kelompok menggunakan metode primary nursing. Dalam penerapan
MAKP telah terbentuk struktur organisasi kelompok, Gann Chart kegiatan,
jadwal dinas dan daftar peran, daftar uraian tugas kepala ruangan (KARU),
perawat primer (PP) dan perawat assosciate (PA), serta mekanisme/alur
kegiatan MAKP. Dari setiap kegiatan tersebut telah ditentukan penanggung
jawab yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, mulai
dari tahap persiapan serta melakukan evaluasi atas kegiatan tersebut.

5.2.2 Evaluasi Proses


Selama proses pelaksanaan sistem MAKP, setiap mahasiswa telah
menjalankan tugasnya sesuai peran masing-masing seperti pada petunjuk
uraian tugas dan jadwal dinas serta peran yang ada. Namun ada beberapa
hambatan yang mengakibatkan peran yang dijalankan tidak maksimal.
Kepala ruangan dan perawat primer seringkali harus merangkap menjadi
perawat associate karena begitu banyaknya tindakan keperawatan yang
harus dilakukan dan terbatasnya anggota kelompok, sehingga terkadang
terlambat dalam mengerjakan tugas sesuai perannya masing-masing.

5.2.3 Evaluasi Hasil


Pelaksanaan MAKP pada pasien di Ruang Gatutkaca (Unit Penyakit
Dalam) sudah dilaksanakan sesuai dengan peran masing-masing. Hal ini
97

tidak lepas dari dukungan perawat di ruangan, bimbingan dari para


pembimbing serta adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antar
anggota kelompok. Evaluasi hasil didasarkan pada kepuasan pasien selama
dilakukan masa perawatan di ruang kelolaan mahasiswa. Hasil tingkat
kepuasan sebelum MAKP didapatkan keluarga pasien merasa puas (80%).
Sedangkan hasil evaluasi penerapan MAKP Primary Nursing terhadap
kepuasan pasien didapatkan keluarga pasien merasa puas (96%).

5.3 Penerimaan Pasien Baru

5.3.1 Evaluasi Struktur

 Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan


pasien baru, informed consent sentralisasi obat, format pengkajian,
nursing kit, status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien dan lembar
tata tertib pasien dan pengunjung.
 Penerimaan pasien baru pada shif pagi dilakukan oleh KARU, PP dan
PA, sedangkan pada shif sore dilakukan oleh PP dan PA.

5.3.2 Evaluasi Proses


Kegiatan penerimaan pasien baru yang dihadiri oleh, pembimbing
klinik dilakukan 1 kali, berlangsung pada hari Senin, tanggal 3 Mei 2021
jam 10.30 WIB pada minggu kedua.
Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan alur dan
mekanisme yang telah disusun. Selama pelaksanaan penerimaan pasien
baru tidak terdapat hambatan, sehingga pelaksanaan penerimaan pasien
baru tidak perlu diulang. Mahasiswa selalu melakukan proses penerimaan
pasien baru sesuai dengan prosedur dan sudah terlaksana dengan baik
setiap ada pasien baru.
98

5.3.3 Evaluasi Hasil


Pada proses pelaksanaan, hasil yang dapat disimpulkan pembimbing
adalah baik dan selalu tingkatkan komunikasi. Dengan alasan persiapan,
pelaksanaan dan program sesuai dengan prosedur penerimaan pasien baru.
Pelaksanaan penerimaan pasien baru telah dilaksanakan pada setiap ada
pasien baru, hal ini tidak lepas dari kerja sama yang baik dengan perawat
Ruang Gatutkaca dan bimbingan dari pembimbing.

Adapun masukan dari pembimbing ruangan adalah Saat operan pasien


baru dari petugas IGD dengan perawat ruangan, perawat ruangan harus
mengecek mulai dari identitas, keadaan pasien, dan status rekam medik
pasien dan PP harus menjelaskan lokasi ruangan Ruang Gatutkaca secara
menyeluruh, dan cara pembuangan sampah bagi keluarga pasien. .
Sedangkan pembimbing akademik tidak diperkenankan menghadiri di RS
dikarenakan adanya pendemi covid 19 jadi pembimbing akademik
memantau via online media WA dan zoom.

5.4 Timbang Terima

5.4.1 Evaluasi Struktur


Pada pelaksanaan timbang terima, Karu, PP1, PP2, PA1 dan PA2
mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga dalam
pelaksanaan timbang terima tidak terjadi kesalahan (over lapping) dalam
tugas dan kewajiban baik dalam tindakan keperawatan maupun pada saat
timbang terima.

Pada timbang terima sarana dan prasarana yang menunjang telah


tersedia antara lain : format timbang terima dan status pasien. Kelompok
shift timbang terima sesuai dengan jaga shift antara shift pagi ke shift siang,
shift siang ke shift malam dan shift malam ke shift pagi. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian
shift, antara shit malam ke shift pagi dan antara shift pagi ke shift siang.
99

Kegiatan timbang terima antar shift siang ke shift malam dilakukan oleh
perawat primer atau perawat asosiate yang bertugas saat itu.

5.4.2 Evaluasi Proses


Pada proses pelaksanaan timbang terima sesuai dengan prosedur
timbang terima dan sesuai dengan teori dan konsep. KARU membuka dalam
pelaksanaaan timbang terima, PP1 dibantu PA1 melaporkan tentang keadaan
pasien kelolaan, PP2 dan PA2 memvalidasi serta mengklarifikasi dari
laporan PP1.

Kegiatan timbang terima yang dihadiri oleh dan pembimbing klinik


dilakukan 1 kali, berlangsung pada hari Senin, tanggal 3 Mei jam 10.30
WIB. Yang berperan adalah:

 KARU : Binti Rofiah


 PP 1 : Dewi Nur Afifah
 PP 2 : Aqidatul Izza Anyyah
 PA 1: Ainun Nisa
 PA 2 : Farid Inul Istichomah
Proses timbang terima dipimpin oleh Kepala Ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
bertugas shift berikutnya, dimana yang berperan melaksanakan timbang
terima adalah perawat primer yang bertanggung jawab terhadap pasien
kepada perawat primer shift berikutnya. Adapun urutan pelaksanaannya
dimulai dari nurse station dimana PP yang bertugas shift itu menyampaikan
masalah keperawatan pasien, dan data fokus, intervensi yang sudah
dilakukan dan intervensi yang belum atau akan dilaksanakan serta pesan
khusus atau hal-hal yang penting, setelah itu timbang terima dilanjutkan
untuk klarifikasi data dan diakhiri penandatanganan laporan timbang terima
oleh kepala ruangan dan penyerahan rekam medis pasien. Untuk validasi
100

dilakukan bersamaan dengan pemberian asuhan keperawatan, dikarenakan


adanya pandemi covid 19 jadi tujuannya untuk mengurangi risiko penularan.

Selama pelaksanaan timbang terima tidak ada hambatan. Pada saat


pelaksanaan berjalan dengan lancar. Berjalan sesuai dengan alur
pelaksanaan timbang terima

5.4.3 Evaluasi Hasil


Pada proses pelaksanaan, hasil yang dapat disimpulkan pembimbing
adalah baik tetapi selalu tingkatkan komunikasi . Dengan alasan persiapan,
pelaksanaan dan program sesuai dengan prosedur timbang terima.
Pelaksanaan timbang terima telah dilaksanakan pada setiap pergantian shift
dengan baik, hal ini tidak lepas dari kerja sama yang baik dengan perawat
Ruang Gatutkaca dan bimbingan dari pembimbing.

Adapun masukan dari pembimbing ruangan adalah Alur timbang


terima sudah sesuai prosedur Karu kurang lantang dalam komunikasi, PP
shift selanjutnya kurang aktif dalam menyanggah atau mengklarifikasi,
Dalam menyampaian kondisi pasien data focus keperawatan masih kurang
disampaikan, PP pagi belum menyampaikan evaluasi tindakan, intervensi
yang perlu dilanjutkan serta rencana keperawatan. Sedangkan pembimbing
akademik tidak diperkenankan menghadiri di RS dikarenakan adanya
pendemi covid 19 jadi pembimbing akademik memantau via online media
WA dan zoom.

5.5 Ronde Keperawatan

5.5.1 Evaluasi Struktur


101

Untuk menunjang terlaksananya ronde keperawatan diperlukan sarana


dan prasarana yaitu antara lain persiapan pasien dengan masalah
keperawatan yang belum teratasi, lembar inform consent, status pasien dan
penyusunan tim ronde keperawatan. Tim ronde keperawatan mulai dari
Karu, PP1, PP2, PA dan Tim Gizi.

5.5.2 Evaluasi Proses


Kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei
2021. Mahasiswa yang berperan adalah:

 KARU : Ainun Nisa


 PP : Binti Rofiah
 PP1 : Farid Inul Istichomah
 PP2 : Aqidatul Izza Anyyah
 PA : Dewi Nur Afifah
Pada saat ronde keperawatan dimulai dengan pembukaaan yang
dilakukan oleh kepala ruangan, kemudian PP1 yang bertanggung jawab
terhadap pasien yang dilakukan ronde keperawatan menjelaskan status dan
data pasien, masalah yang sudah dan belum terselesaikan, kemudian
ditanggapi oleh PP2. Kemudian PP1, PP2, Karu, dan Tim Gizi untuk
menyamakan data yang sudah dijelaskan di nurse station. PP1 dan PP2
memvalidasi data ke pasien yang telah disampaikan PP1, dan PA melakukan
pemeriksaan TTV, kemudian semua tim ronde kembali ke nurse station
untuk berdiskusi dan membahas permasalahan yang belum terselesaikan dan
langsung ditindak lanjuti, dimana kasus yang belum terselesaikan yaitu
Pneumonia.

5.5.3 Evaluasi Hasil


102

Selama pelaksanaan Ronde Keperawatan tidak ditemui hambatan yang


berarti karena telah dilakukan koordinasi, baik dengan pembimbing ruangan,
ahli gizi yang menangani klien beserta keluarga. Setelah dilaksanakan ronde
ditemukan solusi untuk memecahkan masalah klien meliputi :

1. Observasi intake – output, balance cairan pasien.


2. Pemberian diit RPRG (Rendah Protein Rendah Garam).

5.6 Supervisi Keperawatan

5.6.1 Evaluasi Struktur


Pada pelaksanaan supervisi, kelompok telah melakukan beberapa
persiapan yaitu persiapan instrument penilaian supervisi, format
pendokumentasian hasil supervisi, jenis kegiatan yang akan disupervisi,
menetapakan supervisor, pembagian peran sebagai Karu, PP, PA, dan
mekanisme yang harus dilakukan saat supervisi, serta melakukan evaluasi
kerja.

5.6.2 Evaluasi Proses


Kegiatan supervisi perawatan diruang unit Penyakit Dalam Ruang
Gatutkaca kelas 3A dilakukan satu kali, yaitu pada hari Rabu , 5 Mei 2021
jam 08.30 WIB pada pasien ny. ”K” yang berperan adalah sebagai berikut:

 KARU : Dewi Nur Afifah


 PP1: Ainun Nisa
 PA1: Aqidatul Izza Anyyah
 PA2 : Farid Inul Istichomah
Pada saat supervisi keperawatan dimulai dengan pembukaaan yang
dilakukan oleh kepala ruangan, pada saat di nurse station supervisor
menjelaskan bahwa akan dilakukan supervisi secara langsung terhadap PA
tentang injeksi intra vena, kemudian PP langsung menyiapkan peralatan.
103

Setelah PP selesai menyiapkan peralatan, PP melaporkan kepada supervisor


atau kepala ruangan untuk dilakukan supervise pada PA. Maka seluruh tim
supervisi langsung ke pasien untuk melakukan injeksi melalui intra vena.
Setelah selesai maka semua tim supervisi balik ke nurse station untuk
memberi tahu kesalahan dan nilai yang diperoleh serta memberikan reward
kepada PP atas pekerjaanya.

5.6.3 Evaluasi Hasil


Pada proses pelaksanaan, hasil yang dapat disimpulkan pembimbing
adalah baik tetapi untuk komunikasi ditingkatkan dan volume nya kurang
lantang. Adapun masukan dari pembimbing akademik adalah Karu tidak
mempersiapkan lembar nilai dan Karu tidak memberikan reward kepada PA
dan PP, PA saat mengoplos obat sebaiknya menggunakan APD dan
underpad sebagai alas, PA kurang menjelaskan indikasi dan kontra indikasi
obat ke pasien maupun ke keluarga, PA tidak meminta tanda tangan
keluarga untuk pernyataan bahwa pasien telah diberi injeksi obat.

5.7 Discharge Planning

5.7.1 Evaluasi Struktur


Proses discharge planning dapat berjalan dengan baik dengan
tersedianya format discharge planning: resume keperawatan, kartu rencana
pulang, leaflet tentang pneomonia. Pengisian resume keperawatan,
discharge planning dan kartu rencana pulang dilakukan oleh PP, sedangkan
kartu rencana pulang diberikan pada pasien saat pulang disesuaikan dengan
kondisi pasien saat pulang.

5.7.2 Evaluasi Proses


Pelaksanaan discharge planning dilaksanakan dari minggu ke-2
praktek profesi manajemen keperawatan. Pelaksanaan discharge planning
104

melibatkan Karu, PP, PA dan pasien serta keluarga. Setiap peran melakukan
tugasnya sesuai dengan job description.

Kegiatan discharge planning yang pertama di hadiri oleh supervisor,


pembimbing klinik pada hari Selasa, 4 Mei 2021 jam 13.00 WIB, dan yang
berperan adalah:

 KARU : Dewi Nur Afifah


 PP : Ainun Nisa
 PA1 : Aqidatul Izza Anyyah
 PA2 : Farid Inul Istichomah
Discharge planning diberikan pada Tn. “S” dengan diagnosa
Pneumonia. Pasien rencana KRS. Pasien dan keluarga dibekali informasi
tentang penyakit pneomonia, aktifitas pasien di rumah dan istirahat pasien.

Pada saat kegiatan Discharge planning dimulai dengan PP melaporkan


kepada kepala ruangan bahwa ada pasien yang akan KRS karena sudah ada
persetujuan dari dokter yang merawat ketika visite berlangsung. Kepala
ruangan mengajak PP untuk mempersiapkan lembar pasien pulang dan
leaflet untuk memberikan penyuluhan tentang penyakit yang diderita pasien.
Setelah selesai maka semua tim discharge planning langsung ke bed pasien
yang akan KRS dan langsung memberikan penyuluhan.

5.7.3 Evaluasi Hasil


Discharge planning berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur,
pasien dan kelurga sangat kooperatifr. Informasi yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami oleh pasien dan keluarga. Pengetahuan pasien dan
keluarga meningkat dan pasien mampu menjelaskan kembali

Adapun masukan dari pembimbing ruangan adalah PP harus


menguasai materi discharge planning dan setelah dilakukan discharge
planning diruangan keluarga dipanggil ke nurse station dijelaskan ulang
prosedur yang disampaikan seperti leaflet, buku kontro, surat menyurat dan
105

alur kontrol. Sedangkan masukan dari pembimbing akademik adalah PP


seharusnya memanggil keluarga pasien ke ruangan khusus untuk
menyampaikan hasil serah terima obat, buku kontrol dan memberikan
motivasi ke keluarga pasien.

5.8 Dokumentasi Keperawatan

5.8.1 Evaluasi Struktur


Sistem pendokumentasian dapat berjalan dengan baik dengan dibantu
computer atau computer recording pendokumentasian berisi pengkajian,
resume keperawatan, diagnosa keperawatan, lembar discharge planning,
catatan perkembanngan dan lembar pendukung lainnya. Pembagian tugas
masing-masing peran perawat dalam mengisi format dokumentasi sudah
dijelaskan sebelumnya.

5.8.2 Evaluasi Proses


Pelaksanaan Dokumentasi keperawatan dilaksanakan selama minggu
ke-1 hingga minggu ke-2 dari praktek profesi manajemen keperawatan.
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan melibatkan Karu, PP, PA. Setiap
peran melakukan tugasnya sesuai dengan job description.

Pada saat kegiatan dokumentasi keperawatan apabila PP berhalangan


karena suatu sebab, pengisian catatan keperawatan dapat didelegasikan
kepada PA dengan pemantauan dari PP. Kelompok menerapakan
pendokumentasian PIE dengan pertimbangan format ini tepat digunakan
untuk pemberian asuhan keperawatan primer pada pasien, PP dapat
melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan dilakukan
106

evaluasi setiap shift. PA melaksanakan tindakan sesuai yang didelegasikan


PP.
Pelaksanaan proses pendokumentasian menggunakan model PIE yang
melibatkan seluruh perawat baik PP maupun PA. PP melakukan
pengkajian, menentukan problem dan intervensi sesuai SAK. Implementasi
didelegasikan kepada PA. PP yang bertugas melakukan evaluasi keadaan
klien sesuai intervensi yang telah dilakukan setiap shift. Ruang Gatutkaca
sudah dibantu computer atau computer recording pendokumentasian.

5.8.3 Evaluasi Hasil

Dokumentasi keperawatan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini


didukung oleh kelengkapan format dokumentasi, SAK, job description
yang jelas antara PP dan PA serta kemampuan kelompok dalam menguasai
kasus dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan.

5.9 Keamanan Pasien (Patient Safety)


Indikator keamanan pasien dapat dilihat jumlah angka kejadian
kesalahan pemberian obat, angka kejadian flebitis, angka kejadian nyeri, dan
kejadian jatuh. Berdasarkan laporan dan observasi dari indikator mutu
pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada tanggal 26 April -8 Mei
2021 di Ruang Gatutkaca kelas 3A didapatkan hasil:

a. Kejadian kesalahan pemberian obat tidak terjadi di kelas 3A, pemberian


obat dilakukan secara benar sesuai dengan protap 7T + 1W. Sebelum
pemberian obat dilakukan, petugas melakukan identifikasi pasien dengan
melihat gelang identitas. Pemberian obat didokumentasikan di dalam lembar
observasi terdapat nama obat, dosis pemberian, waktu pemberian.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Jumlah tenaga mahasiswa praktek manajemen di ruang kelolaan kelas
III/A ruang Gatotkaca perhari pada shift pagi sebanyak 2 orang, shift sore
sebanyak 1 orang, shift malam sebanyak 1 orang, Karu 1 orang, jumlah
perawat lepas dinas sebanyak 1 orang, menurut perhitungan yang telah
dilakukan untuk kebutuhan perawat perhari adalah 4.
2. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan primary
nursing yang dilakukan oleh mahasiswa di ruang unit penyakit paru
ruang Gatutkaca masih sebatas pada pasien kelolaan saja. Selain itu
mahasiswa banyak mendapat dukungan dari pembimbing dan perawat
ruangan.
3. Timbang terima pada pasien kelolaan mahasiswa di ruang unit penyakit
paru ruang Gatutkaca dilaksanakan dengan berfokus pada masalah
keperawatan klien dan intervensi yang sudah maupun belum
dilaksanakan.
4. Pelaksanaan supervisi telah dilakukan oleh mahasiswa sesuai prosedur
yaitu dengan metode langsung pada tindakan injeksi intra vena melalui
infus.
5. Pelaksanaan pengelolaan obat tidak dilaksanakan karena sistem di
Ruangan Ruang Gatutkaca menggunakan UDD.
6. Pelaksanaan discharge planning di ruang kelolaan praktek manajemen
ruang Gatutkaca yang dilakukan oleh mahasiswa cukup baik karena
sudah terdapat format discharge planing, leaflet dan SAP yang jelas.
7. Ronde keperawatan dilaksanakan pada pasien Tn ”M” dengan diagnosa
medis pneumonia, ACKD, hipotensi. Lamanya klien dirawat selama 4
hari dengan masalah keperawatan : bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
hipersekresi jalan nafas, resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d
disfungsi ginjal. Setelah dilaksanakan ronde keperawatan ada beberapa
saran yang disampaikan oleh PP, PA, tim gizi, karu ruang gatutkaca serta
pembimbing klinik antara lain. Tim ahli gizi menyarankan untuk
memberi diit RPRG (rendah protein rendah garam) mengingat bahwa
pasien dengan ACKD, namun sebelumnya harus menghitung imt pasien
terlebih dahulu untuk mengetahui berapa kebutuhan nutrisi pasien.
Perawat ruangan pav.gatutkaca menyarakan untuk memantau balance
cairan pasien dan hasil laboratorium.
108

8. Sistem pendokumentasian yang dilakukan mahasiswa adalah format


pengkajian dengan pendekatan review of system dan catatan keperawatan
dengan model PIE (Problem, Intervensi, Evaluasi) yang isinya
disesuaikan dengan format SAK ruang Gatutkaca.
9. Kepuasan pasien setelah adanya penerapan MAKP Primer oleh
mahasiswa meningkat dibanding sebelum diterapkan MAKP Primer di
ruang unit penyakit paru Ruang Gatutkaca, dimana pelaksanaan MAKP
kelola menyatakan sangat puas (83,30%) dan puas (16,70%).

6.2 Saran
Bagi Mahasiswa atau Praktikan selanjutnya

1. Hendaknya dapat mengembangkan program yang telah berjalan di ruang


Gatutkaca dan perlu ditingkatkan dalam pendokumentasian tindakan
segera setelah melakukan tindakan keperawatan.
2. Dapat memahami SAK dan mengembangkan check list untuk
dokumentasi format supervisi.
3. Diharapkan melengkapi lembar asuhan keperawatan (PIE), leaflet dan
SAP yang ada, serta kartu discharge planning.
4. Dalam melaksanakan penilaian kepuasan pasien dengan sistem
penerarapan MAKP hendaknya tetap mempertahankan penilaian melalui
kuisioner pre-post perawatan.
5. Dalam melakukan ronde keperawatan tetap mempertahankan kerjasama
dengan tim kesehatan yang lain untuk menelaah kasus secara
multidisiplin ilmu.
109

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Kurniadi, S M. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya.


Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

M. Hadi Mulyono, A. H. (2013). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja


Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III : 16.06.01. Ambon. 18-26.

Makhfudi, F. E. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba


Medika.
110

Lampiran 1
STRUKTUR PENANGGUNG JAWAB
PRAKTEK PROFESI MANAGEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIPDU
PAVILIUN GATUTKACA RSUD JOMBANG

KETUA
Binti Rofi’ah

WAKIL KETUA
Dewi Nur Afifah

SEKERTARIS BENDAHARA
Ainun Nisa Farid Inul Istichomah

PJ MAKP
Aqidatul Izza Anyyah

PJ PENERIMAAN PJ TIMBANG PJ SUPERVISI


PASIEN BARU TERIMA Binti Rofi’ah
Ainun Nisa Dewi Nur Afifah

PJ DISCHARGE PJ PENGELOLAAN
PLANNING OBAT
Farid Inul Istichomah Ainun Nisa

PJ RONDE PJ DOKUMENTASI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Aqidatul Izza Anyyah Dewi Nur Afifah
111

Lampiran 2
Daftar Uraian Tugas KARU, PP, dan PA
Kepala Ruangan
a. Tugas Pokok: Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
b. Uraian Tugas:
 Melaksanakan fungsi perencanaan
 Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan
 Melaksanakan fungsi pengawasan

Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah di buat selama praktek bila diperlukan
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh displin ilmu lain maupun perawat lain
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keparawatan
6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat
7. Membuat jadwal perjanjian klinik
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit
10. Mengikuti timbang terima
11. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
12. Melaksanakan sentralisasi obat
13. Mendampingi visite
14. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat asosiet
15. Melaporkan perkembangan pasien pada kepala ruangan
112

Perawat Asosiet
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan dan perawatan langsung kepada klien.

Tugas Pokok:
1. Memberikan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang
a. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada cataatan keperawatan
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tangggung jawab
a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan dioperasi
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, dan spiritual dari
kllien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman,
dan ketenangan
c. Pendekatan dengan komunikasi terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan serta diagnostik
4. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
5. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat / sakarotul maut
6. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administratif
7. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan
8. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan
9. Melaksanakan dinas tugas pagi, sore, malem secara bergantian
113

10. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengna


penyakitnya
11. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis

Anda mungkin juga menyukai