“SUPERVISI”
OLEH :
Edeltrudis Bai
Elisabeth Rohan
Grace Landu Meha
Maria I. N. Keraf
Maria O. G . Sani
Maria P. J. Ma’u
Marselina Y. Intan
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
Penugasan ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai untuk mata
kuliah Manajemen Keperawatan di Program studi Ners di STIKes Citra Husada Mandiri
Kupang.
telah melibatkan banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini ijinkan penulis untuk
1. Ns. Sakti Oktaria Batubara, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
ini.
2. drg. Jeffrey Jap, M.Kes selaku Ketua STIKes Citra Husada MandiriKupang
Semoga Tuhan Yesus Kristus membalas budi baik dari semua pihak yang telah
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi saya berharap
bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan .
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.3. Tujuan................................................................................................ 4
1.4. Manfaat.............................................................................................. 5
……………………………………………. 25
2.3.6.Teknik supervisi
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 62
4.2 Saran……………………………………………………………………. 63
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 64
LAMPIRAN.............................................................................................. 66
BAB I
PENDAHULUAN
2007). Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar). Supervise secara langsung
dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar bagi seorang
keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin
anak (Mawar dan Kenanga) RSUD W.Z Johanes Kupang didapatkan data bahwa
kegiatan supervise di rumah sakit ini sudah dilaksanakan namun belum efektif. Hal
ini dibuktikan dengan hanya adanya SOP supervisi dan belum adanya format baku
dilakukan pada pagi hari oleh kepala ruangan kepada staf, berdasarkan
keperawatan menjadi tidak optimal. Kondisi ini harus mendapat perhatian kepala
keperawatan yang diberikan oleh staf perawat. Kepala ruangan harus dapat
optimal, diadakannya format baku agar dalam melakukan supervisi dapat dinilai
secara objektif.
1.3 Tujuan
dan supervisi di ruang keperawatan anak (Mawar dan Kenanga) RSUD Prof. Dr.
keperawatan anak (Mawar dan Kenanga) RSUD Prof. Dr. W.Z Yohannes
Kupang
di ruang keperawatan anak (Mawar dan Kenanga) RSUD Prof. Dr. W.Z
Yohannes Kupang
1.4 Manfaat
keperawatan
kegiatan supervisi
TINJAUAN TEORITIS
kebutuhan sumber daya di masa depan, merekrut dan memilih pegawai yang
juga disesuaikan denganmisi rumah sakit, dan sasaran yang akan dicapai dalam
Tenaga
2 hal yaitu pengaruh internal dan eksternal. Hal- hal tersebut terdiri dari (1) sumber
sakit/organisasi yaitu :
1. Perekrutan
Perekrutan adalah proses mencari atau menarik pelamar secara aktif untuk
mengisi posisi yang tersedia. Meskipun pada waktu tertentu organisasi mungkin
memiliki suplai RN yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, data yang ada
2. Wawacara
tujuan tertentu. Meskipun alat lain, misalnya ujian dan daftar tilik referensi dapat
tidak terstruktur. Maksud atau tujuan wawancara ada tiga antara lain :
ditawarkan.
3. Seleksi
Seleksi adalah langkah ketiga dalam proses ketenagaan. Seleksi adalah proses
pekerjaanatau posisi tertentu dari banyak pelamar. Proses seleksi terdiri dari
keputusan seleksi. Memilih staf yang berbeda jenis kelamin, usia, budaya,
yang semakin beragam. Selain itu memiliki staf yang beragam meningkatkan
4. Penempatan
menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, banyak posisi dalam unit atau departemen
kemampuan yang paling dituntut pada dinas jaga yang interaksi di antara
5. Indoktrinasi
untuk :
a. Membentuk sikap pegawai yang baik terhadap organisasi, unit, dan bagian.
Prinsip untuk Staf Perawat yang ditulis dalam buku yang ditulis oleh (Huber,
tersebut disusun menjadi tiga kategori yang berkaitan dengan unit perawatan
pasien, staf, dan organisasi. Sembilan prinsip tersebut adalah sebagai berikut
(ANA, 1999):
pasien (HPPD).
ketenagaan.
2. Staf
3. Organisasi
mereka lakukan.
a. Metode rasio
1. Rumah sakit Y tipe B dengan ju8mlah tempat tidur 200 buah maka seorang
keperawatan :
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan oleh rumah sakit tersebut adalah
200 orang.
2. Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka jumlah
2/3x100= 67, maka jumlah tenga perawat yang dibutuhkan adalah 100
orang.
3. Bila rumah sakit tipe D dengan jumlah tempat tidur 75 buah maka jumlah
tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 1/2x75= 37,5, maka jumlah tenaga
Kualifikasi
Jumlah kebutuhan tenaga
pasien
Tingkat Jumlah
Pagi Siang Malam
ketergantungan pasien
Minimal 30 30 x 0,17= 5,1 30 x 0,14= 4,2 30 x 0,07= 3
Parsial 4 4 x 0,27= 1,08 4 x 0,15= 0,6 4 x 0,10= 0,28
Total 2 2 x 0,36= 0,72 2 x 0,3= 0,6 2 x 0,20= 0,4
Jumlah 36 6,9 5,4 3,68
7 5 4
30 orang per hari. Kriteria pasien yang dirawat tersebut adalah 20 orang dapat
dan 5 orang harus diberikan perawatan total. Tingkat pendidikan perawat yaitu
hari, yaitu :
a) Keperawatan langsung :
Jumlah 85 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
20% x 20 : 4 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 22+4: 26
orang/hari.
hari, yaitu :
7 jam
b) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 2-3 Februari 2019, didapatkan data bahwa
model penerapan asuhan keperawatan diruang anak (R. Mawar dan R. Kenanga)
Menurut Nursalam (2015), metode tim menggunakan tim yang terdiri atas
atas tenaga profesional , teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
di unit rawat inap, unit rawat jalan dan unit gawat darurat.
diantaranya:
Kelebihannya:
konferensi tim yang biasanya membutukan waktu yang sulit untuk dilaksankan
1. Kepala Ruangan
a. Perencanaan
penugasan/penjadwalan;
b. Pengorganisasian
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain- lain;
pasien;
c. Pengarahan
baik;
sikap;
tugasnya.
8) Pengawasan
b) Melalui supervisi:
juga;
pelaksanaan tugas;
2. Ketua Tim
3. Anggota Tim
pasien di bawah tanggung jawabnya, bekerja sama dengan anggota tim dan
Tugas dan peran anggota tim dalam hal ini perawat pelaksana antara lain:
Tugas Pokok Perawat Pelaksana:
catatan keperawatan
a) Pemberian obat
b) Pemeriksaan laboratorium
klien
kemampuannya.
pakai.
keindahan ruangan.
a. Comforter
Perawat dapat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien
mestinya.
c. Communicator
kesehatan lainnya.
d. Rehabilitator
mengembalikan fungsi organ atau tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
secara normal.
asuhan pencegahan pada tingkat 1,2 atau 3 baik direct maupun indirect.
Adapun konsep metode tim yaitu, ketua tim sebagai perawat profesional
tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, dan peran kepala ruangan
penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala
ruangan.
Konsep metode tim yaitu ketua tim sebagai perawat profesional harus
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus
2.3.1 Pengertian
yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
(F-fair yaitu memberikan penilaian, feedback atau memberikan umpan balik dan
perbaikan).
digunakan untuk menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang
pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan,
pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun wakil direktur
keperawatan. Sistem supervisi akan memberikan kejelasan tugas, feedback dan
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan
memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil
yang baik. Supervisi yang baik adalah supervisi yang dilakukan secara berkala.
meliputi:
a) Kegiatan educative
b) Kegiatan supportive
dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung
c) Kegiatan managerial
Kegiatan managerial dilakukan dengan melibatkan perawat dalam perbaikan
2) Manfaat bagi manajer Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam
kinerja. Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada perawatan
supervisor.
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) unsur pokok dalam supervisi yaitu :
2) Sasaran objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan,
yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas dengan hasil yang baik.
5) Teknik, teknik pokok supervisi pada dasarnya mencangkup empat hal yaitu
(4) menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya. Untuk
1) Langsung
strategis.
diperlukan suatu daftar isian atau check list yang telah dipersiapkan.
c) Pendekatan pengamatan Pengamatan langsung sering menimbulkan
berbagai dampak kesan negatif, misal rasa takut, tidak senang, atau
2) Tidak langsung
menetapkan kesenjangan.
3) Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun
upaya memperbaiki.
b) Menjalankan pengawasan
c) Memperbaiki penyimpangan
1) Model development
yaitu :
perubahan.
3) Model experimental Dalam model ini proses supervisi klinik keperawatan meliputi
2) Model ilmiah. Supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik
prosedur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang
3) Model klinis. Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
4) Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter
5) Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu
yang disupervisi.
keperawatan.
11) Melakukan advokasi antar tim pemberi layanan kesehatan atau dengan
lembaga lain.
supervise.
2) Rendah empati.
berhubungan, yaitu:
prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung
pengalaman).
a) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
mengingat (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, jadi “tahu” adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur apakah
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi atau
materi obyek ke dalam komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan
diharapkan pemimpin.
orang lain (Need For Affiliation) dan kebutuhan kekuasaan (Need For
manusia yaitu dasar negatif yang ditandai dengan teori X dan dasar
c. Faktor kepemimpinan
1) Definisi Kepemimpinan adalah memberi makna dan tujuan,
mengubah budaya, memiliki pangsa pasar yang lebih besar dari pada
pesaing, memiliki produk dari layanan yang paling bagus di pasar (Tracy,
2006).
a) Karakteristik pribadi
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1.1 Persiapan
Berdasarkan hasil wawancara awal didapatkan data bahwa alur perekrutan
ketenagaan melalui tes atau ujian secara lisan maupun tertulis oleh tim kredensial.
1. Ketenagaan
KaRu : 1 Orang
KaTim : 4 Orang
Struktur Organisasi
RSUD Prof. Dr. W.Z.Johannes Kupang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, perawat
pelaksana, administrasi dan pekarya yang ditunjukkan pada bagan sebagai beriku
Organisasi di Ruang perawatan anak (R.Mawar dan R.Kenanga) RSUD Prof. Dr. W.Z.Johannes Kupang
Direktur
Wadir Pelayanan
Kepala Ruangan
Rosina Y. Welu, S.Kep.Ns Florida Tae, S.Kep.Ns Yasinta Fitria, Amd. Kep Susana T. Subu, Amd. Kep
PPJP I PPJP II PPJP III
I Komang M., Amd. Kep • Julia Ludiawati, Amd. • Sisilia Liwupung, Amd. Kep
Afliana Labu, Amd. Keb Kep
Heldiana Jemompar, • Petronela Kana, Amd. Kep
• Murniati Jafar, Amd.
Amd. Keb • Yosefina Pia, Amd. Keb
Maria Florida Kolo, SST Keb
Sara O. Manimabi, Amd. • Mina Oktaviana Lopo, • Mery Y. Egong, Amd. Kep
kep
• Elisabeth Pandang, Amd. Kep
PPJP IV
• Fransiska I. Murni, Amd. Kep
• Novi Apriani, Amd. Kep
• Olipa T. S. sembiring, S.
Kep.Ns
Pagi : 9 orang
Siang : 6 orang
Malam : 3 orang
Jumlah : 18 orang
Kesimpulan : kebutuhan tenaga perawat yang ideal di ruangan anak (Mawar dan
kenyataannya, 21 orang yang dinas pada tanggal 02 Februari 2019 dan 18 orang
yang dinas pada tanggal 03 Februari 2019. Hal ini tidak sebanding dengan
Kapasitas tempat tidur di ruang perawatan anak RSUD Prof. Dr. W.Z Yohannes
3.1.2 Pelaksanaan
1. 100% perawat sudah bekerja sesuai dengan jam kerjaan dan berdasarkan
3.1.3 Hambatan
1. 72% perawat merasa tidak puas dengan jumlah pendapatan (jasa) yang
diterima
2. 88% perawat merasa tingkat ketergantungan pasien di ruangan menjadi
3. 80% perawat merasa jumlah perawat yang berdinas tidak seimbang dengan
3.1.4 Dukungan
pelatihan
3.4.1 Persiapan
3.2.2 Pelaksanaan
1. Pembagian Struktural
dengan Katim.
awatan.
S1 Ners : 4 Perawat
D3 :Kep: 12 Perawat
D3 Keb: 3 perawat
D4 Keb : 6 perawat
3 .Lama kerja
0- 5 tahun : 7 Perawat
5 – 10 tahun : 10 Perawat
3.4.2 Hambatan : -
3.4.3 Dukungan
tugas-tugasnya.
3.3 Pelaksanaan supervisi di ruang Anak RSUD Prof. W.Z Yohannes Kupang
3.3.1 Persiapan
3.3.2 Pelaksanaan
3.3.3 Hambatan
mereka.
2. 64% perawat mengatakan tidak ada umpan balik dari supervisor untuk
3. 52% perawat mengatakan tidak ada tindak lanjut untuk setiap hasil
supervisi.
3.3.4 Dukungan
ke staf
b. 24% perawat mengatakan alur supervise dilakukan oleh case manajer
ke staf
b) Weaknes
Tidak ada format baku 0,2 3 0,6
supervisi
Tidak terdapat SOP 0,2 4 0,8
supervisi
Tidak ada dokumentasi 0,2 4 0,8
supervisi
Tidak ada pelatihan tenaga 0,2 3 0,6
mengenai supervisi
Hasil supervisi tidak 0,2 3 0,6
disampaikan kepada
tenaga Total
3,4
B. EFAS
a) Opportunity
Terdapat kebijakan 0,5 4 2 O-T
pemerintah yang
mendukung supervisi RS 4-3,5
Case manager dalam RS 0,5 4 2 = 0,5
mendukung supervise
Total 4
b) Treathned
Tuntutan akreditasi RS 0,5 4 2
harus dilakukan supervisi
anggota
Terdapat RS lain yang 0,5 3 1,5
mendukung supervisi
Total
3,5
siang, malam)
3
Total 3
b) Weaknes
Dalam ketenagaan,
jumlah bidan dan
1 3
perawat tidak sebanding
dengan jumlah pasien
O–T
2 2-1,5
B. EFAS
= 0,5
c) Opportunity
Case manager dalam RS
mendukung pembagian
1,5
ketenagaan sesuai
0,5 4
stabdar yang berlaku
d) Treathned
Tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan
0,5 3
dari tenaga profesional
Turn
agresif
around
supervisi ketenagaan
W S
Hasil analisa SWOT ketenagaan berada pada posisi agresif yang artinya Rumah Sakit
SWOT supervisi berada pada posisi turn around yang artinya kegiatan supervisi berada
pada posisi lemah namun memiliki peluang untuk mengubah strategi. Rumah Sakit
menetapkan format baku untuk setiap kegiatan supervisi sesuai standar kepegawaian
mengadakan pelatihan bagi tim supervisor dan anggota yang diupervisi, serta hasil
sebanding dengan
jumlah pasien
berdasarkan BOR
2 Supervisi
terarah
supervisi
mengenai supervisi
supervisi
supervisor
dengan staff
setelah
dilakukan
supervisi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Identifikasi penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional dari 25
Umum Daerah Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang dengan rincian : 72%
4. Hasil analisa SWOT ketenagaan berada pada posisi agresif yang artinya
turn around yang artinya kegiatan supervisi berada pada posisi lemah
supervisi.
4.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang
keperawatan
supervisi
DAFTAR PUSTAKA