LAPORAN PENDAHULUAN
“ABORTUS”
Disusun oleh :
Binti Rofi’ah (7420028)
Abortus
Kelainan plasenta
peristaltik
Nyeri Syok hipovolemik Invasi bakteri
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian Data Fokus
Biodata mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat
1. Keluhan utama Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
2. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat pembedahan Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami Kaji adanya penyakit yang pernah
dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah
ginekologiurinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat kesehatan reproduksi Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
g. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
h. Riwayat seksual Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
i. Riwayat pemakaian obat Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
3. Pola aktivitas sehari-hari Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
4. Pemeriksaan fisik, meliputi
a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, pergerakan
dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan
seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam menentukan tegangantonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
b. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleksgerakan
pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding
perut atau tidak
c. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop
dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar.
Mendengar mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk
bunyi jantungparu abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
(Johnson & Taylor, 2005 39)
b. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
6. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan arteri dan atau vena
c. Rencana Intervensi
1. Resiko infeksi faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
Tujuan yang akan dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1. Kemerahan menurun
2. Nyeri menurun
Intervensi:
Pencegahan Infeksi
- Observasi
1. Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
- Terapeutik
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Berikan perawatan kulit pada daerah edema
3. Cucitangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
- Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara memeriksa luka
3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan kolaborasi
- Kolaborasi
- Pemberian imunisasi jika perlu
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensikeperawatan selama ........makastatus cairan membaik,
dengan kriteria hasil :
1. Turgor kulit meningkat
2. Output urine meningkat
3. Kekuatan nadi meningkat
4. Frekuensi nadi membaik
5. Tekanan darah membaik
6. Tekanan nadi membaik
7. Membrane mukosamembaik
8. Kadar hematokrit membaik
9. Status mental membaik
10. Suhu tubuh membaik
11. Keluhan haus menurun
12. Mata cekung membaik
13. Berat badan membaik
Manajemen Hipovolemia
Observasi:
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2. Monitor intake dan output cairanTerapeutik :
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
1. Anjurkan memperbanyak cairan oral
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemeberian cairan intravena (cairan isotonis,hipotonis, dan koloid)
2. Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen syok hipovolemik
Observasi :
1. Monitor status cairan
2. Monitor status kardiopulmonal
3. Monitor status oksigenasi
4. Periksa tingkat kesadaran
Terapeutik :
1. Pertahankan jalan nafas
2. Berikan oksigen
3. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemeberian cairan infus kristaloid 20 ml/kg/
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
Tujuan :
Dalam perawatan 1 x 24 jam, nyeri klien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
a. Tingkat nyeri menurun
Intervensi :
Manajemen Nyeri
- Observasi
1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
- Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgetik
- Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
2. Monitor efektifitas analgesik
- Terapeutik
1. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak
diinginkan
- Edukasi
1. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
3. DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
: PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI