Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


GANGGUAN NUTRISI
Dosen Pembimbing :

Nama:
Ria Intan Sari 7420009

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AJARAN 2020-2021
BAB I
Defisit Nutrisi

A. Konsep Dasar Defisit Nutrisi


1. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reakso, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit (Tarwoto & Wartomah 2007).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan deikian, fungsi utama nutrisi adalah
untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk kerangka dan jaringan tubuh,
serta mengatur berbagai proses dalam tubuh.
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan metabolisme yang dibutuhkan oleh tubuh.
Defisit nutrisi adalah aupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dalam tubuh
2. Anatomi Fisiologi sistem pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus
usus besar, rectum, anus.
a. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan.
Mengunyuh dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada permukaan
saluran pencernaan
b. Esofagus
Esofagus adalah sebuah lube yang panjang, sepertiga bagian atas adalah terdiri dari
otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput
mukosa yang mengeluakan secret mukoid yang berguna untuk petlindungan
c. Lambung
Gumpalan makanan yang memasuki lambung dengan bagian porsi terbesar dari
saluan pencernaan.
d. Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum yang panjangnya kira-kira
6 meter dengan diameter 2,5 cm.
e. Usus besar
Yang terdiri dari rectum, colon yang kemudian bermuara pada anus, koon pada orang
dewasa panjangnya kurang lebih 125—150 cm, kolon terdiri dari : kolon asenden,
transversum dan desenden
f. Anus
Panjangnya kurang lebih 2-5 cm sebagai organ tubuh terakir dari pencernaan
3. Jenis-jenis nutrien
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai dalam
bentuk glukosa yang kemudiaan dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa akan
disimpan di hati dan jaringan otot dalm bentuk glikogen.
b. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan
molekul yang paling kecil.
c. Disakarida
jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.
d. Polisakarida
Polisaakarida merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
e. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.
f. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih
besar daripada karbohidrat dan protein.

1) Jenis lemak
Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
2) Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti fosfolipid merupakan senyawa
ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid, serta lipoprotein.
g. Vitamin
1) Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh.
2) Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B5, B6,
B12, asam folat, dan vitamin C.
3) Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti vitamin A, D,
E, dan K.
h. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis
dalam reaksi biokimia.
i. Air
Air merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-sel
tubuh.
4. Fungsi Zat Gizi
a. Sebagai penghasilan energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik
b. Sebagai bhan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
c. Sebagai dan pengatur
5. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body mass
index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight—IBW).
a. Body Massa Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Indeks masa tubuh : BB (Kg) / TB (M)
Batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
1) Kurus
Kurangan berat badan tingakat berat dengan jumlah <17
2) Normal
a) Kekurangan berat badan tingkat sedang dengan jumlah 17,0-18,5
b) Kelebihan berat badan tingkat ringan dengan jumlah 18,5-25,0
3) Gemuk
Kelebihan berat badan tinggat berat dengan jumlah 25,0-27,0

b. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Rumus
IBW diperhitungkan: (TB-100) + 10 %
6. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang rentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi


pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di jadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka..

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat - zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan


makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu,masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.

7. Masalah Kebutuhan Nurisi


a. Kekurangan nutrisi
1) Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau
resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme
2) Tanda klinis : BB 10-20 % dibawah normal, TB dibawah ideal, adanya kelemahan
dan nyeri tekanan pada otot, adanya penurunan albumin serum
3) Penyebab : disfugia, nafsu makan menurun, penyakit infeksi dan kanker,
penurunan nutrisi
b. Kelebihan nutrisi
1) Keadaan yang dialami seseorang ynang mempunyai resiko peningkatan BB akibat
asupan kebutuhan metabolisme berlebih
2) Tanda klinis : BB lebih dari 10% BB ideal, obesitas, aktivitas menurun dan
monoton, lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
3) Penyebab : perubahan pola makan, penurunan fungsi pengacara
c. Obesitas
BB mencapai >20% BB normal
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional atau defisiensi
integritas struktur atau perkembangan yang disebabkan oleh ketidaksesuai antara
suplai nutrisi asensial untuk jaringan tubuh dengan kebutuhan biologis, malnutrisi
dapat diebabkan oleh
1) Under nutrition disebabkan karena kekurangan pangan secara relatif atau absulut
selama priode tertentu
2) Spesific deficiency, disebabkan karena kekurangan zat gizi tertentu, misalnya
kurangan vitamin A, yodium, Fe, dll
3) Over nutrition disebabkan karena kelebihan konsumsi pangan untuk priode
tertentu
4) Imballance, disebabkan karena disponsori zat gizi misalnya kolestrol terjadi
karena tidak seimbangannya LDL, HDL, dan VLDL
e. Diabetes militus
Gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya ganguan metabolisme
karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan
f. Hipertensi
Gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi
g. Penyakit jantung koroner
Gangguan nutrisi yang sering oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok
h. Kanker
Penngkonsumsian lemak secara berlebihan
i. Anoreksia nervos
Penurunan berat badan (BB) secara mendadak dan berkepanjangan yang di tandai
dengan adanya konstipasi, pembengaakan badan, nyeri abdomen , kedinginan

8. Penyebab masalah pemenuhan kebutuhan Nutrisi


Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya defisit nutrisi, antara lain.
a. Intake nutrisi
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Gangguan menelan dan sakit gigi
d. Anoreksia
e. Nausea dan vomiter (mual dan muntah)
f. Obstruksi saluran cerna
g. Diabetes Mellitus (DM)
h. Malabsorsi nutrisi
i. Stese dan depresi
j. Pertumbuhan
k. Kanker
l. Gaya hidup dan kebiasaan
m. Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih memilih padi sebgai
maknan pokok
n. Sumber ekonomi
o. Kelemahan fisik, seperti kelainana pada sendri (atritis)
9. Patofisiologi

Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas,


keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur
dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi
dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan
menurunnya zar makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal
dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal.
Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya
terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang
saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan
absrobsi, gangguan tranportasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka
pada mulut dapat menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan.
Diare dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat.Terhadap
penyakit pada kandung empedu, di mana kandung empedu tidak berfungsi secara
wajar, empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif
Patway

Penyakit saluran Status kes Gaya hidup & Kebutuhan


pencernaan menurun kesehatan metabolisme

V mukosa
Erosi Kelemahan otot Mengonsumsi Meningkatkan
lambung menelan makanan yang intake nutisi
tidak sehat

Menurunnya tunor & Kekurangan


Gangguan Kelebihan zat
peristaltik lambung energi
menekan makanan dalam tubh
meningkat

Retluksi duodenum ke Asupan nutrisi


Penyerapan
lambung tidak terpenuhi
dalam tubuh Mudah lapar
tidak sempurna
Mual Penuunan berat
badan Nafsu makan
Resiko berat meningkta
Muntah bada berlebih

Sering makan
Defisit
nutrisi
Berat badan Peningkatan
berlebih berat badan

10. Pemeriksaan penunjang


a. Rontgen
b. USG
c. Laboratorium
11. Penatalaksanaan
a. Memperbaiki gizi
b. Pendidikan kesehtan
c. Pengobatan
d. Kolaborasi
1) Pemberian cairan parenteral
2) Pemberian obat –obatan peroral maupun parental
3) Pengaturan diet terprogram sesuai saran ahli gizi
4) Penyuluhan tentang penyimpangan dan penyajian makanan

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Status nutrisi seseorang dapat dikaji melalui A, B, C, D, yaitu.
a. A (antropometri):
 Berat badan
 Tinggi badan
 BBI
 BMI
 Lingkar lengan dewasa
b. B (biokimia): Albumin : (N :4-5,5 mg/100 ml)
 Transferin (N :170- 25 mg/100 ml)
 Hb : (N :12 mg%)
 BUN : (N : 10-20 mg/100 ml)
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki : 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita :
0,5- 1,0mg/100 ml)
c. C (clinical sign): Keadaan fisik : apatis, lesu.
 Berat badan : obesitas, kurus (underweight).
 Otot : flaksia/ lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
 Sistem saraf : binggung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.
 Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
 Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
 Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
 Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
 Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
 Gusi : pendarahan, peradangan.
 Lidah : edema, hiperemis.
 Gigi : karies, nyeri, kotor.
 Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
 Kuku : mudah patah.
d. D (dietary):
 Anggaran makan, makan kesukaan waktu makan
 Apakah diet yang dilakukan secara khhusus
 Apakah penuruan dan peningkatan berat badan bertambah / kurang

Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi
b. Resiko defisit nutrisi
c. Berat badan berlebih
d. Resiko Berat badan berlebih
N DIAGNOSA SLKI SIKI
o

1 Defisit nutrisi Tujuan : setelah Observasi


dilakukan tidakan 1. Identifikasi status nutrisi
Tanda gejala mayor
keperawatan asupan 2. Identifikasi alergi dan
subjektif : -
nutisi terpenuhi intoleransi makan
objektif : berat badan
Kriteria hasil : 3. Identifikasi makanan
menurun minimal 10 %
a. Perasaan cepat yang disukai
dibawah rentan ideal
kenyang 4. Identifikasi kebutuhan
tanda gejala minor
menurun kalori dan jenis nutrirnt
subjektif : nafsu makan
b. Nyeri abdomen 5. Identifikasi perlunya
menurun
c. Rambut rontok penggunaan selang
kram/ nyeri abdomen
d. Diare menurun nasogastrik
objektif : bising usung
hiperaktif, membran e. ITM meningkat 6. Monitori asupan
mukosa pucat, sariawa, f. Berat badan makanan
serum albumin turun meningkat 7. Monitoring berat badan
g. Frekuensi makan 8. Monitoring hasil
meningkat pemeriksaan labratorium
h. Bising usus Terapeutik
meningkat 1. Lakukan oral hygiene
i. Membran mukosa sebelum makan jika
meningkat perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Memberikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
5. Berikan suplemen
maknan jika perlu
6. Hentikan pemberian
mekanan melalui selang
nasigastrik

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk


jika perlu
2. Ajarkan diet yang di
programkan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrien yang di perlukan

2 Resiko defisit nutrisi Tujuan : setelah Observasi


dilakukan tidakan 9. Identifikasi status nutrisi
Faktor sesiko
keperawatan asupan 10. Identifikasi alergi dan
1. Ketidak nutisi terpenuhi intoleransi makan
mampuan Kriteria hasil : 11. Identifikasi makanan
menelan makanan 1. Perasaan cepat yang disukai
2. Ketidak kenyang menurun 12. Identifikasi kebutuhan
mampuan 2. Nyeri abdomen kalori dan jenis nutrirnt
mencerna 3. Rambut rontok 13. Identifikasi perlunya
makanan 4. Diare menurun penggunaan selang
3. Ketidak 5. ITM meningkat nasogastrik
mampuan 6. Berat badan 14. Monitori asupan
mengabsorbsi meningkat makanan
nutrien 7. Frekuensi makan 15. Monitoring berat badan
4. Meningkatkan meningkat 16. Monitoring hasil
kebutuhan 8. Bising usus pemeriksaan labratorium
metabolisme meningkat Terapeutik
5. Faktor ekonomi 9. Membran mukosa 7. Lakukan oral hygiene
(mis, finansial meningkat sebelum makan jika
tidak perlu
mencukupi ) 8. Fasilitasi menentukan
6. Faktor psikologis pedoman diet
( mis, stres, 9. Sajikan makanan secara
keenganan untuk menarik dan suhu yang
makan ) sesuai
10. Memberikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
11. Berikan suplemen
maknan jika perlu
12. Hentikan pemberian
mekanan melalui selang
nasigastrik

Edukasi

3. Anjurkan posisi duduk


jika perlu
4. Ajarkan diet yang di
programkan

Kolaborasi

3. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrien yang di perlukan
Daftar pustaka

Aziz, A. H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dasar. Jakarta :
Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar manusia : Proses Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika.

PNNI, T. P (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Defisi Dan Indikator
Diagnostik (Cetakan II ) Edisi 1. jakarta : DPP PPNI

PNNI, T. P (2017) Standar Interfesi Keperawatan Indonesia (SDKI) : Defisi Dan Indikator
Diagnostik (Cetakan II ) Edisi 1. jakarta : DPP PPNI

PNNI, T. P (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SDKI) : Defisi Dan Indikator
Diagnostik (Cetakan II ) Edisi 1. jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai