Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :

PREFTY APRILIYEN

PO71320122116

1TINGKAT 1D

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

TAHUN 2023
KONSEP TEORI

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi berfungsi
untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh,
sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat nutrisi
esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan mineral. Kebutuhan nutrisi
bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari
segi kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energy untuk segala aktivitas dalam system
tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen
yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber
lain yang berasal dari luar tubuh sepert yang sehari-hari dimakan oleh manusia.

B. Etiologi
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan
nutrisi, antara lain :
1) Intake nutrisi
2) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3) Gangguan menelan dan sakit gigi
4) Anoreksia
5) Nausea dan vomiter (mual dan muntah)
6) Obstruksi saluran cerna
7) Diabetes mellitus (DM)
8) Malabsorbsi nutrient
9) Stress dan depresi
10) Kanker
11) Pertumbuhan
12) Sumber ekonomi
13) Gaya hidup dan kebiasaan
14) Kelemahan fisik, seperti artritis (kelainan pada sendi)
15) Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih memilih padi sebagai
makanan pokok
16) Tinggal sendiri, karena seseorang yang hidup sendirian sering tidak peduli pada
makanan apa saja yang sehat dan bergizi untuk dimasak dan dimakan

2
C. Tanda dan Gejala
Ada beberapa tanda dan gejala pada ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi secara
umum, di antaranya :
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Kram dan nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun
 Diare
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Kehilangan rambut berlebih
 Bising usus hiperaktif
 Tonus otot menurun
 Mual dan muntah
 Cepat kenyang setelah makanan
 mengeluh gangguan sensasi rasa
 Sariawan rongga mulut
 Sukar menelan

2) Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


 Disfungsi pola makanan
 Nafsu makan berlebih
 Aktivitas menonton
 Lipatan otot triset >25 cm pada wanita, >15 cm pada pria
 Berat badan 20% di atas tinggi dari kerangka tubuh ideal

3
D. Patofisiologi (Pathway)
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu.
Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi :

Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

Reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

E. Klasifikasi
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah
yang sangat sedikit.
2) Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan menggantikan
jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormone dan enzim.

4
3) Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Zat-zat yang mengandung
lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, dan glikolipid
yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
4) Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah :
 Membangun jaringan tulang
 Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
 Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
 Membuat berbagai enzim
5) Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme,
karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi
vitamin yang larut dalam air, vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid,
vitamin C, vitamin yang larut dalam lemak, serta vitamin A, D, E, dan K.
6) Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena
otot terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah.

F. Pemeriksaan Penunjang
1) Anamnesis
2) Status gizi
3) Pemeriksaan fisik kwasiorkor
4) Pemeriksaan fisik marasmus
5) Pemeriksaan darah perifer lengkap disertai apusan darah tepi
6) Pengukuran status protein darah melalui pemeriksaan kadar albumin serum, retinol-
binding protein, transferrin, kreatinin, dan Blood Urea Nitrogen (BUN).
7) Pemeriksaan laju endap darah (LED), elektrolit, urine lengkap maupun feses lengkap

G. Diagnostic Test
1) MST (Malnutrition Skrining Tool)
2) MUST (Malnutrition Universal Skrining Tool)
3) NRS 2002 (Nutritional Risk Skrining)
4) MNA (Mini Nutritional Assessment)
5) SNAQ (Short Nutritional Assessment Questionnaire)
6) SGA (Subjective Global Assessment)
7) SGB (Skrining Gizi Baru

5
H. Komplikasi
1) Kwasiorkor
Kwarsiorkor merupakan kondisi malnutrisi akibat kekurangan asupan protein.
Padahal, protein sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperbarui sel serta
jaringan tubuh, mendukung proses pemulihan tubuh ketika terjadi luka atau
penyakit, dan mendukung tumbuh kembang janin, bayi, dan anak-anak.
2) Marasmus
Marasmus disebabkan oleh kekurangan asupan kalori berkepanjangan, baik dari
protein maupun karbohidrat. Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang
dewasa, serta berisiko tinggi menyebabkan kematian, jika tidak ditangani. Marasmus
umumnya dapat ditangani dan dicegah dengan menjalani pola makan sehat bergizi
seimbang.
3) Beri-beri
Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin ini
berperan penting dalam mengatur kinerja serta fungsi sistem saraf dan otot, menjaga
fungsi saluran pencernaan, dan proses metabolisme karbohidrat menjadi energi.
Penyakit beri-beri terdiri dari 2 jenis, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.
4) Skorbut (scurvy)
Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C. Vitamin C
penting bagi tubuh karena berperan dalam produksi kolagen, penyerapan zat besi,
dan pembentukan imunitas tubuh. Gejala penyakit scurvy antara lain nyeri otot dan
sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan
pada gusi maupun gusi bengkak dan sakit, hilangnya nafsu makan, berat badan
turun, diare, mual, dan demam.
5) Anemia
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.
Penyakit ini bisa terjadi akibat kekurangan zat besi. Kebanyakan masalah yang
disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti setelah kekurangan nutrisi diatasi. Namun,
ada pula yang menimbulkan efek samping berkepanjangan. Ini biasanya terjadi
ketika malnutrisi sudah parah dan berlangsung lama.

I. Penatalaksanaan
Pada pasien dengan malnutrisi, penatalaksanaan yang adekuat diperlukan melalui
kolaborasi berbagai pihak yaitu oleh dokter dan tenaga medis, ahli nutrisi, dan keluarga
dari pasien tersebut. Pada anak dengan edema akibat malnutrisi, status nutrisi harus
dinilai dengan hati-hati karena dapat menyebabkan bias pada pengukuran berat badan.
Anak dengan malnutrisi kronis membutuhkan asupan kalori 120-150 kkal/kg/hari untuk
mencapai berat badan sesuai.

6
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian Data
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisir yang meliputi tiga aktifitas dasar yaitu: mengumpulkan data secara
sistematis, mensortir dan mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasi data
dalam format yang dapat dibuka kembali.
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
6) Tingkat Aktivitas Sehari-hari
7) Pemeriksaan Fisik
8) Pemeriksaan Diagnostik

B. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual dan muntah.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan absorbsi.

C. Intervensi/Perencanaan Keperawatan
Menurut SIKI DPP PPNI, 2018 intervensi keperawatan adalah segala treatment yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian krisis untuk
mencapai luaran (outcome) yang di harapkan, sedangkan tindakan keperawatan adalah
prilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan olehperawat untuk mengimpementasikan
intervensi keperawatan. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia menggunakan sistem
klasifiksai yang sama dengan SDKI. Sistem klasifikasi diadaptasi dari sistem klasifikasi
international classification of nursing precite (ICNP) yang dikembangkan oleh
International Council of Nursing (ICN) sejak tahun 1991. Komponen ini merupakan
rangkaian prilaku atau aktivitas yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, teraupetik,
edukasi dan kolaborasi (Berman et al, 2015: Potter dan Perry, 2013 ; Seba, 2007 ;
Wilkinson et al, 2016). Dalam menentukan intervensi keperawatan, perawat perlu
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu : karakteristik diagnosis keperawatan, luaran
(outcome) keperawatan yang diharapkan, kemampu laksanaan intervensi keperawatan,
kemampuan perawat, penerimaan pasien, hasil penelitian.

7
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat
menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan
diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan dapat nencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien (Potter, 2010).
Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan asuhan keperawatan dilaksanakan
dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk beradaptasi dalam implementasi
asuhan keperawatan. Selama tahap implementasi, perawat akan terus melakukan
pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan pasien (Nursalam, 2008).

E. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nurisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan
3) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat (AAA.Hidayat, 2006).

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekeskupang.ac.id/1463/1/SIAP%20BAKAR-LINDA.pdf

https://www.alodokter.com/perhatikan-berbagai-penyakit-akibat-malnutrisi-di-bawah-ini

https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/malnutrisi/diagnosis

https://www.academia.edu/6824414/SKRINING_GIZI

https://www.academia.edu/35123602/KEBUTUHAN_DASAR_MANUSIA_NUTRISI

Anda mungkin juga menyukai