Disusun Oleh :
Muhammad Novan Ahadinata
P2002
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan.
Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat
penting yang dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam
tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Pada nutrisi terdapat zat gizi/nutrient yang diperlukan
untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh, dimana zat gizi
tersebut terbagi atas makronutrien yaitu yaitu karbohidrat, lemak serta protein
dan micronutrient yang terdiri atas vitamin dan mineral (Rosdahl et al, 2014).
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia utama yang
diperlukan untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi akan
mengakibatkan gangguan nutrisi yang akan berdampak pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Perawat merupakan posisi yang bagus untuk
mengenal tanda-tanda nutrisi buruk dan mengambil langkah-langkah untuk
mengawali perubahan. Kontak sehari-hari yang dekat dengan klien dan
keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan
makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respons pada terapi
klien (Sunarsih Rahayu & Harnanto, 2016).
Masalah kurang gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang,
termasuk di Indonesia. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi
masyarakat guna perubahanuntuk meningkatkan keadaan gizinya. Gangguan
gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila
susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang
disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi
pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan
sebagainya. Faktor sekunder meliputi sebuah faktor yang menyebabkan zat-zat
gizi yang tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikomsumsi. Akibat
kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang
kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan
kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses antara lain;
pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak,
serta perilaku (Almatsier, 2010).
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang
dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi
nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan
kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan
yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010; 274).
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu
yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi
adalah zat organik dan anorganik yang dijumpai dalam makanan dan
dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial
dalam makanan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua
jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.(Kozier, 2010).
B. Klasifikasi
Zat Gizi Makro :
1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin;
fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensia.
Zat gizi Mikro :
1. Mineral: Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium;
zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom
fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
2. Vitamin: Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E
(tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niacin; biotin; folasin/folat;
vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
3. Air dan Elektrolit.
C. Etiologi
Ditinjau dari segi klinis, Saunders et al berpendapat bahwa penyakit
malnutrisi pada dasarnya dapat terjadi akibat keempat faktor risiko
berikut:
1. Penurunan Asupan Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi sering kali terjadi akibat diet yang tidak
seimbang. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi juga dapat terjadi pada
penyakit kronik. Hal ini terjadi melalui penurunan nafsu makan akibat
proses inflamasi yang terjadi.
2. Penurunan Absorpsi Makronutrien maupun Mikronutrien
Pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan maupun
pasien pasca pembedahan regio abdomen, malabsorpsi dapat terjadi
dan menjadi faktor risiko utama untuk penurunan berat badan dan
malnutrisi.
3. Penurunan Absorpsi Makronutrien maupun Mikronutrien
Pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan maupun
pasien pasca pembedahan regio abdomen, malabsorpsi dapat terjadi
dan menjadi faktor risiko utama untuk penurunan berat badan dan
malnutrisi.
4. Peningkatan Kehilangan (Loss) Nutrisi atau Kebutuhan Nutrisi
Pada kondisi tertentu seperti pasien luka bakar, pasien dengan
fistula enterokutan, diare kronis akibat buruknya sanitasi, malnutrisi
sangat rentan terjadi akibat hilangnya makronutrien maupun
mikronutrien tertentu.
5. Peningkatan Total Energy Expenditure (TEE)
Total energy expenditure merupakan jumlah kalori yang dibakar
dalam sehari. Hal ini dapat meningkat pada kondisi penyakit tertentu,
misalnya pada pasien luka bakar atau trauma berat.
E. Patofisiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi
setiap individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami
kekurangan nutris (Nurcahyo, 2011).
Kekosongan lambung
Reflek muntah
Kekurangan nutrisi
Defisit Nutrisi
Nafsu Makan Menurun Berat Badan Menurun
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yaitu :
a. Hemoglobin (nilai normal 12,1-17,6)
b. Hematokrit (nilai normal 35-45)
c. Leukosit (nilai normal 4,4-11,3
d. Eritrosit (nilai normal 4,5-5,9)
e. Trombosit (nilai normal 150-450).
Pemeriksaan kimia klinik :
a. Natrium (nilai normal 136-145)
b. Kalium (3,3-5,1)
c. Klorida (nilai normal 98-106)
Pemeriksaan hitung jenis :
a. Basofil (nilai normal 0-2)
b. Eosinofil (nilai normal 0-4)
c. Neutrofil (nilai normal 55-80)
d. Limposit (nilai normal 22-44)
e. Monosit (nilai normal 0-7).
H. Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
I. Penatalaksanaan
1. Menstimulasi nafsu makan
a. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien
yang disesuaikan dengan kondisi klien
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien
yang anoreksik
c. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
d. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan
dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai,
set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah
dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
e. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum
waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
f. Kurangi stress psikologi
g. Berikan oral hygiene sebelum makan
2. Membantu klien makan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi.
2. Radiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan penunjang lain
Tidak dilakukan pemeiksaan
V. TERAPI
1. Diet
: Pantangan pada klien Makanan-makanan yang dikelompokkan sebagai
jenis makanan dengan indeks glikemik tinggi.
2. Obat-obatan
Data Objektif:
1. GCS : E4M5V6
2. CRT<2 detik
3. GDA:263
4. Klien terlihat menjalani
terapi injeksi vicilin
(3x1,5 gr/vial)
Data Objektif :
1. Klien menjalani terapi
metronidazole
(3x500mg/vial) infus,
injeksi lantus (1x14 unit),
injeksi apidra (3x6 unit).
2. Terdapat luka ulkus
diabetik di punggung
kaki sebelah kiri ,
kedalaman luka ±3 cm,
luas ± 10 cm, luka bau
luka khas ganggren (+),
ada pus, pada luka
terdapat nekrosis dan
luka berwarna kuning
kemerahan
Data Objektif:
1.
2.
3.
4.
5.
Edukasi :
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cuci tangan
yang benar
c. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Nyeri Kronis Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
berhubungan dengan Definisi: pengalaman Definisi: mengidentifikasi dan
Kerusakan Sistem Saraf sensorik atau emosional mengelola pengalaman
yang berkaitan dengan sensorik atau emosional yang
Definisi: pengalaman kerusakan jaringan aktual berkaitan dengan kerusakan
sensorik atau emosional atau fungsional dengan jaringan atau fungsional
yang berkaitan dengan onset mendadak atau dengan onset mendadak atau
kerusakan jaringan aktual lambat dan berintensitas lambat dan berintensitas
atau fungsional, dengan ringan hingga berat dan ringan hingga berat dan
onset mendadak atau konstan. konstan.
lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang a. Setelah dilakukan Aktivitas-aktivitas:
berlangsung lebih dari 3 tindakan Observasi:
bulan. keperawatan a. Identifikasi lokasi,
diharapkan: karakteristik, frekuensi,
b. Keluhan nyeri (4) kualitas, intensitas nyeri.
c. Meringis (4) b. Identifikasi skala nyeri.
d. Gelisah (4) c. Identifikasi respons nyeri
e. Kesulitan tidur (4) verbal
f. Mual (4) d. Identifikasi factor yang
g. Muntah (4) memperberat dan
h. Frekuensi nadi (4) memperingan nyeri
i. Tekanan darah (4) e. Identiikasi pengetahuan
j. Nafsu makan (4) dan keyakinan tentang
k. Pola tidur (4) nyeri.
f. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup.
g. Monitor keberhasilan
tahap komplementer
yang sudah diberikan
h. Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapeutik:
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurngi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresure, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
c. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
d. Amjurkan menggunakan
analgesik secara tepat.
e. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu.
B STANDAR Aromaterapi
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Pengertian Terapi yang memberikan rasa nyaman kepada pasien
yang mengalami nyeri dengan membimbing pasien untuk
melakukan teknik relaksasi distraksi
2. Tujuan tindakan 1. Mengurangi atau menghilangkan nyeri
2. Menurunkan ketegangan otot
3. Menimbulkan perasaan aman dan damai
3. Prinsip tindakan Bersih
(rasional)
4. Indikasi
5. Kontraindikasi
6. Alat Minyak Lavender, Kassa
7. Pra interaksi 1. Melihat data nyeri yang lalu dari rekam medic dan
pasien
2. Melihat Intervensi Keperawatan yang telah diberikan
oleh perawat
3. Mengkaji Program Terapi yang diberikan oleh dokter
4. Hand hygiene
8. Interaksi 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
2. Menanyakan cara yang bisa digunakan agar rileks dan
tempat yang disukai
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan
dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lainnya.
Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Pemenuhan nutrisi sangat
penting dalam proses penyembuhan pasien, nutrisi terpenuhi metabolisme
sel menjadi lebih baik sehingga proses penyembuhan terjadi.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi setiap individu berbeda-beda maka dari itu peran
perawat sangat penting dalam rangka pemenuhan nutrisi untuk pasien, dan
dianjurkan perawat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan
membantu pasien dalam pemenuhan nutrisinya.
DAFTAR PUSTAKA