Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NUTRISI

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

Disusun Oleh :
Muhammad Novan Ahadinata
P2002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan.
Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat
penting yang dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam
tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Pada nutrisi terdapat zat gizi/nutrient yang diperlukan
untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh, dimana zat gizi
tersebut terbagi atas makronutrien yaitu yaitu karbohidrat, lemak serta protein
dan micronutrient yang terdiri atas vitamin dan mineral (Rosdahl et al, 2014).
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia utama yang
diperlukan untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi akan
mengakibatkan gangguan nutrisi yang akan berdampak pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Perawat merupakan posisi yang bagus untuk
mengenal tanda-tanda nutrisi buruk dan mengambil langkah-langkah untuk
mengawali perubahan. Kontak sehari-hari yang dekat dengan klien dan
keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan
makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respons pada terapi
klien (Sunarsih Rahayu & Harnanto, 2016).
Masalah kurang gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang,
termasuk di Indonesia. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi
masyarakat guna perubahanuntuk meningkatkan keadaan gizinya. Gangguan
gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila
susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang
disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi
pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan
sebagainya. Faktor sekunder meliputi sebuah faktor yang menyebabkan zat-zat
gizi yang tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikomsumsi. Akibat
kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang
kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan
kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses antara lain;
pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak,
serta perilaku (Almatsier, 2010).

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
1) Mempunyai keterampilan dalam mengelola keutuhan dasar manusia
nutrisi
2. Tujuan Khusus
1) Melakukan diagnosis kebutuhan dasar manusia berhubungan dengan
nutrisi
2) Memberikan tata laksana kebutuhan dasar manusia pada pasien
dengan gangguan nutrisi dan merujuk bila terjadi komplikasi
3) Memberikan penyuluhan pada keluarga mengenai kebutuhan dasar
manusia berhubungan dengan nutrisi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang
dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi
nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan
kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan
yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010; 274).
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu
yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi
adalah zat organik dan anorganik yang dijumpai dalam makanan dan
dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial
dalam makanan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua
jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.(Kozier, 2010).

B. Klasifikasi
Zat Gizi Makro :
1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin;
fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensia.
Zat gizi Mikro :
1. Mineral: Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium;
zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom
fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
2. Vitamin: Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E
(tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niacin; biotin; folasin/folat;
vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
3. Air dan Elektrolit.

C. Etiologi
Ditinjau dari segi klinis, Saunders et al  berpendapat bahwa penyakit
malnutrisi pada dasarnya dapat terjadi akibat keempat faktor risiko
berikut:
1. Penurunan Asupan Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi sering kali terjadi akibat diet yang tidak
seimbang. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi juga dapat terjadi pada
penyakit kronik. Hal ini terjadi melalui penurunan nafsu makan akibat
proses inflamasi yang terjadi.
2. Penurunan Absorpsi Makronutrien maupun Mikronutrien
Pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan maupun
pasien pasca pembedahan regio abdomen, malabsorpsi dapat terjadi
dan menjadi faktor risiko utama untuk penurunan berat badan dan
malnutrisi.
3. Penurunan Absorpsi Makronutrien maupun Mikronutrien
Pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan maupun
pasien pasca pembedahan regio abdomen, malabsorpsi dapat terjadi
dan menjadi faktor risiko utama untuk penurunan berat badan dan
malnutrisi.
4. Peningkatan Kehilangan (Loss) Nutrisi atau Kebutuhan Nutrisi
Pada kondisi tertentu seperti pasien luka bakar, pasien dengan
fistula enterokutan, diare kronis akibat buruknya sanitasi, malnutrisi
sangat rentan terjadi akibat hilangnya makronutrien maupun
mikronutrien tertentu.
5. Peningkatan Total Energy Expenditure (TEE)
Total energy expenditure merupakan jumlah kalori yang dibakar
dalam sehari. Hal ini dapat meningkat pada kondisi penyakit tertentu,
misalnya pada pasien luka bakar atau trauma berat.

D. Tanda dan Gejala


Gejala dan Tanda Mayor :
1. Subjektif
[tidak ada]
2. Objektif
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor :
1. Subjektif
 Cepat kenyang setelah makan
 Kram/nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun
2. Objektif
 Bising usus hiperaktif
 Otot pengunyah lemah
 Otot menelan lemah
 Membran mukosa pucat
 Sariawan
 Serum albumin turun
 Rambut rontok berlebihan
 Diare

E. Patofisiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi
setiap individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami
kekurangan nutris (Nurcahyo, 2011).

Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alcohol, stress

Ada beberapa hal yang


mempengaruhi
pemasukan intake nutrisi
setiap
individu. Berikut ini adalah
proses individu yang
mengalami kekurangan
nutrisi.
Pola makan tidak teratur,
obat-obatan, nikotin dan
alkohol, stres
Berkurangnya pemasukan
makanan
Kekosongan lambung
Erosi pada lambung
(gesekan dinding lambung)
Produksi HCL meningkat
Asam lambung
reflek muntah
Intake makanan tidak
adekuat
Kekurangan nutris
Ada beberapa hal yang
mempengaruhi
pemasukan intake nutrisi
setiap
individu. Berikut ini adalah
proses individu yang
mengalami kekurangan
nutrisi.
Pola makan tidak teratur,
obat-obatan, nikotin dan
alkohol, stres
Berkurangnya pemasukan
makanan
Kekosongan lambung
Erosi pada lambung
(gesekan dinding lambung)
Produksi HCL meningkat
Asam lambung
reflek muntah
Intake makanan tidak
adekuat
Kekurangan nutris
Ada beberapa hal yang
mempengaruhi
pemasukan intake nutrisi
setiap
individu. Berikut ini adalah
proses individu yang
mengalami kekurangan
nutrisi.
Pola makan tidak teratur,
obat-obatan, nikotin dan
alkohol, stres
Berkurangnya pemasukan
makanan
Kekosongan lambung
Erosi pada lambung
(gesekan dinding lambung)
Produksi HCL meningkat
Asam lambung
reflek muntah
Intake makanan tidak
adekuat
Kekurangan nutris
Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

F. WOC (what of caution)

Gangguan gastrointestinal Faktor ekonomi Faktor psikologis

Ketidakmampuan mencerna makanan

Defisit Nutrisi
Nafsu Makan Menurun Berat Badan Menurun

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yaitu :
a. Hemoglobin (nilai normal 12,1-17,6)
b. Hematokrit (nilai normal 35-45)
c. Leukosit (nilai normal 4,4-11,3
d. Eritrosit (nilai normal 4,5-5,9)
e. Trombosit (nilai normal 150-450).
Pemeriksaan kimia klinik :
a. Natrium (nilai normal 136-145)
b. Kalium (3,3-5,1)
c. Klorida (nilai normal 98-106)
Pemeriksaan hitung jenis :
a. Basofil (nilai normal 0-2)
b. Eosinofil (nilai normal 0-4)
c. Neutrofil (nilai normal 55-80)
d. Limposit (nilai normal 22-44)
e. Monosit (nilai normal 0-7).

H. Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

I. Penatalaksanaan
1. Menstimulasi nafsu makan
a. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien
yang disesuaikan dengan kondisi klien
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien
yang anoreksik
c. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
d. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan
dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai,
set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah
dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
e. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum
waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
f.   Kurangi stress psikologi
g. Berikan oral hygiene sebelum makan
2. Membantu klien makan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi.

J. Konsep Asuhan KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
a) Anamnesa
1. Identitas Klien: meliputi nama, alamat, jenis kelamin, umur,
agama, bahasa yang dipakai sehari-hari, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, no. register, tanggal
MRS, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama: keluhan utama adalah keluhan yang membuat
pasien masuk rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan
masalah kesehatan klien sekarang.
4. Kebiasaan eliminasi dan diet, kebiasaan makan makanan rendah
serat.
b) Riwayat Makanan
Makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan,
tipe makanan yang di hindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih
disukasi, yang dapat di gunakan untuk membantu merencanakan jenis
makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya.
c) Kemampuan Makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan,
antara lain : kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri
tanpa bantuan orang lain.
d) Pengetahuan tentang Nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
e) Nafsu Makan
f) Tingkat Aktivitas
g) Pengkonsumsian Obat
h) Penampilan Fisik
i) Pengukuran Antropometri
Pengukuran ini meliputi tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan.
j) Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit
ringan/sedang/berat.
2. System integumen: terdapat eritema atau tidak, suhu meningkat
atau tidak, nyeri tekan atau tidak.
3. Kepala: ada nyeri kepala atau tidak, kepala simetris atau tidak,
ada benjolan atau tidak, distribusi rambut merata atau tidak.
4. Leher: simetris atau tidak, ada atau tidak pembesaran kelenjar
tiroid.
5. Muka: wajah terlihat menahan sakit atau tidak, tidak ada lesi,
tidak ada oedema.
6. Mata: tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis
7. Telinga: ada gangguan pendengaran atau tidak, ada lesi atau tidak.
8. Mulut dan faring: tidak atau ada pembesaran tonsil, gusi berdarah
atau tidak, mukosa mulut pucat atau tidak
9. Thoraks: ada atau tidak pergerakan otot intercostae, gerakan dada
simetris atau tidak
10. Paru-paru : inspeksi pernapasan meningkat atau tidak, palpasi
pergerakan dada simetris atau tidak dan fremitus teraba sama atau
tidak, perkusi suara sonor redup dan suara tambahan yang
lainnya, dan auskultasi suara nafas normal atau abnormal atau
suara napas tambahan.
11. Jantung : inspeksi tampak atau tidak tampak iktus jantung, palpasi
nadinya meningkat atau tidak, auskultasi suara satu dan suara dua
serta suara mur-mur.
12. Eliminasi: terdapat diare atau tidak, konstipasi ada atau tidak
13. Abdomen: ada atau tidak distensi abdomen, nyeri pada abdomen,
ada atau tidak nyeri pada kuadran kanan bawah jika posisi kaki
kiri kanan ekstensi/ posisi duduk tegak, bising usus pasien normal
atau tidak..

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul  


1) Defisit Nutrisi berhubungan dengan gangguan gastrointestinal
Intervensi
SDKI SLKI SIKI
Defisit Nutrisi kurang dari Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakukan Tindakan :
dengan gangguan asuhan keperawatan a. Identifikasi status
gastrointestinal. diharapkan dengan nutrisi
Definisi : Asuhan nutrisi tidak kriteria hasil : b. Identifikasi alergi
cukup untuk memenuhi a. Porsi makan yang di dan intoleransi
kebutuhan metabolisme habiskan (5) makanan
b. Kekuatan otot c. Indentifikasi
mengunyah, makanan yang
menelan (5) disukai
c. Nyeri abdomen (5) d. Identifikasi
Fungsi Gastrointestinal kebutuhan kalori
Setelah dilakukan dan nutrient
asuhan keperawatan e. Lakukan oral
diharapkan dengan hygine, jika perlu
kriteria hasil : Pemantauan Nutrisi
a. Toleransi Tindakan :
terhadap a. Identifikasi faktor
makanan (5) yang
b. Mual (5) mempengaruhi
c. Muntah (5) asupan gizi
d. Dispnea (5) b. Identifikasi
e. Distensi perubahan berat
abdomen (5) badan
f. Jumlah residu c. Identifikasi
cairan lambung kelainan pada kulit
(5) a. Identifikasi pola
Keterangan : makan
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun
ANALISIS TINDAKAN STASE KEPERAWATAN DASAR
PROFESI ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Nama mahasiswa : Muhammad Novan Ahadinata

Tempat praktek : RSUD AWS

Tanggal : 06 Januari 2021

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Inisial nama : Tn. F Suku : Bugis
Umur : 45 Tahun Pendidikan : SMP
J. kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Perjuangan Lama bekerja : -
Status : Sudah Kawin Tanggal MRS : 06 Januari 2021
Agama : Islam Tanggal Pengkajian : 07 Januari 2021
Sumber Informasi : Rekam medic &
Pembimbing

II. RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan utama saat masuk RS:


Keluhan badan lemah dan terdapat luka dipunggung kaki kiri
2. Riwayat penyakit sekarang:
Klien nampak lemah, ekspresi wajah datar, seluruh kegiatan dibantu oleh
perawat atau keluarga, klien berpindah tempat menggunakan kursi roda,
Terdapat luka ulkus diabetik terdapat ulkus diabetik di punggung kaki
sebelah kiri , kedalaman luka ±3 cm, luas ± 10 cm, luka bau luka khas
ganggren (+), ada pus, pada luka terdapat nekrosis dan luka berwarna
kuning kemerahan
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Klien mengatakan pernah memiliki Riwayat DM sejak 10 tahun lalu

III. DATA FOKUS


1. Data subjektif
1) Klien mengatakan memiliki Riwayat DM sejak 10 tahun lalu
2) Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. F tidak pernah mengatur diet
dan cenderung marah apabila diingatkan untuk membatasi makanan.
2. Data ojektif
1) KU : lemah
2) Kesadaran : Komposmentis
3) GCS : E4V5M6
4) CRT : <2 detik
5) GDA : 263
6) TD : 130/70 mmHg
7) RR : 22x/mnt
8) S : 37 C
9) N : 82x/mnt
10) Kedalaman Luka : ± 3 cm
11) Luas Luka : ± 10 cm
12) Luka bau luka khas ganggren (+)
13) Terdapat pus, terdapat nekrosis, luka berwarna kuning kemerahan
14) Nampak tulang jari
15) Nyeri berdenyut skala 4

IV. DATA PENUNJANG


1. Laboratorium

Parameter Hasil Nilai Normal Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 13.9 12.0-15,0 g/dl
Hematokrit 39.6 37.0-43.0 %
Trombosit 228.000 150.000-450.000 mm3
Lekosit 6.800 4.000-11.000 mm3
Eritrosit 4.66 4.2-5.4 Juta/mm3
MCV 85 80-97 fL
MCH 29.8 26-34 Pg
MCHC 35.1 31-36 g/dl
RDW 17.0 10.0-15.0 %
MPV 10.1 7.0-11.0 Fl

Parameter Hasil Nilai Normal Satuan


KIMIA KLINIK
Ureum
UREUM 14 10 – 50 mg / dL
Creatinin
Creatinin 0,5 0,5 – 1,2 mg / dL
Fungsi hati
SGOT 126 0 – 40 gr / dL
SGPT 53 0 – 40 gr / dL
Asam urat
Asam urat 10,8 3,6 – 8,2 mg / dL
Cholesterol
Cholesterol 135 < 200 mg / dL
Trigliserida
Trigliserida 205 35 – 135 mg / dL
Elektrolit
Natrium 127 135 – 145 mmol/l
Kalium 1,8 3,5 – 5,5 mmol/l
Calsium 1,9 2,0 – 2,9 mmol/l
Chlorida 77 98 – 108 mmol/l
Gula Darah Sewaktu
STRIP
Gula Darah Sewaktu 200 75 – 115 mg / dL
STRIP

2. Radiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan penunjang lain
Tidak dilakukan pemeiksaan

V. TERAPI

1. Diet
: Pantangan pada klien Makanan-makanan yang dikelompokkan sebagai
jenis makanan dengan indeks glikemik tinggi.
2. Obat-obatan

: Terapi yang dijalani saat perawatan dirumah sakit adalah:


a. Terapi natrium klorida 0,45 (500cc/hari) infus
b. Metronidazole (3x500mg/vial) infus
c. Injeksi vicilin (3x1,5 gr/vial)
d. Injeksi lantus (1x14 unit)
e. Injeksi apidra (3x6 unit),
f. Infus Nacl 20 tpm.

VI. ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Data Subjektif: Disfungsi Pankreas Ketidakstabilan
1. Klien mengatakan
Glukosa Darah
memiliki riwayat DM
sejak 10 tahun lalu
2. Klien mengeluh badan
lemah
3. Keluarga mengatakan
selama menderita DM Tn
F tidak pernah mengatur
diet dan cenderung marah
apabila diingatkan untuk
membatasi makanan

Data Objektif:
1. GCS : E4M5V6
2. CRT<2 detik
3. GDA:263
4. Klien terlihat menjalani
terapi injeksi vicilin
(3x1,5 gr/vial)

2. Data Subjektif : Kerusakan Integritas Kulit Resiko Infeksi


1. Klien mengatakan
mengalami luka
dipunggung kaki sebelah
kiri

Data Objektif :
1. Klien menjalani terapi
metronidazole
(3x500mg/vial) infus,
injeksi lantus (1x14 unit),
injeksi apidra (3x6 unit).
2. Terdapat luka ulkus
diabetik di punggung
kaki sebelah kiri ,
kedalaman luka ±3 cm,
luas ± 10 cm, luka bau
luka khas ganggren (+),
ada pus, pada luka
terdapat nekrosis dan
luka berwarna kuning
kemerahan

3. Data Subjektif: Kerusakan Sistem Saraf Nyeri Kronis


1.
mengeluh nyeri di bagian
kaki nya

Data Objektif:
1.
2.
3.
4.
5.

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakstabilan Glukosa Darah berhubungan dengan Disfungsi Pankreas
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan Kerusakan Integritas Kulit
3. Nyeri Kronis berhubungan dengan Kerusakan Sistem Saraf

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN


SDKI SLKI SIKI

Resiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi


berhubungan dengan Definisi: Derajat infeksi Definisi: Mengidentifikasi dan
kerusakan integritas kulit berdasarkan observasi menurunkan risiko terserang
atau sumber informasi organisme patogenik
Definisi: Berisiko
mengalami peningkatan Setelah dilakukan Tindakan :
terserang organisme tindakan dalam 3x24 jam Observasi :
patogenik diharapkan hasil : a. Monitor tanda dan gejala
1. Demam skala (5) infeksi local dan sistemik
2. Kemerahan skala (5)
3. Nyeri skala (5) Terapeutik :
a. Batasi jumlah pengunjung
Keterangan : b. Berikan perawatan kulit
1 : Meningkat pada area edema
2 : Cukup meningkat c. Cuci tangan sebelum dan
3 : Sedang sesudah kontak dengan
4 : Cukup menurun pasien dan lingkungan
5 : Menurun pasien
d. Pertahankan Teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi

Edukasi :
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cuci tangan
yang benar
c. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Nyeri Kronis Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
berhubungan dengan Definisi: pengalaman Definisi: mengidentifikasi dan
Kerusakan Sistem Saraf sensorik atau emosional mengelola pengalaman
yang berkaitan dengan sensorik atau emosional yang
Definisi: pengalaman kerusakan jaringan aktual berkaitan dengan kerusakan
sensorik atau emosional atau fungsional dengan jaringan atau fungsional
yang berkaitan dengan onset mendadak atau dengan onset mendadak atau
kerusakan jaringan aktual lambat dan berintensitas lambat dan berintensitas
atau fungsional, dengan ringan hingga berat dan ringan hingga berat dan
onset mendadak atau konstan. konstan.
lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang a. Setelah dilakukan Aktivitas-aktivitas:
berlangsung lebih dari 3 tindakan Observasi:
bulan. keperawatan a. Identifikasi lokasi,
diharapkan: karakteristik, frekuensi,
b. Keluhan nyeri (4) kualitas, intensitas nyeri.
c. Meringis (4) b. Identifikasi skala nyeri.
d. Gelisah (4) c. Identifikasi respons nyeri
e. Kesulitan tidur (4) verbal
f. Mual (4) d. Identifikasi factor yang
g. Muntah (4) memperberat dan
h. Frekuensi nadi (4) memperingan nyeri
i. Tekanan darah (4) e. Identiikasi pengetahuan
j. Nafsu makan (4) dan keyakinan tentang
k. Pola tidur (4) nyeri.
f. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup.
g. Monitor keberhasilan
tahap komplementer
yang sudah diberikan
h. Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapeutik:
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurngi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresure, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.

Edukasi:
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
c. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
d. Amjurkan menggunakan
analgesik secara tepat.
e. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu.

RESUME ANALISA KETERAMPILAN (KEPERAWATAN


DASAR PROFESI)

Nama mahasiswa : Muhammad Novan Ahadinata


Ruang : Kelompok :I
NO ITEM REVIEW
A. IDENTITAS PASIEN
1. Initial pasien : Tn. F
2. Usia : 45 Tahun
3. Diagnosa medis : Diabetes
4. Pemenuhan kebutuhan : Rasa aman & nyaman “Nyeri”
5. Diagnosa keperawatan : Ketidakstabilan Glukosa Darah
6. Tindakan yang dilakukan : Aromaterapi
7. Tanggal tindakan : 02 Januari 2021
8. : 5 – 10 Menit
Waktu

B STANDAR Aromaterapi
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Pengertian Terapi yang memberikan rasa nyaman kepada pasien
yang mengalami nyeri dengan membimbing pasien untuk
melakukan teknik relaksasi distraksi
2. Tujuan tindakan 1. Mengurangi atau menghilangkan nyeri
2. Menurunkan ketegangan otot
3. Menimbulkan perasaan aman dan damai
3. Prinsip tindakan Bersih
(rasional)
4. Indikasi
5. Kontraindikasi
6. Alat Minyak Lavender, Kassa
7. Pra interaksi 1. Melihat data nyeri yang lalu dari rekam medic dan
pasien
2. Melihat Intervensi Keperawatan yang telah diberikan
oleh perawat
3. Mengkaji Program Terapi yang diberikan oleh dokter
4. Hand hygiene
8. Interaksi 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
2. Menanyakan cara yang bisa digunakan agar rileks dan
tempat yang disukai
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

9. Kerja 1. Membaca tasmiyah


2. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien
3. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman d.
Meminta pasien untuk memejamkan mata
4. Teteskan minyak lavender 3 tetes pada tisu
5. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien
pada kedua kakinya untuk rileks, kendorkan seluruh
otot – otot kakinya perintahkan pasien untuk
merasakan relaksasi kedua kaki pasien dan menghirup
aromaterapi lavender
6. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada
kedua tangan , kendorkan otot-otot kedua tangannya,
meminta pasien merasakan relaksasi kedua tangan
pasien dan menghirup aromaterapi lavender
7. Memindahkan fokus pikiran pasien pada bagian
tubuhnya, memerintahkan pasien untuk merilekskan
otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang
sampai otot bahu, meminta pasien untuk merasakan
relaksasi otot-otot tubuh pasien dan menghirup
aromaterapi lavender
8. Meminta pasien untuk memfokuskan pikirannya pada
masuknya udara lewat jalan nafas
9. Bawa pikiran pasien menuju tempat yang
menyenangkan
10. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka
menjadi rileks
10 Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Hand hygiene
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
11. Referensi Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer
Obor. Repository_unimus.ac.id diakses pada
tanggal 16 Juni 2017.
C ANALISA
KETERAMPILAN

1. Bahaya yang mungkin 1. Nyeri tidak tertangani


terjadi
Cara pencegahan : Pastikan perawat benar dalam
membimbing imajinasi klien agar klien dapat focus
dalam terapi sehingga nyeri dapat berkurang.

2. Identifikasi tindakan 1. Lakukan observasi setelah melakukan terapi


keperawatan lainnya untuk 2. Ganti konsep imanjinasi jika yang pertama tidak
mengatasi berhasil
masalah tersebut 3. Observasi tanda-tanda nyeri bertambah atau tidak
berkurang
3. Identifikasi masalah
keperawatan lain yang
mungkin muncul
(rasional)
4. Evaluasi diri

5. Rencana tindak lanjut Dalam tindakan selanjutnya, saya akan :

1. Pantau munculnya nyeri kembali


2. Pantau perkembangan luka pada klien
6. Referensi:
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan
dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lainnya.
Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Pemenuhan nutrisi sangat
penting dalam proses penyembuhan pasien, nutrisi terpenuhi metabolisme
sel menjadi lebih baik sehingga proses penyembuhan terjadi.

B. Saran
Kebutuhan nutrisi setiap individu berbeda-beda maka dari itu peran
perawat sangat penting dalam rangka pemenuhan nutrisi untuk pasien, dan
dianjurkan perawat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan
membantu pasien dalam pemenuhan nutrisinya.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
Jakarta: Elsevier
Saunders J, Smith T. Malnutrition: causes and consequences. Clin Med 2010; 10(6):624-7.
http://www.clinmed.rcpjournal.org/content/10/6/624.full.pdf+htm
Hidayat, a. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2. Selemba
Medika: Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai