Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertuiuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Dimana zat ‒ zat itu terdiri dari zat ‒ zat gizi dan zat lain yang dapat
menghasilkan energy dan tenaga. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah teriadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Yn) defisiensi vitamin
A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat
proses tumbuh kembang anak (A. Aziz Alimul Cidayat, 2779).
Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang berbeda-beda, yang berhubungan
dengan perbedaan yang terdapat dalam bidang genetik dan metabolik. Namun,
bagi semua bayi dan anak-anak, tuiuan dasar daripada pemenuhan kebutuhan
akan nutrisi tersebut meliputi pencapaian pertumbuhan yang memuaskan serta
penghindaran teriadinya penyakit yang akut atau kronik, disamping menopang
perkembangan kemampuan fisik dan mental dan seharusnya iuga
menyediakan cadangan untuk menghadapi sesuatu ketegangan. Food and
nutrition Ooard ‒ Oadan Makanan dan Nutrisi (NAS-NRB, 1937) telah
mengidentifikasikan pemberian susunan makanan yang sepantasnya untuk
seiumlah bahan makanan, untuk mencegah teriadinya keadaan-keadaan
kekurangan gizi bagi kebanyakan orang (Oehrman, Xictor, 1933).

B. Klasifikasi
Klasifikasi nutrisi dapat berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air yaitu :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida)
dan gula kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen. Eula, sirup, madu, buah, dan susu adalah sumber
karbohidrat sederhana. Roti, sereal, kentang, beras, pasta, dan gandum
berisi karbohidrat kompleks.
2. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang
dihubungkan dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen,
oksigen,dan nitrogen.Tubuh mensintesisprotein antara lain membentuk
hemoglobin untuk membawa oksigen ke iaringan, insulin untuk regulasi
glukosa darah, dan albumin untuk regulasi tekanan osmotik darah.
3. Lemak
Jemak atau lipid, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak,
kolesterol, dan phospholopid. Jemak adalah zat organikyang terdiri dari
karbon, hidrogen, dan oksigen.Jemak secara ideal membentuk sekitar 27%
berat badan pada orang yang tidak gemuk.Jemak berfungsi sebagai
transport sel, proteksi organ vital, energi, simpanan energi pada iaringan
adiposa, absorbsi vitamin, dan transport vitamin larut lemak. Jemak
diklasifikasikan sebagai lemak ienuh dan lemak tidak ienuh. Daging sapi,
daging domba, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biii
kelapa sawit mengandung asam lemak ienuh lebih tinggi dan lebih keras.
Daging ayam, ikan dan sayuran berisi asam lemak tidak ienuh lebih tinggi
dan lebih lunak.
4. Vitamin
Xitamin adalah zat organik yang penting bagi tubuh untuk
pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, dan reproduksi, serta
membantu dalam penggunaan energi nutrient. Xitamin diklasifikasikan
sebagai vitamin larut lemak dan vitamin larut air.1) Xitamin larut lemak,
vitamin larut lemak disimpan di hati atau iaringan adiposa, sehingga intake
vitamin berlebihan dapat menyebabkan keracunan. 2) Xitamin larut
airXitamin larut air disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi
oleh iaringan, dan diekskresikan dalam urine.
5. Mineral
Mineral membantu membentuk iaringan tubuh dan regulasi
metabolisme. Bontoh dari mineral adalah kalsium, magnesium, sodium,
potassium/kallium, fosfor, besi (fe), iodin, zinc, air.

C. Etiologi / faktor Penyebab


1. Ada 2 faktor penyebabnya yaitu :
a. Kekurangan nutrisi (efek dari pengobatan, mual/muntah, gangguan
intake makanan, radiasi / kemoterapi, penyakit kronis, meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi / kanker)
b. Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
c. Penurunan absorpsi nutrisi penyakit / intoleransi laktosa
d. Nafsu makan menurun (Uartonah, 2776 Dan Alimul, 2776, halaman
67)
2. Faktor ‒ faktor yang mempengerahui dan lain-lain
Factor ‒ factor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu :
a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi yang dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat teriadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa ienis bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu, dapat iuga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa
daerah terdapat larangan makan pisang, papaya, bagi gadis dan remaia.
Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
d. Kesukaan
Kesukaan berlebihan terhadap suatu ienis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
terhadap salah satu ienis makanan, dapat mengakibatkan teriadinya
kasus malnutrisi.
e. Fkonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit
karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan
kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan
dalam menyediakan makanan bergizi begitupun sebaliknya.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Didalam identitas klien ini meliputi nama/inisial, umur, no.register,
agama, alamat, pendidikan terakhir, pekeriaan, tanggal MRS, dan diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi adalah
seperti mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Sehingga klien mengalami
kekurangan nutrisi didalam tubuhnya.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang, klien dengan gangguan kebuutuhan nutrisi
adalah mual dan muntah setelah makan. Pang bisa mengakibatkan
tubuhnya lemas.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pola makan, kebiasaan makan, bisa mempengaruhi teriadinya gangguan
kebutuhan nutrisi. Selain itu, asupan makanan serta keteraturan makan
setiap hari iuga merupakan factornya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apabila ada anggota keluarga yang iuga memiliki riwayat penyakit dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
6. Riwayat psikososial
Dalam riwayat psikososial ini meliputi persepsi dan harapan klien,
persepsi dan harapan keluarga, interaksi dan komunikasi, pertahanan diri,
nilai dan kepercayaan, pengakiian konsep diri, dan iuga genogram.

B. Pola kesehatan sehari — hari


Pola ‒ pola kesehatan sehari ‒ hari sebelum sakit dan saat sakit meliputi
pola nutrisi, eliminasi OAO/OAK, istirahat, personal hygiene, dan aktivitas.
C. Pemeriksaan fisik
Pengkaiian tidak hanya berfokus pada iaringan yang berproliferasi secara
cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata,dan mukosa tetapi iuga meliputi
iaringan tiniauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap
pemeriksaan fisik yang rutin.

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Jaboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg//100ml)
b. Transferrin (N:170-25 MG/100ML)
c. Hb (N:12 MG%)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Fkskresi keratin untuk 24 Jam (N:LAKI-LAKI: 0,6-1,3 MG/100)
2. Pemeriksaan BT scan
3. Pengukuran antropometri
a. BB ideal : (TB ‒ 100) + 10%
b. Lingkar pergelangan tangan
c. Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Nilai normal pria : 28,3 cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5 ‒ 18 cm
Nilai normal pria : 12,5 ‒ 16,5 cm
4. Klinis
Metode ini didasrkan atas perubahan yang teriadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Cal ini dapat dilihat pada iaringan epitel seperti :
kulit, rambut, dan mata.
5. Diet
Makanan yang dimakan ienisnya dan porsinya.
E. Penatalaksanaan keperawatan dan kolaborasi
1. Mengedukasi pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Memberikan terapi pengobtan
3. Memberikan asupan nutrisi makanan
4. Memberikan nutrisi melalui selang gastrointestinal
5. Memberikan nutrisi melalui pembuluh darah vena

F. Perencanaan
KRITERIA HASIL INTEVENSI
NO DX (SDKI)
(SLKI) (SIKI)
1 Defisit Nutrisi Setelahdilakukan intervensi Definisi
b/d Keperawatan selama 3X Memulihkan kemampuan
ketidakmampuan kuniungan, maka statu nutrisi menelan untuk mencegah
menelan makanan Meningkat dengan kriteria Teriadinya komplika
(D.7719) hasil : siakibat gangguan
- Berat badan cukup menelan. Tindakan
meningkat Obserνasi :
- Flminasi fekal meningkat - Monitor tanda dan
• Fungsi gastrointestinal geiala aspirasi
meningkat - Monitor gerakan lidah
- Nafsu makan meningkat saat makan

- Status menelan - Monitor tanda

meningkat kelelahan saat makan,

- Tingkat depresi menurun minum dan menelan


Terapeutik :
- Tingkat nyeri menurun
- Berikan lingkungan
yang nyaman jaga
privasi pasien
- Gunakan alat bantu,
jika perlu
- Hindari penggunaan
sedotan
- Posisikan duduk
berikan permen lollipop
untuk meningkatkan
kekuatan lidah
- Fasilitasi meletakkan
makanan di belakang
Mulut
- Berikan perawatan
mulut, sesuai
kebutuhan
Edukasi :
- Informasikan manfaat
terapi menelan kepada
pasien dan keluarga
- Aniurkan membuka
dan menutup mulut saat
makan
2 Disfungsi Motilitas Setelah dilakukan intervensi Definisi
Eastrointestinal b/d Keperawatan selama 3x Menyiapkan dan
asupan enteral kuniungan, maka motilitas memberikan nutrisi melalui
(D.7721) gastrointestinal membaik selang gastrointestinal
dengan kriteri hasil : Tindakan
- Nyeri menurun Obserνasi :

- Kram abdomen menurun - Periksa posisi

- Mual menurun nasogastric rube (NGT)


dengan memeriksa
- Muntah menurun
residu lambung atau
- Regurgutasi menurun
mengauskultasi
- Distensi abdomen
hembusan udara
menurun
- Diare menurun - Monitor tetesan
- Suara peristaltic makanan pada pompa
meningkat setiap iam

- Pengosongan lambung - Monitor rasa panuh,


menurun mual, dan muntah

- Ratus meningkat - Monitor residu


lambung setiap 4-6 Jam
selama 24 iam pertama,
kemudian tiap 8 jam
selama pemberian
makan via eteral, iika
perlu
- Monitor pola buang air
besar setiap 4-8 jam,
iika perlu
Terapeutik :
- Gunakan teknik bersih
dalam pernberian
makanan via selang
- Berikan landa pada
selang untuk
mempertahankan lokasi
yang tepat
- Tinggikan kepala
tempat tidur 30-45
derajat selama
pemberian makan
- Ukur residu sebelum
pemberian makan
- Peluk dan bicara
dengan bayi selama
diberikan maka untuk
menstimulasi aktivitas
makan
- Irigasi selang dengan
30 ml air setiap 4-6 jam
selama pemberian
makan dan setelah
pemberian makan
intermiten
- Hindari pemberian
makanan lewat selang 1
iam sebelum prosedur
atau pemindahan pasien
- Hindari pemberian
makanan iika residu
lebih dari 150 cc atau
lebih dari 110%-120%
dari iumlah makanan
tiap jam
Edukasi :
- Jelaskan tuiuan dan
langkah-langkah prosedur
Kolaborasi :
Kolaborasi pemeriksaan
sinar S untuk konfirmasi
posisi selang, iika perlu
- pemilihan ienis dan
iurnlah makan enteral.
3 Berat badan Lebih Setelah dilakukan intervensi Definisi
(D.7713) keperawatan selama 3x Mengaiarkan iumlah, ienis,
kuniungan, berat badan dan iadwal asupan
berlebih membaik, dengan makanan yang
kriteria hasil : diprogamkan Tindakan
- berat badan Obserνasi :
membaik - Identifikasi
- Tebal lipatan kulit sedang kemampuan pasien dan

- Indeks massa tubuh keluarga menerima

sedang informasi
- Identifikasitingkat
pengetahauan saat ini
- Identifikasi kebiasaan
pola makan saat ini dan
masa lalu
- Identifikasi persepsi
dan keluarga tentang
diet yang diprogramkan
- Identifikasi
keterbatasan finensial
untuk menyediakan
makanan
Terapeutik :
- Persiapkan meteri,
media dan alat peraga
- Jadwalkan waktu yang
Tepat untuk
memberikan
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya
- Sediakan rencana
makan tertulis, iika
perlu
Edukasi :
- jelaskan tuiuan
kebutuhan diet terhadap
kesehatan
- Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
- Informasikan
kemungkinan interksi
obat dan makanan , iika
perlu
- Aniurkan
mempertahankan posisi
semi Fowler (30-40
deraiat) 0-0 menit
setelah makan
- Anjurkan mengganti
makanan sesuai dengan
diet yang diprogramkan
- Aniurkan melakukan
olahraga sesuai
toleransi
- Ajarkan cara membaca
label dan memilih
makanan yang sesuai
- Ajarkan cara
- merencankan makanan
yang sesuai program
- Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet, iika perlu
Kolaborasi :
- Ruiuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, iika
perlu

G. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan
setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah
keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
membantu pasien yang bertuiuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah
keperawatan serta kesehatan. Implementasi keperawatan membutuhkan
fleksibilitas dan kreativitas perawat

H. Evaluasi keperawatan
Fvaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang
sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Fvaluasi
keperawatan bertuiuan menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah
berialan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik . Fvaluasi yang
diharapkan dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah dapat
mengontrol terhadap adanya geiala, menyatakan rasa nyaman, tidak adanya
mual.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnosis, Edisi I . Jakarta : DPP PPNI. 2017

PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan , Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI. Standar Luaraan Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria hasi1


Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

Anda mungkin juga menyukai