Anda di halaman 1dari 15

Askep dengan masalah Nutrisi ( Pengkajian sampai Evaluasi )

Nama : DENRY CRISTIANI SIMBOLON


Nim : 200204012
Dosen : Masri Saragih
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi

I. Defenisi
Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat
kaitannya dengan peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan
karena tidak lengkapnya informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok.
Pengaruh emosional dan faktor-foktor stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi
dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan, asupan
protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang membatasi asupan
makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang penting untuk
memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk
perluasan masa otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang
dan rangka (wong, 2009).
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam
mengingesti, mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan
mengekskresikan zat gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya).
Nutrisi klinis terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun
tubuh dan meningkatkan kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurangterpenuhi, maka
proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, A. Aziz Alimu,
2008).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman
kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein,
dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan tertindak sebagai penghancur
zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005).

II. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Nutrisi

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat
mempengaruhi pola akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh
kekurangan informasi sehingga dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan
gizi.

2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat
larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan
tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan
makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan
cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein sangat baik bagi anak-
anak.

4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat
yang dibutuhkan secara cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya
gizi pada remaja bila nilai gizi tidak sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini
para remaja di kota-kota besar di Negara kita memiliki kecenderungan
menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makan cepat saji,
(junkfood), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan
berlebih karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

5. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.

III. Masalah Kebutuhan Nutrisi

1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
tidak mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolism secara berlebih.
Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
e. Aktivitas menurun atau mononton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.

4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

5. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

7. Penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini
ssangat sering dialami karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas dan lain-lain.

8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh
pengonsumsi lemak secara berlebih.

9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, letegi, dan kelebihan energi.

IV. Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight ) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (Kg)/ TB (M)
BB (pon) x 704, 5/ TB (inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi tubuh sentimeter dikurangi dengan
100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

V. Penilaian status Gizi


Penilain status gizi seseorang dinilai dengan memeriksa informasi
mengenai pasien dari beberapa sumber. Skrining nutrisi, bersama dengan riwayat
kesehatan pasien, temuan pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, dapat
digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan
(Williams & Wilkins, 2011).

1. Skrining nutrisi
Memeriksa nilai-nilai
a. Riwayat tinggi badan dan berat badan.
b. b. Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih dari 5% dalam 30 hari
c. atau 10% dalam 180 hari).
d. c. Nilai laboratorium.
e. d. Integritas kulit.
f. e. Nafsu makan.
g. f. Makanan.
h. g. Penyakit atau diagnosa sekarang.
i. h. Riwayat medis.
j. i. Status fungsional.
k. j. Usia lanjut (usia 80 atau lebih).
l. 2. Skrining Kesehatan
m. Memeriksa nilai- nilai
n. a. Indeks massa tubuh (IMT).
o. b. Tinggi menurut berat badan.
p. c. Kebiasaan makan.
q. d. Lingkungan tempat tinggal.
r. e. Status fungsional.
s. Penilaian Gizi Komprehensif
t. Penilai gizi yang komprehensif umunnya dilaksanakan pada pasien
u. berisiko sedang sampai tinggi yang menderita sedikit malnutrisi kalori-protein
v. (Williams & Wilkins, 2011).
w. Memeriksa nilai-nilai
x. 1. Riyawat medis.
y. 2. Temuan pemeriksaan fisik.
z. 3. Hasil uji laboratorium.

VI. Komponen Zat Gizi


Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral menurut (sayogo, 2008).

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat
sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli
sakarida). Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian
(beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) dan
bahan makanan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang. Sedangkan gula pasir
misalnya merupakan sumber karbohidrat sederhana. Proses perencanaan
maupun penyerapan karbohidrat/KH kompleks didalam tubuh berlangsung
lebih lama dari pada korbohidrat sederhana karena konsumsi karbohidrat
kompleks tidak tepat menimbulkan rasa lapar dibandingkan dengan
mengkonsumsi/makanan sederhana.

2. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat
kejenuhanasam lemaknya yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
Lemak hewani secara “khas” mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/
asam lemak jenuh, sedangkan minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung
SFA contoh bahan makanan yang tinggi kadar SFA nya adalah lemak
mentega, lemak daging, minyak kelapa sawit, dan minyak kelapa. Asam
lemak tak jenuh/ mono unsaturated fatty acid (MUFA) terdapat dalam jenis
makanan utamanya minyak kacang, olive oil, alfukat, dan minyak zaitun, dan
asam lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty acid (PUFA) terdapat
beberapa jenis minyak tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang,
wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri atas asam amino omega-3, linolenat
dan omega-6.

3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam amino
non-esensial yang dapat disintesis tubuh dan asam amino esensial yang harus
ada dalam makanan sehari- hari karena tidak dapat disintesis dalam tubuh
atau tidak dapat disintesis dalam jumlah yang adekuat (cukup).

4. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan
harus di dapatkan dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat
dibuat di dalam tubuh menjadi vitamin yang dikenal sebagai provitamin atau
prekursor vitamin. Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin
merupakan senyawa organik yang berperan sebagai fungsi fisiologis normal
(tumbuh kembang, reproduksi) dan regulasi/ mengatur berbagai proses
metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan kelarutannya; vitamin dibagi
2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Tergolong
vitamin larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang mengandung
vitamin larut air adalah vitamin B dan vitamin C.

5. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting
dalam tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O) dan nitrogen (N). Selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia
lainnya, yaitu kalsium (Ca), klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor
(P), kalium (K), natrium (Na), dan sulfir (S). Sumber mineral dapat
ditemukan di beberapa jenis bahan makanan yang jenis-jejis mineral
dibutuhkan oleh tubuh berserta sumber-sumbernya, yaitu:
a. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
b. Kalsium, sumberny: susu, keju.
c. Zat bes, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
d. Yodium, sumbernya: garam beryodium.
e. Zink, sumbernya: makanan laut.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data
data dikumpul secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini,
pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, dan spiritual klien. Tujuan dari pengkajian menetapkan data
dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan kebutuhan, dan masalah
kesehatan. Dalam pengumpulan data motode yang digunakan adalah
wawancara,observasi, pemeriksaan fisik (Tarnoto & Wartonah, 2006).
Untuk mengidentifikasikan masalh gangguan nutrisi serta mengumpulkan
data guna penyusunan rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian
keperawatan. Menurut Aziz (2012).
1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai,
yang dapat digunakan membantu merencanakan jenis makanan, untuk
sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.

2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain
kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang
lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi


Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.

4. Nafsu makan, jumlah asupan.

5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.

7. Pemampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap, aspek-
aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan
tidak mengalami kebotakan bukan karena factor usia; daerah di atas kedua
pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada
rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-
pecah, ataupun pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna
merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak udah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi haruscrapat serta erat
tidak tertarik kebawah sampai bawah perukaan gigi; gigi tidak perlubang dan
tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau
tidak terjadi perdarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan
berwarna merah muda.

8. Pengukuran Antropometrik
Pengukursn ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
lengan.
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-
macam peta untuk dirinya, pada umumnya, berat badan pria lebih darri berat
badan seorang wanita walaupun tingginy sama. Ini disebabkan pria
mempunyai presentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda.
Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang
banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering
digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang
berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunysi lipatan kulit
yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan
pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.

9. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubuungan dengan pemenushan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit
dan lain-lain.

2. Rumusan Masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat
mengidentifikasikan kesehatan umum klien, tetapi sebelum memberikan masalah
keperawatan perawat harus terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan
klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).
Adapun masalah yang saya ambil pada gangguan nutrisi adalah :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Kekurangan volume cairan.
4. Perencanaan
Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan
diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan dan
hasil yang akan dicapai (Potter & Perry, 2005).
Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang
terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi
masalah yang sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis untuk menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakkuan kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose
keperawatan.

B. Asuhan Keperawatan Kasus


1. Pengkajian Keperawatan
1. BIODATA/ IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 25 Desember 2015
Usia : 18 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah/Ibu : Tn. A/ Ny. M
Pekerjaan Ayah : Dinas Perhubungan
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jl.Cinta Rakyat Gg Sadar Sari Rejo Medan
Polonia
Tangal Operasi : Tidak ada rencana operasi
Tanggal pengkajian : 31 Mei 2017
II. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan An. A tidak nafsu makan, kesulitan dalam menelan
makanan berat badan menurun,tubuh kurus, dan makan bubur tim hanya 1
kali/ hari dalam porsi kecil(tidak habis) hanya ingin minum susu formula
(Nutricia Nutrinidrink) 120ml/sesuai keinginan anak (kurang dari 120ml/jam)
dan suhu tubuh meningkat dan dialami pasien sudah 3 hari (dialami sejak
tanggal 28 Mei 2017).

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

1. Penyakit waktu kecil


Ibu klien mengatakan anaknya hanya sakit seperti diare, deman, batuk
dan pilek.

2. Pernah dirawat di rumah sakit


Ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di RS Adam Malik pada
tanggal 11 Maret 2017 karena demam dan pada tanggal 2 Juni 2017 klien
rawat jalan di RS USU.

3. Obat-obatan yang digunakan


Riwayat mengkonsumsi obat dari RS. USU pada tanggal 29 Mei 2017
yaitu :
a. Calnic 3x5ml(1 sendok makan).
b. Cifixime 3x2,5 ml(1 sendok teh).
c. Depakene 2x5ml(1 sendok makan).
d. Paracetamol 3x 500g/1 tablet.
e. Susu Nutricia Nutrinidrink diberikan 120ml(dalam setiap pemberian
susu.
4. Hasil lab di Rumah sakit USU (Rawat Jalan)
Tanggal 2 Juni 2017 :
JENIS PEMERIKSAAN Hasil Normal URINALISA
Urine lengkap
Makroskopik
Warna : kuning Kekuningan
Kejernihan : Jernih Jernih
Kimia
pH : 5.5 5.0-6.0 (Urine Pagi)
Berat jenis : 1.020g 1.003-1.030 g
Protein : Negatif Negatif (uji semi
kuantitatif, 0.03
0.15mg/24jam)
Glugosa : Negatif Negatif warna biru
Bilirubin : Negatif Max 0.34 µmol/L
Urobilinogen : Negatif 0.1-1.0 Ehrlich U/dL
Keton : Negatif Negatif
Nitrit : Negatif Negatif (kurang dari
0.1 mg/dL

Anda mungkin juga menyukai