Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“GANGGUAN NUTRISI”

OLEH :
Adinda abellia mutiara
(P00320222002)

POLTEKKES KEMENKES ACEH


PRODI D-III KEPERAWATAN LANGSA
TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan


tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel
yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme


tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.

Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan


fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk
bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh
kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita.
Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita
harus memperbanyak nutrisi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nutrisi

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan


fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia


menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme


menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi


dapat mempengaruhi gizi seseorang .

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan


tertentu dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat


mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena


penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit,
oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

f. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat
hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

g. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan


dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

h. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,


semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.

i. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

j. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi


individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai
nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

k. Alkohol dan Obat

Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada


defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ
gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat
gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

2.3 Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan


kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung
Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

a. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam


keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

 Berat badan 10-20% dibawah normal


 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
 Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
 Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang


mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

 Berat badan lebih dari 10% berat ideal


 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
 Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih


dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat


gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang
dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

e. Diabetes mellitus

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai


dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai


masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering


disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,
penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh


pengonsumsian lemak secara berlebihan.

1. Mineral

Mineral merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh


makhluk hidup dan dikenal sebagai zat anorganik. Berdasarkan kegunaannya
dalam aktivitas kehidupan, mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral
esensial dan non esensial (Suzuki et al. 1992). Salah satu contoh mineral esensial
adalah kalsium

Contoh Penyakit dari kekurangan/kelebihan Mineral : Osteomalacia

2.1 Definisi Osteomalacia


Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik
oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang
anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia
berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah
dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan
tulang sudah lengkap (komplit). (Smeltzer. 2001: 2339)
2.2 Patofisiologi Osteomalacia
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya
menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk
osteomalasia adalah kesalahan diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi
anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan insufisiensi
vitamin D (diet sinar matahari).
2.3 Manifestasi Klinis Osteomalacia
Secara umum terdapat sepuluh tanda klinis utama dari osteomalsia yaitu
sebagai berikut:
1. Lemahnya tulang.
2. Nyeri tulang.
3. Nyeri tulang pelvis.
4. Nyeri tulang panjang.
5. Nyeri tulang belakang.
6. Kelemahan otot.
7. Hipokalsemia.
8. Tulang vertebra mengalami tekanan.
9. Pendataran pelvis.
10. Fraktur, baik secara jumlah dan mudahnya patah tulang
2.4 Komplikasi Osteomalacia
Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka
pertumbuhannya akan terhalang, anak jadi lambat untuk duduk, merangkak
dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokan lutut, tulang
serta persendian lainya sehingga menyebabkan kaki O (genu varum), dada
busung (pigeon chest) dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang
dewasa kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang
melunak akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan berkurang
tingginya atau cebol. Trunkus yang memendek, sehingga mengubah bentuk
toraks disebut kifosis dimana terlihat bungkuk dan skoliosis.
2.5 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d Kompresi vertebrata
2. Gangguan Mobilisasi Fisik b/d Resiko Fratur meningkat
3. Resiko Cidera d/d Cara Berjalan Pincang
4. Harga Diri Rendah d/d Pemendekan Tinggi badan

2. Karbohidrat

karbohidrat merupakan senyawa polihidroksialdehid atau


polihidroksiketon dan derivatnya dalam bentuk unit tunggal yang sederhana
maupun unit kompleks. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O) melalui proses fotosintesis dan disimpan dalam bentuk pati
atau selulosa

Penyakit akibat kekurangan karbohodirat : Marasmus


DEFINISI
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola
penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan
kalori. (Nelson, 1999:212).

KlASIFIKASI
Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP
ditetapkan dengan patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai
berikut:
1) Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
2) Berat badan 60-80% standar dengan edema: kwashiorkor (MEP berat)
3) Berat badan <60% standar tanpa edema : marasmus (MEP berat)
4) Berat badan <60% standar dengan edema : marasmik kwashiorkor
ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau
malformasi kongenital. (Nelson,1999).

PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam
keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan.
MANISFESTASI KLINIS
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit
sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan
pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum
menjadi menyusut dan berkeriput.
PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas
biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.

3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.

4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,


pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium,
timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.

3. Lemak

Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan
benzen. Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C), Hidrogen (H),
Oksigen(O), dan kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen (N) (Hardinsyah,
2014)

Penyakit akibat kelebihan lemak : Diabetes mellitus gangguan metabolisme


yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhububgan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati (Yuliana elin,
2009).
ETIOLOGI
1. Dm tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penghancuran sel sel beta
pancreas yang di sebabkan oleh :
a. Faktor genetik penderita tida mewarisi diabetes tipe itu sendiri,tetapi
mewarisisuatu predisposisi atau kecendrungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe 1.
b. Faktor imunologi ( autoimun ).
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin terntentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estuksi si beta

MANIFESTASI KLINIS
1. Kadar glukosa puasa tidak normal.
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeliuran urin (poliuria) dan timbul rasa
haus (polidipsia).
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang.
4. Lelah dan mengantuk.
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva.
1. Penurunan berat badan yang cepat.
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis.
3. Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non
ketotik (HONK).
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat.
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal.
6. Stres berat (infeksi sistemik, operasi berat, IMA, stroke).
7. Kehamilan dengan DM /diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO.
Discharge Planning

1. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal.


2. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan
karbohidrat.
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena
hal ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah.
4. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan.
5. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti
sayuran dan sereal.
6. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung
banyak kolesterol.LDL, antara lain : daging merah, produk susu,
kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci mulut
berlemak lainnya.
7. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam.

4. Zat Besi

Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam pembentukan


hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin sendiri adalah protein yang
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi memiliki
fungsi lain yang juga penting bagi tubuh.

Penyakit kekurangan protein : Hematuria

1. Definisi
Hematuria adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin.
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine.
Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan
prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0%.
2. Klasifikasi
a. Initial hematuria, jika darah yang keluar saat awal kencing.
b. Terminal hematuria, jika darah yang keluar saat akhir kencing. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada akhir kencing yang
membuat pembuluh darah kecil melebar.
c. Total hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal
ini kemungkinanakibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ
seperti ureter atau ginjal.
3. Etiologi
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di
dalam sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar sistem
urogenitalia. Penyebab paling umum dari hematuria pada populasi orang
dewasa termasuk saluran kemih infeksi, batu saluran kemih, pembesaran
prostat jinak, dan keganasan dalam urologi. Namun, diferensial lengkap
sangat luas, beberapa insiden khusus kondisi yang berhubungan dengan
hematuria bervariasi dengan umur pasien, jenis hematuria (gross atau
mikroskopis, gejala atau tanpa gejala), dan adanya faktor risiko keganasan.
4. Patofisiologi
Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma,
dibedakan glomerulus dan ekstra glomerulus untuk memisahkan bidang
neflogi dan urologi. Darah yang berasal dari nefron disebut hematuria
glomerulus. Pada keadaan normal, sel darah merah jarang ditemukan pada
urin. Adanya eritrosit pada urin dapat terjadi pada kelainan hereditas atau
perubahan struktur glomerulus dan integritas kapiler yang abnormal.
5. Manifestasi Klinik
Terjadi retensi urin akibat sumbatan di vesika urinaria oleh bekuan
darah.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin,
ureum dan elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang
mungkin meningkat pada metastase prostat, dan fosfatase alkali yang
dapat meningkat pada setiap jenis metastase tulang. Kadar kalsium,
fosfat, asam urat dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat
kemungkinan urolithiasis.
7. Penatalaksanaan
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan
retensi urine, coba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan
memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil,
pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah
transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi
eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus dipikirkan pemberian
transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan
antibiotika. (Mellisa C Stoppler, 2010). Setelah hematuria dapat
ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan
selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria. (Mellisa
C Stoppler, 2010).

5. Protein

Protein adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.
Beberapa fungsi protein bagi tubuh di antaranya yaitu sebagai sumber energi dan
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dalam artian lain, tubuh yang
kekurangan protein akan rentan terserang penyakit dan infeksi

Adapun contoh penyakitnya Kekurangan Protein yaitu : Kwashiorkor


Kwashiorkor adalah suatu sindrom klinik yang timbul sebagai akibat adanya
kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yan
dibutuhkan (Behrman, RE. 2016)
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein
yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas
antara lain:
1. Pola makan
2. Faktor sosial
3. Faktor ekonomi
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
A. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori
dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan
perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena
kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino
dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke
jaringan otot, makin kurangnya asamamino dalam serum ini akan
menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta liprotein,sehingga transport lemak dari hati terganggu
dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.
B. Manifestasi klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein
berat-Kwashiorkor, antara lain :
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada
ekstremitas,adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada
tanda moon face dariakibat terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan,
tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada
stadium lanjut bisamenjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak
menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun
berat. Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan
hipoalbuminemia, gangguan dindingkapiler, dan hormonal akibat dari
gangguan eliminasi ADH.
C. Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi
dikarenakan lemahnya system imun. Tinggi maksimal dan kemampuan potensial
untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat
kwashiorkor. Bukti secara sistematik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang
terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara
permanen. Komplikasi lain dapat ditimbulkan dari kwashiorkor adalah :
1. Defisiensi zat besi
2. Hiperpigmentasi kulit
3. Edema anasarka
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karenaadanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakanhati dan gangguan absorbsi. Selain itu
dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
2. Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya
kelainan pada paru.
G Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan kwashiorkor adalah :
1. Memberikan makanan yang banyak mengandung protein bernilai biologi
tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral
2. Makanan harus mudah dicerna dan diserap
3. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat rendah
4. Penanganan terhadap penyakit penyerta
5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi
terhadap keluarga (A.H. Markum, 2015)
6. Vitamin

Vitamin adalah nutrisi tambahan yang diperlukan bagi tubuh untuk


bisa menunjang kinerja tubuh. Umumnya, vitamin berasal dari makanan dan
buah-buahan yang bersifat organik. Aktivitas berjemur di sinar matahari pagi hari,
juga dapat membantu produksi vitamin D pada tubuh

A. Pengertian osteoporosis
Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,
sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap
trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh
berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun
ukuran trabekula tulang.
B. Etiologi
1. Determinan Massa Tulang
Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai
factor antara lain :
a. Faktor genetic
b. Faktor mekanik
c. Faktor makanan dan hormon
C. Patofisiologi
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan
massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu
(merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa
tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya massa
tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan
percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca
menopause.
D. Tanda Dan Gejala
1. Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
2. Nyeri timbul secara mendadadak
3. Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
4. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-
hari atau karena pergerakan yang salah
5. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak
6. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur paa vertebra
7. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra
8. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur
E. Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah
terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika
vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra
lumbalis menjadi bikonkaf.
Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum,
fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine,
hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme,
dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang.
F. Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang
sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur
pertengahan, dapat melindungi terhadap demineralisasi skeletal.
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai
jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga
dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman
penyakit.

5.2 Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan
cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup
bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa
makan setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh
yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta:
EGC

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta
: Salemba Medika

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai