Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


PADA Ny. L DENGAN DEFISIT NUTRISI PADA
DENGUE HEMORAGI FEVER (DHF)

Disusun Oleh :
MI’EL MADA
NIM : 01.1.19.00863

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Kasih,
Anugerah dan Penyertaan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan
Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia”.
Laporan ini kami susun sebagai penugasan pelaporan asuhan keperawatan. Kami
menyadari dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini tentu tidak dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar jika tanpa bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang
telah membantu dalam kelancaran penulisan Laporan Asuhan Keperawatan ini, oleh karena
itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua STIKES Rumah Sakit Baptis
Kediri
2. Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, S,Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan
Diploma III
3. Rimawati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dosen Pembimbing
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa keperawatan DIII Tingkat II Semester III STIKES
Rumah Sakit Baptis Kediri, serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu, atas kerja sama dan dukungannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat diharapkan.

Kediri, 7 Desember 2020

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

NAMA : MI’EL MADA


NIM : 01.1.19.00863
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. L DENGAN DEFISIT NUTRISI
PADA DENGUE HEMORAGI FEVER (DHF)

Kediri, 7 Desember 2020

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Rimawati, S.Kes., Ns., M.Kep Mi’el Mada


Mengetahui,
Kaprodi Keperawatan Diploma III

Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, S.Kep., Ns., M.Kep

BAB I
LANDASAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier
dalam Mubarak, 2008, hlm.26).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia
Indonesia, 2008).
Nutrisi merupakan zat-zat penting yang berasal dari makanan yang telah
dicerna dan diolah oleh tubuh klien menjadi zat yang berguna untuk membentuk
serta memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur sistem fisiologi
organ di dalam tubuh dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit (Chandra,
2009).
Keadaan nutrisi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi oleh seseorang
dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena itu, ketersediaan zat nutrisi di
dalam tubuh seseorang (termasuk bayi dan balita) menentukn keadaan nutrisi bayi
dan balita apakah kurang, optimum atau lebih (Maryunani, 2010).
Status nutrisi adalah keadaan yang ditunjukkan sebagai konsekuensi dan
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke tubuh dan yang diperlukan
(Maryunani, 2010).

1.1.2 Klasifikasi
1. Kurang dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk keutuhan
metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan (Carpenito, LJ,
2012; 346).
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
(Wilkinson Judith, 2011; 503). Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang
dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan
metabolisme.
 Tanda Klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
 Kemungkinan Penyebab
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
b. Disfagia karena adanya kelaina
c. Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
d. Nafsu makan menurun
2. Lebih dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan
berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik (Carpenito, LJ, 2012;360).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (Wilkinson Judith
M, 2011;512). Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
 Tanda Klinis
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
e. Aktivitas menurun atau monoton
 Kemungkinan Penyebab
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat bada yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Perubahan pola makan normal yang
mengakibatkan perubahan berat badan (Taylor, M, 2010; 235).
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit
jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian
lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan kompleks gangguan yang
mengakibatkan badan kurus, lebih banyak pada wanita muda, etiologi tidak
diketahui, mempengaruhi faktor-faktor emosional, neurologik dan metabolik.
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

1.1.3 Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi :
1. Fisiologis
a. Intake nutrien
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrien
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrien
3) Diabetes Mellitus
2. Kebutuhan Metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan, hipertiroid)
d. Kanker

3. Gaya hidup dan kebiasaan


Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
4. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang Asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok.
5. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan
tugas memasak untuk menyediakan makanannya.
6. Kelemahan fisik
Contohnya arthritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan
dan menyediakan makanannya sendiri.
7. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
8. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
9. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
10. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
11. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan
akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

1.1.4 Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal beracam-macam dan menunjukkan
banyak patologi yang dapat mempengaruhi sistem organ lain : perdarahan,
perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi,
traumatik dan neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi
sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organik dimana saluran gastrointestinal dicurigai,
terdapat banyak faktor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stres dan ansietas
sering menjadi keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/gangguan motorik usus,
kadang-kadang menimbulkan konstipasi/diare.
Selain itu, status kesehatan mental, faktor fisik seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi
saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi.
1.1.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kebutuhan nutrisi, antara lain :
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat
5. BB kurang/lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sukar menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
10. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
12. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi
13. Penyerapan makanan di usus menurun

1.1.6 Penatalaksanaan
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negatif pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu
makan; istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stres psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi
(Kozier, 2011, jlm. 782-783)

1.1.7 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :
1) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan
2) Terpenuhi kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan
3) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makanan yang adekuat

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al
(1996, dalam Setiadi, 2012).
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya (Manurung, 2011). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari
proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012).
1.2.1.1 Anamnesa
Anamnesa adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan perawat
sebagai pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang penyakit yang diderita dan informasi lainnya yang
berkaitan sehingga dapat mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan
yang diajukan seorang pasien yang diambil dengan teliti akan banyak
membantu menentukan diagnosis dari suatu penyakit.
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan pernyataan pasien mengenai
masalah atau penyakit yang mendorong penderita memeriksakan diri.
P : Provokatif / Paliatif (Apa kira-kira penyebab timbulnya keluhan?)
Q : Qualitas/Quantitas (Seberapa berat keluhan terasa? Bagaimana
rasanya? Seberapa sering terjadi?)
R : Region/Radiasi (Dimana lokasi keluhan dirasakan? Apakah
menyebar ke daerah lain? Dimana area penyebarannya?)
S : Skala (Skala kegawatan dapat dilakukan menggunakan GCS untuk
gangguan kesadaran, dan skala nyeri/ukuran lain yang berkaitan
dengan keluhan)
T : Timing (Kapan keluhan tersebut mulai ditemukan/dirasakan?
Seberapa sering keluhan tersebut dirasakan/terjadi? Apakah
terjadi
secara mendadak atau bertahap?)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan penjelasan dari
permulaan klien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke Rumah
Sakit.
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Riwayat penyakit masa lalu merupakan penyakit yang diderita
klien yang berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang
mungkin dapat dipengaruhi atau mempengaruhi penyakit yang
diderita klien saat ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan
adanay penyakit keturunan, kecenderungan alergi dalam satu
keluarga, penyakit menular akibat kontak langsung maupun tak
langsung antar anggota keluarga.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat,
termasuk keluarga yang terkait dengan penyakitnya, serta spiritual
menggambarkan keyakinan beragama pandangan atau nilai dari
kepercayaan.
6. Keadaan atau Penampilan atau Keadaan Umum Pasien
Keadaan umum menunjukkan kondisi pasien secara umum
akibat penyakit atau keadaan yang dirasakan pasien. Misal kurus,
gemuk, lemah, gaya hidup, ekspresi wajah, distress, dan keadaan
umum.
7. Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital
tubuh yang paling dasar. Tanda-tanda vital merupakan ukuran statistic
berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan
status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara medis
tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko. Tanda vital utama
terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.

1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik


1) Leher dan Kepala
Pemeriksaan leher dan kepala merupakan bagian dari
pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi
organ-organ di region kepala dan leher. Hasil pemeriksaan kepala
leher membantu menegakkan diagnosis yang berhubungan denga
penyakit kepala dan leher. Terdiri dari pemeriksaan rambut, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dll.
2) Integumen
Pemeriksaan fisik integumen meruipaakan pemeriksaan pada
kulit dengan melibatkan seluruh area kulit, temasuk membrane
mukosa, kulit kepala dan kuku. Pemeriksaan integumen terdiri dari
warna kulit, tekstur kulit, lesi, kuku, dll.
3) Payudara dan Ketiak
Pemeriksaan payudara dan ketiak adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada daerah torakal yang terletak secara bilateral pada
dinding anterior diantara spasium interkostalis kedua sampai keenam
atau ketujuh dengan di inspeksi dan di palpasi. Inspeksi payudara dan
puting susu serta palpasi payudara dan area nodus limfe.
4) Dada/Thoraks
Pemeriksaan dada/thorak merupakan pemeriksaan fisik umum
yang dilakukan oleh perawat untuk mengetahui kondisi organ di
dalam rongga dada. Teknik pemeriksaan fisik dada terdiri dari
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
5) Jantung
Pemeriksaan fisik jantung merupakan salah satu bentuk pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan jantung secara
menyeluruh, apakah ada kelainan atau risiko mengalami gejala
penyakit jantung. Pemeriksaan jantung terdiri dari inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
6) Abdomen
Pemeriksaan fisik abdomen merupakan pemeriksaan yang
dilakukan pada berbagai kondidi dan keluhan yang terkait dengan
sistem gastrointestinal. Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
7) Genetalia
Pemeriksaan fisik genetalia merupakan pemeriksaan yang dilakukan
pada genetalia dan sekitarnya untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit infeksi, genetalia, trauma, pendarahan, prolaps organ, kisa,
dll.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan
unuk mengidentifiksi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan.

SDKI
Defisit Nutrisi D. 0019
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Berat badan menurun minimal 10% di
bawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare

1.2.3 Luaran Keperawatan


Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi
dan diukur meliputi kondisi, perilaku atau dari persepsi pasien, keluarga atau
komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi
keperawatan (Germini et al, 2010; ICNP, 2015)
SLKI
Defisit Nutrisi
Luaran Utama
1. Status Nutrisi
Luaran Pendukung
1. Berat Badan
2. Eliminasi Fekal
3. Fungsi Gastrointestinal
4. Nafsu Makan
5. Perilaku Meningkatkan Berat Badan
6. Status Menelan
7. Tingkat Depresi
8. Tingkat Nyeri

Status Nutrisi L. 03030


Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makanan yang 1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot pengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan 1 2 3 4 5
untuk meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan tentang 1 2 3 4 5
pilihan makanan yang
sehat
Pengetahuan tentang 1 2 3 4 5

pilihan minuman yang


sehat
1 2 3 4 5
Pengetahuan tentang
standar asupan nutrisi yang
tepat
1 2 3 4 5
Penyiapan dan
penyimpanan makanan
yang aman 1 2 3 4 5
Sikap terhadap
makanan/minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Perasaan cepat kenyang 1
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Berat badan
1 2 3 4 5
Indeks Massa Tubuh
(IMT)
1 2 3 4 5
Frekuensi makan
1 2 3 4 5
Nafsu makan
1 2 3 4 5
Bising usus
1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit trisep
1 2 3 4 5
Membran mukosa

Berat Badan L.03018


Definisi
Akumulasi bobot tubuh sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Berat badan 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5
Indeks massa tubuh 1 2 3 4 5

Nafsu Makan L.03024


Definisi
Keinginan untuk makan.
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Keinginan makan 1 2 3 4 5
Asupan makanan 1 2 3 4 5
Asupan cairan 1 2 3 4 5
Energi untuk makan 1 2 3 4 5
Kemampuan merasakan 1 2 3 4 5
makanan
Kemampuan menikmati 1 2 3 4 5
makanan
Asupan nutrisi 1 2 3 4 5
Stimulasi untuk makan 1 2 3 4 5
Kelaparan 1 2 3 4 5

Tingkat Nyeri L.08066


Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kemampuan menuntaskan 1 2 3 4 5
aktivitas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan nyeri
1 2 3 4 5
Meringis
1 2 3 4 5
Sikap protektif
1 2 3 4 5
Gelisah
1 2 3 4 5
Kesulitan tidur
1 2 3 4 5
Menarik diri
1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri
1 2 3 4 5
Diaphoresis
1 2 3 4 5
Perasaan depresi
1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan takut mengalami 1 2 3 4 5
cedera berulang
Anoreksis 1 2 3 4 5

Perineum terasa tertekan 1 2 3 4 5

Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5

Ketegangan otot 1 2 3 4 5

Pupil dilatasi 1 2 3 4 5

Muntah 1 2 3 4 5

Mual 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berpikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

1.2.4 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawt
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan.

SIKI
Defisit Nutrisi
Intervensi Utama
1. Manajemen Nutrisi 2. Promosi Berat Badan
Intervensi Pendukung
1. Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan 13. Manajemen Hiperglikemia
2. Edukasi Diet 14. Manajemen Hipoglikemia
3. Edukasi Kemoterapi 15. Manajemen Kemoterapi
4. Konseling Laktasi 16. Manajemen Reaksi Alergi
5. Konseling Nutrisi 17. Pemantauan Cairan
6. Konsultasi 18. Pemantauan Nutrisi
7. Manajemen Cairan 19. Pemantauan Tanda Vital
8. Manajemen Demensia 20. Pemberian Makanan
9. Manajemen Diare 21. Pemberian Makanan Enteral
10. Manajemen Eliminasi Fekal 22. Pemberian Makanan Parenteral
11. Manajem Energi 23. Pemberian Obat Intravena
12. Manajemen Gangguan Makan 24. Terapi Menelan

Manajemen Nutrisi I.03119


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Promosi Berat Badan I.03136


Definisi
Memfasilitasi peningkatan berat badan.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB berkurang
- Monitor adanya mual dan muntah
- Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
Terapeutik
- Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis. makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan cair yang diberikan melalui NGT atau gastrostomi,
total parenteral nutrition sesuai indikasi)
- Hidangkan makanan secara menarik
- Berikan suplemen, jika perlu
- Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
- Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

Pemantauan Nutrisi I.03123


Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan dan status gizi.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. pengetahuan, ketersediaan
makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan mnelan,
penggunaan obat-obatan atau pascaoperasi)
- Identifikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang berlebihan, luka yang sulit sembuh, dan
pendarahan)
- Identifikasi kelainan pada rambut (mis. kering, tipis, kasar, dan mudah patah)
- Identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan cepat
saji, makan terburu-buru)
- Identifikasi kelainan pada kuku (mis. berbentuk sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi)
- Identifikasi kemampuan menelan (mis. fungsi motorik wajah, refleks menelan, dan refleks
gag)
- Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. peradangan, gusi berdarah, bibir kering dan retak,
luka)
- Identifikasi kelainan eliminasi (mis. diare, darah, lendir, dan eliminasi yang tidak teratur)
- Monitor mual dan muntah
- Monitor asupan oral
- Monitor warna konjungtiva
- Monitor hasil laboratorium (mis. kadar kolesterol, albumin serum, transferring, kreatinin,
hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
Terapeutik
- Timbang berat badan
- Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks massa tubuh, pengukuran pinggang, dan
ukuran lipatan kulit)
- Hitung perubahan berat badan
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik
edisi 7. Jakarta : EGC

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteris Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Yatno, Andry. 2016. Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan DHF di Ruang Inayah PKU
Muhammadiyah Gombong. (Repository). Gombong. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.

Yulia, Noor. 2018. Modul Praktikum Patofisiologi 1 Materi 1-14. Jakarta: Program Studi
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa
Unggul.

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

NAMA MAHASISWA : MI’EL MADA


NIM : 01.1.19.00863
RUANG :-
TANGGAL : 30 Mei 2020

1. BIODATA
Nama Pasien : Ny. L
Nama Panggilan :-
Umur : 40 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan :-
Alamat : Karangrawang, Nusawungu, Cilacap
Diagnosa Medis : DHF
Tanggal MRS : 28 Mei 2020
Tanggal Pengkajian: 30 Mei 2020
Golongan Darah :O

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan lemas, mual dan muntah

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 28 Mei 2020 jam
17.00 WIB. Pasien merupakan rujukan dari puskesmas Nusawungu I dengan keluhan sejak
5 hari yang lalu demam, pusing, mual dan atau muntah, nafsu makan menurun, badan
terasa lemas dan berat badan menurun BB 49, TB 1,68, IMT : 17,36 (kurus). Saat
dilakukan pengkajian tanggal 30 Mei 2020 klien mengeluh demam naik turun, pusing,
mual muntah, badan terasa lemas, nafsu makan menurun, nyeri pada ulu hati, tampak
membrane mukosa pucat dan bising usus hiperaktif.

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti yang diderita
sekarang dan belum pernah masuk rumah sakit.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit keturunan atau
menular seperti DM, Hepatitis, TBC, dll.

GENOGRAM :

Keterangan :

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Pasien

6. TANDA – TANDA VITAL


Suhu Tubuh : 36,1oC
Denyut Nadi : 80x / mnt
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 20x / mnt
TT / TB : 168 cm / 49 kg
7. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI
a. Kebutuhan Kebersihan Diri / Personal Hygiene
Sebelum sakit : Klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x/hari tanpa bantuan
Saat sakit : Klien belum mandi dan hanya diseka mukanya

b. Kebutuhan Nutrisi / Pola Nutrisi


Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x/hari dengan lauk pauk dan sayur, nasi
dan minum ± 6-7 gelas/hari dengan jenis minuman air putih dan teh.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3x/hari tetapi hanya
menghabiskan setengah porsi makan rumah sakit, minum ± 4-5
gelas/hari dengan jenis minuman air putih dan the

c. Kebutuhan Eliminasi / Pola Eliminasi BAK, BAB


Sebelum sakit : BAB 1x/hari, tidak ada keluhan dalam BAB, berbau khas feses dan
berwarna kuning. BAK 5-6x/hari dan tidak ada keluhan
Saat sakit : Pada saat dikaji klien baru BAB 1x selama dirumah sakit, dan feses
berwarna kecoklatan. BAK 4-5x/hari dan tidak ada keluhan

d. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam bernafas, tidak
menggunakan alat bantu napas
Saat sakit : Klien tidak menggunakan alat bantu napas, RR : 20x/menit

e. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


a. Kebiasaan minum
Sebelum sakit : 7-8 gelas/hari
Setelah sakit : 5-6 gelas/hari
b. Jenis minum
Sebelum sakit : Teh, air putih
Setelah sakit : Air putih
c. Perasaan haus
Sebelum sakit : Biasa
Setelah sakit : Tidak seberapa

f. Kebutuhan Aktivitas
Sebelum sakit : Aktivitas normal, mengikuti semua kegiatan yang ada dirumah
Saat sakit : Klien hanya tiduran saja karena klien mengatakan lemas, dan aktivitas
terbatas

g. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


Sebelum sakit : Klien merasa aman dan nyaman dekat dengan keluarganya
Saat sakit : Klien merasa tidak nyaman dengan kondisinya yang sekarang karena
sedang sakit

h. Kebutuhan Psikososial dan Spiritual


 Psikososial
- Pasien mengatakan dirinya benar-benar sakit
- Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya : Yakin akan sembuh
- Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya : Pelayanannya
baik dan jelas bicaranya

 Spiritual
- Sebelum sakit : Klien menjalankan sholat 5 waktu, mengikuti kegiatan-
kegiatan keagamaan
- Saat sakit : Klien hanya tiduran saja

8. KEADAAN / PENAMPILAN UMUM PASIEN


Klien tampak lemas, kesadaran compos mentis GCS M6 V5

9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Leher dan Kepala
Leher : Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Kepala : Bentuk kepala normal, tidak terdapat luka

b. Pemeriksaan Integumen
Turgor kulit baik, tidak terdapat edema, tidak ada tanda-tanda infeksi.

c. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


Payudara : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak ada lesi, kedua putting
simetris, tidak terdapat benjolan atau bengkak.
Ketiak : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, massa atau pembengkakan
d. Pemeriksaan Dada / Thorak
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : Bunyi pekak, sonor
Auskultasi : Vesikuler

e. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Teraba ictus cordis di intercosta 4 dan 5
Perkusi : Bunyi pekak
Auskultasi : S1, S2 reguller

f. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus hiperaktif
Perkusi : Bunyi tympani
Palpasi : Nyeri tekan pada ulu hati

g. Pemeriksaan Genetalia dan sekitarnya


Genetalia : Tidak terpasang DC, tidak ada keluhan di genetalia

h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas : Tangan kanan terpasang infuse RL 20 tpm, tidak ada oedema
Ektremitas Bawah : Tidak ada oedema
Kekuatan Otot

5 5

5 5

i. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran compomentis GCS 4,5,6
N1 : Pasien mampu membedakan bau minyak tawon dan minyak kayu putih
N2 : Jarak pandang pasien baik
N3 : Pergerakan mata simetris, tidak ada strabismus, refleks pupil terhadap cahaya
baik (isokor)
N4 : Pasien mampu memutar bola mata
N5 : Pasien mampu membuka mulut, dan mampu mengunyah
N6 : Pasien mampu melirik kanan kiri atas bawah, pasien mampu mengedipkan kedua
matanya
N7 : Pasien mampu tersenyum, mengerutkan dahi dan menggembungkan pipi, pasien
mampu membedakan rasa manis (gula) dan asin (garam)
N8 : Pendengaran baik
N9 : Tidak ada kesulitan menelan, pasien mampu batuk
N10 : Tidak ada perubahansuara
N11 : Pasien dapat menggerakkan leher dengan baik, tidak ada kekakuan leher
N12 : Pasien mampu menjulurkan lidahnya dan menggerakkan lidahnya ke kanan dan
ke kiri

j. Pemeriksaan Status Mental


Pasien dapat berbicara dengan baik serta berfikir, pasien dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh perawat, orientasi pasien terhadap tempat, ruang dan waktu baik.

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS


Hasil Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Normal
Hematologi
CBC
Leukosit 5.63 480-10.80

Eritrosit 4.45 470-6.40

Hemoglobin 12.8 120-140

Hematokrit 35 37-43

MCV 79.3 79.0-99.0

MCH 28.8 270-32.0

MCHC 36.3 330-370


Trombosit L 60 150-450

SERO Imunologi
IgG Anti Dengue Positif Negatif
Igm Anti Dengue Negatif Negatif

11. PELAKSANAAN / TERAPI


- RL 20 tpm
- Ranitidin 50 gr
- Cefotaxime 1 gr
- Trolit 1 sdm
- Paracetamol 500 p.o
- Methyl Prednisolone

12. HARAPAN KLIEN / KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT


Pasien mengatakan berharap segera sembuh dari penyakit yang dideritanya agar dapat
berkumpul kembali bersama keluarga yang dikasihinya.

Kediri, 7 Desember 2020


Pembimbing Klinik Ruangan, Tanda Tangan Mahasiswa

Mi’el Mada
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 40 Tahun
NO. REGISTER : -
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
DS : Pasien mengeluh nafsu makan Faktor psikologis Defisit Nutrisi (D.0019)
menurun, dan nyeri pada abdomen (keengganan untuk makan)
(ulu hati)
DO :
- Bising usus hiperaktif
- Membran mukosa pucat
- Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
BB : 49kg, TB : 168cm
IMT : 17,36 (kurus)
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. L


UMUR : 40 Tahun
NO. REGISTER : -
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1. 23 Mei 2016 Defisit nutrisi b.d faktor - Mhs. Miel
psikologis (keengganan untuk
makan) d.d pasien mengeluh
nafsu makan menurun, dan nyeri
pada abdomen (ulu hati), bising
usus hiperaktif, membran
mukosa pucat, berat badan
menurun minimal 10% dibawah
rentang ideal (IMT : 17,36
(kurus)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. L


UMUR : 40 Tahun
NO REGISTER :-

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk


makan) d.d pasien mengeluh nafsu makan menurun, dan nyeri pada abdomen (ulu hati),
bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat, berat badan menurun minimal 10% dibawah
rentang ideal (IMT : 17,36 (kurus)
1. SLKI : Status Nutrisi (L.03030)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka status nutrisi membaik
dengan kriteria hasil :
a. Porsi makanan yang dihabiskan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
b. Nyeri abdomen Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
c. Berat badan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
d. Indeks Massa Tubuh (IMT) Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
e. Frekuensi makan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
f. Bising usus Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
g. Membran mukosa Meningkat / Menurun / Membaik pada 4

2. SLKI : Berat Badan (L.03018)


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka berat badan membaik
dengan kriteria hasil :
a. Berat badan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
b. Indeks massa tubuh Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
3. SLKI : Nafsu Makan (L.03024)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka nafsu makan
meningkat dengan kriteria hasil :
a. Keinginan makan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
b. Asupan makanan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
c. Asupan cairan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
d. Asupan nutrisi Meningkat / Menurun / Membaik pada 4

4. SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka tingkat nyeri
meningkat dengan kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
b. Muntah Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
c. Mual Meningkat / Menurun / Membaik pada 4
d. Nafsu makan Meningkat / Menurun / Membaik pada 4

Keterangan : Espektasi silahkan disesuaikan dengan Masalah Keperawatan yang


diangkat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. L


UMUR : 40 Tahun
NO. REGISTER : -
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis 1. Manajemen Nutrisi (I.03119)
(keengganan untuk makan) d.d pasien Observasi Observasi
mengeluh nafsu makan menurun, dan - Identifikasi status nutrisi - Mengetahui status nutrisi pasien
nyeri pada abdomen (ulu hati), bising - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient - Memenuhi kebutuhan kalori dan jenis nutrien sesuai
usus hiperaktif, membran mukosa dengan kondisi pasien
pucat, berat badan menurun minimal - Monitor asupan makanan - Memantau asupan makanan pasien
10% dibawah rentang ideal (IMT : - Monitor berat badan - Memantau berat badan pasien
17,36 (kurus) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium - Memantau hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah - Mencegah konstipasi dan memenuhi kebutuhan nutrisi
konstipasi pada pasien
- Berikan suplemen makanan, jika perlu - Meningkatkan nafsu makan pasien
Edukasi Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu - Memudahkan dalam proses pencernaan
- Ajarkan diet yang diprogramkan - Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan program diet
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah - Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi pasien

2. Promosi Berat Badan (I.03136) Observasi


Observasi - Mengetahui faktor yang menyebabkan BB pasien
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB berkurang berkurang
- Memantau adanya mual dan muntah pada pasien
- Monitor adanya mual dan muntah - Memantau berat badan pasien
- Monitor berat badan Terapeutik
Terapeutik - Memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat sesuai dengan
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien kondisi pasien
(mis. makanan dengan tekstur halus, makanan yang
diblender, makanan cair yang diberikan melalui NGT
atau gastrostomi, total parenteral nutrition sesuai Edukasi
indikasi) - Menginformasikan kepada pasien dan keluarga terkait
- Berikan suplemen, jika perlu jenis makanan yang bergizi tinggi namun tetap
Edukasi terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
- Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun - Menginformasikan kepada pasien dan keluarga terkait
tetap terjangkau peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan dalam
pemenuhan nutrisi pasien
- Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
Observasi
- Mengetahui faktor yang mempengaruhi asupan gizi
3. Pemantauan Nutrisi pasien
Observasi
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
(mis. pengetahuan, ketersediaan makanan,
agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, - Mengetahui perubahan berat badan pada pasien
gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau - Mengetahui pola makan pasien
pascaoperasi)
- Identifikasi perubahan berat badan
- Identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan - Memantau mual dan muntah yang terjadi pada pasien
makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu- - Memantau hasil laboratorium
buru)
- Monitor mual dan muntah
- Monitor hasil laboratorium (mis. kadar kolesterol, Terapeutik
albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin, - Memantau berat badan pasien
hematokrit, dan elektrolit darah) - Mengetahui antropometrik komposisi tubuh pasien
Terapeutik (Indeks Massa Tubuh)
- Timbang berat badan
- Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. indeks - Mengetahui perubahan berat badan pasien
massa tubuh, pengukuran pinggang, dan ukuran lipatan - Mengatur waktu pemantauan yang sesuai dengan
kulit) kondisi pasien
- Hitung perubahan berat badan - Mencatat setiap hasil pemantauan yang dilakukan
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi Edukasi
pasien - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga terkait tujuan
- Dokumentasikan hasil pemantauan dan prosedur pemantauan yang dilakukan
Edukasi - Menginformasikan kepada pasien dan keluarga terkait
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan hasil pemantauan yang telah dilakukan

- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu


TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. L


UMUR : 40 Tahun
NO.REGISTER : -
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. 1 30 Mei 2020 Mhs. Miel
07.45 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien

08.00 2. Memonitor berat badan pasien

08.15 3. Memonitor mual dan muntah pada pasien

08.30 4. Memantau status nutrisi pasien

08.45 5. Memantau nyeri abdomen pada pasien

09.00 6. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan


jenis nutrien

09.30 7. Mengganti cairan infus

10.00 8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi


untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

11.00 9. Mendokumentasikan setiap hasil


pemantauan dan respon klien

2. 1 31 Mei 2020 Mhs. Miel


07.00 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
07.15 2. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien

07.30 3. Memonitor mual dan muntah pasien

07.45 4. Memantau nyeri abdomen pada pasien

08.00 5. Memonitor berat badan pasien

08.15 6. Memberikan suplemen makanan untuk


meningkatkan nafsu makan pasien

09.15 7. Memberikan makanan sesuai dengan


kebutuhan kalori dan nutrisi pasien

10.15 8. Menginformasikan kepada pasien dan


keluarga terkait hasil pemantauan yang
sudah dilakukan

10.45 9. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga


terkait peningkatan kalori yang dibutuhkan

11.15 10. Mendokumentasikan setiap hasil


pemantauan dan respon pasien

3. 1 01 Juni 2020 Mhs. Miel


07.15 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga

07.30 2. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien

07.45 3. Memantau perubahan berat badan pasien

08.00 4. Memonitor mual dan muntah pada pasien


08.15 5. Memantau nyeri abdomen pada pasien

08.30 6. Mengganti cairan infus pasien

08.45 7. Memberikan suplemen makanan untuk


meningkatkan nafsu makan pasien

09.15 8. Memberikan makanan tinggi serat untuk


mencegah konstipasi pada pasien

10.00 9. Menginformasikan kepada pasien dan


keluarga terkait hasil pemantauan yang
sudah dilakukan

10.30 10. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga


terkait jenis makanan yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau

11.00 11. Mendokumentasikan hasil pemantauan


dan respon pasien
EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. L


UMUR : 40 Tahun
NO.REGISTER : -
NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. 1 30 Mei 2020 S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan Mhs. Miel
(nafsu makan menurun), nyeri pada ulu hati,
mual dan muntah.

O:
- Membran mukosa pasien tampak pucat
- Bising usus hiperaktif
- Berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal (IMT : 17,36 )
- Suhu Tubuh : 36,1oC
- Denyut Nadi : 80x / mnt
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
- Pernafasan : 20x / menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2. 1 31 Mei 2020 S : Pasien mengatakan masih merasa mual, Mhs. Miel


nafsu makan sedikit membaik, nyeri ulu hati
berkurang

O:
- Pasien menghabiskan setengah porsi
makan
- Membran mukosa pasien masih tampak
pucat
- Bising usus hiperaktif
- Suhu Tubuh : 36oC
- Denyut Nadi : 82x / mnt
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Pernafasan : 20x / menit
- TT / TB : 168cm / 49kg

A : Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

3. 1 01 Juni 2020 S : Pasien mengatakan mual berkurang, nafsu Mhs. Miel


makan membaik, dan nyeri ulu hati berkurang

O:
- Pasien menghabiskan satu porsi makan
- Membran mukosa pasien membaik
(sedikit pucat)
- Bising usus hiperaktif
- Suhu Tubuh : 36,5oC
- Denyut Nadi : 82x / mnt
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Pernafasan : 20x / menit
- TT / TB : 168cm / 50kg
-
A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai