Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIV


BERDASARKAN STUDI KASUS

OLEH
MAESI PRASETYA SASABELA
NIM : 01.2.18.00661

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
2

STIKES RS BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA : MAESI PRASETYA SASABELA


NIM : 01.2.18.00661
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIV BERDASARKAN STUDI KASUS

Kediri, 16 Februari 2021


Dosen Pembimbing

Desi Natalia T.I, S. Kep., Ns, M. Kep


3

BUKTI ACC
4

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1.Konsep Dasar
A. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan
infeksi dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan.
Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat
perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan
normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana
HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS,
maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang
ditimbulkan.(Fitriana, 2020)
HIV AIDS yakni sebagai penyakit global yang sedag diupayakan
pemecahannya oleh berbagai lembaga kesehatan dan penelitian di dunia (Farida,
2019)
AIDS atau Acquired Immuonodeficiency Syndrome, merupakan kondisi
yang disebabkan oleh infeksi HIV stadium akhir, dimana penderitanya
mengalami berbagai infeksi oportunistik atau kanker akibat penurunan
daya tahan tubuh yang dikarenakan infeksi virus HIV (Zuljasri, 2018)
B. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan
disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang
diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5

5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
6

C. Patofisiologi : Menyerang T Limfosit,


sel saraf, makrofag,
Virus HIV Merusak seluler monosit, limfosit B Immunocompromise

HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen

Reaksi psikologis Organ target

Manifestasi oral Manifestasi saraf Gastrointestinal Respiratori Dermatologi Sensori

Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis Disfungsi Penyakit Infek Gatal, sepsis, Gangguan
demensia biliari anorektal si nyeri penglihatan
dan
pendengaran
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat

Gangguan rasa nyaman :

Gangguan rasa nyaman :

Tidak efektif pol napas

Gangguan body imageapas


Tidak efektfi bersihan
Gangguan mobilisasi

Gangguan pola BAB


Aktivitas intolerans

Cairan berkurang

Nutrisi inadekuat

jalan napas
hipertermi

Gangguan sensori
nyeri

nyeri
7

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin

1.2.Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian.
1. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan
obat-obat.
2. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
3. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat
malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit
tidur.
4. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
5. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
hilang interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang
memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
6. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser
pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
7. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan ,
kaku kuduk, kejang, paraplegia.
8. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
9. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
10. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif.
8

11. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning.
12. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
13. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.

B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola
hidup yang beresiko.
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,
adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi
zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan
yang orang dicintai.
9

C. Diagnosa Keperawatan.

Termoregulasi Tidak Efektif D.0149


Definisi : Kegagagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Gejala dan Tanda Mayor Penyebab
 Subjektif 1. Stimulasi pusat
-Tidak tersedia mempertahankan suhu tubuh
 Obyektif dalam rentang normal
1. Kulit dingin/hangat 2. Fluktuasi suhu lingkungan
2. Menggigil 3. Proses penyakit
3. Suhu tubuh fluktuatif 4. Proses penuaan
5. Dehidrasi
Gejala dan Tanda Minor 6. Ketidaksesuaian pakaian untuk
 Subjektif suhu lingkungan
-Tidak tersedia 7. Peningkatan kebutuhan oksigen

 Objektif 8. Perubahan laju metabolism

1. Piloereksi <3detik 9. Suhu lingkungan ekstrem

2. Tekanan darah meningkat 10. Ketidakadekuatan suplai lemak

3. Pucat subkutan

4. Frekuensi napas meiningkat 11. Berat badan ekstrem

5. Takikardia 12. Efek agen farmakologis

6. Kejang Kondisi Klinis Terkait


7. Kulit kemerahan 1. Cedera medulla spinalis

8. Dasar kuku sianotik 2. Infeksi/sepsis


3. Pembedahan
4. Cedera otak akut
5. Trauma
10

SKLI : Termoregulasi L.14134


Definisi : Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Menigkat Menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Konsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokonstriksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis memorata 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku 1 2 3 4 5
sianolik
Hipoksia 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
darah
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
11

Pemantauan Cairan (1.03121)


Definisi : Mengumpulkan dan menganilisis data terkait pengaturan keseimbangan cairan
 Tindakan Observasi  Tindakan Terapeutik
1. Monitor frekuensi dan kekuatan 1. Atur interval waktu pemantauan
nadi sesuai dengan kondisi pasien
2. Monitor frekuensi napas 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah, warna dan berar
jenis urin
8. Monitor kadar albumin dan protein
total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum
10. Monitor intake dan output cairan
11. Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia
12. Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia
13. Identiikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan

 Tindakan Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
12

Nyeri Akut D.0077


Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Gejala dan Tanda Mayor Penyebab
 Subjektif 1. Agen pencedera fisiologis (mis.
1. Mengeluh nyeri inflamasi, iskemia, neoplasma)
 Obyektif 2. Agen pencedera kimiawi (mis.
1. Tampak menangis terbakar, bahan kimia intan)
2. Bersikap protektif 3. Agen pencedera fisik (mis.
3. Gelisah abses,
4. Frekuensi nadi meningkat Amputasi, terbakar, terpotong,
5. Sulit tidur mengangkat berat, prosedur
Gejala dan Tanda Minor operasi, trauma, latihan fisik
 Subjektif berlebihan)
- Tidak tersedia Kondisi Klinis Terkait

 Objektif 1. Kondisi pembedahan

1. Tekanan darah meningkat 2. Cedera traumatis

2. Pola nafas berubag 3. Infeksi

3. Nafsu makan berkurang 4. Sindrom koroner akut

4. Proses berpikir terganggu 5. Glaukoma

5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
13

SKLI : Tingkat Nyeri


L.08066
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosioanal yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
hingga berat dan konstan.
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaskan
aktivitas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap proktektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri 1 2 3 4 5
sendiri
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaaan depresi 1 2 3 4 5
Perasaan takut 1 2 3 4 5
mengalami cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus teraba 1 2 3 4 5
membulat
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Manajemen Nyeri (1.08238)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat badan dan konstan
 Tindakan Observasi  Tindakan Terapeutik
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Berikan teknik nonfarmakologis
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas untuk mengurangi rasa nyeri
nyeri 2. Kontrol lingkungan yang
2. Identifikasi skala nyeri memperberat rasa nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Identifikasi faktor yang memperberat 4. Pertimbangkan jenis dan sumber
dan memperingan nyeri nyeri dalam pemilihan strategi
5. Identifikasi pengetahuan dan meredakan nyeri
keyaninan tentang nyeri
6. Idenifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri  Tindakan Kolaborasi
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada Kolaborasi pemberian analgetik bila
kualitas hidup perlu
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan
analgesic

 Tindakan Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgestik
secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
15
Defisi Nutrisi D.0019
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Gejala dan Tanda Mayor Penyebab
 Subjektif 1. Ketidakmampuan mapuan
- Tidak tersedia menelan makanan.
 Obyektif 2. Ketidakmampuan mencerna
1. Berat badan menurun makanan
minimal 10% dibawah 3. Ketidakmampuan mengabsorbsi
rentang ideal nutrient.
Gejala dan Tanda Minor 4. Peningkatan kebutuhan
 Subjektif metabolism.
1. Cepat kenyang setelah makan 5. Faktor ekonomi
2. Keram atau nyeri abdomen 6. Faktor psikologis
3. Nafsu makan menurun Kondisi Klinis Terkait

 Objektif 1. Stroke

1. Bising usus hiperaktif 2. Parkinson

2. Otot pengunyah lemah 3. Mobius syndrome

3. Otot menelan lemah 4. Cereble palsy

4. Membrane mukosa pucat 5. Cleft lip

5. Sariawan 6. Cleft palate

6. Serum albumin turun 7. Amyotropic lateral sclerosis

7. Rambut rontok berlebihan 8. Kerusakan neuromuscular

8. Diare 9. Luka bakar


10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosiskistik

SKLI : Status Nutrisi L.03030


Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspetasi : Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makanan 1 2 3 4 5
yang dihabiskan
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
16
penguyah
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan untuk
meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
makanan yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
minuman yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang standart
asupan nutrisi yang
tepat
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
makanan yang
aman
Manajemen Nutrisi (1.03119)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
 Tindakan Observasi  Tindakan Terapeutik
1. Identifikasi status nutrisi 1. Lakukan oral hygiene sebelum
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makan jika perlu
makanan 2. Fasilitasi menentukan pedomat diet
3. Identifikasi makanan disukai 3. Sajikan makanan secara menarik
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan dan suhu yang sesuai
jenis nutrient 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
5. Identifikasi perlunya penggunaan mencegah konstipasi
selang nasogastric 5. Berikan makanan tinggi kalori dan
6. Monitor asupan makanan tinggi protein
7. Monitor berat badan 6. Berikan suplemen makanan jika
8. Monitor hasil pemeriksaan perlu
labortorium 7. Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogatrik jjjika asupan
17
 Tindakan Edukasi oral dapat ditoleransi
1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Anjurkan diet yang diprogamkan  Tindakan Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan jika
perlu
18
DAFTAR PUSTAKA

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year Book, Toronto.

Christine L. Mudge-Grout, 2012, Immunologic Disorders, Mosby Year Book, St. Louis.

Rampengan dan Laurentz, 2012, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua, EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 2014, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.

Lyke, Merchant Evelyn, 2016, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B.
Lippincott Company, London.

Phipps, Wilma. et al, 2015, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition,
Mosby Year Book, Toronto

Doengoes, Marilynn, dkk, 2013, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S,
EGC, Jakarta
19
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : Maesi Prasetya SasaBela


NIM : 01.2.18.00661
RUANG : Ruang teratai
TANGGAL : 25 Januari 2021

1. BIODATA :
Nama : Tn. H
No.Reg : 497630
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Padang Panjang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal MRS : 25 Mei 2018
Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2018
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : HIV

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan badan terasa panas dan demam, pasien mengatakan nafsu makanya menurun
mual dan muntah setiap kali makan.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien masuk dari ruang bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar ke ruang interne pria pada tanggal
5 mei 2018, dengan keluahan pasien mengatakan BAB 3x/hari dan berwarna kehitaman, pasien
mengatakan badan terasa lemas. Pasien mengatakan badan terasa panas, pasien mengeluh
demam suhu 38°C.Pasien mengeluh nafsu makanya menurun mual dan muntah setiap kali makan.

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Istri pasien mengatakan pasien pernah dirawat ± 6 bulan yang lalu dengan penyakit batu
empedu di RS Padang Panjang

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan yang sama seperti yang
dialami pasien saat ini, pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan lain seperti,
HT (-), DM (-).

Genogram :

6. RIWAYAT PSIKO SOSIAL DAN SPIRITUAL


Pasien mengatakan semua anggota keluarga memeberikan rasa amana pada pasien,terutama
istrinya yang selalu mendampinginya baik saat sehat maupun saat sakit seperti sekarang ini.
Keyakinan beribadah Pasien mengatakan pada saat ia sehat ia selalu mengerjakan shalat 5
waktu, tapi pada waktu sakit ia tidak dapat melakukan shalat 5 waktu.
20

7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan
dan seksual ).
N Activity Sebelum Sakit Sesudah Sakit
o Daily
Living
(ADL)
1 Pemenuh Makan/Minum Makan/Minum
. an Jumlah : Jumlah :
kebutuha Jenis : Jenis :
n Nutrisi 1) Nasi : 1 (porsi) 1) Nasi : 1/2 (porsi)
dan 2) Lauk : ada/tidak, nabati/hewani 2) Lauk : ada/tidak, nabati/hewani
Cairan 3) Sayur : ada/tidak 3) Sayur : ada/tidak
4) Minum : 800 cc/hari 4) Minum : - cc/hari
Pantangan : Pantangan :
Tidak ada pantangan
Tidak ada pantangan
Kesulitan Makan/Minum :
Kesulitan Makan/Minum : Merasa mual dan muntah
Tidak ada kesulitan
Usaha Mengatasi Kesulitan :
Usaha mengatasi kesulitan : Belum ada
Tidak ada

2 Pola BAK :5-6 x/hari BAK : 4-6 x/hari


. Eliminasi Jumlah : 500-700 cc Jumlah : 500-600 cc

BAB : 1-2 kali BAB :1-2 kali


Konsistensi : lembek Konsistensi : lembek berwarna coklat

Masalah dan cara mengatasi: Masalah dan cara mengatasi:


Tidak ada permasalahan Belum ada

3 Pola Siang : 1 jam Siang : 1 jam


. istirahat
Tidur Sore : - jam Sore : 1 jam

Malam : 5-6 jam


Malam : 7-8 jam
Gangguan Tidur :
Gangguan Tidur : Tidur terganggu dikarenakan nyeri perut
Tidak ada gangguan yang terjadi

Penggunaan Obat Tidur : Penggunaan Obat Tidur :


Tidak ada
Tidak menggunakan obat

4 Personal Frekuensi Mandi : 2 x/hari Frekuensi Mandi : 1 x/hari


. Hygiene
(Kebersih
an Diri)
Frekuensi mencuci rambut : 2X Frekuensi mencuci rambut :
21
N Activity Sebelum Sakit Sesudah Sakit
o Daily
Living
(ADL)
setiap minggu Jarang

Frekuensi gosok gigi : Frekuensi gosok gigi :


Pagi dan sore
Pagi
Keadaan Kuku :
Keadaan Kuku : Tampak bersih
Tampak bersih
Ganti Baju :
Ganti Baju :
Setelah mandi
Selalu setelah mandi

5 Aktivitas Aktivitas rutin : Aktivitas rutin :


. Lain Aktivitas rutin sore dan pagi sambil Beristirahat di tempat tidur
minum kopi

Aktivitas yang dilakukan pada Aktivitas yang dilakukan pada waktu


waktu luang : luang :
Melihat TV Tidak ada

8. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM PASIEN

Pasien tampak lemas, kulit pasien teraba panas, muka tampak merah dan lidah kotor

9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 37,8 ºC
Denyut Nadi : 75x/menit
Tekanan Darah : 90/70mmHg
Pernafasan : 18x/menit
TT / TB : 52 Kg, 168 cm

10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Inspeksi : Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. H didapatkan bentuk kepala bulat, tidak ada
lesi, rambut warna putih abuh-abuh, mata simetris tidak ada lesi konjungtiva merah muda
sklera berwana kuning, tidak menggunakan kaca mata dan tidak ada tanda-tanda peradangan,
telinga simetris, hidung tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada polip, tenggorokan dan mulut,
gigi sudah banyak yang dicabut, gusi warna merah muda, lidah bersih dan ada peradangan
pada tenggorokan, leher tidak ada lesi, dan masa, tidak ada pembesaraan kelenjar limfe pada
leher, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroit,

Palpasi :tidak tertadap nyeri tekan dibagian kepala, tidak terapa benjolan maupun penonjolan
tulang, tidak teraba pembesaran kelenjar limfa di leher, dan tidak adapembesaran kelenjar
tiroid.

B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :


Inspeksi : Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. H didapatkan tidak ada keluhan, keadaan
kulit baik utuh, tugor elastis tidak ada lesih dan udem, kulit terlihat keriput dan berwarna
22
sawo matang dan tidak ada petechie, pada kuku tampak bersih tidak ada kelainan maupun
penumbuhan tulang maupun kerusakan kuku, tidak tampak kebiruan dikuku.
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, turgor kulit elastis, tidak ada kelainan pada darrah kuku,
crt 2 detik.

C. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak ( Bila diperlukan ):


Tidak Terkaji

D. Pemeriksaan Dada /Thorak


Inspeksi Thorax : pasien tidak mempunyai keluhan, pasien bernapas spontan, bentuk dada
simetris, tidak ada masa dan lesi, payudarah simetris, irama napas teratur, tidak ada
pengunaan otot bantu napas, data kiri dan dada kanan tampak simetris , saat bernapasan dada
kanan dan dada kiri tampak mengembang bersamaan , tidak tampak jejas maupun luka bekas
trauma tumpul, pada dada tidak tampak benjolan maupun bekas kehitaman, dan tidak terlika
luka terbuka, saat bernapas tidak ada otot bantu napas, RR 18x/menit

Paru :
Palpasi: palpasi pada dada tidak teraba benjolan maupun ketidaknormalan pada tulang
thorak, tidak terdapat nyeri tekan pada dada, pengembangan dada saat inspirasi dan
pengembangan dada saat ekspirasi simetris dan tidak ada gangguan.

Perkusi Paru : batas paru atas didaerah supraskapularis (seluas 3-4 jari dipundak) batas
bawah setinggi vertebra torakal X di garis skapula, batas kiri pada ICS VII –VIII dan batas
paru kanan ICS IV-V, suara perkusi resonan atau paru paru normal, tidak ada suara perkusi
tambahan seperti hipersonan maupun dullness.

Auskultasi : suara auskultasi pada torak vesikuler dan tidak ada suara tambahan seperti rales,
ronkhi, maupun wheezing. Suara auskultasi vesikuler pada semua lapang paru, suara
bronchial pada trakea bawah leher dan suara bronco vesikuler pada daerah percabangan pada
bronkus trakea.

E. Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi dan palpasi: tidak tampak pulserasi pada jantung, tidak tampak pembekakan yang
tampak dari luar yang menandakan adanya ketidak nornalan pada bentuk jantung, dan tidak
tampak ictus cordis, saat dilakukan palpasi jantung tidak terapa pulserasi pada ICS V sinistes,
teraba ictus cordis karena denyutan dinding thorax pada ICS V midclavikula sinister, tidak
ada tanda-tanda sianosis, CRT 2 detik, tidak ada edema dibagian tangan dan kaki, nadi apical
teraba, vena jugularis teraba.

Perkusi : batas jantung pada ICS II area aorta pada sebelah kanan dan pulmonal pada sebelah
kiri), ICS V mid sternalis kiri (pada area katup trikuspid atau ventrikel kanan) ICS V mid
jantung atas pada ICS II mid sternalis, kiri : ICS V midclavikula kiri, Bawah : ICS V dan
batas kanan pada ICS IV midsternalis kanan

Auskultasi : Auskultasi bunyi jantung I pada ICS V garis midsternalis kiri, bunyi jantung I
pada ICS V pada garis midklavikula kiri, sedangkan bunyi jantugn II pad ICS II garis
sternalis kanan dan ICS II garis sternalis kiri. Tidak ada suara jantung tambahan seperti
murmur maupun galop.

F. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen flat, tidak simetris kiri dan kanan, lebih tinggi bagian kanan.

terdapat luka post laparatomy di abdomen pasien pada region kanan bawah dengan jumlah

jahitan 8 (P= ±10 cm, L= ±1,5 cm ). Dan terdapat 1 luka (diameter= ±1 cm )bekas drain
23
yang terletak di region kanan bawah dan sudah tidak terpasang drain tetapi mengeluarkan

pus cair yang mengalir. A. bising usus 15x/m, irama regular.

P. tidak teraba penonjolan, NT( + ) di kedalaman 3 inci, NL( + ) , danhepar tidak teraba.

P. timpani di semua kuadran

G. Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya ( bila diperlukan ):

Genetalis :pasien mengatakan bahwa pasien sudah mengalami masa menopause, dan tidak
terdapat tanda tanda infeksi maupun kelainan pada genetalia

Anus :tidak terdapat pembesaran hemoroid, tidak ada luka, tidak ada pembengkakan.

H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. A.S didapatkan bagian persedian terasa kesemutan dan
keram-keram. Kekuatan otot ekstremitas atas 5 ekstremitas bawah 5, tidak ada nyeri otot
5 5
5 5
0=paralisis total
1=tidak ada gerakan, terba / terlihat kontraksi otot
2=gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi
4=gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5= gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh

1) Pemeriksaan Neurologi :

Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu kesdaran normal sadar penuh dan dapat menjawab
semua pertanyaan tentang sekelilingnya dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara spontan
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor. Tidak ada riwayat kejang dan kelumpuhan.
kordinasi gerak dapat dijangkau seluruhnya

2) Pemeriksaan Status Mental :

Emosi pasien tampak kurang baik, pasien merasa takut dan cemas dengan keadaanya. Pasien
tidak memiliki riwayat gangguan mental, pasien merasa cemas.

11. Pemeriksaan Penunjang Medis


Tanggal :
No Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interprestasi hasil
1 Kalium 4,56 3,5 – 5,5 Meningkat
2 Natrium 130,6 135 – 147 Meningkat
3 Klorida 107,2 100 – 106 Meningkat
4 6,4 - P: 13,0 – 16,0 W: Menurun
HGB 12,0 – 14,0

5 2,51 P: 4,5 – 5,5 W: 4,0 Menurun


RBC – 5,0

6 HCT 19,8 - P: 40,0 – 48,0 W : Menurun


37,0 – 43,0

7 MCV 78,9 10.8-14.4 Meningkat


8 MCH 25,5 26.4-37.6 Meningkat
24

12. Pelaksanaan / Therapi :


1) Oral PCT 3x1 obat yang dapat meredakan nyeri dan menurunkan demam. Obat ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu oral dan infus.
2) Kotrimoksazol 1x1 Untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti bronchitis,otitis
media dan dan infeksi saluran kemih, selain itu juga dapat digunakan untuk menangani dan mencegah
pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya tahan tubuh menurun, seperti
penderita
3) Albumin 3x1 Fungsinya sama dengan protein alami yang diproduksi tubuh.

13. Harapan Klien / Keluarga sehubungan dengan penyakitnya :


Pasien berharap agar cepat sembuh dan segera pulang utnuk berkumpul dengan kelaurganya lagi

Kediri , 26 Januari 2021


Tanda Tangan Mahasiswa,

(Maesi Prasetya SasaBela)


25
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO. REGISTER : 491193

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (P)

Ds :
Pasien mengatakan badan terasa panas Proses Penyakit Termoregulasi Tidak
dan mengeluh deman Efektif

Do:
Hb: 6.4(g/dL)
Alb 2.6 (g/dL)
Td 90/60 mmHg,
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
Kulit pasien teraba panas

Ds:
pasien mengatakan nafsu makanya Ketidak mampuan mencerna Deficit Nutrisi
menurun mual dan muntah setiap kali makanan
makan.
Do:
Pasien tampak menghabiskan
makananya 1/2 porsi
Pasien tampak tidak nafsu makan
TTV
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
26

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO. REGISTER : 491193

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1. 26 Mei 2018 Termoregulasi Tidak Efektif 26 Mei 2018
berhubungan dengan Proses
penyakit yang ditandai dengan
Pasien mengatakan badan terasa
panas dan mengeluh demam
Hb: 6.4(g/dL)
Alb 2.6 (g/dL)
Td 90/60 mmHg,
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
Kulit pasien teraba panas

2. 26 Mei 2018 Deficit nutrisi berhubungan dengan 26 Mei 2018


Ketidak mampuan mencerna
makanan yang dintadai dengan
pasien mengatakan nafsu makanya
menurun mual dan muntah setiap
kali makan. Pasien tampak
menghabiskan makananya 1/2 porsi
Pasien tampak tidak nafsu makan
TTV
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
27
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO. REGISTER :

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Termoregulasi Tidak Efektif D.0149


1. SLKI : Termogulasi L.14134
a. Kulit merah 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
b. Menggigil 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
c. Suhu tubuh 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
d. Pucat 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
e. Tekanan darah 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Defisit nutrisi D.0055

1. SLKI : Status nutrisi L. 05045


a. Prosi makan yang dihabiskan 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
b. Kekuatan otot pengunyah 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
c. Kekuatan otot menelan 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
d. Pengetahuan ttg makanan sehat 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
e. Sikap terhadap makanan 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
f. Perasaan cepat kenyang 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
g. Nyeri abdomen 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
h. Diare 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
i. Berat badan 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
j. IMT 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
k. Frekuensi makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
l. Nafsu makan 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
m.Bisisng usus 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
28
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO. REGISTER :

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


(SIKI)
1. Termoregulasi Tidak Efektif Pemantauan Cairan (1.03121) 1. Untuk mengetahui frekuensi dan
berhubungan dengan Proses penyakit yang ditandai dengan
Pasien mengatakan badan terasa panas dan mengeluh demam
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi kekuatan nadi
Hb: 6.4(g/dL) 2. Monitor frekuensi napas 2. Untuk mengetahui frekuensi napas
Alb 2.6 (g/dL)
Td 90/60 mmHg, 3. Monitor tekanan darah 3. Untuk mengetahui tekanan darah
N :78x/m, RR: 24x/m 4. Monitor berat badan 4. Untuk mengetahui berat badan
Suhu tubuh pasien 38°C
Kulit pasien teraba panas 5. Monitor waktu pengisian kapiler 5. Untuk mengetahui waktu pengisian
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit kapiler
7. Monitor jumlah, warna dan berar jenis 6. Untuk mengetahui elastisitas atau turgor
urin kulit
8. Monitor kadar albumin dan protein total 7. Mengetahui jumlah, warna dan berar
9. Monitor hasil pemeriksaan serum jenis urin
10. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 8. Mengetahui kadar albumin dan protein
29
11. Informasikan hasil pemantauan jika perlu total
9. Mengetahui hasil pemeriksaan serum
10. Agar tahu tujuan dan prosedur
pemantauan
11. Mengetahui Informasi hasil pemantauan
jika perlu

2. Deficit nutrisi berhubungan dengan Ketidak mampuan Manajement nutrisi


mencerna makanan yang dintadai dengan pasien mengatakan 1.03119
nafsu makanya menurun mual dan muntah setiap kali makan. Observasi 1. Mengidentifikasi nutrisi
Pasien tampak menghabiskan makananya 1/2 porsi 1. identifiasi status nutrisi 2. untuk mengetahui pemenuhan nnutrisi
Pasien tampak tidak nafsu makan 2. monitor asupan makanan pada pasien apakah sudah memenuhi
TTV 3. monitor berat badan kebutuhan
N :78x/m, RR: 24x/m 4. identifikasi makanan yang disukai 3. Berat badan sebagai indikator
Suhu tubuh pasien 38°C
Terapeutik pemenuhan nutrisi yang tercukupi
1. berikan makanan tinggi kalori dan tinggi 4. Untuk memberikan nutrisi sesuai
protein kebutuhan
2. fasilitasi menentukan pedoman diet 5. Digunakan sebagai pengaturan diet yang
3. sajikan makanan secara menarik tepat
Edukasi 6. Meningkatkan ketertarikan pada pasien
1. anjurkan posisi duduk untuk makan
2. ajarkan diet yang diprogramkan 7. Menungkatkan kenyamanan saat makan
3. anjurkan makan sedikit tapi sering 8. Memebrikan edukasi untuk progam diet
kolaborasi yang tepat
1. kolaborasi dengan ahli gizi untuk 9. Memberikan kecukupan makanan pada
30
menentukan jumlah kalori dan jenis pasien
nutrien 10. Berkolaborasi dalam memenuhi
kecukupan gizi pasien agar terpenuhi
31
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. Memonitor frekuensi dan kekuatan
1. 1. 25 Januari 2021
nadi
2. Memoonitor frekuensi napas
08.00
3. Memonitor tekanan darah
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor waktu pengisian kapiler
6. Memonitor elastisitas atau turgor kulit
09.00
7. Memonitor jumlah, warna dan berar
jenis urin
8. Memonitor kadar albumin dan protein
total
11.00
9. Memonitor hasil pemeriksaan serum
10. menjelaskan tujuan dan prosedur
11.15
pemantauan
11. mengnformasikan hasil pemantauan
jika perlu

2. 2. 25 Januari 2021
1. mengidentifikasi status nutrisi
09.15 2. memonitor asupan makanan
3. memonitor berat badan
10.00 4. mengidentifikasi makanan yang
disukai
5. memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
11.00 6. memfasilitasi menentukan pedoman
diet
7. menyajikan makanan secara menarik
12.00
8. menganjurkan posisi duduk
32
9. mengajarkan diet yang diprogramkan
10. menganjurkan makan sedikit tapi
sering
11. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien
33
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. 1. 26 Januari 2021
1. Memonitor frekuensi dan kekuatan
08.30
nadi
2. Memonitor frekuensi napas
09.15
3. Memonitor tekanan darah
09.30
4. Memonitor berat badan
10.00
5. Memonitor elastisitas atau turgor kulit

2. 2. 26 Januari 2021
1. memonitor asupan makanan
09.20
2. memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
10.15 3. memfasilitasi menentukan pedoman
diet
10.30 4. menganjurkan posisi duduk
5. menganjurkan makan sedikit tapi
sering
11.00
6. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien
34
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO.REGISTER :
NO NO. TANGGAL/ EVALUASI
DX JAM
1. 1. 25 Januari S: Pasien mengatakan badan terasa panas dan mengeluh demam
2021 O:
12.00  Hb: 6.4(g/dL)
 Alb 2.6 (g/dL)
 Td 90/60 mmHg,
 N :78x/m, RR: 24x/m
 Suhu tubuh pasien 38°C
 Kulit pasien teraba panas

A: masalah HIV belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan
1. memonitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Memoonitor frekuensi napas
3. Memonitor tekanan darah
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor waktu pengisian kapiler
6. Memonitor elastisi
2. 2. 25 Januari
2021
14.00 S: pasien mengatakan nafsu makanya menurun mual dan muntah setiap
kali makan.

O:
 Pasien tampak menghabiskan makananya 1/2 porsi
 Pasien tampak tidak nafsu makan
TTV
 N :78x/m, RR: 24x/m
 Suhu tubuh pasien 38°C

A: masalah HIV belum teratasi Sebagian

P: intervensi dilanjutkan
1. Memonitor berat badan
2. Memonitor porsi makan yang dihabiskan
3. Memberika makan sedikit tapi sering
35

CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Tn. H


UMUR : 39 tahun
NO.REGISTER :

NO NO. TANGGAL/ EVALUASI


DX JAM
1. 1. 25 Januari S: Pasien mengatakan badan sudah tidak terasa panas dan
2021 sudah tidak demam
12.00 O:
 Hb: 6.4(g/dL)
 Alb 2.6 (g/dL)
 Td 110/80 mmHg,
 N :80x/m, RR: 20x/m
 Suhu tubuh pasien 36,8°C
 Kulit pasien teraba dingin

A: masalah HIV teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan
7. memonitor frekuensi dan kekuatan nadi
8. Memoonitor frekuensi napas
9. Memonitor tekanan darah
10. Memonitor berat badan
11. Memonitor waktu pengisian kapiler
2. 2. 25 Januari 12. Memonitor elastisi
2021
14.00
S: pasien mengatakan nafsu makanya sedikit meningkat,
dan mual muntah sudah berkurang

O:
 Pasien tampak menghabiskan makananya 1 porsi
 Pasien tampak nafsu makan meningkat
TTV
 N :80x/m, RR: 20x/m
 Suhu tubuh pasien 36,8°C

A: masalah HIV teratasi Sebagian

P: intervensi dilanjutkan
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor porsi makan yang dihabiskan
36

6. Memberika makan sedikit tapi sering


37

SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI PADA HIV

Pokok bahasan : Nutrisi Pada Pasien HIV


Tempat : Ruang perawatan RSUD Dr. Achmad Mochtar
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Januari 2021
Sasaran : Pasien HIV dan Keluarga
Penyuluh : Maesi Prasetya Sasabela

1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, Klien dapat mengerti dan
memahami pemenuhan nutrisi pada kondisi HIV AIDS.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit Klien dapat :
- Menyebutkan kembali arti dari pola menu seimbang
- Menjelaskan kembali tujuan diit TKTP dengan baik dan benar
- Menyebutkan pembagian makanan tambahan sesuai diit TKTP
- Menyebutkan makanan yang harus diberikan dan dihindarkan

2. Metode
Ceramah, diskusi

3. Media
Leaflet

4. Kegiatan Penyuluhan
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Pembukaan1. Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
38

menit mengucapkan salam kepada


sasaran
2.
Menyampaikan topik dan Mendengarkan penyuluh
tujuan penkes kepada sasaran menyampaikan topik
dan tujuan.

Kontrak waktu untuk


3. Menyetujui kesepakatan
kesepakatan pelaksanaan waktu pelaksanaan
penkes dengan sasaran penkes
1. Menjelaskan materi 1. Menyampaikan
penyuluhan kepada sasaran pengetahuannya
dengan menggunakan leaflet tentang materi
3. penyuluhan
10 Kegiatan
2.
menit inti
2. Mendengarkan penyuluh
menyampaikan materi

3.
1. Memberikan pertanyaan
1. Menjawab pertanyaan
kepada sasaran tentang materi
yang sudah disampaikan
penyuluh 2. Mendengarkan
5 Evaluasi/2. Menyimpulkan materi
menit penutup penyuluhan yang telah
disampaikan kepada sasaran 3.
3. Menutup acara dan Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam serta menutup acara dan
terima kasih kepada sasaran. menjawab salam

4. Evaluasi
a. Sebutkan pengertian pengertian menu seimbang dengan baik dan benar
b. Sebutkan arti dari pola menu seimbang
c. Jelaskan tujuan diit TKTP dengan baik dan benar
39

d. Sebutkan pembagian makanan tambahan sesuai diit TKTP


e. Sebutkan makanan yang harus diberikan dan dihindarkan
40

MATERI PENYULUHAN
DIIT TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN (TKTP) PADA KLIEN HIV AIDS

1. Pengertian HIV
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Diit untuk pasien HIV
Diit yang baik untuk pasien HIV adalah diit TKTP. Diet Tinggi Kalori Tinggi
Protein (TKTP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi
kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta
mudah dicerna.

Asuhan Gizi pada ODHA ( orang dengan HIV / AIDS )

Keb. Kalori : 2000 – 3000 kkal /hr


Protein : 1,5 – 2 gr/kg BB/hr
( Makan Pokok 3 x /hr + selingan 3x/hr )

Tujuan diet :

1. Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh.


2. Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan kebutuhan.
3. Mencapai & mempertahankan berat badan normal
4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan
5. Mengatasi gejala diare, mual & muntah
6. Menjaga Interaksi obat & makanan agar penyerapan obat lebih optimal

3. Keamanan makanan & minuman


41

Untuk mengurangi kontaminasi bhn makanan & minuman, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Untuk makanan & minuman kaleng sebelum dibuka periksa kemasan kaleng
& tanggal kedaluarsa.
b. Hindari konsumsi daging, ikan, telur, ayam & unggas lainnya dalam keadaan
mentah / setengah matang.
c. Hindari mengkonsumsi sayuran mentah / lalapan
d. Mencuci sayur & buah dengan air bersih & mengalir
e. Hindari susu & produk susu yang tidak dipasteurisasi
f. Sebaiknya memanaskan makanan sebelum dimakan
g. Hindari makanan yang sudah berjamur / basi
h. Sebaiknya pisahkan makanan yang belum dimasak dengan makanan yang
sudah dimasak.
i. Selalu cuci tangan sebelum & sesudah menyentuh makanan.
j. Selalu minum air masak
k. Memakai air panas & sabun untuk membersihkan semua alat dapur
l. Hindari makan makanan jajanan

4. Syarat diet
Syarat diet pada orang dengan HIV:
1. Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
2. Mengkonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan nabati
seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produk olahannya
3. Banyak makanan sayuran dan buah-buahan secara teratur, terutama sayuran
dan buah-buahan berwarna yang kaya vitamin A (beta-karoten), zat besi
4. Minum susu setiap hari
5. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)
6. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
7. Bila Odha mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan jadwal minum obat di mana ada obat yang diberikan saat lambung
kosong, pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-sama dengan
makanan
8. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah
mual)
42

9. Menghindari rokok, kafein dan alkohol.

Syarat diet pada pasien AIDS:

1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25% dari kebutuhan minimum dianjurkan


2. Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
3. Disesuaikan dengan syarat diet dengan penyakit infeksi yang menyertainya
4. Mengkonsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna
5. Sayuran dan buah-buahan dalam bentuk jus
6. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan sudah dipasteurisasi;
jika tidak dapat menerima susu sapi, dapat diganti dengan susu kedelai
7. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)
8. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
9. Bila Odha mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan jadwal minum obat di mana ada obat yang diberikan saat lambung
kosong, pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-sama dengan
makanan
10. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah
mual)
11. Rendah serat, makanan lunak/cair, jika ada gangguan saluran pencernaan
12. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare
13. Menghindari rokok, kafein dan alkohol
14. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit yang menyertai (TB, diare,
sarkoma, oral kandidiasis)
15. Jika oral tidak bisa, berikan dalam bentuk enteral dan parenteral secara aman
(Naso Gastric Tube = NGT) atau intravena (IV)

5. Bahan makanan Indonesia yang dianjurkan dikonsumsi Odha


Berbagai bahan makanan yang banyak didpatakan di Indonesia seperti tempe,
kelapa, wortel, kembang kol, sayuran dan kacang-kacangan, dapat diberikan
dalam penatalaksanaan gizi pada Odha.
a. Tempe atau produknya mengandung protein dan Vitamin B12 untuk
mencukupi kebutuhan Odha dan mengandung bakterisida yang dapat
mengobati dan mencegah diare.
43

b. Kelapa dan produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak sekaligus sebagai


sumber energi karena mengandung MCT (medium chain trigliseride) yang
mudah diserap dan tidak menyebabkan diare. MCT merupakan enersi yang
dapat digunakan untuk pembentukan sel.
c. Wortel mengadung beta-karoten yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh juga sebagai bahan pembentuk CD4. Vitamin E bersama
dengan vitamin C dan beta-karoten berfungsi sebagai antiradikal bebas.
Seperti diketahui akibat perusakan oleh HIV pada sel-sel maka tubuh
menghasilkan radikal bebas
d. Kembang kol, tinggi kandungan Zn, Fe, Mn, Se untuk mengatasi dan
mencegah defisiensi zat gizi mikro dan untuk pembentukan CD4
e. Sayuran hijau dan kacang-kacangan, mengandung vitamin neurotropik B1,
B6, B12 dan zat gizi mikro yang berguna untuk pembentukan CD4 dan
pencegahan anemia
f. Buah alpukat mengandung lemak yang tinggi, dapat dikonsumsi sebagai
makanan tambahan. Lemak tersebut dalam bentuk MUFA (mono unsaturated
fatty acid) 63% berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menurunkan LDL. Di
samping itu juga mengandung glutathion tinggi untuk menghambat replikasi
HIV.

Referensi :
1. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan bagi Odha: Bukuk
pedoman untuk petugas kesehatan dan petugas lainnya, diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pemberantasa Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan,
Departemen Kesehatan RI, 2003, halaman 108-117.
2. Spritia Yayasan, http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1019
3. Hatake Hipeteki, http://macrofag.blogspot.co.id/2013/03/sap-diet-tinggi-kalori-dan-
protein.html
4. Persahabatan
http://rsuppersahabatan.co.id/index.php/read/7/259/penatalaksanaan-diet-pada-
pasien-hiv---aids
44

STIKES RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI


HE/PENYULUHAN DENGAN KASUS MEDIS : NUTRISI PADA PASIEN HIV
a. HE untuk diagnosa keperawatan : Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan Mencerna Makanan
b. Sub Pokok Bahasan : Nutrisi Pada Pasien HIV
c. Sasaran Penyuluhan : Pasien dan Keluarga
d. Hari/Tanggal : 26 januari 2021
e. Tempat : Ruang perawatan RSUD Dr. Achmad Mochtar

No Tujuan Rincian Materi AVA Evaluasi


Umum Khusus
1. Setelah dilakukan 1. Menyebutkan kembali 1. Pengertian : Leaflet
penyuluhan. Pasien dan arti dari Diet TKTP Diet yang baik bagi pasien HIV
keluarga mampu mengerti 2. Menjelaskan kembali adalah diet Tinggi Kalori Tinggi
dan memahami tujuan diet TKTP Protein (TKTP). Diet ini
pemenuhan nutrisi pada dengan baik dan benar merupakan diet yang
kondisi HIV AIDS. 3. Menyebutkan syarat memberikan makanan
diet TKTP secukupnya untuk memenuhi
4. Menyebutkan makanan kebutuhan kalori dan protein
yang dianjurkan untuk yang bertambah guna mencegah
dikonsumsi dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh atau guna
menambah berat badan hingga
mencapai normal.

2. Tujuan Diet TKTP :

a. Meningkatkan status gizi &


daya tahan tubuh.
45

b. Memberi asupan zat gizi


makro & mikro sesuai
dengan kebutuhan.
c. Mencapai &
mempertahankan berat badan
normal
d. Mencegah penurunan berat
badan yang berlebihan
e. Mengatasi gejala diare, mual
& muntah
f. Menjaga Interaksi obat &
makanan agar penyerapan
obat lebih optimal

3. Syarat diet TKTP :

a. Kebutuhan zat gizi dihitung


sesuai dengan kebutuhan
individu
b. Mengkonsumsi protein yang
berkualitas dari sumber
hewani dan nabati seperti
daging, telur, ayam, ikan,
kacang-kacangan dan produk
olahannya
c. Banyak makanan sayuran dan
buah-buahan secara teratur,
terutama sayuran dan buah-
buahan berwarna yang kaya
46

vitamin A (beta-karoten), zat


besi
d. Minum susu setiap hari
e. Menghindari makanan yang
diawetkan dan makanan yang
beragi (tape, brem)
f. Makanan bersih bebas dari
pestisida dan zat-zat kimia
g. Bila Odha mendapatkan obat
antiretroviral, pemberian
makanan disesuaikan dengan
jadwal minum obat di mana
ada obat yang diberikan saat
lambung kosong, pada saat
lambung harus penuh, atau
diberikan bersama-sama
dengan makanan

4. Bahan makanan yang


dianjurkan:

Berbagai bahan makanan


yang banyak didpatakan di
Indonesia seperti tempe, kelapa,
wortel, kembang kol, sayuran
dan kacang-kacangan, dapat
diberikan dalam
penatalaksanaan gizi pada
47

Odha.

Kediri, 25 januari 2021

Mengetahui, Mahasiswa
Dosen Pembimbing

Desi Natalia T.I , S. Kep., Ns., M. Kep Maesi Prasetya Sasabela


48
49

Anda mungkin juga menyukai