OLEH
MAESI PRASETYA SASABELA
NIM : 01.2.18.00661
BUKTI ACC
4
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.Konsep Dasar
A. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan
infeksi dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan.
Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat
perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan
normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana
HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS,
maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang
ditimbulkan.(Fitriana, 2020)
HIV AIDS yakni sebagai penyakit global yang sedag diupayakan
pemecahannya oleh berbagai lembaga kesehatan dan penelitian di dunia (Farida,
2019)
AIDS atau Acquired Immuonodeficiency Syndrome, merupakan kondisi
yang disebabkan oleh infeksi HIV stadium akhir, dimana penderitanya
mengalami berbagai infeksi oportunistik atau kanker akibat penurunan
daya tahan tubuh yang dikarenakan infeksi virus HIV (Zuljasri, 2018)
B. Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan
disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang
diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
6
HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen
Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis Disfungsi Penyakit Infek Gatal, sepsis, Gangguan
demensia biliari anorektal si nyeri penglihatan
dan
pendengaran
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
jalan napas
hipertermi
Gangguan sensori
nyeri
nyeri
7
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
1.2.Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian.
1. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan
obat-obat.
2. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
3. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat
malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit
tidur.
4. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan pola hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
5. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
hilang interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang
memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
6. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser
pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
7. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan ,
kaku kuduk, kejang, paraplegia.
8. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
9. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
10. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif.
8
11. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning.
12. Gu : lesi atau eksudat pada genital,
13. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola
hidup yang beresiko.
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV,
adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi
zat gizi.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan
yang orang dicintai.
9
C. Diagnosa Keperawatan.
3. Pucat subkutan
Tindakan Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
12
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
13
Tindakan Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgestik
secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
15
Defisi Nutrisi D.0019
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Gejala dan Tanda Mayor Penyebab
Subjektif 1. Ketidakmampuan mapuan
- Tidak tersedia menelan makanan.
Obyektif 2. Ketidakmampuan mencerna
1. Berat badan menurun makanan
minimal 10% dibawah 3. Ketidakmampuan mengabsorbsi
rentang ideal nutrient.
Gejala dan Tanda Minor 4. Peningkatan kebutuhan
Subjektif metabolism.
1. Cepat kenyang setelah makan 5. Faktor ekonomi
2. Keram atau nyeri abdomen 6. Faktor psikologis
3. Nafsu makan menurun Kondisi Klinis Terkait
Objektif 1. Stroke
Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year Book, Toronto.
Christine L. Mudge-Grout, 2012, Immunologic Disorders, Mosby Year Book, St. Louis.
Rampengan dan Laurentz, 2012, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua, EGC, Jakarta.
Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 2014, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
Lyke, Merchant Evelyn, 2016, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B.
Lippincott Company, London.
Phipps, Wilma. et al, 2015, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition,
Mosby Year Book, Toronto
Doengoes, Marilynn, dkk, 2013, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S,
EGC, Jakarta
19
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. BIODATA :
Nama : Tn. H
No.Reg : 497630
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Padang Panjang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal MRS : 25 Mei 2018
Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2018
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : HIV
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan badan terasa panas dan demam, pasien mengatakan nafsu makanya menurun
mual dan muntah setiap kali makan.
Genogram :
7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan
dan seksual ).
N Activity Sebelum Sakit Sesudah Sakit
o Daily
Living
(ADL)
1 Pemenuh Makan/Minum Makan/Minum
. an Jumlah : Jumlah :
kebutuha Jenis : Jenis :
n Nutrisi 1) Nasi : 1 (porsi) 1) Nasi : 1/2 (porsi)
dan 2) Lauk : ada/tidak, nabati/hewani 2) Lauk : ada/tidak, nabati/hewani
Cairan 3) Sayur : ada/tidak 3) Sayur : ada/tidak
4) Minum : 800 cc/hari 4) Minum : - cc/hari
Pantangan : Pantangan :
Tidak ada pantangan
Tidak ada pantangan
Kesulitan Makan/Minum :
Kesulitan Makan/Minum : Merasa mual dan muntah
Tidak ada kesulitan
Usaha Mengatasi Kesulitan :
Usaha mengatasi kesulitan : Belum ada
Tidak ada
Pasien tampak lemas, kulit pasien teraba panas, muka tampak merah dan lidah kotor
9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 37,8 ºC
Denyut Nadi : 75x/menit
Tekanan Darah : 90/70mmHg
Pernafasan : 18x/menit
TT / TB : 52 Kg, 168 cm
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Inspeksi : Pemeriksaan yang dilakukan pada Tn. H didapatkan bentuk kepala bulat, tidak ada
lesi, rambut warna putih abuh-abuh, mata simetris tidak ada lesi konjungtiva merah muda
sklera berwana kuning, tidak menggunakan kaca mata dan tidak ada tanda-tanda peradangan,
telinga simetris, hidung tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada polip, tenggorokan dan mulut,
gigi sudah banyak yang dicabut, gusi warna merah muda, lidah bersih dan ada peradangan
pada tenggorokan, leher tidak ada lesi, dan masa, tidak ada pembesaraan kelenjar limfe pada
leher, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroit,
Palpasi :tidak tertadap nyeri tekan dibagian kepala, tidak terapa benjolan maupun penonjolan
tulang, tidak teraba pembesaran kelenjar limfa di leher, dan tidak adapembesaran kelenjar
tiroid.
Paru :
Palpasi: palpasi pada dada tidak teraba benjolan maupun ketidaknormalan pada tulang
thorak, tidak terdapat nyeri tekan pada dada, pengembangan dada saat inspirasi dan
pengembangan dada saat ekspirasi simetris dan tidak ada gangguan.
Perkusi Paru : batas paru atas didaerah supraskapularis (seluas 3-4 jari dipundak) batas
bawah setinggi vertebra torakal X di garis skapula, batas kiri pada ICS VII –VIII dan batas
paru kanan ICS IV-V, suara perkusi resonan atau paru paru normal, tidak ada suara perkusi
tambahan seperti hipersonan maupun dullness.
Auskultasi : suara auskultasi pada torak vesikuler dan tidak ada suara tambahan seperti rales,
ronkhi, maupun wheezing. Suara auskultasi vesikuler pada semua lapang paru, suara
bronchial pada trakea bawah leher dan suara bronco vesikuler pada daerah percabangan pada
bronkus trakea.
E. Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi dan palpasi: tidak tampak pulserasi pada jantung, tidak tampak pembekakan yang
tampak dari luar yang menandakan adanya ketidak nornalan pada bentuk jantung, dan tidak
tampak ictus cordis, saat dilakukan palpasi jantung tidak terapa pulserasi pada ICS V sinistes,
teraba ictus cordis karena denyutan dinding thorax pada ICS V midclavikula sinister, tidak
ada tanda-tanda sianosis, CRT 2 detik, tidak ada edema dibagian tangan dan kaki, nadi apical
teraba, vena jugularis teraba.
Perkusi : batas jantung pada ICS II area aorta pada sebelah kanan dan pulmonal pada sebelah
kiri), ICS V mid sternalis kiri (pada area katup trikuspid atau ventrikel kanan) ICS V mid
jantung atas pada ICS II mid sternalis, kiri : ICS V midclavikula kiri, Bawah : ICS V dan
batas kanan pada ICS IV midsternalis kanan
Auskultasi : Auskultasi bunyi jantung I pada ICS V garis midsternalis kiri, bunyi jantung I
pada ICS V pada garis midklavikula kiri, sedangkan bunyi jantugn II pad ICS II garis
sternalis kanan dan ICS II garis sternalis kiri. Tidak ada suara jantung tambahan seperti
murmur maupun galop.
F. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen flat, tidak simetris kiri dan kanan, lebih tinggi bagian kanan.
terdapat luka post laparatomy di abdomen pasien pada region kanan bawah dengan jumlah
jahitan 8 (P= ±10 cm, L= ±1,5 cm ). Dan terdapat 1 luka (diameter= ±1 cm )bekas drain
23
yang terletak di region kanan bawah dan sudah tidak terpasang drain tetapi mengeluarkan
P. tidak teraba penonjolan, NT( + ) di kedalaman 3 inci, NL( + ) , danhepar tidak teraba.
Genetalis :pasien mengatakan bahwa pasien sudah mengalami masa menopause, dan tidak
terdapat tanda tanda infeksi maupun kelainan pada genetalia
Anus :tidak terdapat pembesaran hemoroid, tidak ada luka, tidak ada pembengkakan.
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. A.S didapatkan bagian persedian terasa kesemutan dan
keram-keram. Kekuatan otot ekstremitas atas 5 ekstremitas bawah 5, tidak ada nyeri otot
5 5
5 5
0=paralisis total
1=tidak ada gerakan, terba / terlihat kontraksi otot
2=gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi
4=gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5= gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
1) Pemeriksaan Neurologi :
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu kesdaran normal sadar penuh dan dapat menjawab
semua pertanyaan tentang sekelilingnya dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara spontan
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor. Tidak ada riwayat kejang dan kelumpuhan.
kordinasi gerak dapat dijangkau seluruhnya
Emosi pasien tampak kurang baik, pasien merasa takut dan cemas dengan keadaanya. Pasien
tidak memiliki riwayat gangguan mental, pasien merasa cemas.
Ds :
Pasien mengatakan badan terasa panas Proses Penyakit Termoregulasi Tidak
dan mengeluh deman Efektif
Do:
Hb: 6.4(g/dL)
Alb 2.6 (g/dL)
Td 90/60 mmHg,
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
Kulit pasien teraba panas
Ds:
pasien mengatakan nafsu makanya Ketidak mampuan mencerna Deficit Nutrisi
menurun mual dan muntah setiap kali makanan
makan.
Do:
Pasien tampak menghabiskan
makananya 1/2 porsi
Pasien tampak tidak nafsu makan
TTV
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
26
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. 2. 25 Januari 2021
1. mengidentifikasi status nutrisi
09.15 2. memonitor asupan makanan
3. memonitor berat badan
10.00 4. mengidentifikasi makanan yang
disukai
5. memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
11.00 6. memfasilitasi menentukan pedoman
diet
7. menyajikan makanan secara menarik
12.00
8. menganjurkan posisi duduk
32
9. mengajarkan diet yang diprogramkan
10. menganjurkan makan sedikit tapi
sering
11. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien
33
TINDAKAN KEPERAWATAN
2. 2. 26 Januari 2021
1. memonitor asupan makanan
09.20
2. memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
10.15 3. memfasilitasi menentukan pedoman
diet
10.30 4. menganjurkan posisi duduk
5. menganjurkan makan sedikit tapi
sering
11.00
6. berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien
34
CATATAN PERKEMBANGAN
P: intervensi dilanjutkan
1. memonitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Memoonitor frekuensi napas
3. Memonitor tekanan darah
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor waktu pengisian kapiler
6. Memonitor elastisi
2. 2. 25 Januari
2021
14.00 S: pasien mengatakan nafsu makanya menurun mual dan muntah setiap
kali makan.
O:
Pasien tampak menghabiskan makananya 1/2 porsi
Pasien tampak tidak nafsu makan
TTV
N :78x/m, RR: 24x/m
Suhu tubuh pasien 38°C
P: intervensi dilanjutkan
1. Memonitor berat badan
2. Memonitor porsi makan yang dihabiskan
3. Memberika makan sedikit tapi sering
35
CATATAN PERKEMBANGAN
P: intervensi dilanjutkan
7. memonitor frekuensi dan kekuatan nadi
8. Memoonitor frekuensi napas
9. Memonitor tekanan darah
10. Memonitor berat badan
11. Memonitor waktu pengisian kapiler
2. 2. 25 Januari 12. Memonitor elastisi
2021
14.00
S: pasien mengatakan nafsu makanya sedikit meningkat,
dan mual muntah sudah berkurang
O:
Pasien tampak menghabiskan makananya 1 porsi
Pasien tampak nafsu makan meningkat
TTV
N :80x/m, RR: 20x/m
Suhu tubuh pasien 36,8°C
P: intervensi dilanjutkan
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor porsi makan yang dihabiskan
36
SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI PADA HIV
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, Klien dapat mengerti dan
memahami pemenuhan nutrisi pada kondisi HIV AIDS.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit Klien dapat :
- Menyebutkan kembali arti dari pola menu seimbang
- Menjelaskan kembali tujuan diit TKTP dengan baik dan benar
- Menyebutkan pembagian makanan tambahan sesuai diit TKTP
- Menyebutkan makanan yang harus diberikan dan dihindarkan
2. Metode
Ceramah, diskusi
3. Media
Leaflet
4. Kegiatan Penyuluhan
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Pembukaan1. Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
38
3.
1. Memberikan pertanyaan
1. Menjawab pertanyaan
kepada sasaran tentang materi
yang sudah disampaikan
penyuluh 2. Mendengarkan
5 Evaluasi/2. Menyimpulkan materi
menit penutup penyuluhan yang telah
disampaikan kepada sasaran 3.
3. Menutup acara dan Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam serta menutup acara dan
terima kasih kepada sasaran. menjawab salam
4. Evaluasi
a. Sebutkan pengertian pengertian menu seimbang dengan baik dan benar
b. Sebutkan arti dari pola menu seimbang
c. Jelaskan tujuan diit TKTP dengan baik dan benar
39
MATERI PENYULUHAN
DIIT TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN (TKTP) PADA KLIEN HIV AIDS
1. Pengertian HIV
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Diit untuk pasien HIV
Diit yang baik untuk pasien HIV adalah diit TKTP. Diet Tinggi Kalori Tinggi
Protein (TKTP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi
kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta
mudah dicerna.
Tujuan diet :
Untuk mengurangi kontaminasi bhn makanan & minuman, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Untuk makanan & minuman kaleng sebelum dibuka periksa kemasan kaleng
& tanggal kedaluarsa.
b. Hindari konsumsi daging, ikan, telur, ayam & unggas lainnya dalam keadaan
mentah / setengah matang.
c. Hindari mengkonsumsi sayuran mentah / lalapan
d. Mencuci sayur & buah dengan air bersih & mengalir
e. Hindari susu & produk susu yang tidak dipasteurisasi
f. Sebaiknya memanaskan makanan sebelum dimakan
g. Hindari makanan yang sudah berjamur / basi
h. Sebaiknya pisahkan makanan yang belum dimasak dengan makanan yang
sudah dimasak.
i. Selalu cuci tangan sebelum & sesudah menyentuh makanan.
j. Selalu minum air masak
k. Memakai air panas & sabun untuk membersihkan semua alat dapur
l. Hindari makan makanan jajanan
4. Syarat diet
Syarat diet pada orang dengan HIV:
1. Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
2. Mengkonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan nabati
seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produk olahannya
3. Banyak makanan sayuran dan buah-buahan secara teratur, terutama sayuran
dan buah-buahan berwarna yang kaya vitamin A (beta-karoten), zat besi
4. Minum susu setiap hari
5. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)
6. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
7. Bila Odha mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan jadwal minum obat di mana ada obat yang diberikan saat lambung
kosong, pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-sama dengan
makanan
8. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah
mual)
42
Referensi :
1. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan bagi Odha: Bukuk
pedoman untuk petugas kesehatan dan petugas lainnya, diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pemberantasa Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan,
Departemen Kesehatan RI, 2003, halaman 108-117.
2. Spritia Yayasan, http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1019
3. Hatake Hipeteki, http://macrofag.blogspot.co.id/2013/03/sap-diet-tinggi-kalori-dan-
protein.html
4. Persahabatan
http://rsuppersahabatan.co.id/index.php/read/7/259/penatalaksanaan-diet-pada-
pasien-hiv---aids
44
Odha.
Mengetahui, Mahasiswa
Dosen Pembimbing