Anda di halaman 1dari 21

UPTD PUSKESMAS SELASARI

MITOS
KESEHATAN
dr. Fitri Suci Nurrahman
MITOS
MITOS Adalah suatu cerita
atau prasangka dalam suatu daerah atau
kebudayaan yang berasal dari masa
lampau dan belum tentu kebenarannya,
namun mitos telah beredar dari generasi
ke generasi dan tersebar melalui
daerahnya masing-masing.
Kenapa Banyak Mitos Berkembang?

Mitos masih banyak ditemukan di Indonesia sesuai dengan adat-istiadat daerahnya.

Tidak sedikit mitos-mitos yang telah beredar di kalangan masyarakat dan membuat orang
mudah percaya karena minimnya pengetahuan akan kesehatan. Parahnya lagi, fakta tentang
kesehatan malah jarang yang dipercaya oleh masyarakat.

Lingkungan sosial budaya tidak saja mempengaruhi status kesehatan, Tetapi juga mempengaruhi
Perilaku Kesehatan. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat, kebudayaan atau kultur
dapat membentuk kebiasaan dan respon terhadap kesehatan dan penyakit dalam masyarakat
(Kresno, 2010; Nugraheni et al, 2018).
Cara Membedakan Mitos dan
Fakta
Membedakan mitos dengan fakta
adalah hal yang krusial,
Terutama untuk membuat pilihan yang sehat.
Orang Indonesia terbiasa dengan istilah
Penyakit panas dalam atau masuk angin.
Faktanya, kedua jenis penyakit tersebut tidak
ada dalam dunia medis. 
Berikut adalah Mitos dan Fakta Tentang
Penyakit yang sering dialami oleh Masyarakat
Umum :
1. PANAS DALAM
Mitos Panas dalam  adalah gangguan tubuh
yang terjadi akibat makan gorengan, kepanasan, atau
minum es.

Fakta Dalam istilah Kedokteran, istilah penyakit


panas dalam tidak pernah ada. Kondisi ini dalam medis
diartikan sebagai serangkaian gejala yang menyerang
mulut, tenggorokan, dan sistem pencernaan. Selain itu,
sebutan 'panas dalam' diduga muncul karena gejalanya
yang sebabkan timbul rasa panas di dalam tubuh.
2. MASUK ANGIN
Mitos Masuk Angin

Fakta Masuk angin tidak ada dalam istilah


kedokteran. Gangguan yang dimaksud dengan
masuk angin itu adalah berbagai gangguan yang
timbul dengan gejala sakit kepala, mual, muntah dan
nyeri perut
Bagi orang Indonesia, Kerokan adalah terapi pengobatan
alternatif untuk meringankan gejala masuk angin.
Nyatanya, Metode Menggosok dan Menekan bagian
Permukaan Tubuh akan menyebabkan Nyeri pada kulit

Warna pada kulit pun merupakan pertanda


pembuluh darah halus (kapiler) di bawah
permukaan kulit pecah. Inilah hal yang
sebetulnya membahayakan, sebab saat
pembuluh darah tersebut pecah,

Maka bisa menjadi sarang kuman dan Menyebabkan


infeksi lokal atau kondisi yang lebih berat karena
terbawa aliran pembuluh darah ke seluruh tubuh.
3. MANDI MALAM BISA
TERKENA PENYAKIT RHEMATIK

Mitos Beberapa orang amat yakin bahwa mandi malam


 bisa menjadi menyebabkan terkena penyakit rematik.

Fakta Penyakit Rematik adalah Penyakit Autoimun


yang menyebabkan peradangan sendi. Hal ini ditandai dengan
gejala seperti bengkak di bagian sendi, nyeri sendi, hingga
kekakuan sendi.
3. MANDI MALAM BISA
Lanjutan….
TERKENA PENYAKIT RHEMATIK
Jadi,Kondisi autoimun seperti penyakit Rematik Tidak
serta merta disebabkan oleh kebiasaan mandi malam.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
penyakit autoimun, salah satunya faktor genetik.

Hanya saja, bagi Anda yang memiliki Rematik,


malam dengan air dingin bisa memicu keluhan
nyeri. Sebaiknya Mandi gunakan air hangat
apabila harus mandi di malam hari.
4. Makan Telur Bikin Bisulan
Mitos Kalimat seperti, “Awas, jangan makan
telur banyak-banyak, nanti bisulan!”

Fakta Pada dasarnya telur merupakan makanan


bergizi yang mengandung protein, omega-3, vitamin,
hingga antioksidan. 

Bisul atau dalam medis dikenal sebagai furunkel


merupakan infeksi folikel rambut yang
disebabkan oleh bakteri seperti 
Staphylococcus aureus.
MITOS TENTANG COVID-19
Yang Beredar di Masyarakat
Umum
COVID-19
SARS-CoV-2 memiliki genom RNA sense positif untai tunggal linier  4
protein struktural [spike (S), envelope (E), membran (M), dan
nukleokapsid (N)]

Tidak ada obat antivirus atau vaksin khusus untuk melawan SARS-CoV-2
yang baru muncul saat ini

Pengembangan vaksin menjadi sangat penting untuk


menekan pandemi dan mencegah wabah virus baru

Gao Q, Bao L, Mao H, Wang L, Xu K, Yang M, et al. Development of an inactivated vaccine candidate for SARS-CoV-2. Science 2020;369(6499):1−9.
WHO. Vaccine fact book 2012: WHO; 2012;1−109.
VAKSIN COVID-19
DEFINISI
VAKSIN
TUJUAN PROSES
Upaya untuk Merangsang Antigen yang
menimbulkan / pembentukan zat diberikan dibuat
meningkatkan sedemikian rupa
kekebalan seseorang
anti penyakit sehingga tidak
secara aktif dengan sehingga tubuh menimbulkan sakit,
tindakan pemberian diharapkan akan akan tetapi mampu
zat antigen dengan kebal terhadap merangsang sel
sengaja penyakit tersebut limfosit untuk
menghasilkan
atau hanya sakit antibodi
ringan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta. 2017;1−162.
Olarn P AT, Usa T. Principle of vaccination in general aspect of vaccination. Dalam: 8th Asian Congress of Pediatric Infectious Diseases
2018. Vaccine. 2018.
Vaksin yang dikembangkan saat ini mencapai 139,

• Berlomba
• 26 diantaranya telah memasuki tahap evaluasi klinis,
• 6 masuk fase 3, tahap akhir : uji klinis tahap 3

• Sinovac :
• fase 1,2 : di beijing
• Fase 3 : Indonesia,Brasil, Inda, Banglades,Turki
PERKEMBANGAN VAKSIN COVID
Beberapa instansi peneliti yang telah melakukan penelitian dan didanai oleh organisasi
pemerintah maupun swasta di berbagai negara

Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI)


Moderna, BioNTech, Imperial College London, InoVio, AstraZeneca, Merck

Pengembang vaksin COVID-19 berdasarkan jenis dan lokasi

Le TT, Andreadakis Z, Kumar A, Román RG, Tollefsen S, Saville M, et al. The COVID-19 vaccine development landscape. Nat Rev Drug Discov 2020;19(5):305−6.
Bulan April 2020

78 konfirm aktif dan 37


Vaksin COVID-19 ada tidak terkonfirmasi
115 kandidat vaksin (perkembangan status tidak
dapat dijelaskan).

Umumnya vaksin
berkembang 
mRNA-1273 dari 73 berada pada tahap
Moderna, Ad5- nCoV preklinis atau eksploratory.
dari CanSino Pipeline kandidat vaksin COVID-19 menurut
Biologicals dll platform teknologi14

Le TT, Andreadakis Z, Kumar A, Román RG, Tollefsen S, Saville M, et al. The COVID-19 vaccine development landscape. Nat Rev Drug
Discov 2020;19(5):305−6
Dewasa sehat usia 18–59 tahun

Kriteria Peserta menerima penjelasan


dan menandatangani Surat
Inklusi Persetujuan setelah Penjelasan
(informed consent).

Peserta menyetujui mengikuti


aturan dan jadwal uji klinis.
 Target rekrutmen: 1620 subjek dalam 14 minggu
 6 Site rekrutmen di Kota Bandung, 4 di antaranya Puskesmas
 Mengapa Puskesmas?
• Sudah berpengalaman sebagai partner dalam uji klinik
• Warga di sekitar puskesmas familiar dengan uji klinik, merasakan
manfaat dari uji klinik, minat tinggi untuk mengikuti uji klinik
• Tim di puskesmas memiliki relasi yang baik dengan warga di sekitar
puskesmas sehingga retensi subjek selama dalam penelitian dapat
terjaga
PERAN AKADEMISI DALAM PENGEMBANGAN VAKSIN UNTUK MENANGANI
COVID-19

Melakukan edukasi Ikut membantu dan


Edukasi masyarakat menyumbangkan ide,
kepada masyarakat
1 Indonesia tentang 2 3
yang masih berpikiran gagasan dalam
Vaksin COVID-19 negatif terhadap pengembangan vaksin
keberadaan vaksin COVID-19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai