Dosen Pembimbing :
Enung Mardiyana., S.Kep., Ns., M.Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 13
terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga
virus HIV. Virus ini menyerang manusia dan tubuh mudah diserang penyakit-penyakit lain yang
menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, dapat berakibat fatal. Selain penyakit infeksi,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan penderita AIDS juga mudah terkena kanker.
infeksi Yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) Dengan demikian, gejala AIDS amat bervariasi.
sistem imun.
3. Klasifikasi 4. Patofisiologi
a. Laboratorium b. Diagnostik
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif
infeksi HIV dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu tes Mansjoer, 2000) adalah :
yang mencari adanya virus tersebutdalam tubuh penderita : 1. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan
Tes untuk diagnosa infeksi HIV kanker yang terkait dengan AIDS.
a) ELISA 2. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan
b) Western blot penularan.
c) P24 antigen test 3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi
d) Kultur HIV oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan
kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.
Tes untuk deteksi gangguan system imun. 4. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot
a) Hematokrit. total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen.
b) LED
c) CD4 limfosit
d) Rasio CD4/CD limfosit
e) Serum mikroglobulin B2
f) Hemoglobulin
6. Pathway
7. Penatalaksanaan Medis
B. Non Medis
A. Medis
Melakukan konseling yang bertujuan untuk :
Apabila terinfeksi Human
1. Memberikan dukungan mental-psikologis
Immunodeficiency Virus (HIV), maka
2. Membantu merekab untuk bisa mengubah
terapinya yaitu (Endah Istiqomah :
perilaku yang tidak berisiko tinggi menjadi
2009) :
perilaku yang tidak berisiko atau kurang
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
berisiko.
2. Terapi AZT (Azidotimidin)
3. Mengingatkan kembali tentang cara hidup
3. Terapi Antiviral Baru
sehat, sehingga bisamempertahankan
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
kondisi tubuh yang baik.
4. mereka untuk menemukan solusi
permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya, antara lain bagaimana
mengutarakan masalah-masalah pribadi
dan sensitif kepada keluarga dan orang
terdekat
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Klien
6. Riwayat Kesehatan
Keluarga
a. Aktifitas Istirahat
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengatakan mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang, progresi,
kelelahan / malaise, perubahan pola tidur.
b. Gejala subyektif
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengatakan Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
c. Psikososial
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengatakan kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
d. Status Mental
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengatakan marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
hilang interest pada lingkungan sekiar, gangguan proses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi
dan delusi.
e. Neurologis
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengalami gangguan reflex pupil, nystagmus, vertigo, ketidak seimbangan,
kaku kuduk, kejang, paraf legia.
f. Muskuloskletal
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengalami focal motor deficit, lemah, tidak mampu melakukan A DL
g. Kardiovaskuler
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengalami Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer,
dizziness.
h. Pernafasan
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengalami Nafas pendek yang progresif, batuk
(sedang – parah), batuk produktif/non produktif, bendungan atau sesak pada dada.
i. Integument
Biasanya pasien dengan penyakit HIV-AIDS mengalami Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek,
petekie positif
Pemeriksaan laboratorium
a. Laboratorium
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu tes
yang mencari adanya virus tersebut dalam tubuh penderita :
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV:
a) ELISA
b) Western blot
c) P24 antigen test
d) Kultur HIV
2) Tes untuk deteksi gangguan system imun.
Hematokrit.
LED
CD4 limfosit
Rasio CD4/CD limfosit
Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
b. Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah
1. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS.
2. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan.
3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa
perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.
4. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan
Rontgen.
Diagnosa Keperawatan
Adapun kemungkinan diagnosa pada pasien HIV-AIDS adalah sebagai berikut :
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan).
(D.0019)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma).
(D.0077)
kehamilan). (D.0057)
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, Jika perlu
Rasional : Mengetahui jumlah kalori dan gizi yang sesuai dengan tubuh klien
Intervesi Keperawatan
Intervesi Keperawatan
(D.0056) Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan toleransi aktivitas - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
menurun dengan kriteria hasil Rasional : mengetahui gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
:
1) Frekuensi nadi - Monitor kelelahan fisik
membaik
Rasional : memantau aktivitas klien yg menyebabkan kelelahan fisik
2) Keluhan lelah menurun - Monitor pola jam tidur
3) Dispnea saat aktivitas Rasional : agar pola tidur klien menjadi benar
menurun
Terapeutik
(L.05047)
- Sediakan lingkungan nyaman rendah stimulus
Rasional : agar membuat klien merasa lebih nyaman
- Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
Rasional : mengetahui respon gerak pada klien
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Rasional : agar membuat klien lebih merasa tenang
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Rasional : agar membuat klien merasa nyaman
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Rasional : agar melatih klien untuk lebih cepat dan tanggap dalam melakukan aktivitas
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Rasional : agar mengurasi rasa lelah pada klien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Rasional : mengetahui kebutuhan gizi pada klien
Intervesi Keperawatan
Intervesi Keperawatan
(D.0142) Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
diharapkan tingkat infeksi menurun - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
dengan kriteria hasil : Rasional : Untuk Mengetahui tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
1) Demam menurun Teraupetik :
2) Bengkak menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
3) Kadar sel darah putih Rasional : Untuk Mengetahui cara yang benar mencuci tangan
membaik - Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
(L.14137) Rasional : Untuk Mengetahui cara mempertahankan teknik aseptik
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Rasional : Untuk Mengetahui tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Rasional : Untuk Mengetahui cara mencuci tangan dengan benar
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar
implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau
dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan
data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan
berikutnya.
Evaluasi Keperawatan
Ari Fahri, 2016, Askep Hiv Aids, scribd.com, diakses pada 22 Februari
2022,https://www.scribd.com/document/337755340/ASKEP-HIV-AIDS-doc