Waktu : 30 menit
C. Sasaran
1. Pengertian HIV/AIDS
3. Pathway HIV/AIDS
4. Penatalaksanaan HIV/AIDS
6. Askep HIV/AIDS
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Power Point
G. Alat
1. Pengeras Suara
2. Infokus
H. Kegiatan
I. Pengorganisasian
A. Pengertian
Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup
Gejala minor :
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang
yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda
dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6
minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam
beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh
sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian
adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa
telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak,
batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya
(Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS
diduga sebagai TBC.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal
karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang
dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan
diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
Penyakit ini di sebabkan oleh golongan virus retro yang di sebut Human
Immunodeficiency Virus.Human Immunodeficiency Virus (HIV) pertama kali di
temukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan di sebut HIV-1. Pada tahun 1986 di
Afrika di temukan lagi retrovirus baru yang di beri nama HIV-2. HIV-2 di anggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan
keduanya di sebut HIV.
D. Pathway
E. Pemeriksaan Penunjang
a. ELISA
b. Western blot
d. Kultur HIV
f. Hematokrit
g. LED
i. Serum mikroglobulin B2
j. Hemoglobin
F. Komplikasi
a) Tuberkulosis (TB).
b) Cytomegalovirus.
c) Candidiasis.
d) Meningitis kriptokokus.
e) Toksoplamosis.
f) Cryptosporidiosis.
a) Sarcoma Kaposi
b) Limfoma.
a) Wasting syndrome
b) Komplikasi neurologis.
c) Penyakit ginjal.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksaan Medis
a. Pengobatan Suporatif
Tujuan :
- Meningkatkan keadaan umum pasien
- Dukungan Pasienikologis
Untuk infeksi :
- Kardidiasis eosofagus
- Tuberculosis
- Toksoplasmosis
- Herpes
- Pcp
- Ansiklovir
- Kotrimoksazol
i. Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau orang
terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk:
1. Memberikan dukungan mental-psikologis
2. Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi
menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.
3. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa mempertahankan
kondisi tubuh yang baik.
4. Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-masalah pribadi dan
sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.
ii. Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan
keluarga, teman dekat atau masyarakat lain. Pendidikan juga diberikan tentang
H. Diagnosis Banding
a. Lesi putih pada perokok
lesi putih dimukosa mulut dapat merupakan gambaran yang khas yang berhubungan
dengancara-cara orang merokok. Pada orang yang merokok mempuanyai bercak-bercak
keratosis yang terlihat pada dorsum lingua. Pada orang yang menggunakan pipa terlihat
hyperkeratosis ini pada palatum durum. Orang yang menghisap ceruptumenunjukan
effek yang maksimum pada gusi.
b. Moniliasis
Disebut juga dengan candidosis, ini di sebabkan karena jamur ragi candida albicans.
Lesi- lesi putih menyerang membrane mukosa mulut dan jaringan epitel dibawahnya.
Dapat juga mengenai tractus gastro intestinalis, tractus repiratorius, vagina, dan kulit.
Pada bayi moniliasis ditandai dengan lesi putih atau kebiruan yang berbecak-becak
dimukosa mulut dan bisa meluas di sekeliling mulut. Bercak ini biasanya tidak sakit dan
sukar di angkat, kalau di angkat akan meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah.
Pada orang dewasa penyakit ini biasanya di sertai dengan adanya infamasi, erythema
atau adanya daerah di badan yang berwarna merah dan sakit. Daerah lesi terdapat di
mana saja dimana saja pada oral mukosa dan sering terdapat di bawah prothesa yang
dipakai.
c. Lupus vulgais
menunjukan adanya bercak-bercak di mulut sebagai akibat dari adanya TBC yang post
primair selain jarang menunjukan ulcus TBC, pada mukosa mulut rejadi bercak putih
yang teratur terdapat di sekeliling luka tersebut.
d.Lichen planus
penyakit yang di sangka sebagai penyakit yang bersifat psikosomatis, sedang sebab
sebenarnya belum di ketahui. Tekanan emosi, keadaan keluarga yang tidak tenang.
Situasi yang tegang dari seseorang dapat menimbulkan penyakit ini.
Lesi putih yang timbul pada lichen planus ini munculnya dioral mukosa, dapat di dahului
dengan bercak-bercak yang ada di kulit atau bisa bersamaan atau mendahului. Lichen
planus harus di bedakan dengan lesi-lesi lain terutama dengan leukoplakia.
Lesi dari lichen planus di kulit terlihat sebagai papula yang jelas, bersudut atau
polygonal, berwarna merah keunguan dan berkilat. Biasanya lesi ini terdapat disekitar
permukaan fleksidari pergelangan tangan, bagian depan lengan, pergelangan kaki, dan
vulva. Sering terdapat disepanjangbekas garutan atau bekas luka kulit.
I. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat
c. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala Subjektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali,
e. Psikososial
f. Status Mental
h. Neurologis
kejang, paraplegia
i. Muskoloskletal
j. Kardiovaskular
k. Pernapasan
l. GI
Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare, inkontinensia,
m. Gu
n. Integument
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola
2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya
malnutrisi, kelelahan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
orang dicintai.
Intervensi
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan Intervensi Rasional
kriteria hasil
Resiko tinggi Pasien akan bebas 1. Monitor tanda-tanda Untuk pengobatan dini
infeksi infeksi oportunistik infeksi baru.
Mencegah pasien
berhubungan dan komplikasinya 2. gunakan teknik terpapar oleh kuman
dengan dengan kriteria tak aseptik pada setiap
patogen yang diperoleh di
imunosupresi, ada tanda-tanda tindakan invasif.
malnutrisi dan infeksi baru, lab Cuci tangan sebelum rumah sakit.
meberikan tindakan.
pola hidup yang tidak ada infeksi
beresiko. oportunis, tanda 3. Anjurkan pasien Mencegah bertambahnya
vital dalam batas metoda mencegah
infeksi
terpapar terhadap
normal, tidak ada
lingkungan yang
luka atau eksudat. patogen.
Meyakinkan diagnosis
4. Kumpulkan
akurat dan pengobatan
spesimen untuk tes
lab sesuai order.
Mempertahankan kadar
5. Atur pemberian darah yang terapeutik
antiinfeksi sesuai
order
Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien Pasien dan keluarga mau
infeksi (kontak ditransmisikan, tim atau orang penting dan memerlukan
pasien) kesehatan lainnya metode informasikan ini
mencegah transmisi
berhubungan memperhatikan
HIV dan kuman
dengan infeksi universal patogen lainnya.
HIV, adanya precautions dengan
2. Gunakan darah dan
infeksi kriteriaa kontak
cairan tubuh
nonopportunisitik pasien dan tim precaution bial Mencegah transimisi
yang dapat kesehatan tidak merawat pasien. infeksi HIV ke orang lain
ditransmisikan. terpapar HIV, tidak Gunakan masker
terinfeksi patogen bila perlu.
lain seperti TBC.
Link : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode
D. Kesimpulan