OLEH :
~ Yulia Aluri Tobing ~ Asri Halawiyah
~ Afrian Mustafa ~ Ayu Br Depari
~ Ahmad Resky ~ Chicha M Togatorop
~ Aprianita Damanik ~ Dedek Afriyani Aswara
~ Desnita Tondang
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan ridho-Nya lah
kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan keperawatan
pada pasien Diabetes mellitus.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada yang telah memberikan
bimbingan serta pengajaran kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan makalah
ini, tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik
serta saran, yang kiranya dapat membangun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang lebih
baik lagi. kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
Pemakalah
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
AIDS ( acquired immune deficiency syndrome) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh human immundeficiency virus ( HIV ). AIDS adalah penyakit infeksi
yang menular.
human immundeficiency ( H I V ) adalah virus yang menumpang hidup dan
merusak sistemimun tubuh. Sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome ( A I D S )
adalah kumpulan gejalapenyakit yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency
Virus ( H I V ), (Brunner&Suddarth; edisi 8).
B. Etiologi
Penyakit ini di sebabkan oleh golongan virus retro yang disebut Human
Immunodeficiency Virus. Human Immunodeficiency Virus (HIV) pertama kali ditemukan
pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retro virus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut
HIV.infeksi transmisi dari HIV dan AIDS terdiri darilima fase yaitu :Periode jendela.
Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah terinfeksi. Tidak ada gejala.a. Fase infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan
gejala flu likes illness.b. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan
gejala tidak ada.c. Supresi imun simtomatik. Di atas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, B menurun,diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.d. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkaninfeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai sistem
tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasukkelompok resiko tinggi adalah :
a. Lelaki homoseksual atau biseks.
b. Orang yang ketagian obat intravena.
c. Partner seks dari penderita AIDS.
d. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
e. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi
C. Manifestasi klinis
Pasien dengan penyakit AIDS mempunyai riwayat tanda dan gejala penyakit.
Pada infeksi H I V primer akut yang lamanya 1 sampai 2 minggu, pasien mulai
merasakan sakit seperti influenza. pada saatfase supresi imun simtomatik ( tiga
tahun ) pasian akan mengalami demam, berkeringat di malamhari, berat badan
menurun, diare, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, danlesi
oral.Pada saat HIV menjadi AIDS ( 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS).
akan terjadi gejala oportunistik yang paling umum adalah pneumocystic carini,
Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk
menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.Infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan
gejalapenyakit biasa seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit
kepala, diare, sakit leher,radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala Diketahui oleh
pemeriksa kadar HumanImmunodeficiency Virus (HIV) dalam darah akan diperoleh
hasil positif.
b. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala pembengkakan
kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.Sejak tanggal 1
januari 1993, masyarakat dengan keadaan indicator AIDS ( kategori C, A3 dan B3)
dianggap menderita Acquired Immune Deficiency.Beberapa klasifikasi tanda klinis
sesorang yang di duga menderita AIDS yaitu :
a. Kategori Klinis A
Kategori ini mecakup satu atau lebih keadaan di bawah ini pada dewasa atau
remaja dengan infeksiHIV yang sudah di pastikan tampa keadaan dalam kategori B
klinis dan C klinis yaitu :
1. Infeksi HIV yang simtomatik
2. Persistent Generalized Limpanodenophaty
3. Infeks primer akut HIV dengan rasa sakit yang menyertai
b. Kategori Klinis B
Contoh - contoh dari keadaan kategori B klinis yaitu :
1. Angiomatosis Baksilaris
2. Vulvavaginal atau Kandidiasis orofaring
3. Gejala konstitusional seperti panas ( 38, 5 C )
4. Diplasia serviks
5. herpes zoster yang meliputi dua kejadian yang berbeda atau terjadi lebih dari
satu dermaton saraf
6. penyakit inflamasi pelvis
c. Kategori Klinis C
contoh contoh dari keadaan kategori Klinis C yaitu
1.kadidiasis bronkus, paru paru atau trakea, esophagus
2. kanker servik inpansif
3. koksidiomikosis diseminata atau ekstra pulmoner
4. kriptokokosis ekstrapulmoner
5. cytomegalovirus
6. Revenitis cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
7. herpes simplek
8. sarkoma kopasi
9. M. Tubercolusis pada tiap lokasi
10. Pneumonia Pneumocystic Cranii
11. Toksoplamosis otak
D. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang
terinfeksi HumanImmunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe,
limpa dan sumsum tulang. HumanImmunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat
pengikatan dengan protein perifer CD 4, denganbagian virus yang bersesuaian yaitu
antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalamrespon imun, maka Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkanreproduksi
dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer
penjamu,dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.Virus HIV dengan
suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan pemograman ulang
materigenetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA. DNA ini akan
disatukankedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi
yang permanen. Enziminilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus
HIV sebagai antigen. Sehinggakeberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel
T4 helper. Kebalikannya, virus HIVyang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper
adalah mengenali antigen yang asing,mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi,
menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksilimfokin, dan mempertahankan tubuh
terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu,mikroorganisme yang
biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untukmenginvasi dan
menyebabkan penyakit yang serius.Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem
imun seluler makin lemah secara progresif. Diikutiberkurangnya fungsi sel B dan makrofag
dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yangterinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala(asimptomatik) selama bertahun-
tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml
darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun
setelahinfeksi.Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster
dan jamur oportunistik )muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya
penyakit baru akan menyebabkan virusberproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang
parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlahsel T4 jatuh dibawah 200 sel
per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes untuk mendiagnosa infeksi HIV , yaitu :
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
F. TERAPI
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat.
b. Integritas ego.
Alopesia , lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi, marah, menangis.
Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal, abses rektal.
c. Makanan / cairan.
Disfagia, bising usus, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, kesehatan gigi / gusi yang
buruk, dan edema.
Pusing, kesemutan pada ekstremitas, konsentrasi buruk, apatis, dan respon melambat.
d. Nyeri / kenyamanan.
Sakit kepala, nyeri pada pleuritis, pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan
gerak otot melindungi pada bagian yang sakit.
a. Diagnosis Keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan nyeri,
perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.
Keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat secara adekuat.
b. Diagnosis keperawatan :
Perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh dihubungkan dengan gangguan intestinal
ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, kejang perut, bising usus
hiperaktif, keengganan untuk makan, peradangan rongga bukal.
Mmpertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang mengacu pada
tujuan yang diinginkan, mendemostrasikan keseimbangan nitrogen po;sitif, bebas dari tanda-
tanda malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat energy.
c. Diagnosa keperawatan :
Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda-
tanda vital baik, keluaran urine adekuat secara pribadi.
d. Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi dan ketidak
seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)
e. Diagnose keperawatan :
Melaporkan peningkatan energy, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan dalam tingkat
kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Heri.”Asuhan Keperawatan HIV/AIDS”,(Online),(http://mydocumentku.blogspot.
com/2012/03/asuhan-keperawatan-hivaids.html, diakses 20 Oktober 2012)
Marilyn , Doenges , dkk . 1999 . Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Jakarta : EGC
Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2005 . Patofissiologis Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit . Jakarta : EGC
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status Marital : Belum menikah
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal masuk RS : 17 November 2018
Tanggal Pengkajian : 21 November 2018
No. Medrec : 06010150
Diagnosa Medik : HIV
Alamat : Jl. Gaperta Ujung
b. Status Emosi
Emosi klien stabil, klien aktif menjawab pertanyaan, tidak mudah tersinggung, afek dan
mimik muka sesuai keadaan.
c. Pola Koping
Klien mengatakan bila mempunyai masalah klien hanya mengatasinya sendiri kemudian
bergaul dengan teman-teman dan untuk mengalihkan masalahnya klien minum-minuman
beralkohol.
d. Gaya Komunikasi
Pada saat berkomunikasi klien cenderung diam, vokal jelas, menggunakan bahasa
Indonesia saat wawancara, sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
V. Data Spiritual
Klien beragama islam, klien percaya penyakitnya dapat di sembuhkan, klien
mengatakan datangnya ke RS merupakan salah satu usaha yang harus ia jalani karena
penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhannya. Klien mengatakan jarang melakukan
peribadahan sesuai dengan agama yang di yakininya.
b) Sistem Kardiovaskuler
Konjunctiva warna merah muda (tidak pucat), bibir tidak cyanosis, Ictus cordis terdapat
pada line midklavikula inter costalis (ICS) V, tidak ada peninggian jugular vena pressure (JVP),
pada pemeriksaan auskultasi bunyi S1 pada daerah katup trikuspidal dan mitral, bunyi S 2 pada
daerah katup aortik dan pulmonal di sela iga II parasternal kiri dan sela iga II parasternal kanan.
Bunyi jantung murni reguler, tidak ada mur-mur, tidak ada oedema tungkai, tidak ada clubing
finger, capilary refile time (CRT) < 3 detik, akral hangat. Burgeur tes negatif, Homan tes negatif,
tensi darah 90/60 mmHg, Nadi 104 x per / menit.
c) Sistem Pencernaan
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut dan bibir agak kering, terdapat bercak-bercak putih
tipis di sisi lidah dan gusi, ukuran dan bentuk simetris, warna gigi agak kuning, jumlah tidak
lengkap, ditemukan nyeri menelan, uvula kaku dan tampak kemerahan, bentuk abdomen agak
cekung, lembut, tidak teraba massa, tidak terdapat lesi / luka bekas operasi, turgor kulit lambat,
auskultasi bising usus 34x per menit, pada perkusi terdapat bunyi tympani pada seluruh daerah
abdomen, kecuali pada kwadran kanan atas – hypocondriac kanan (organ hati), pada palpasi
terdapat nyeri tekan, ukuran hati tidak membesar, berat badan sebelum sakit 55 kg dan
sesudah sakit 45 kg, LILA 16cm.
d) Sistem Perkemihan
Tidak terlihat distensi kandung kemih, tidak teraba pembesaran ginjal, tidak terdapat
nyeri ketok costavertebra, tidak ada oedema palpebra, klien dapat berkemih 3-4 x/hari + 100 cc
warna kuning jernih tanpa ada keluhan
e) Sistem Reproduksi
Area genital tidak dapat dikaji karena klien merasa malu.
f) Sistem Endokrin
Tidak ada gambaran moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak
nampak pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada gerakan tremor / ektra piramidal.
g) Sistem Muskuloskeletal
a. Atas
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada poli dan syndactyli, tidak terdapat atropi, tidak
terdapat gambaran tromboplebitis, gerakan bebas. Refleks bisep +/+, trisep +/+, radiobrakhialis
+/+. Kekuatan otot 5/5
b. Bawah
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada deformitas, pergerakan bebas, Homan tes
negatif, tidak ada oedema tungkai, kekuatan otot 5/5, refleks achiles +/+, Refleks patela +/+,
refleks babinski negatif. Sensasi tajam tumpul positif.
h) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit ekstremitas atas dan bawah kering dan bersisik, rambut
panjang warna hitam dan tampak kotor, distribusi merata, tidak mudah dicabut, kuku pendek
bersih, tidak terdapat luka bekas operasi, badan klien teraba panas dengan temperatur: 38.2 oC
per axila menggunakan termometer air raksa. Turgor kulit menurun.
j) Sistem Persyarafan
(a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman tidak terganggu, klien dapat membedakan dan mengenal antara bau
kayu putih dan kopi dengan mata tertutup secara bergantian pada kedua nostril.
(b) Nervus II (Optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak +30, lapang pandang tidak mengalami
penyempitan
(d) Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan pilinan kapas pada wajah, otot maseter kuat, reflek kornea
positif, fungsi mengunyah baik.
(g) Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah
(h) Nervus X (Vagus)
Fungsi menelan terganggu, klien dapat membuka mulut, uvula kaku dan tampak
kemerahan saat klien mengatakan “ah”
(i) Nervus XI (Asesorius)
Klien dapat menggerakan leher ke kanan dan ke kiri tanpa hambatan, otot
sternokledomastoideus tegang saat klien melawan daya yang diberikan pada mandibula oleh
pengkaji. Klien dapat menahan beban yang diberikan pada bahunya
1 Hematologi
- Haemoglobin 10.7 13-18 gr / dl
- Leucosit 9.700 3.8-10.6rb /mm3
- Hematokrit 31,0 40-52 %
- Trombosit 372.000 150-440 rb / mm3
Kimia klinik
- Ureum 43 15-50 mg /dl
- Kreatinin 1.12 0.6-1.1 mg /dl
- GDS 123 < 140 mg / dl
- SGOT 60 sd. 37 U/L0 C
- SGPT 59 Sd. 40 U/L0 C
- Albumin 2,3 3,5-5,0 Gr/dl
- Globulin 1,9 3,1-3,7 Gr/dl
AGD
- Ph Arteri 7,410 7,35 – 7,45 mmHg
- PCO2 25,5 35 – 48 mmHg
- PO2 112,5 80 - 108 mmHg
- HCO3- 15,9 22 – 26 meq/L
- Total CO2 Arteri 16,7 22 – 29 mmHg
- Base Excess Arteri -7,0 (-2) – (+3) meq/L
- Saturasi O2 98,3 95 – 98 %
Urine
- Bj 1.005 .002-1.03
- Ph 7 4.8-7.5
- Protein Negatif Negatif
- Reduksi Negatif Negatif
- Billirubin Negatif Negatif Ml / dl
- Urobillin Negatif 0.2-1.0
- Nitrit Negatif Negatif
- Keton Negatif Negatif / Lpg
- Erytrosit 4-8 <1 Lpg
- Leucosit Negatif <6 / Lpk
- Epitel 0-2 <6
Faeces Kuning
- Warna Lembek
- Konsistensi Negatif
- Lendir Negatif 0,1 Negatif
- Eritrocyt Negatif 0,1 – 1
- Leukocyt Negatif Negatif
- Amoeba Negatif Negatif
- Telur cacing Negatif
IX. Pengobatan :
- IVFD RL 3000cc/24jam
- KCL 250 Eq dalam 500cc Dextrose 5%
- Aspar k 3x2 tablet
- Spasmal 3x1 tablet
- Kotrimoksazol 2x400mg
- OMZ 1x1 tablet
- Itrakonazol 2x200 mg
- Diet lunak rendah serat
X. Analisa Data
Kemungkinan penyebab dan
NO DATA Masalah
dampak
1. DS : Kekurangan volume cairan Kekurangan
tubuh berlebih volume cairan
- Klien mengatakan BAB 6-
7 x/hari tubuh
- Klien mengatakan sakit
pada daerah perut.
- Klien mengatakan mencret
dirasakan bertambah ketika
mengkonsumsi makanan
pedas
- Klien mengatakan mual
DO :
- BAB 6-7x/hari
- Konsistensi feses cair (+),
lendir (-), darah (-), warna
feces kuning.
- Turgor kulit menurun
- Mukosa mulut dan bibir
agak kering
- Kulit kering dan bersisik
- Tensi 90/60 mmHg,
- Nadi 104 x / menit.
- Respirasi 28x/menit
- Suhu 38,2 0C
2. DS : Perubahan kebutuhan nutrisi Perubahan
- Klien mengatakan berat kebutuhan nutrisi;
badan menurun kurang dari
- Klien mengatakan mual kebutuhan
pada saat makan
- Klien mengatakansakit
pada waktu menelan
DO :
- Uvula tampak kemerahan
- Makan habis ½ porsi 1x
makan
3. DS: Gangguan
- Klien mengeluh demam Peningkatan termoregulasi:
suhu tubuh
- Klien mengatakan BAB Hipertermi
6-7x/hari
DO: Gangguan Termoregulasi
- Badan klien teraba panas
- Klien diare 6-7x/hari
- Tensi: 90/60
- Nadi: 104x/mnt
- Respirasi: 28x/mnt
- Suhu: 38,2 0 C
XII. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Kekurangan Jangka Panjang : - Anjurka - Memepertahankan
volume cairan Volume cairan n klien untuk keseimbangan cairan,
tubuh berlebih
tubuh normal minum mengurangi rasa haus dan
berhubungan
dengan diare dipertahankan sedikitnya melembabkan membran
2500 ml/hari mukosa.
Jangka Pendek : - Ukur - Menunjukan perfusi
Setelah dilakukan intake dan ginjal dan status cairan
intervensi tercapai out put
rehidrasi dengan - Kaji - Indikator tidak
kriteria : turgor kulit, langsung dari status cairan
- Frekuensi membran
BAB < 3 kali mukosa, dan
- Konsistensi rasa haus
lembek - Observ
- Turgor kulit asi tanda- - Indikator dari volume
baik tanda vital dan cairan sirkulasi
- Membran timbang BB.
mukosa lembab - Anjurka
- Tanda vital n klien - Mendukung
stabil untuk menghid berkurangnya diare
ari makanan
pedas
- Berikan
anti - Mengurangi kejang
spasmodik usus dan peristaltic
XIII.Catatan Perkembangan
No Tanggal DX Waktu Implementasi Evaluasi
1 22 I 08.30 - Menganjurkan klien untuk S : Klien mengatakan
Novemb minum sedikitnya 2500 ml/hari masih merasa haus
er 2018
Diare berkurang
09.00 - Mengukur intake dan
out put O : Turgor kulit baik