Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah untuk Seminar dengan judul Asuhan Keperawatan klien AIDS . Adapun maksud dan tujuan dari pennulisan makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah di semester II Program Studi Ilmu Keperawatan Alih Jenjang Fakultas Kedokteran Universtas lambung mangkurat Banjarbaru. Dalam penyusunan laporan makalah ini, penulis tak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dan sumber yang telah memberikan masukan, usulan dan bahan-bahan tulisan yang sangat berguna dalam penyusunan laporan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Banjarbaru, 01 Mei 2011 Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah AIDS(The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir penyakit

infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human Imumne Deficiency Virus) yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh dan berakhir dengan kematian. Pada tahun 2000 UNAIDS mencatat,terjadi peningkatan epidemi HIV/AIDS secara nyata melalui pekerja seks komersial,tetapi sekarang ada fenomena baru bahwa peningkatan penyebaran HIV/AIDS terjadi melalui penggunaan narkoba suntik dan pada tahun 2002 HIV sudah menyebar ke tingkat rumah tangga. Di Indonesia sendiri pada tahun 2008 tercatat hanya sebanyak 17.988 orang kasus HIV/AIDS,sementara UNAIDS mencatat kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 270.000 orang,perbedaan sebanyak ini menunjukkan bahwa masih banyak kasus HIV/AIDS yang belum diketahui oleh orang lain bahkan orang yang terinfeksi sendiri,sehingga penularan bisa terjadi padahal seharusnya bisa dicegah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Fenomena ini mengharuskan perawat perlu memahami patofisiologi,penyebaran dan penatalaksanaan HIV/AIDS agar dapat memberikan asuhan keperawatan dengan tepat kepada klien HIV/AIDS. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan rumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana asuhan keperawatan klien dengan AIDS. 1.3 Tujuan Penyusunan Tulisan

Tujuan umum : Mengetahui dan memahami tentang tentang AIDS dan penatalaksanaanya dalam ruang lingkup keperawatan
31

Tujuan khusus penelitian ini adalah : Menjelaskan tentang definisi,etiologi,patofisiologi,manifestasi klinis dan medical management AIDS Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan AIDS

31

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

AIDS kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular berbagai macam penyakit infeksi oportunistik, keganasan dan degenerasii susunan saraf pusat. 2.2 Etiologi

Human immunodefisiensi virus-1 (HIV-1) yang berdiameter sepersepuluhribu mm,membran sel virus dilengkapi tonjolan-tonjolan protein pada seluruh permukaan. Dibagian tengah virus terdapat inti yang terdiri atas substansi genetik berbentuk 2 untaian RNA dengan enzim reverse transcriptase dimana enzim ini nanti akan berfungsi mentranskripsikan mundur menjadi molekul DNA agar dapat berintegrasi dalam genom sel inang.

31

2.3

Pathofisiologi:

AIDS terjadi melalui tiga tahap/stadium : Stadium pertama : HIV/Fase akut/infeksi primer Infeksi dimulai dengan masuknya HIV. Selama infeksi primer jumlah CD4+ dalam darah menurun. Target virus ini adalah limfosit CD4+ pada nodus limfa dan thymus yang juga berakibat pada penurunan limfosit T4 dan monosit. Efek selanjutnya adalah hancurnya sel T helper sehingga induksi kepada sel-sel efektor sistem imun(T8 sitotoksik,sel NK,monosit dan sel B) akan menurun. Dengan demikian akan terjadi penurunan daya tahan tubuh dan berakibat viremia pada individu dan berlanjut menjadi sindroma retroviral akut(2-4 minggu). Selama fase akut ini terjadi letupan replikasi virus,khususnya dalam sel TCD4 usus yang dibarengi penurunan sel TCD4 dalam peredaran darah.hal ini akan merangsang respon spesifik oleh sel TCD8 secara kuat terhadap HIV. Respon tersebut dimanifestasikan dengan pembunuhan sel-sel yang terinfeksi virus,yang diikuti pembentukan antibodi sehingga antibodi terhadap virus berubah dari negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period,lama fase window period 3-6 bulan. Stadium kedua : Asimptomatik/tanpa gejala Respon spesifik yang terjadi pada fase akut yang mengakibatkan penurunan kadar virus dalam darah disertai peningkatan jumlah sel TCD4 tapi tidak mencapai kadar normal. Kondisi ini nanti akan mencapai titik keseimbangan jumlah virus dan sel TCD4. Keadaan ini berlangsung 5-10 tahun. Stadium ketiga : Persistent generalized lymphadenophaty Terjadi replikasi virus dan destruksi sel T di kelenjar getah bening dan limfe yang berakibat penurunan sintesis dan sekresi limfokon akibatnya terjadi penurunan respon sel T terhadap mitogen. Stadium keempat : AIDS Akibat dari penurunan respon sel T terhadap mitogen adalah imunodefisiensi terhadap berbagai penyebab infeksi sehingga terjadi infeksi oportunistik. 2.4 Diagnosis AIDS

31

Bila seseorang mengalami infeksi oportunistik, dimana menunjukkan adanya immunodefisiency (Sel-T 200/mm3) dan menunjukkan adanya antibody yang positif terhadap HIV. 2.5 Tanda dan Gejala BB menurun lebih dari 10% dalam 3 bulan Diare > 1 bulan,berulang maupun terus menerus Demam > 3bulan Infeksi saluran nafas bawah yang parah atau menetap(misal TBC). Lymfadenopati generalisata atau hepatosplenomegali. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh Candida Albicans Infeksi THT yang berulang. Kanker : klien AIDS insiden lebih tinggi,mungkin adanya stimulasi HIV terhadap sel-sel kanker yang sedang tumbuh atau berkaitan dengan defesiensi kekebalan, mengubah sel yang rentan menjadi sel maligna. Sarcoma kaposis,kelainan maligna berhubungan dengan HIV (paling sering ditemukan) penyakit yang melibatkan endotel pembuluh darah dan limfe. Secara khas ditemukan sebagai lesi pada kulit sebagian tungkai terutama pada pria. Ini berjalan lambat dan susah diobati. Lokasi dan ukuran lesi dapat menyebabkan statis aliran vena, limfedema serta rasa nyeri. Lesi ulserasi akan merusak intergritas kulit dan meningkatkan ketidak nyamanan serta kerentanan terhadap infeksi. Diperkirakan 80 % klien AIDS mengalami kelainan neurologis,gangguan pada saraf pusat, perifer dan otonom. Respon umum pada sistem saraf pusat mencakup inflamasi, atropi,degenerasi dan nekrosis. Infeksi kulit Pada wanita: kandidiasis vagina dapat merupakan tanda pertama yang menunjukkan HIV pd wanita. 2.6 Penularan
31

Gejala Mayor :

Gejala Minor :

Ibu hamil kepada janin secara intrauterin,intrapartum dan postpartum (ASI) Jarum suntik yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV/AIDS Darah dan produk darah,melalui transfusi darah atau tepercik darah penderita HIV pada jaringan kulit yang luka

Hubungan seksual tanpa perlindungan Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril Penggunaan alat-alat untuk menoreh kulit

2.7 -

Pemeriksaan diagnostik : Serologis : o Enzyme linked immunosorbent assay(ELISA),untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV,tes ELISA sangat sensitif,tapi tidak selalu spesifik karena penyakit lain bisa juga menimbulkan hasil positif. o Western Blot(WB) yang merupakan elektroforesis gel poliakrilamid yang digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA,bila tidak ada rantai protein yang ditemukan berarti hasil tes negatif tapi bila ada maka hasil tes positif. o Indirect immunoflouresence assay (IFA) atau Radio immunoprecipitation assay (RIPA) o Sel T Limfosit : penurunan jumlah total o Sel T4-Helper : < 200 menindikasikan respon defisiensi imun berat o T8(sel supresor sotopatik) : ratio terbalik dengan sel t4 indikasi supresi imun o P24(protein pembungkus HIV) : peningkatan nilai kuantitatif menunjukkan progresi infeksi o Kadar Ig : Umumnya meningkat terutama Ig A o Reaksi rantai polimerase : Mendeteksi adanya DNA virus dalam jumlah yang sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler

Pemeriksaan darah rutin,fungsi hepar,sitologi urine,feces,sputum


31

2.7
-

Pemeriksaan neurologist Tes fungsi paru Biopsi Penatalaksanaan: Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan infeksi HIV perlu dilakukan. Pencegahan berarti tidak kontak dengan cairan tubuh yang tercemar HIV. Pengobatan pada infeksi umum Penatalaksanaan diare Penatalaksanaan nutrisi yang adekuat Penanganan keganasan Terapi antiretrovirus(ART),diberikan bila telah muncul gejala klinis,jumlah CD4 kurang dari 350,limfosit total dan viral load di atas 55000. ART merupakan kombinasi dari obat-obatan yang memiliki sasaran pada 3 tahap dalam daur hidup retrovirus,yaitu: kelas inhibitor transkripsi mundur,kelas inhibitor protease virus,kelas inhibitor fusi pertama. Jenis ART : o o o Golongan NRTI : Zidovudine(AZT,ZDV),Lamivudine(3TC),Stavudine(d4T) Dosis : 500-600 mg/hari,pemberian setiap 4 jam sebanyak 100m Golongan NNRTI : Nevirapine(NVP),Efavirenz(EfV) Golongan PI : Lopinavir/Ritonavir (LPV/r)

Terapi alternative : terapi spiritual, terapi nutrisi, terapi obat tradisional, terapi tenaga fisik dan akupungtur, yoga, terapi massage, terapi sentuhan.

31

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN AIDS 3.1 DASAR DATA PENGKAJIAN KLIEN Aktifitas /istirahat : Gejala : Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhadap progresif,perubahan pola tidur. Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhadap aktifitasseperti perubahan tekanan darah,frekuensi jantung,pernafasan. Sirkulasi aktifitas, kelelahan yang

31

Gejala : Proses penyembuhan luka yang lambat(bila anemia), perdarahan lama bila cedera(jarang terjadi) Tanda : takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi perifer menurun, pengisian kapiler memanjang,pucat atau sianosis. Integritas ego Gejala : Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, pengahasilan,gaya hidup tertentu dan distress spiritual.Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan. Merasa tidak berdaya, putus asa, rasa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi. Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang,gagal menepati janji atau banyak janji dengan gejala yang sama. Eliminasi Gejala : Diare yang intermitten,terus menerus, sering disertai kram abdominal, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih Tanda : Feces encer dengan atau tanpa disertai mucus atau darah,nyeri tekan abdominal,lesi atau abses rektal,perianal,perubahan urine(jumlah,warna dan karakteristik urine)

Makanan/cairan : Gejala : Tidak ada nafsu makan, mual, muntah,penurunan berat badan yang cepatperubahan kemampuan dalam mengenali makan,disfagia,nyeri retrosternal saat menelan. Tanda : Bising usus yang hiperaktif,turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut,kesehatan gigi/gusi yang buruk(misal:adanya gigi yang tanggal),edema

Hygiene Gejala : Tidak dapat menyelesaikan ADL

31

Tanda : Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi,kekurangan sebagian atau dalam semua perawatan diri dan aktivitas perawatan diri. Neurosensorik Gejala : Pusing,sakit kepala,perubahan status mental,kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah,tidak mampu mngingat atau penurunan konsentrasi,kerusakan awal) Tanda : Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai demensia,penurunan kesadaran,retardasi psikomotor,kelemahan otot, tremor, penurunan visus,gaya berjalan ataksia,hemiparese,kejang. Nyeri/kenyamanan Gejala : Nyeri umum/local, sakit, rasa terbakar pada kaki,sakit kepala, nyeri dada pleuritis. Tanda : Pembengkakan pada sendi, ekspresi nyeri saat ditekan area nyeri yang ditunjuk, penurunan ROM, perubahan gaya berjalan,gerak otot melindungi bagian yang sakit. Pernapasan Gejala : Mengeluhkan batuk, nafas pendek atau sesak pada dada,batuk produktif/non produktif. Tanda : Takipnea, distres pernafasan,bunyi napas tambahan, sputum kuning. Keamanan Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya, riwayat menjalani transfusi darah yang sering,riwayat berulangnya infeksi. Seksualitas Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tidak konsisten, menggunakan pil pencegah kehamilan,lesi pada genitalia, keputihan. Interaksi social Gejala : Isolasi, kesepian,mempertanyakan kemampuan untuk mandiri,tidak mampu membuat rencana. Tanda : Perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tidak terorganisir,perubahan penyusunan tujuan.
31

sensasi,kelemahan

otot,tremor,perubahan

ketajaman

penglihatan,kebas,kesemutan pada ekstrimitas(kaki tampak menunjukkan gejala paling

Penyuluhan/ pembelajaran Gejala : Kegagalan untuk mengikuti perawatan,melanjutkan kegiatan resiko tinggi. Pertimbangan rencana pemulangan : Kondisi keuangan,obat-obatan,perawatan kulit,perawatan diri,kemampuan menjalankan peran.

3.2 3.3 -

PRIORITAS KEPERAWATAN Mencegah/memperkecil infeksi Mempertahankan homeostatis Meningkatkan kebutuhan nutrisi Mengusahakan kenyamanan Memberikan penyesuaian psikologi Memberikan informasi mengenai proses penyakit/prognosis dan kebutuhan perawatan TUJUAN PEMULANGAN Infeksi dapat dicegah Komplikasi dapat dihindari/dikurangi Nutrisi adekuat Rasa sakit/tidak nyaman dapat dikurangi Klien dapat berhadapan dengan situasi sekarang secara realistis Diagnosis,prognosis dan pengobatan dapat dipahami

31

DAFTAR PUSTAKA Bulechek,Gloria M,et all.2008.Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi

keempat.Mosby elsevier.Missouri. Carpenito,LJ.1999.Rencana Jakarta. Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2009. Sehat dan Positif untuk ODHA. Asuhan & Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa

Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

31

Doenges E M,RN,BSN,MA,CS,dkk.2000.Rencana Asuhan Kedokteran EGC.Jakarta.

Keperawatan:Pedoman

Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Penerbit Buku

Instalasi Gizi Perjan RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Moorhead,Sue,e all.2008.Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Keempat.Mosby Elsevier.Missouri. Nanda International.2009.Nursing Diagnosis : Definition&classification 2009-2011. Wiley Blackwell. West Sussex.

31

Anda mungkin juga menyukai