DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
T.A 2023
PENDAHULUAN
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain
yang disebut dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah di diagnosa terinfeksi positif oleh virus HIV dan
AIDS maka orang tersebut disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) (Diatmi dan Diah, 2014).
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Tahun 2016
jumlah kasus HIV dilaporkan sebanyak 41.250 kasus dan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sedikit meningkat
dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 7.491 kasus. Secara kumulatif, kasus AIDS sampai dengan tahun 2016
sebanyak 86.780 kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Persentase HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2017
tercatat dari triwulan 1 (yaitu dari bulan januari hingga Maret) dengan jumlah kumulatif infeksi HIV yang
dilaporkan sampai dengan Maret 2017 sebanyak 242.699 orang. Dan jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987
sampai dengan Maret 2017 sebanyak 87.453 orang (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2017).
A.KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS yang termasuk kelompok
retrovirus. Seseorang yang terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu lama.
Meski demikian, sebetulnya mereka telah dapat menulari orang lain.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. “Acquired” artinya tidak diturunkan, tetapi
didapat; “Immune” adalah sistem daya tangkal atau kekebalan tubuh terhadap penyakit; “Deficiency” artinya
tidak cukup atau kurang; dan “Syndrome” adalah kumpulan tanda dan gejala penyakit. AIDS adalah bentuk lanjut
dari infeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan
sangat progresif merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi
jamur, bakteri atau virus. Kebanyakan orang dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun setelah tanda
pertama AIDS muncul bila tidak ada pelayanan dan terapi yang diberikan (Kementerian Kesehatan RI 2012).
2. Patogenis HIV/AIDS
Mekanisme utama infeksi HIV dimulai setelah virus masuk kedalam tubuh pejamu, HIV menyerang
sel darah putih (Limfosit Th) yang merupakan sumber kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit
infeksi. Dengan memasuki Limfosit Th virus memaksa Limfosit Th untuk memperbanyak dirinya sehingga
hal itu menyebabkan kematian Limfosit Th. Kematian Limfosit Th membuat daya tahan tubuh berkurang,
sehingga membat daya tahan tubuh berkurang, sehingga membuat infeksi dari luar (baik virus lain,
bakteri, jamur atau parasit) sehingga hal ini menyebabkan kematian pada orang dengan HIV/AIDS. Selain
menyerang Limfosit Th virus HIV juga memasuki kedalam sel tubuh yang lain, organ yang sering terkena
adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus HIV diliputi oleh selubung protein yang sifatnya toksik
(racun) terhadap sel, khususnya sel otak serta susunan saraf pusat dan tepi lainnya. Sehingga terjadinya
kematian sel otak (Kumalasari and Andhyantoro 2012).
Penderita yang terinfeksi HIV dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:
3 .MANIFESTASI
1. Penderita asimtomatik tanpa gejala yang terjadi pada masa
KLINIS inkubasi yang berlangsung antara 7 bulan sampai 7 tahun lamanya
2. Persistent generalized lymphadenophaty (PGL) dengan gejala
limfadenopati umum
3. AIDS Related Complex (ARC) dengan gejala lelah, demam, dan
gangguan sistem imun atau kekebalan
4. Full Blown AIDS merupakan fase akhir AIDS dengan gejala klinis
yang berat berupa diare kronis, pneumonitis interstisial,
hepatomegali, splenomegali, dan kandidiasis oral yang disebabkan
oleh infeksi oportunistik dan neoplasia misalnya sarcoma kaposi.
Penderita akhirnya meninggal dunia akibat komplikasi penyakit
infeksi sekunder.
1. Diagnose Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium
Metode yang umum untuk menegakkan diagnosis HIV meliputi:
1. Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang
dapat menghambat pemeriksaan secara serologis.
2. Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok
berisiko tinggi
3. Tes pada kelompok tinggi sebelum terjadi serokonversi.
4. Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah
untuk HIV-2 (Widoyono 2011).
ETIOLOGI
infeksi HIV adalah human immunodeficiency virus (HIV), yang merupakan
kelompok Retrovirus dalam famili Retroviridae, genus Lentivirus. HIV adalah virus ribonucleic
acid (RNA) sense positif, untai tunggal, diploid, dan berkapsul. HIV memiliki perantara DNA
yang merupakan genom virus terintegrasi (provirus) yang menetap di dalam DNA host.[6,11]
HIV dibedakan menjadi 2 spesies, yaitu HIV-1 dan HIV-2 yang masing-masing terdiri
lagi dari beberapa subtipe. HIV-1 adalah spesies HIV yang paling umum ditemukan di seluruh
dunia, sedangkan HIV-2 memiliki predominansi di daerah Afrika Barat. Dibandingkan infeksi
HIV-2, infeksi HIV-1 memiliki risiko transmisi yang lebih tinggi, viral load yang lebih tinggi,
dan lebih cepat berprogresi menjadi AIDS.
PATOFISIOLOGI
infeksi HIV pada prinsipnya adalah defisiensi imunitas selular oleh HIV yang ditandai dengan penurunan
limfosit T helper (sel CD4). Terjadinya penurunan sel T helper CD4 menyebabkan inversi rasio normal sel T CD4/CD8 dan
disregulasi produksi antibodi sel B. Respon imun terhadap antigen mulai menurun, dan host gagal merespon terhadap infeksi
oportunistik maupun organisme komensal yang seharusnya tidak berbahaya. Defek respon imun ini terutama terjadi pada sistem
imunitas selular sehingga infeksi cenderung bersifat nonbakterial.[1,6,11]
HIV bereplikasi dalam sel T yang teraktivasi, kemudian bermigrasi ke limfonodi dan menyebabkan gangguan struktur
limfonodi. Gangguan jaringan dendritik folikular di limfonodi yang diikuti kegagalan presentasi antigen secara normal ini berperan
dalam proses penyakit.
Sakit kepala.
Demam.
Gejala Awal Badan mudah lelah, padahal tidak banyak beraktivitas dan sudah cukup tidur.
Sakit tenggorokan.
Ruam.
BERIKUT BEBERAPA CARA
PENULARAN PENYAKIT AIDS:
1 .PENGKAJIAN
Tahapan Pengkajian keperawatan. Dalam melakukan pengkajian keperawatan ada lima
tahapan kegiatan seperti yang telah kita sebutkan diatas yaitu pengumpulan data, analisis
data, sistematika data, penentuan masalah dan dokumentasi data.
2. DIANOSA KEP
Susunan diagnosis keperawatan adalah P-E-S yaitu problem-etiologi-symptom, atau P-E
problem-etiologi saja. Contoh diagnosis keperawatan: ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan penumpukan sekret. Setelah dirumuskan beberapa diagnosis
keperawatan, selanjutnya susunlah prioritas diagnosis keperawatan.
3. PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).
4.Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
5.Evaluasi
keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
C. PENDIDIKAN KESEHATAN
Edukasi Pasien
Setelah terkonfirmasi HIV positif, pasien diberikan konseling pasca diagnosis mengenai pencegahan, pengobatan dan
pelayanan infeksi HIV, yang mempengaruhi transmisi HIV dan status kesehatan pasien. Pasien perlu diedukasi untuk mencegah
transmisi HIV dengan menggunakan kondom secara benar dan konsisten, menggunakan alat suntik steril sekali pakai, serta tidak
menjadi donor darah maupun produk darah atau organ dan jaringan tubuh lainnya.
Promosi Kesehatan
melibatkan berbagai sektor dan dukungan dari pemerintah. Promosi kesehatan mengenai infeksi HIV/AIDS dilakukan melalui
iklan layanan masyarakat, kampanye penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, promosi kesehatan bagi remaja dan
dewasa muda, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan terlatih dalam promosi pencegahan
penyalahgunaan zat dan penularan HIV.[7,10]
Pencegaha Pencegaha
Pencegaha Pencegaha Pencegaha
n Transmisi n Transmisi
n Transmisi n Transmisi n Transmisi
HIV Pra- HIV Pasca-
Seksual Nonseksual Vertikal
Pajanan Pajanan
D. PENYIMPANGN
KDM
E. FUNGSI advokasi perawat yaitu tindakan perawat untuk memberikan
informasi dan bertindak atas nama pasien. Pelaksanaan
ADVOKASI tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi
PERAWAT mediator dan melindungi pasien. Faktor yang mempengaruhi
pelaksanaannya terdiri dari faktor penghambat dan faktor
pendukung.
JURNAL
PAKET EDUKASI KELOMPOK DAN PERAN MODEL MENURUNKAN TINGKAT ISOLASI SOSIAL PASIEN HIV/AIDS
Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari intervensi paket edukasi kelompok dan peran model
terhadap isolasi sosial pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Berbeda dengan penelitian Aisah, Sahar, & Hastono (2010) peran model/ dukungan sebaya. Membuktikan bahwa edukasi efektif dalam
mempengaruhi perubahan perilaku, meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam perawatan kesehatan. Senada dengan penelitian
(Spirita, 2011; Degroote et al, 2014; Paudel, 2015). Keterlibatan ODHA pada kelompok dukungan sebaya dapat mengurangi ketakutan,
depresi dan isolasi. KDS mendukung untuk bersosialisasi dan adanya dukungan sosial. Sebagaimana halnya yang dikemukakan Gahagan,
Ross, Mann, & Lewellen (2012) bahwa adanya intervensi edukasi dapat mengurangi stigma yang dialami oleh Orang dengan HIV/AIDS.
SIMPULAN
Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian paket edukasi kelompok dan peran model terhadap isolasi sosial pada pasien HIV/AIDS.
A. KESIMPULAM
1. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
2. Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus
sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
3. Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah
( transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang
mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.