Anda di halaman 1dari 11

Nama Dosen : Syamsam Ardi, S.Pd,M.

Pd
Mata Kuliah : ilmu biomedik dasar

POTENSIAL LISTRIK PADA BERBAGAI KEADAAN SEL


(Depolarisasi Dan Hipolarisasi)

Oleh:
KELOMPOK 2

MUH. RUSLAN 21212011


KIKI ROSYANI 21212034
ZIATUL FAUZIAH 21212003
INTAN PUTRI YANTI 21212030
SRI AMINA TUKMULY 21212028
DEA ELIZABETH LAVEN IA WEEFLAAR 21212040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI


MAKASSAR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya


penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “depolarisasi dan
hipolarisasi” guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu biomedik dasar.
Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan
ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang
akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah ilmu
biomedik dasar, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas
kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Makassar, 03 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
D. Manfaat.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Pengertian berubah.................................................................................................. 2
B. Teori yang berhubungan dengan konsep sekolah.................................................... 2
C. Macam-macam perubahan....................................................................................... 5
D. Jenis perubahan........................................................................................................ 6
E. Strategi dan tahapan berubah................................................................................... 6
F. Perubahan dalam keperawatan................................................................................ 1
G. Penerapan proses berubah....................................................................................... 1
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

Aktivasi Elektrik Jantung

Semua membran sel tubuh pada dasarnya memiliki potensial membran yang ada
hubungannya dengan penyebaran ion Na+ dan K+. Potensial membran ini dapat ditemukan
pada dua tipe sel, yaitu sel saraf dan sel otot. Perubahan potensial membran tersebut dialami
oleh dua sel tersebut secara cepat.

Potensial aksi merupakan perubahan potensial membran yang diawali pada ujung axon dan
menyebar ke seluruh badan axon (serabut-serabut saraf). Untuk memahami tentang potensial
aksi, maka diperlukan pemahaman tentang empat istilah keadaan, yaitu polarisasi,
depolarisasi, hiperpolarisasi, dan repolarisasi.

Pada membran yang sedang istirahat, terdapat pemisahan muatan antara sebelah luar
membran dan sebelah dalam membran. Bagian luar membran akan lebih positif dan bagian
dalam membran akan lebih negatif. Dalam keadaan demikian dikatakan bahwa membran
mengalami polarisasi dan memiliki potensial istirahat (-70mV). Membran yang mengalami
depolarisasi, potensial membran bergerak ke arah 0 mV menuju potensial membran positif
(+30 mV). Membran yang mengalami hiperpolarisasi mempunyai negatif potensial
membran yang lebih besar dibandingkan saat potensial membran istirahat atau potensial
membran depolarisasi. Pada keadaan repolarisasi membran kembali ke potensial istirahat

Selanjutnya, myocardium atau otot jantung terdiri dari sebagian besar serabut otot yang
dipacu untuk berkontraksi satu sama lain oleh peristiwa aktivasi elektrik. Pada keadaan
pemulihan diketahui bahwa dibagian dalam serabut otot dan sel pada jantung mempunyai
perbedaan potensial -90 mV. Ketika potensial aksi yang menyebar ke sekeliling serabut
bergerak menuju batas ambang (thresh- old), maka kanal ion Na+ akan terbuka. Konsesntrasi
ion Na+ ini begitu cepat dan memiliki perubahan potensialnya +20 hingga +30 mV. Hal ini
disebut sebagai polarisasi dan merupakan fase pertama potensial aksi pada serabut. Ketika
terjadi perpindahan dan pengurangan ion Na+, keadaan depolarisasi dipertahankan pada saat
terjadinya perpindahan ion Ca+, hal ini disebabkan adanya kontraksi pada serabut. Setelah
kira-kira 300ms, perpindahan ion Ca+ berhenti dan kanal ion K+ dibuka, maka pengaliran ion
K+ dimulai. Perbedaan potensial dikembalikan ke awal pada -90 mV. Hal ini disebut
peristiwa repolarisasi dan fase akhir dari potensial jantung (Martini, 2001).

Gambar 2.3 Potensial Aksi (howMed.net, 2011)

Gambar 2.3 menggambarkan pontensial aksi pada jantung. Potensial aksi diawali oleh
penjalaran SA node sepanjang sistem konduksi pada jantung.
Potensial ini terjadi dalam serabut yang berkontraksi yang merupakan pembangkit dari
bagian atria dan ventrikel. Kemudian potensial aksi ini akan menghasilkan depolarisasi,
pletaeu (masa stabil), dan repolarisasi.

Aktifitas Listrik pada Otot Jantung

Abstrak

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls
listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri.Potensial aksi pada membran saraf dan otot
rangka dapat terjadi bila ada rangsangan dari luar sedangkan pada membran sel otot jantung
potensial aksi dapat terjadi tanpa adanya rangsangan. Berbeda dari sel saraf dan sel otot
rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki
potensial membran istirahat.Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu jantung)
berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran
tersebut mencapai ambang tetap. Hal ini menimbulkan potensial aksi secara berkala yang
akan menyebar keseluruh jantung untuk menyebabkan jantung berdenyut secara teratur
tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Potensial aksi sel otoritmik jantung mempunyai 4
fase: fase 0 (depolarisasi cepat), fase 1(repolarisasi awal), fase 2 (plateu), fase 3 (repolarisasi
cepat), fase 4 (istirahat).

PENDAHULUAN

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls
listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut “autorhytmicity”. Terdapat
dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa, sedangkan sel otoritmik mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat.
Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi memperlihatkan
aktivitas “pacemaker” (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial
aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian,
timbulah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar keseluruh jantung dan
menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.

1. Potensial aksi pada sel saraf dan sel otot rangka

Suatu saraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi impuls
listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel dari pada dalam sel sehingga di dalam
sel akan lebih negative dibanding luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer
akan mencapai – 90 mVolt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan
suatu potensial membran istirahat – 90 mVolt. Apabila suatu rangsangan terhadap membrane
dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat kimia, maka butir-butir membran akan
berubah dan beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel ke dalam sel. Di dalam sel akan
menjadi kurang negatif dari pada di luar sel dan potensial membran akan meningkat.
Keadaan membran ini di katakan menjadi depolarisasi. Suatu rangsangan yang cukup
kuatnmencapai titik tertentu sehingga dapat menimbulkan depolarisasi membran, titik
tertentu ini disebut nilai ambang, dan proses depolarisasi akan berkelanjutan serta
irreversible, ion-ion Na+ akan mengalir ke dalam

sel secara cepat dan dalam jumlah yang banyak.

Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat mencapai overshoot + 40
mVolt. Terjadinya depolarisasi sel membran secara tiba-tiba disebut potensial aksi, yang
berlangsung kurang dari 1detik. Segera setelah potensial aksi mencapaipuncak, mekanisme
pengangkutan di dalam selmembran dengan cepat mengembalikan ion Na+ keluar sel
sehingga mencapai potensial membranistirahat (- 90 mVolt) yang disebut repolarisasi.Suatu
rangsangan yang mencapai nilai ambangtimbul potensial aksi kemudian mencapai
repolarisasidan berakhir dengan potensial membran istirahat,keseluruhan siklus ini mencapai
3 mdetik. Setelahtimbul potensial aksi, sel membran akan mengalamirepolarisasi. Proses
repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua faseyaitu
periode refrakter absolut dan periode refrakter relatif.

Periode refrakter absolute terjadi selama tidakada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan
untuk menghasilkan potensial aksi yang lain. Perioderefrakter relatif terjadi setelah sel
membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakterabsolut akan
menjadi periode refrakter relatif, danapabila ada stimulus yang kuat secara normal
akanmenghasilkan potensial aksi yang baru.

2. Elektrofisiologi Jantung

Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang menyebar ke seluruh

membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung

yaitu:

- Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel ototjantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah.Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya.

- Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khususmemulai dan menghantarkan potensial
aksi yangmenyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.Sel otoritmik jantung merupakan
sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di mana sel otoritmik jantung
tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial
membran secara perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu).Dengan
siklus yang berulang tersebut, sel otoritmikmemicu potensial aksi yang kemudian menyebar
keseluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-sel
jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
pintu masuk vena cava superior.

2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang
terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel.

3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang
berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga
ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar.

4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh miokardium ventrikel
seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon. Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus
sinoatrial sebagai pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus SA
ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari saraf simpatis akan
menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis akan memperlambatnya. Hormon tiroid dan
epinefrin yang dibawa oleh darah juga dapat mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA.
Setelah

impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya akan menyebar melalui kedua atrium
sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara berkesinambungan. Pada saat yang
sama impuls tersebut mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah atrium
kanan. Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung
sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang

menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun berkas His
mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel, kontraksi
sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi) yang muncul dari
cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.

3. Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung

- Fase 0 (Depolarisasi Cepat)

Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat berkontraksi sekitar 60-100 kali/menit
oleh karena impuls listrik yang dihasilkan oleh nodus SA.Aksi ini merubah potensial
istirahat membran dan membiarkan masuknya aliran Na+ (sodium) secara cepat ke dalam sel
melalui natrium channel. Dengan masuknya ion natrium (bersifat positif) ke dalam sel,

maka potensial dalam membran sel akan menjadi lebih positif sehingga ambang potensialnya
akan naik (depolarisasi) sekitar 30 mV.

- Fase 1 (Repolarisasi Awal)

Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka dan melewatkan ion kalium
ke luar dari dalam sel. Hal ini membuat potensial membran sel menjadi lebih turun sedikit.

- Fase 2 (Plateu)

Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang potensial di membran sel
maka ion kalsium (Ca+) akan segera masuk sementara ion kalium tetap keluar. Dengan
begini,

ambang potensial membran sel akan tetap datar untuk mempertahankan kontraksi sel otot
jantung.

- Fase 3 (Repolarisasi Cepat)

Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliran ion kalium yang keluar membran sel
tetap terjadi sehingga potensial membran menjadi turun (lebih negatif) dan disebut dengan
repolarisasi.

- Fase 4 (Istirahat/resting state)

Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana potensialnya sekitar – 90 mV.


Dikarenakan ion natrium yang berlebihan di dalam sel dan ion kalium yang berlebihan di
luar sel dikembalikan ke tempat semula dengan pompa natrium-kalium, sehingga ion
natrium kembali ke luar sel dan ion kalium Kembali ke dalam sel.1,2,5,7,8 Pada otot
jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga setelah repolarisasi, ion Na+ akan masuk kembali
ke sel disebut depolarisasi spontan (nilai ambang dan potensial aksi tanpa memerlukan
rangsangan dari luar). Sel otot jantung akan mencapai nilai ambang dan potensial aksi pada
kecepatan yang teratur disebut Natural Rate / kecepatan dasar membran sel.3,4

KESIMPULAN

Potensial aksi pada membran saraf dan otot rangka dapat terjadi bila ada rangsangan dari
luar sedangkan pada membran sel otot jantung potensial aksi dapat terjadi tanpa adanya
rangsangan. Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung

Saraf

Neuron sebagai penghantar impuls saraf ke sistem saraf yang lain dibantu dengan adanya
gradien konsentrasi dari Na+,K+ , beberapa kanal Na+ dan K+. Kanal dan ion ini mengatur
impuls yang disebut dengan potensial aksi. Suatu neuron memiliki bagian akson yang
permukaannya dipenuhi dengan kanal Na+ dan K+. Kanal Na+ ini berfungsi melewatkan ion
Na+ ke neuron. Sedangkan kanal K+ berfungsi sebagai jalan dari ion K+ untuk melewati
membran. Ketika neuron dalam keadaan istirahat, maka kanal ion Na+ bagian luar akan
tertutup,namun bagian dalam neuron akan terbuka. Pada keadaan ini kanal K+ bagian
intrasel akan terbuka sedangkan bagian ekstrasel akan tertutup. Pada keadaan
depolarisasi,keadaan ini akan membuka kanal Na+ bagian luar, kemudian ion Na+ akan
masuk dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini menyebabkan kanal Na+
disebelahnya membuka dan terjadi depolarisasi juga dikanal tersebut. Demikian seterusnya
sehingga potensial aksi akan terhantar sepanjang akson sampai ke ujung saraf. Peristiwa
yang terjadi pada kanal Na+ ini disebut dengan propagasi potensial aksi. Propagasi ini
berjalan ke satu arah dan tidak berbalik arah karena kanal ion yang sudah membuka
selanjutnya menjadi inaktif dan tidak terpengaruh lagi oleh adanya depolarisasi.Depolarisasi
yang terjadi menyebabkan pembukaan kanal K+ sehingga ion K+ keluar melintasi membran
sel. Perpindahan ini menyebabkan potensial membran lebih negatif dan sel terjadi
repolarisasi. Ketika sel menjadi lebih negatif, maka pintu kanal K+ akan tertutup , kanal Na+
bagian luar tertutup dan kanal Na+ bagian dalam terbuka. Pembukaan kanal K+ yang lama
menyebabkan potensial membran terjadi hiperpolarisasi sebentar sampai kanal K+ benar-
benar tertutup. Penutupan kanal ini menyebabkan potensial membran kembali ke level
istirahat.

Hipolarisasi

Hiperpolarisasi adalah perubahan potensi membran sel yang menjadikannya lebih


negatif. Ini adalah kebalikan dari depolarisasi . Ini menghalang potensi tindakan dengan
meningkatkan rangsangan yang diperlukan untuk memindahkan potensi membran ke
ambang potensi tindakan.

Hiperpolarisasi sering disebabkan oleh aliran K + ( kation ) melalui saluran K + , atau


kemasukan Cl - ( anion ) melalui saluran Cl - . Sebaliknya, kemasukan kation ,
Na + + Ca 2+ 2+
contohnya   melalui Na   saluran atau   melalui Ca   saluran , hyperpolarization
+ 2+
Menghalang. Sekiranya sel mempunyai Na   atau Ca  arus dalam keadaan rehat, maka
penghambatan arus tersebut juga akan mengakibatkan hiperpolarisasi. Tindak balas saluran
ion berpagar voltan ini adalah bagaimana keadaan hiperpolarisasi dicapai. Pada neuron , sel
memasuki keadaan hiperpolarisasi segera setelah penjanaan potensi tindakan. Semasa
hiperpolarisasi, neuron berada dalam tempoh tahan api yang berlangsung sekitar 2 milisaat,
di mana neuron tidak dapat menghasilkan potensi tindakan selanjutnya. Natrium-kalium
ATPases mendistribusikan semula ion K + dan Na + sehingga potensi membran kembali
kepada potensi rehatnya sekitar -70 milivolt, di mana neuron sekali lagi bersedia untuk
memancarkan potensi tindakan yang lain. [1]

Saluran ion berpagar voltan bertindak balas terhadap perubahan potensi membran. Saluran


kalium, klorida dan natrium berpagar voltan adalah komponen utama dalam penjanaan
potensi tindakan dan juga polarisasi hiper. Saluran ini berfungsi dengan memilih ion
berdasarkan tarikan elektrostatik atau tolakan yang membolehkan ion mengikat
saluran. [2] Ini melepaskan molekul air yang melekat pada saluran dan ion disalurkan melalui
liang. Saluran natrium berpagar voltan terbuka sebagai tindak balas terhadap rangsangan dan
ditutup kembali. Ini bermaksud saluran terbuka atau tidak, tidak ada jalan terbuka. Kadang-
kadang saluran ditutup tetapi dapat dibuka segera, dikenali sebagai saluran gerbang, atau
boleh ditutup tanpa dapat dibuka segera, dikenali sebagai saluran tidak aktif.

Pada masa rehat , kedua-dua saluran natrium dan kalium berpagar tegangan ditutup tetapi


ketika membran sel menjadi depolarisasi saluran natrium berpagar voltan mula terbuka dan
neuron mula depolarisasi, mewujudkan gelung maklum balas semasa yang dikenali
sebagai kitaran Hodgkin . [2] Akan tetapi, ion kalium secara semula jadi bergerak keluar dari
sel dan jika kejadian depolarisasi asal tidak cukup signifikan maka neuron tidak
menghasilkan potensi tindakan. Sekiranya semua saluran natrium terbuka, maka neuron
menjadi sepuluh kali lebih telap terhadap natrium daripada kalium, dengan cepat
mendepolarisasi sel hingga puncak +40 mV. [2]Pada tahap ini saluran natrium mula tidak
aktif dan saluran kalium berpagar voltan mula dibuka. Gabungan saluran natrium tertutup
dan saluran kalium terbuka menyebabkan neuron kembali polarisasi dan menjadi negatif
semula. Neuron terus polarisasi sehingga sel mencapai ~ -75 mV, [2] yang merupakan potensi
keseimbangan ion kalium. Ini adalah titik di mana neuron hiperpolarisasi, antara –70 mV
dan –75 mV. Selepas hiperpolarisasi saluran kalium ditutup dan kebolehtelapan semula jadi
neuron kepada natrium dan kalium membolehkan neuron kembali ke potensi rehat -70 mV.
Dalam tempoh tahan api, yang terjadi selepas hiper-polarisasi tetapi sebelum neuron kembali
ke potensi istirahatnya, neuron mampu memicu potensi tindakan kerana kemampuan saluran
natrium dibuka, namun, kerana neuron lebih negatif maka semakin sukar dicapai ambang
potensi tindakan.

Neuron sebagai penghantar impuls saraf ke sistem saraf yang lain dibantu dengan adanya
gradien konsentrasi dari Na+,K+ , beberapa kanal Na+ dan K+. Kanal dan ion ini mengatur
impuls yang disebut dengan potensial aksi. Suatu neuron memiliki bagian akson yang
permukaannya dipenuhi dengan kanal Na+ dan K+. Kanal Na+ ini berfungsi melewatkan ion
Na+ ke neuron. Sedangkan kanal K+ berfungsi sebagai jalan dari ion K+ untuk melewati
membran. Ketika neuron dalam keadaan istirahat, maka

kanal ion Na+ bagian luar akan tertutup,namun bagian dalam neuron akan terbuka. Pada
keadaan ini kanal K+ bagian intrasel akan terbuka sedangkan bagian ekstrasel akan tertutup.
Pada keadaan depolarisasi,keadaan ini akan membuka kanal Na+ bagian luar, kemudian ion
Na+ akan masuk dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini menyebabkan kanal Na+
disebelahnya membuka dan terjadi depolarisasi juga dikanal tersebut. Demikian seterusnya
sehingga potensial aksi akan terhantar sepanjang akson sampai ke ujung saraf. Peristiwa
yang terjadi pada kanal Na+ ini disebut dengan propagasi potensial aksi. Propagasi ini
berjalan ke satu arah dan tidak berbalik arah karena kanal ion yang sudah membuka
selanjutnya menjadi inaktif dan tidak terpengaruh lagi oleh adanya depolarisasi.Depolarisasi
yang terjadi menyebabkan pembukaan kanal K+ sehingga ion K+ keluar melintasi membran
sel. Perpindahan ini menyebabkan potensial membran lebih negatif dan sel terjadi
repolarisasi. Ketika sel menjadi lebih negatif, maka pintu kanal K+ akan tertutup , kanal Na+
bagian luar tertutup dan kanal Na+ bagian dalam terbuka. Pembukaan kanal K+ yang lama
menyebabkan potensial membran terjadi hiperpolarisasi sebentar sampai kanal K+ benar-
benar tertutup. Penutupan

kanal ini menyebabkan potensial membran kembali ke level istirahat.

Anda mungkin juga menyukai