Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM SIRKULASI VETEBRATA

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan

Dosen pengampu : Shofwatun Nada M.Pd

Disusun oleh

Khoirul Ramdhan 1808106164

Siti Aisyah 1808106112

Trya Adi Nur Destryani 1808106108

Biologi 3/C

Kelompok 8

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penulisan
makalah mata kuliah struktur perkembangan hewan yang berjudul “Sistem Sirkulasi
Vetebrata”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang senantiasa
memberikan motivasi dalam proses pengerjaan makalah, dosen pembimbing mata kuliah
struktur perkembangan hewan yang banyak memberikan masukan dalam rangka perbaikan
makalah, serta rekan-rekan mahasiswa yang senantiasa saling mendukung untuk
menyelesaikan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat beberapa kendala, diantaranya adalah
pengetahuan dan kemampuan yang terbatas. Meskipun demikian, alhamdulillah pada
akhirnya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada pembuatan makalah
selanjutnya.

Cirebon, Desember 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II Pembahasan .............................................................................. 2


2.1 Pengertian Sistem Sirkulasi ........................................................ 2
2.2 Sistem Sirkulasi Pisces ............................................................... 4
2.3 Sistem Sirkulasi Aves ................................................................ 5
2.4 Sistem Sirkulasi Reptil ................................................................ 6
2.5 Sistem Sirkulasi Mamalia .......................................................... 8
2.6 Kelainan Sistem Sirkulasi .......................................................... 9

BAB III Penutup .................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan ................................................................................ 11
3.2 Saran ........................................................................................... 11

Daftar Pustaka ....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah dapat diibaratkan sebagai sungai kehidupan dalam tubuh. Jika
kehilangan banyak darah, tentu dapat membahayakan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Selain menghasilkan zat-zat yang berguna, proses
metabolisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-
bahan yang diperlukan tubuh seperti makan dan oksigen serta hasil metabolisme dan
sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di darah. Hasil pencernaan makanan dan
oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Sebaliknya, sisa sisa
metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan.
Hewan dapat bertahan hidup karena memiliki sistem sirkulasi darah. Sistem
sirkulasi darah ini sangat penting untuk mengangkut darah yang kaya akan oksigen
menuju setiap bagian penjuru dalam sel hewan, lalu mengangkut kembali darah yang
kaya akan  karbondioksida kembali ke jantung. Kemudian nantinya akan diubah
kembali dari darah karbondioksida menjadi darah yang kayak akan oksigen. Hewan
vertebrata dalah kelompok hewan yang sudah memiliki tulang belakang. Semua
hewan vertebrata memiliki sistem peredaran darah tertutup, memiliki jantung,
sejumlah pembuluh nadi, pembuluh balik dan pembuluh kapiler, serta ada juga
pembuluh limfa yang berisi cairan limfa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
mampu mengetahui sistem sirkulasi pada masing-masing kelas vertebrata.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud sistem sirkulasi?
2. Bagaimana sistem sirkulasi vetebrata?
3. Apa kelaianan pada sistem sirkulasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menjelaskan pengertian sistem sirkulasi
2. Untuk mendeskripsikan sistem sirkulasi vetebrata

1
3. Untuk menjelaskan kelainan sistem sirkulasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Sirkulasi


Sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang memfasilitasi pertukaran zat-zat
yang dibutuhkan tubuh dan zat-zat sisa metabolisme. Metabolisme berlangsung di
dalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu diperlukan bahan-bahan untuk
berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Sel-sel mendapat suplai makanan
atau bahan-bahan dari luar tubuh dan dihantarkan ke setiap sel melalui system
sirkulasi. Secara garis besar, system sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut : 1)
Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta
pembuangan zat sisa metabolism dari tubuh dengan segera; 2) berperan penting dalam
penyebaran panas tubuh; dan 3) menyebarkan tekanan atau kekuatan sistem sirkulasi
pada hewan (Isnaeni, 2006). Sistem sirkulasi darah atau sistem kardiovaskular adalah
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis
sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah
tertutup (Widodo, 2002).
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan
lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju
jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh
darah dan langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke
dalam tubuh. Sitem Peredaran Darah Terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan
pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak
dibagian tengah belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung
yang terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve (katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke
jantung (Widodo, 2002).
Sistem peredaran darah tertutup artinya darah selalu berada dalam suatu seri
pembuluh darah selama proses peredarannya dan tidak pernah keluar dari
system.Darah yang dipompa jantung dijaga sedemikian rupa sehingga tekanannya
tetap tinggi yang kemudian menghasilkan siklus peredaran yang dinamis mulai dari

2
jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung dengan lancar. Sistem ini dibagi
menjadi dua yaitu sistem sirkulasi tunggal dan sistem sirkulasi ganda (Santoso, 2009).
Sistem peredaran darah ganda adalah peredaran darah dalam tubuh yang
melewati jantung sebanyak dua kali. Contohnya adalah mamalia, amfibi, reptil,
burung. Sistem peredaran darah tunggal adalah peredaran darah dalam tubuh yang
melewati jantung satu kali. Contohnya adalah peredaran pada ikan (Santoso, 2009).
Adapun komponen dari sistem sirkulasi yaitu jantung (cor), dan pembuluh
darah.Peranan jantung sebagai organ sistem sirkulasi terdiri atas 2 aspek  penting.
Jantung memiliki banyak peran yaitu peran pertama adalah sebagai pemompa
cairan melintasi sistem sirkulasi yang berlangsung dengan mekanisme kontraksi dan
relaksasi otot. Hal ini juga menciptakan gradien tekanan yang mendorong darah
keluar  jantung dan mengalir ke seluruh tubuh, sehingga darah merupakan pompa
tekanan. Peran kedua adalah adanya beberapa kontrol penting dari jantung terhadap
kerja sistem sirkulasi secara keseluruhan denga mengubah-ubah laju detakan dan daya
kontraksi (Widodo, 2002).
Jumlah unit ruang jantung antar takson selaras dengan kemajuan evolusi
masing-masing taksa. Hal ini secara lengkap dapat diamati pada ruang  – ruang
jantung kelompok vertebrata yang terdiri atas 5 kelas (pisces, amphibi, reptilia, aves
dan mamalia). Pisces hanya memiliki dua ruang jantung yaitu 1 atrium dan 1
ventrikel,amphibi memiliki 3 ruang jantung yaitu 2 atrium dan 1 vnetrikel, sedangkan
pada reptilia jantung terdiri atas 4 ruang yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel, namun
terdapat variasi antara kelompok reptil dari aspek ada atau tidaknya septum (sekat)
antara ventrikel kiri dan kanan (buaya memiliki septum sempurna, sedengkan
kelompok lainnya tidak). Pada burung, ruang  jantung sama dengan mamalia yaitu 2
atrium dan 2 ventrikel yang memiliki sekat pemisah yang sempurna (Santoso, 2009).
Kelompok hewan dengan sistem peredaran darah tertutup, terdapat 3 jenis
pembuluh darah yang berperan dalam proses sirkulasi yaitu arteri, kapiler dan vena.
Secara histologis, arteri dan vena terdiri atas 3 lapisan jaringan sirkulasi yang
konsentris yaitu tunica intima, tunica media dan tunica adventitia. Sedangkan kapiler
hanya terdiri atas tunica intima. Arteri berfungsi dari pembuluh arteri adalah
membawa darah dari jantung. Darah yang mengalir dalam arteri memiliki tekanan
yang cukup tinggi sehingga dinding pembuluh harus cukup tebal dan kuat untuk
menahan arah yang mengalir di dalamnya. Arteriol merupakan pembuluh darah arteri
kecil. Dinding pembuluh tersusun atas otot polos yang banyak. Fungsi utama yang

3
penting adalah menjamin kelangsungan aliran darah secara reguler ke organ-organ
yang membutuhkan secara proporsional. Fungsi ini difasilitasi oleh keberadaan otot
polos pada dinding pembuluh (Sukiya, 2003)
Kapiler adalah pembuluh terkecil dalam sistem sirkulasi. Fungsinya adalah
sebagai tempat terjadinya pertukaran gas, nutrisi, dan substansi-substansi lainnya
antara darah dan sel. Fungsi tersebut didukung oleh struktur kapiler yang hanya
tersusun atas selapis sel tipis dan luas permukaan total yang sangat besar. Venula
adalah vena kecil yang berhubungan langsung dengan kapiler, sedangkan vena
berperan dalan mengembalikan darah ke  jantung. Struktur dindingnya lebih tipis
daripada arteri dan dialiri darah bertekanan rendah. Vena – vena utama memiliki
katub yang memastikan terjadinya aliran darah satu arah saja kembali ke jantung
(Sukiya, 2003)

2.2 Sistem Sirkulasi Pisces


Pada sebagian besar ikan, semua darah yang masuk dalam jantung melalui
vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbon dioksida yang tinggi, yaitu
yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium,
sebuah ventrikel dan sebuah konus arteriosus yang tersusun dalam urutan linear.
Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darah yang di dalam vena sangat
rendah, dan mengeluarkan darah melalui suatu arteri, aorta ventral, ke lima atau enam
pasang lung aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam insang ke
aorta dorsal. Pada waktu darah melalui insang, karbon dioksida dilepaskan dan
oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri, aorta dorsal membagi
darah melalui cabang-cabangnya ke selurug bagian tubuh. Selama darah itu mangalir,
tekanannya menurun karena visikositas darah dan gesekan di dalamnya, dan di antara
darah, selaput dinding pembuluh (Santoso, 2009)
Tekanan menurun secara cepat sewaktu darah melewati kapiler insang. Karena
gesekan menjadi sangat besar dalam pembuluh yang berdiameter kecil. Sebagai
contoh, pada hiu anjing, tekanan darah rata-rata dalam aorta ventral pada waktu
kontraksi, jantung kira  –  kira 30 mm Hg dan dalam aorta dorsal kira 20 mm Hg.
Tekanan darah yang relatif rendah dalam aorta ini makin turun ketika darah itu
mencapai kapiler dalam jaringan. Peredaran darah pada sebagian ikan adalah
lamban(Ville, 1984)

4
Seluruh darah yang mengalir ke bagian posterior tubuh (khusus di daerah
pelvik dan ekor), setelah melewati sistem kapiler utama di jaringan, akan bersatu
kembali ke vena porta renalis yang membawa darah miskin oksigen dan produk-
produk sisa metabolisme menuju ginjal. Di ginjal, vena  porta renalis akan terbagi-
bagi menuju ke kapiler peritubular. Kapiler – kapiler tersebut akan bersatu kembali
menuju vena renalis yang selanjutnya mengalirkan darah ke jantung. Kedua organ
yang dialiri darah miskin oksigentersebut (hepar dan ren) juga menerima darah kaya
oksigen melalui cabang arteri dari aorta (Santoso, 2009)

2.3 Sistem Sirkulasi Aves

Aves memiliki sistem sirkulasi yang hampir mirip dengan mamalia dan
dengan ruang jantung yang sudah tersekat dengan sempurna menjadi 4 ruangan ( 2
atrium dan 2 ventrikel). Secara sistematis, darah dari vena di seluruh tubuh menuju ke
atrium kanan dan ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan mengalir melalui arteri
pulmonalis menuju kapiler-kapiler di pulmo dan kemudian berkumpul kembali ke
vena pulmonalis yang pada akhirnya akan kembali ke jantung melalui atrium kiri.
Dari atrium kiri darah akan mengalir ke ventrikel kiri dan kemudian di pompa ke
aorta menuju kepala, hepar, ren, usus dan dinding tubuh. Proses oksigenasi terhadap
darah arteri berlangsung saat darah melewati kapiler pulmo. Darah kaya oksige
disebut darah arteri, sedangkan darah kaya karbondioksida disebut darah vena.
Perbedaan spesifik antara aves dan mamalia adalah pada aspek adanya sistem vena
porta renalis (ginjal) pada aves tidak dimiliki oleh mamalia(Widodo, 2002)
Aves memiliki 4 ruang bersekat secara sempurna sehingga tidak terjadi pencampuran
darah yang kaya oksigen dan darah yang sedikit mengandung oksigen. Darah dari vena secara
sistematik akan dialirkan kebagian atrium kanan dari jantung melaului vena cava superior dan
inferior. dari atrium kanan darah akan didorong melalui kutub triskupidalis akan menutup
mencegah aliran darah kembali ke dalam atrium. Pada waktu yang bersamaan, kutub
semilunar akan membuka sehinga darah akan mengalir ke arteri pulmonalis kanan dan kiri.
(Widodo, 2002)

5
Peredaran darah kecil pada aves yaitu berawal dari darah mengalir yang
berasal dari seluruh tubuh ke ventrikel kanan. Kandungan karbon dioksida pada
jantung dipompa menuju paru – paru melalui arteri pulmonalis untuk melepaskan
kandungan karbon dioksida (CO2) pada darah dan mengikat oksigen ( O2). Darah
tersebut akan mengalir dan masuk ke atrium kiri,dan akhirnya darah ke ventrikel
kiri(Wiwi Isnaeni, 2006)
Peredaran darah besar pada kelas Aves sama dengan peredaran darah kecil
hanya saja sitambah dengan proses selanjutnya yaitu darah kaya oksigen ( O 2 )yang
berasal dari ventrikel kiri diedarkan menuju ke seluruh tubuh tepatnya sel – sel tubuh.
Pada sel- sel tubuh ini kandungan oksigen ( O 2) dalam darah akan dilepaskan dan
karbondioksida (CO2) diikat sebagai sisa metabolism sel tubuh. Kelmudian darah
yang banyak mengandung karbon dioksida (CO) akan dialirkan kembali menuju
jantung tepatnya pada atrium kiri. (Wiwi Isnaeni, 2006)
2.4 Sistem Sirkulasi Reptil
Kelompok reptil, sistem sirkulasi gandanya berlaku umum pada kebanyakan
spesies (dibandingkan amphibi yang banyak memperlihatkan variasi). Pola tersebut
berhubungan dengan sistem respirasinya yang memiliki pulmo. Walaupun demikian,
beberapa spesies reptil dari kelompok penyu memiliki sistem suplemen bagi pulmo
yaitu dari dermal, pharingeal, dan kloaka. Reptil juga memperlihatkan perbedaan
antara kelompok buaya dengan kura-kura atau penyu, kadal, dan ular. Pada kura-kura
atau penyu, kadal dan ular, jantungnya terdiri atas atrium kiri dan kanan juga ventrikel
kiri dan kanan ( 4 ruang jantung) akan tetapi sekat atau septum antara ventrikel kiri
dan kanan belum jelas atau tidak ada sama sekali(Santoso, 2009)
Pola peradaran darah pada penyu dan kelompoknya Darah dari vena di
seluruh tubuh masuk ke sinus vensosus yang kemudian ke atrium kanan. Atrium
kanan juga menerima darah dari vena coronaria. Setelah itu darah akan menuju
ventrikel kiri terus ke pulmonalis dan kapiler di pulmo yang selanjutnya akan
berkumpul di vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri. Dari atrium kiri kemudian
masuk ke ventrikel. Sebagian darah dari ventrikel akan mengalir ke lengkung aorta
kanan dan sebagian ke lengkung aorta kiri. Dari lengkung aorta kanan sebagian

6
menuju ke kepala dan sebagian lagi bersatu dengan lengkung aorta kiri. Sedangkan
darah dari lengkung aorta kiri akan menuju hepar, ren, usus, dan dinding tubuh.
(Sukiya, 2003)
Peredaran darah pada pola yang memiliki sekat jantung antar ventrikel pada
buaya yaitu Darah dari vena seluruh tubuh mengalir ke sinus vensosus selanjutnya ke
atrium kanan dan ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan tersebut akan terbagi
menjadi dua arah aliran berbeda yaitu 1). ventrikel kanan ke jantung melewati atrium
kiri, 2). ventrikel kanan ke aorta kiri dan bergabung dengan aorta kanan. Darah yang
terdapat di atrium kiri yang berasal dari vena pulmonalis (pada arah aliran 1) akan
menuju ke ventrikel kiri dan dipompa ke aorta kanan yang sebagiannya akan menuju
ke kepala sedangkan sebagian lagi akan bergabung dengan darah dari aorta kiri
menuju hepar, ren, usus, dan dinding tubuh. Di dekat ventrikel kiri dan kanan terdapat
hubungan antara aorta kanan dengan perantara lubang yang disebut foramen
panizae(Sukiya, 2003)

7
2.5 Sistem Sirkulasi Mamalia

Sistem peredaran darah, jantung memiliki peranan yang sangat vital. Dimana
jantung berfungsi memompa darah kaya oksigen ke dalam sistem arteri (yang
membawanya ke sel-sel) dan menampung darah deoksigen dari sistem vena dan
meneruskannya ke paru-paru untuk reoksigenasi. Jantung mamalia letaknya dalam
rongga dada dan diatas diafragma. Jantung terdiri atas : prikardium (pembungkus
jantung), miokardium (otot jantung) dan endokardium (pembatas ruang jantung).
Terdapat arteri umbilikus yang menghubungkan aliran darah pada fetus yang
menyerap oksigen dan sari makanan, sedangkan foramen ovale merupakan lubang
jantung pada fetus(Barvelender, 1998)
Jantung mamalia terbagi menjadi 4 ruang yaitu 2 serambi (atrium) dan 2 bilik
(ventrikel). Ventrikel (bilik) memiliki dinding yang lebih tebal dibanding atrium
(serambi), bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari yang sebelah kanan. Hal ini
berkaitan dengan fungsinya yaitu bagian sebelah kiri untuk memompa darah bersih ke
seluruh tubuh. Antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat valvula bikuspidalis dan
antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat valvula trikuspidalis. Valvula
semilunaris bentuknya seperti bulan sabit, terdapat pada klep jantung agar darah tetap
searah(Barvelender, 1998)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri
darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai
sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke
jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik
kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di
bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan akan
dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran

8
darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor
(darah yang mengandung CO2). (Barvelender, 1998)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada
alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem
respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah
(dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan
keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri).
Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah
manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
(Barvelender, 1998)

Menurut Abdurahman (2008) Jika aliran darah terganggu, maka organ tubuh
akan mengalami kerusakan dan menimbulkan berbagai penyakit lain yang lebih
serius. Kelainan sistem peredaran darah bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik
berupa kelainan bawaan lahir maupun penyakit yang didapatkan setelah lahir. Berikut
daftar penyakit yang bisa mengganggu sistem peredaran darah, di antaranya:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi).


 Aterosklerosis.
 Penyakit jantung koroner.
 Gagal jantung.
 Aneurisma aorta.
 Gangguan irama jantung (aritmia).
 Kelainan otot jantung (kardiomiopati).
 Penyakit jantung bawaan.

Gangguan pada sistem peredaran darah bukanlah hal yang dapat dianggap


remeh. Kondisi-kondisi ini memerlukan penanganan medis segera. Oleh karenanya,
penting bagi Anda untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin

9
berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan
melakukan pemeriksaan medis ke dokter secara berkala, supaya terhindar dari
berbagai penyakit akibat terganggunya sistem peredaran darah(Abdurahman, 2008)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai sistem sirkulasi dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang memfasilitasi pertukaran zat-zat
yang dibutuhkan tubuh dan zat-zat sisa metabolisme berfungsi untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta
pembuangan zat sisa metabolism dari tubuh dengan segera; berperan penting
dalam penyebaran panas tubuh; dan menyebarkan tekanan atau kekuatan
sistem sirkulasi pada hewan
2. Sistem sirkulasi vetebrata yaitu pisces terdiri dari 1 atrium dan 1 ventrikel;
Amphibi terdiri dari 3 atrium dan 1 ventrikel; reptil terdiri dari 2 atrium dan 2
ventrikel; aves terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel; mamalia terdiri dari 2
atrium dan 2 ventrikel
3. Kelainan sistem sirkulasi yang terjadi yaitu terjadinya tekanan darah
tinggi(hipertensi), jantung koroner, gagal jantung, penyakit bawaan jantung,
dan kelainan otot jantung.

3.2 Saran
Kami mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak atau pembaca demi
perbaikan di masa yang akan datang

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D., 2008.Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.Bandung :Grafindo


Media Pratama
Barvelender, G. & Judith, A. R., 1988. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Yogyakarta : UGM
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanasius
Santoso, Putra: 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: UNAND
Sukiya.2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: JICA
Widodo, Nur. 2002. Fisiologi Hewan. Malang: UMM
Villee, dkk. 1984. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai