Anda di halaman 1dari 77

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI GINJAL

DI SUSUN OLEH :

1. Afifah Astrinina(NIM : P05140321002)


2. Aziz Azizah(NIM : P05140321008)
3. Ezza Febriya Lopa(NIM : P05140321013)
4. Mutiara Salsabilla(NIM : P05140321020
5. Rizki Aploidika(NIM : P05140321028)
6. Yolla Dwi Alvinna Lastari(NIM : P05140321038)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia – Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat
waktu yang berjudul : “ Anatomi dan fisiologi Ginjal’’.

Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami


tentang bagian -bagian Anatomi dan fisiologi Ginjal. Kami ingin mengucapkan
rasa terima kasih kami kepada dosen kami yang bernama Bunda Epti
Yorita,SST,MPH yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini
menjadi lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam menyusun makalah bagian bagian tubulus


ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu wawasan kita mengenai bagian bagian tubulus Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih

Bengkulu, 29 september 2021

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................3

1. ANATOMI GINJAL

A. Pembuluh............................................................................................4
B. Tubulus...............................................................................................18

2. FISIOLOGI GINJAL

A. Fungsi Ginjal…………………………………..……………......27
B. Peredaran Darah Ginjal…...........................................................38
C. Filtrasi Glomerulus......................................................................51
D. Proses Pembentukkan Urin ........................................................64

BAB III PENUTUP………………………………………………………….74

A. Kesimpulan.........................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................75

3
MAKALAH PEMBULUH GINJAL

DI SUSUN OLEH :

EZZA FEBRIYA LOPA

NIM : P05140321013

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

4
JURUSAN KEBIDANAN 2021

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul pembuluh. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas kelompok dari bunda Epti Yorita, SST, MPH pada bidang studi anatomi dan
fisiologi manusia. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada mahasiswa tentang pembuluh pada manusia. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu
penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bengkulu, 29 september 2021

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

C. Latar Belakang....................................................................................iii
D. Rumusan Masalah...............................................................................iii
E. Tujuan Masalah...................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................iv

E. Pengertian darah…………………………………..……………iv
F. Pengertian ginjal…......................................................................v
G. Pembuluh darah...........................................................................vi
H. Pembuluh darah di ginjal ............................................................vii
BAB III PENUTUP………………………………………………………….viii

B. Kesimpulan.........................................................................................viii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................ix

6
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem peredaran darah manusia merupakan suatu sistem pemindahan


nutrisi dan zat-zat tertentu melalui sistem peredaran darah dari jantung ke
seluruh sel-sel organ dalam tubuh dan begitu pula sebaliknya. Bagian dari
sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh adalah
pembuluh darah. Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi
(arteri), pembuluh kapiler, dan pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi
berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung. Aliran darah ginjal
berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta
abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis
yang merupakan cabang vena kava inferior.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu darah ?
b. Apa itu ginjal?
c. Apa yang di maksud dengan pembuluh darah ?
d. Bagaimana yang di maksud dengan peredaran darah di ginjal?
e. Macam-macam kelainan ginjal

C. TUJUAN MASALAH
a. Diketahuinya apa yang dimaksud dengan darah dan ginjal
b. Mahasiswa mengerti yang dimaksud dengan pembuluh darah dan
peredaran darah di ginjal
c. Diketahuinya apa saja kelainan atau penyakit pada ginjal

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima
yang berarti darah.

Darah tersusun oleh dua komponen yaitu :

a. Plasma
Plasma darah (bagian yang cair) : serum, fibrinogen. Plasma terdiri atas air
(90%) dan sisanya zat-zat lain meliputi protein, glukosa, asam amino, lemak,
vitamin, mineral,co2, o2, limbah metabolisme urea, hormon.

b. Sel – sel darah

8
Sel-sel darah (bagian yang padat) :
 Eritrosit (sel darah merah)
 Leukosit (sel darah putih)
 Trombosit (keping darah)

Fungsi darah :

a. Mengedarkan sari makanankeseluruhtubuh yang dilakukanoleh plasma


darah
b. Mengangkutsisaoksidasidariseltubuhuntukdikeluarkandaritubuh yang
dilakukanoleh plasma, darah karbondioksida dikeluarkan melalui paru-paru,
urea dikeluarkan melalui ginjal
c. Mengedarkanhormon yang dikeluarkanolehkelenjarbuntu (endokrin) yang
dilakukanoleh plasma darah
d. Mengangkutoksigenkeseluruhtubuh yang dilakukanolehsel-seldarahmerah
e. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel
darah putih
f. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
g. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

B. PENGERTIAN GINJAL

Ginjal merupakan organ yang berada di bagian bawah tulang rusuk belakang
tubuh manusia. Walaupun hanya berukuran layaknya satu kepalan tangan, ginjal
merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan wajib dijaga. Organ ginjal
memiliki bentuk seperti kacang dan berada pada posisi retroperitoneal (diantara
dinding dorsal tubuh dan parietal peritonium) di bagian atas dari lumbar,
menjangkau sekitar T12 ke L3. Ginjal dilindungi oleh bagian bawah tulang
rusuk. Ginjal orang dewasa memiliki massa sekitar 150 g (5 ons) dan rata-rata
panjangnya 12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 cm. Permukaan lateral cembung
sedangkan permukaan medial cekung dan memiliki celah vertikal yang disebut

9
hilus ginjal. Hilus ginjal mengarah ke dalam ruang internal dalam ginjal yang
disebut sinus ginjal.

Ginjal terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut korteks dan bagian
dalam yang disebut medulla.
a. Fungsi ginjal
Ginjal berperan dalam mengatur komposisi dan volume cairan
ekstraselular.
Dalam keadaan normal ginjal akan menjaga stabilitas lingkungan internal
dengan
mengeluarkan banyak zat sisa metabolisme melalui urin. Fungsi ginjal
lainnya adalah mengeliminasi sisa metabolisme, termasuk urea, asam
urat, dan kreatinin, mengeliminasi obat (seperti penisilin), dan komponen
toksik, memproduksi hormon eritropoeitin dan 1.25-dihydroxy vitamin
D3, menurunkan beberapa hormon polipeptida termasuk insulin,
glukagon, dan hormon paratiroid, mensintesis ammonia yang berperan

10
mengatur kesimbangan asam-basa, setiap hari banyak diproduksi sisa
metabolisme tubuh bersifat asam seperti asam karbonat, asam laktat,
keton, dan lainnya yang harus diekskresikan,
mensintesis substansi yang mempengaruhi aliran darah ginjal dan
ekskresi Na+ , termasuk derivat asam arachidonat, dan kalikrein.
b. Pembentukan urine
 Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada
glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus
secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang
besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih
kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.
Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar
25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar
seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui
glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk
ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari
perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan
kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler
glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh
tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan
osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya
dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh
permeabilitas dinding kapiler.
 Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non
elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah
reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang
sudah difiltrasi.
 Sekresi

11
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari
aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi
yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya
penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh
termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada
tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga
telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam
hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari
cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam
cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion
natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi
dan sebaliknya. Pilihan kation yang akan disekresi tergantung
pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini
(hidrogen dan kalium). Pengetahuan tentang pertukaran kation
dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa
hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai
contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat
menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat
terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi
secara theurapeutik.

C. PEMBULUH DARAH

Pembuluh darah adalah saluran tempat mengalirnya darahatau bagian dari sistem
sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah terdiri atas
pembuluh nadi dan pembuluh balik. Pembuluh darah yang bercabang
membentuk pembuluh yang lebih halus yang
disebut pembuluh kapiler. pembuluh darah mengangkut nutrisi ke organ dan
jaringan tubuh manusia. Salah satu fungsi utamanya ialah pengangkutan oksigen
ke seluruh tubuh. Lalu aliran darah yang sudah disebar ke seluruh tubuh

12
melakukan proses oksigenasi jaringan ini akan kembali ke jantung yang nanti
akan dioksigenasi di paru-paru.

PERBEDAAN PEMBULUH DARAH ARTERI,VENA,KAPILER

Sifat Arteri (Nadi) Vena Kapiler


Dinding Tebal, elastic Tipis dan kurang Tipis dan permeable
elastic
Arah Aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung Berawal dari arteriol

Tekanan Kuat, kalau terpotong Lemah, kalau Peralihan antara


darah memancar terpotong darah sistem tekanan tinggi
menetes dan system tekanan
darah
Darah Banyak mengandung Banyak mengandung Banyak mengandung
O2, kecuali nadi paru- CO2, kecuali vena O2
paru paru-paru
Letak Lebih ke dalam Dekat permukaan Antara arteri dan vena
tubuh
Klep Hanya satu pada Banyak di sepanjang Tidak memiliki
pangkal nadi pembuluh
Denyut terasa Tidak terasa -

Letak tersembunyi Dekat dengan Tersembunyi


permukaan kulit
Jika terluka Darah memancar Darah mengalir

D. PEMBULUH DARAH DI GINJAL

Pada kondisi istirahat normalnya darah sebanyak seperempat dari total


cardiac output (sekitar 1200 ml) dikirim ke artreri ginjal untuk disaring
oleh ginjal. Arteri ginjal adalah sepasang pembuluh darah besar yang
mengarah dari aorta abdominal ginjal dan masuk kedalam masing-masing

13
ginjal. Arteri ginjal pada sebelah kanan lebih panjang daripada arteri ginjal
sebelah kiri karena letak aorta berada disebelah kiri dari garis tengah.
Setiap arteri ginjal becabang menjadi 5 segmental arteri. Pada sinus ginjal,
arteri segmentalis akan membentuk arteri interlobar. Pada batas cortex dan
medulla arteri arcuata akan bercabang menjadi arteri arkuata yang
melengkung diatas basis piramid. Suplai darah oleh arteri arkuata akan
dialirkan keluar oleh arteri kortikal radial. Arteri kortikal medial akan
bercabang menjadi arteriol afferent yang memasok darah pada glomerulus
selanjutnya darah dialirkan menuju arteriol efferent. Darah kemudian
dialirkan menuju kapiler peritubuler kemudian menuju vena kortikal
radial, vena arkuata, vena interlobar, dan vena ginjal dimana darah
meninggalkan ginjal dan mengalir menuju inferior vena cava. Aliran darah
ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari
aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena
renalis yang merupakan cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal
adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain. Setiap arteri ginjal
masuk hilus melalui cabang anterior dan posterior. Cabang anterior dan
posterior kemudian membentuk arteri segmental, dan bercabang lagi
membentuk arteri interlobar, yang menembus kapsul ginjal dan mengalir
melalui kolom ginjal di antara piramida ginjal. Arteri interlobar menyuplai
darah ke arteri arkuata yang mengalir di area pertenuan antara korteks dan
medula. Setiap arteri arkuat menyuplai darah kepada arteri interlobular
yang kemudian menyuplai darah kepada arteriol aferen dan glomeruli.
Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk
glomerulus. Arterial eferen kemudian meninggalkan setiap glomerulus dan
membentuk jaringan jaringan kapiler, kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal, dimana proses
pertukaran zat dilakukan. Ada dua macam arteriol eferen berdasarkan
lokasi Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaringan
kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan
proksimal di nefron tersebut Arteriol eferen dar glomerulus pada nefron

14
juxta glomerulus membentuk perpanjangan pembuluh kapiler yang lurus
disebut vasa rekta yang turun ke dalam piramida medula. Lekukan vasa
rekta membentuk lengkunga jepit yang melewati lengkung Henle.
Lengkungan ini memungkinkan proses pertukaran zat antara lengkung
Henle dan kapiler dan berperan dalam membentuk konsentrasi urin dengan
membantu mempertahankan mekanisme pertukaran lawan arus. Darah
bergerak melalui jaringan kecil venula yang bergabung membentuk vena
interlobular. Seperti dengan distribusi arteriol, vena mengikuti pola yang
sama: interlobular menyuplai darah untuk vena arkuata yang menyuplai
darah ke bena interlobar. Vena interlobar bergabung membentuk vena
renalis yang keluar dari ginjal.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem peredaran darah manusia merupakan suatu sistem pemindahan nutrisi dan
zat-zat tertentu melalui sistem peredaran darah dari jantung ke seluruh sel-sel
organ dalam tubuh dan begitu pula sebaliknya, Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua mahkluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Pembuluh darah adalah saluran tempat mengalirnya darahatau bagian dari sistem
sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh, Arteri ginjal adalah sepasang
pembuluh darah besar yang mengarah dari aorta abdominal ginjal dan masuk
kedalam masing-masing ginjal.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.edudetik.com/2014/06/makalah-pembuluh-darah-meliputi.html

http://scholar.unand.ac.id/37308/2/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf

http://repository.unissula.ac.id/12820/7/Bab%20I.pdf

http://eprints.umm.ac.id/42844/3/jiptummpp-gdl-desiimastu-48513-3-babii.pdf

http://eprints.umm.ac.id/42844/3/jiptummpp-gdl-desiimastu-48513-3-babii.pdf

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/mengenal-fungsi-ginjal-dan-cara-
menjaganya-agar-tetap-sehat/

17
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

(TUBULUS )

Disusun Oleh:

Rizki Alpiodika

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan + Profesi Bidan

Dosen Pembimbing : Epti Yorita,SST,MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022

18
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia – Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan
tepat waktu yang berjudul : “ Tubulus’’.

Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami


tentang bagian -bagian tubulus Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami
kepada dosen kami yang bernama Bunda Epti Yorita,SST,MPH yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam menyusun makalah bagian bagian tubulus


ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu wawasan kita mengenai bagian bagian tubulus Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 28 September 2021

19
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iii

1.1 Latar Belakang.............................................................................................iii

1.2 Rumusan masalah.........................................................................................iii

1.3 Tujuan ..........................................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................v

2.1 Bagian tubulus................................................................................................xi

BAB III
PENUTUP.................................................................................................vii

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................vii

20
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal adalah organ vital dalam tubuh yang berfungsi sebagai organ ekskresi
dalam tubuh yang berbentuk mirip kacang dan terletak dibelakang perut atau
abdomen. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan
limpa.di ginjal terdapat bagian yang di namakan tubulus ,Medula ginjal Bagian ini
merupakan jaringan halus yang terdapat di dalam ginjal. Struktur medula terdiri
atas piramida ginjal yang meliputi nefron dan tubulus, serta saluran medula.
Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan tubuh dan darah menuju
ginjal.Setelah cairan zat limbah dan racun di dalam darah disaring, maka ginjal
akan mengeluarkan zat-zat tersebut melalui urine. Urine ini kemudian akan
dialirkan menuju saluran ureter di bagian pelvis ginjal.Tubulus ginjal adalah
serangkaian tabung yang bisa ditemukan mulai dari ujung kapsul bowman sampai
berakhir di saluran pengumpul. Setiap tubulus memiliki beberapa bagian khusus,
yaitu: Tubulus berbelit-belit proksimal, merupakan bagian yang berfungsi
menyerap kembali air, natrium, dan glukosa ke dalam darah.

1.2 Rumusan Masalah

A). Apa saja bagian-bagian tubulus dalam ginjal ?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa khususnya


kami selaku pembuat makalah agar bisa lebih memahami tentang pembelajaran
mengenai apa saja bagian bagian tubulus dalam ginjal

21
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAGIAN-BAGIAN TUBULUS

Berikut ini adalah beberapa bagian tubulus:

Dalam 1 ginjal terdapat 1. 2 juta unit fungsional yang disebut Nephron Tiap

Nephron terdiri dari Corpuskulum dan Tubulus renalis

Corpuskulum renalis: didalamnya terdapat ‘bola’ kapiler yg disebut Glomerulus


yg dilapisi 2 lapis Glomerula/ Bowman's. Darah masuk melalui arteri aferen
kemudian difiltrasi di glomerolus. Hasil filtrasi (Filtrat Glomerulus ) terkumpul di

22
ruang kapsuler dan akan dikeluarkan melalui tubulus ginjal. Darah yang
selanjutnya akan melalui eferen

23
Tubulus renalis adalah duktus (saluran-pipa) yang keluar dari glomerolus dan
berakhir di piramid. Dibagi menjadi 3 bagian; tubulus konpulutus proksimal, ansa
henle ,tub, convulutus distal dan Duktus kolektifus

Tubulus Convolutus Proksimal – tempat terjadinya absorbsi. Dilapisi epitel


kuboid selapis dengan micrivilli (brush border) Ansa henle – terdiri atas pars
desenden dan asenden. Dengan segment tebal dan tipis. Segmen tebal disusun
oleh epitel kuboid selapis, dan segmen tipis dilapisi epitel pipih selapis. Fungsi
dalam pengaturan konsentrasi urin

Tubulus Konvolutus Distal – merupakan akhir dari nefron. Dilapisi oleh epitel
kuboid selapis tanpa mikrovili. Duktus kolektifus,. Beberapa duktus kolektifus
bergabung menjadi duktus papilaris; yg nantinya akan mengalirkan urine ke kaliks
minor. Dilapisi oleh epitel kuboid selapis.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan tubuh dan darah menuju ginjal.
Setelah cairan zat limbah dan racun di dalam darah disaring, maka ginjal akan
mengeluarkan zat-zat tersebut melalui urine. Urine ini kemudian akan dialirkan
menuju saluran ureter di bagian pelvis ginjal.

25
Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-fungsi-ginjal-dalam-tubuh

https://slidetodoc.com/urinary-system-nur-arfian-dr-ph-d-organ/

26
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

(FUNGSI GINJAL)

Disusun Oleh:

Yolla Dwi Alvinna Lastari

NIM: P05140321038

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan + Profesi Bidan

Dosen Pembimbing : Epti Yorita,SST,MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

27
TAHUN AJARAN 2021/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia – Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan
tepat waktu yang berjudul : “ Fungsi Ginjal’’.

Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami


tentang Fungsi Ginjal Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami kepada
dosen kami yang bernama Bunda Epti Yorita,SST,MPH yang telah membimbing
kami dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam menyusun makalah Fungsi Ginjal ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu wawasan kita mengenai Fungsi Ginjal. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 28 September 2021

28
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iii

1.1 Latar Belakang.............................................................................................iii


1.2 Rumusan masalah...............................................................................iii
1.3 Tujuan ................................................................................................iv

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................v
2.1 Fungsi Ginjal.......................................................................................xi

BAB III
PENUTUP.................................................................................................vii
3.1 Kesimpulan ..................................................................................vii

DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................ix

29
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh
secara menyeluruh, karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh.
Fungsi ginjal antara lain, membersihkan darah dan mengeluarkan cairan tubuh,
mengatur keseimbangan kadar kimia darah dalam tubuh, serta mengeluarkan
hormon yang mengatur tekanan darah. Oleh karena itu, jika ginjal mengalami
penurunan atau tidak mampu memerankan fungsi tersebut, maka ginjal dikatakan
mengalami gangguan ginjal. Penurunan fungsi ginjal dapat terjadi karena banyak
sebab yang berkembang bahkan tanpa disadari. Pada awalnya bisa jadi dari sebab
yang ringan, misalnya kurang minum atau gaya hidup yang tidak banyak
bergerak, pola makan yang tinggi lemak dan karbohidrat, ataupun lingkungan
yang buruk, itu semua dapat mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme
yang berujung pada penyakit degeneratif. Gangguan ginjal tersebut bisa
serangkaian kejadian yang terjadi sendiri-sendiri ataupun berkembang secara
berantai dari infeksi saluran kemih menjadi infeksi kandung kemih, ke infeksi
ginjal, batu ginjal, kanker ginjal, dan berujung pada gagal ginjal. .
Fungsi ginjal adalah membuang zat-zat produk sisa metabolisme yang tidak
diperlukan dalam tubuh. Hasil pengolahan ginjal tersebut akan dibuang berupa
urine. Ginjal akan membuang zat yang tidak dibutuhkan tubuh ke dalam urine dan
mengembalikan zat yang masih dibutuhkan tubuh ke dalam darah.

1.2 Rumusan Masalah

A). Apa saja fugsi ginjal bagi manusia?

30
1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa khususnya


kami selaku pembuat makalah agar bisa lebih memahami tentang pembelajaran
mengenai apa saja fungsi ginjal bagi manusia

31
1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI GINJAL

Berikut ini adalah beberapa fungsi ginjal bagi manusia:

1. Menyaring darah

Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu fungsi utama ginjal adalah
menyaring darah. Proses penyaringan tersebut akan menghasilkan zat sisa dan
kelebihan cairan yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Selain
hormon yang bertugas dalam penyaringan darah, ginjal juga menghasilkan
hormon lainnya yang tidak kalah penting bagi tubuh, yaitu: a).Eritropoetin (EPO),
hormon untuk merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah,

b).Renin, hormon yang berfungsi mengontrol tekanan darah, serta Kalsitriol,


bentuk aktif vitamin D yang membantu menjaga kesehatan tulang

2. Menyaring dan membuang limbah

Fungsi ginjal lainnya adalah menyaring dan membuang limbah, seperti racun,
garam berlebih, dan urea, yaitu limbah mengandung nitrogen hasil dari
metabolisme protein.Urea yang terbentuk dalam tubuh akan diangkut melalui
darah ke ginjal untuk kemudian dibuang. Tanpa ginjal, limbah dan racun akan
menumpuk dalam darah dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

3. Mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh

Ginjal memastikan bahwa jaringan tubuh telah menerima air yang cukup agar
dapat berfungsi dengan baik. Organ ini akan bereaksi terhadap perubahan kadar

32
air dalam tubuh. Ketika asupan air dalam tubuh berkurang, ginjal akan menahan
air, bukan membuangnya.

4. Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam darah

Ginjal memproduksi enzim renin yang bertugas untuk mengatur tekanan darah
dan garam dalam darah. Hal ini karena ginjal memerlukan tekanan dan aliran
darah yang stabil untuk dapat menyaring darah.

5. Mengatur sel darah merah

Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, ginjal akan mengeluarkan


hormon eritropoietin, yaitu hormon yang merangsang produksi sel darah merah
pembawa oksigen lebih banyak. Ketika kadar oksigen atau sel darah merah sudah
kembali normal, hormon ini akan berhenti diproduksi.

6. Mengatur keseimbangan asam basa (pH) darah

Salah satu fungsi penting ginjal adalah memastikan bahwa pH darah tetap normal.
Keseimbangan pH darah penting untuk dipertahankan agar proses metabolisme sel
dalam tubuh dapat berjalan dengan baik. pH darah normal memiliki berada di
angka 7,35–7,45.

7. Menjaga konsentrasi mineral dan elektrolit

Ginjal berperan dalam menjaga konsentrasi mineral dan elektrolit penting dalam
darah, di antaranya natrium, kalium, fosfor, dan kalsium. Elektrolit berfungsi
untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh, seperti saraf dan otot.

8. Menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D

Ginjal juga berfungsi untuk menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh


untuk kesehatan tulang dan keseimbangan zat kimia dalam tubuh. Begitu
pentingnya peran ginjal dalam tubuh, maka sudah semestinya jika kedua ginjal
selalu dijaga kesehatannya agar selalu dapat berfungsi dengan baik. Meski
seseorang dapat hidup normal hanya dengan satu ginjal, tetapi dalam jangka

33
panjang, akan lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan. Oleh
karena itu, memiliki dua ginjal yang sehat tentu lebih baik. Menjaga kesehatan
dan fungsi ginjal dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan rendah garam,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, berolahraga secara rutin, memenuhi
kebutuhan cairan tubuh, menghentikan kebiasaan merokok, membatasi konsumsi
minuman beralkohol, dan menjaga berat badan ideal.

34
3

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fungsi ginjal adalah membuang zat-zat produk sisa metabolisme yang tidak
diperlukan dalam tubuh. Hasil pengolahan ginjal tersebut akan dibuang berupa
urine. Ginjal akan membuang zat yang tidak dibutuhkan tubuh ke dalam urine dan
mengembalikan zat yang masih dibutuhkan tubuh ke dalam darah. .

35
4

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-fungsi-ginjal-dalam-tubuh

36
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

(PEREDARAN DARAH GINJAL)

Disusun Oleh:

Afifah Astrinina

NIM: P05140321002

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan + Profesi Bidan

Dosen Pembimbing : Epti Yorita,SST,MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022

37
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia – Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat
waktu yang berjudul : “ Peredaran Darah Ginjal’’.

Harapan kami sebagaimana penyusun yaitu agar pembaca dapat memahami


tentang Peredaran Darah Ginjal. Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami
kepada dosen kami yang bernama Bunda Epti Yorita,SST,MPH yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam menyusun makalah Fungsi Ginjal ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu wawasan kita mengenai Fungsi Ginjal. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 28 September 2021

38
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iii

1.1 Latar Belakang.............................................................................................iii


1.2 Rumusan masalah................................................................................iii
1.3 Tujuan ..............................................................................................iv

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................v
2.1 Peredaran Darah Ginjal....................................................................xi
BAB III
PENUTUP.................................................................................................vii
3.1 Kesimpulan ..................................................................................vii
3.2Saran....................................................................................................viii

DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................ix

39
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk


mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh
lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus
mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga
keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan
homeostatik penting. Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-
organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh.
Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan
mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.

Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung


pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan
cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara
terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen
plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme.

1.2 Rumusan Masalah

A). Bagaimana Peredaran darah pada Ginjal?

40
1.3 Tujuan

Tujuan penyajian makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut


mengenai bagaimana peredaran darah terjadi pada ginjal. Pemahaman yang lebih
baik akan membantu dalam memahami sistem perkemihan pada manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peredaran Darah Ginjal

Ginjal

       Ginjal terletak di dinding abdomen posterior, masing-masing satu buah di sisi


kiri dan kanan kolum vertebrata. Di belakang peritoneum dan di bawah
diagfragma. Tinngi ginjal adalah dari vertebrata toraksik ke-12 sampai lumbar ke-
3, dan dilindungi sangkar iga. Ginjal kanan biasanya sedikit lebih pendek daripada
ginjal kiri, mungkin karena diatas ginjal kanan terdapat ruang yang ditempati hati.
       Ginjal merupakan organ berbentuk kacang yang panjangnya sekitar 11 cm,
lebar 6 cm, tebal 3 cm, serta beratnya 150 g. ginjal melekat pada posisinya karena
berikatan dengan suatu massa lemak. Selubung fasia renal fibroelastik
membungkus ginjal dan lemak ginjal.
Organ yang Berbatasan dengan Ginjal
Ginjal kanan
Superior – kelenjar adrenal kanan
Anterior – lobus kanan hati, duodenum, dan fleksur hepatica kolon
Posterior – diagfragma dan otot dinding posterior abdomen
Ginjal kiri
Superior – kelenjar adrenal kiri
Anterior – limpa, lambung, pankeas, jejunum, dan fleksur splenik kolon
Posterior – diagfragma dan otot dinding posterior abdomen

41
Peredaran Darah Ginjal

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang


merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan
darah balik adalah vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior.
Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain.

Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan:

 kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus.


 lapisan kaya protein sebagai membran dasar.
 selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit).

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula

42
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung
sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil
dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350
kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat
glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal.[2]

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah
vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal
adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain. Meskipun ukurannya relatif
kecil, ginjal menerima 20% darah dari curah jantung.

Setiap arteri ginjal masuk hilus melalui cabang anterior dan posterior.
Cabang anterior dan posterior kemudian membentuk arteri segmental, dan
bercabang lagi membentuk arteri interlobar, yang menembus kapsul ginjal dan
mengalir melalui kolom ginjal di antara piramida ginjal. Arteri interlobar
menyuplai darah ke arteri arkuata yang mengalir di area pertenuan antara korteks
dan medula. Setiap arteri arkuat menyuplai darah kepada arteri interlobular yang
kemudian menyuplai darah kepada arteriol aferen dan glomeruli. Satu arteriol
aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus.

Arterial eferen kemudian meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk


jaringan jaringan kapiler, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus
distal dan proksimal, dimana proses pertukaran zat dilakukan. Ada dua macam
arteriol eferen berdasarkan lokasi:

 Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaringan kapiler


peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal di nefron
tersebut
 Arteriol eferen dar glomerulus pada nefron juxta glomerulus membentuk
perpanjangan pembuluh kapiler yang lurus disebut vasa rekta yang turun ke

43
dalam piramida medula. Lekukan vasa rekta membentuk lengkunga jepit yang
melewati lengkung Henle. Lengkungan ini memungkinkan proses pertukaran
zat antara lengkung Henle dan kapiler dan berperan dalam membentuk
konsentrasi urin dengan membantu mempertahankan mekanisme pertukaran
lawan arus.

Ginjal mendapatkan suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang


menjadi arteri renalis, → arteri interlobaris → arteri arcuata → arteri
interlobularis → arteriole aferen → glomerulus → arteriole eferen → kapiler juxta
glomerulare → peritubuler → vena interlobularis → vena arcuata → vena
interlobularis → vena renalis.

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah
vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal
adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain. Meskipun ukurannya relatif
kecil, ginjal menerima 20% darah dari curah jantung.

Setiap arteri ginjal masuk hilus melalui cabang anterior dan posterior. Cabang
anterior dan posterior kemudian membentuk arteri segmental, dan bercabang lagi
membentuk arteri interlobar, yang menembus kapsul ginjal dan mengalir melalui
kolom ginjal di antara piramida ginjal. Arteri interlobar menyuplai darah ke arteri
arkuata yang mengalir di area pertenuan antara korteks dan medula. Setiap arteri
arkuat menyuplai darah kepada arteri interlobular yang kemudian menyuplai
darah kepada arteriol aferen dan glomeruli. Satu arteriol aferen membentuk sekitar
50 kapiler yang membentuk glomerulus.

Arterial eferen kemudian meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk


jaringan jaringan kapiler, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus
distal dan proksimal, dimana proses pertukaran zat dilakukan. Ada dua macam
arteriol eferen berdasarkan lokasi:

44
 Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaringan kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal di nefron
tersebut
 Arteriol eferen dar glomerulus pada nefron juxta glomerulus membentuk
perpanjangan pembuluh kapiler yang lurus disebut vasa rekta yang turun ke
dalam piramida medula. Lekukan vasa rekta membentuk lengkunga jepit yang
melewati lengkung Henle. Lengkungan ini memungkinkan proses pertukaran
zat antara lengkung Henle dan kapiler dan berperan dalam membentuk
konsentrasi urin dengan membantu mempertahankan mekanisme pertukaran
lawan arus.

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai


percabangan arteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria segmental, terus ke arteri interlobus nanti
cabang lagi jadi arteri arkuata. Arteri ini terhubung ke arteri interloburalis yang
berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan
yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut kapsula
bowman. Di dalam kapsula bowman lewat afferent arteriol lalu ke kapiler
glomerulus lalu ke efferent arteriol setelah disaring. Dari sini darah ke kapiler
peritubular yang berjalan di sekitar tubulus, nanti lewat vena interlobularis ke
vena arcuata lalu ke vena interlobus kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.

Vaskularisasi Ginjal

Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis yang dipercabangkan setinggi


vertebra lumbalis pertama atau kedua disebelah bawah atau inferior terhadap
percabangan arteri mesenterica superior. Arteri sebelah kanan berjalan di
belakang vena cava inferior. Setiap arteri renalis akan bercabang menjadi lima
buah arteri segementalis di dekat hilum renalis. Berdasarkan distribusi arteri
terdapat lima segmen yang diurus oleh masing-masing arteri segmentalis tersebut
yaitu segmen apicalis, segmen superior, segmen medius, segmen inferior dan

45
segmen posterior. Cabang pertama arteri segementalis tersebut disebut arteri
lobaris yang kemudian bercabang lagi menjadi arteri interlobaris. Arteri
interlobaris berjalan disepanjang sisi pyramid renalis, yang kemudian bercabang
menjadi arteri arcuata yang berjalan melengkung pada peralihan medulla dengan
korteks renalis. Dari arteri arkuata terbentuk arteri interlobularis yang berjalan
kearah kapsula renalis. Arteri ini kemudian memberi cabang aferen yang akan
membentuk glomerulus.

Dari glomerulus selanjutnya terbentuk cabang eferen (Lorraine, 1995).


Cabang-cabang arteriola eferen kemudian bercabang membentuk sistem portal
kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular, Darah yang
mengalir melalui sistem portal akan ini akan dialirkan ke dalam jalinan vena
selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobaris dan vena
renalis dan akhirnya mencapai vena cava inferior.(Lorraine, 1995)

Ginjal dilalui oleh sekitar 1.200 ml darah permenit, suatu volume yang
sama dengan 20 sampai 25 persen curah jantung (5.000/ml permenit). Sifat
khusus aliran darah ginjal adalah autoregulasi aliran darah melalui ginjal. Arteriol
eferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai
respons terhadap perubahan tekanan darah arteria, dengan demikian
mempertahankan aliran darah dan filtrasi glomerulus tetap konstan, Fungsi ini
efektif pada tekanan arteria antara 80–180 mmHg. Hasilnya adalah dapat
mencegah terjadinya perubahan yang besar pada eksresi air. Tetapi dalam kondisi
–kondisi tertentu autoregulasi ini dapat tidak berfungsi, meskipun tekanan arteria,
masih dalam batas autoregulasi.

Saraf-saraf renal dapat menyebabkan vasokonstriksi pada keadaan darurat


dengan demikian mengalirkan darah dari ginjal ke jantung. Lorraine, 1995)

46
Ginjal

mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis,
sebelum masuk kedalam massa ginjal. Arteri renalis mempunyai cabang yang

47
besar yaitu arteri renalis anterior dan yang kecil yaitu arteri renalis posterior.
Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior ventral. Cabang posterior
memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal. Diantara kedua
cabang ini terdapat suatu garis (Brudels line) yang terdapat di sepanjang margo
lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh darah sehingga kedua
cabang ini akan menyebar sampai ke bagian anterior dan posterior dari kolisis
sampai ke medulla ginjal, terletak diantara pyramid dan disebut arteri
interlobularis Setelah sampai di daerah medulla, membelok 90o melalui basis
pyramid yang disebut arteri arquarta. Pembuluh ini akan bercabang menjadi arteri
interlobularis yang berjalan tegak ke dalam korteks berakhir sebagai :

1. Vasa averen glomerulus untuk 1-2 glomerulus

2. Pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks tanpa berhubungan

dengan glomeralis

3. Pembuluh darah menembus kapsula bowman.

Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen, selanjutnya terdapat suatu


anyaman yang mengelilingi tubuli kontorti. Disamping itu ada cabang yang lurus
menuju ke pelvis renalis memberikan darah untuk ansa Henle dan duktus koligen
yang dinamakan arteri rectal (A. spuriae). Dari pembuluh rambut ini darah
kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler vena, bentuknya seperti bintang
disebut vena stellata berjalan ke vena interlumbalis. Pembuluh limfe mengikuti
perjalanan A. renalis menuju ke nodi limfatikus aorta lateral yang terdapat di
sekitar pangkal A. renalis, dibentuk oleh pleksus yang berasal dari massa ginjal,
kapsula fibrosa dan bermuara di nodus lateral aortik

48
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Arus darah ginjal bersumber dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung
dari aorta abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah belakang adalah vena
renalis yang merupakan cabang vena kava inferior.  Di dekat hilus, a. Renalis
akan  menjadi 5 cabang a. Segmentalis, a. Lobaris, a. Arkuata ,A. Interlobularis
yang kemudian menjadi arteriole afferen yang menuju kapiler glomerulus dimana
cairan dan zat terlarut difiltrasi untuk membentuk urin. Ujung distal kapiler
glomerulus bergabung menjadi arteriole efferen dan berjalan menuju kapiler
peritubulus yang mengelilingi tubulus ginjal. Kapiler peritubulus mengalirkan
darah ke dalam pembuluh sistem vena yang berjalan berdampingan dengan
pembuluh arteriole. Sistem vena ini lalu membentuk V. Interlobularis, V. Arkuata,
V. Interlobaris, dan  V. Renalis. V. Renalis kemudian meninggalkan ginjal
melalui hilus bersama ureter dan A. Renalis.

49
Daftar Pustaka

Diakses pada 28 September 2021 Purnomo,Basuki (2007). Dasar-dasar urologi. Sagung seto. 

Diakses pada 28 September 2021, CORRELATION OF ULTRASONOGRAPHY OF


CAROTID AND AORTA ARTERY IN PHOTO THORAX PA POSITION WITH
RENAL RESISTIVE INDEX IN HYPERTENSION PATIENTS, REGI FAUZAN

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/369/2/20_C112217207_Tesis(FILEminimizer)
%20...%201-2.pdf

Diakses pada 28 September 2021 https://repository.unimal.ac.id/3183/1/Sistem


%20Urinaria.pdf

Diakses pada 28 September 2021, Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal

50
MAKALAH
FILTRASI GLOMERULUS

Disusun oleh:

Mutiara Salsabillah

Nim:P05140321020

51
Prodi :Sarjana Terapan Kebidanan Dan Profesi

Dosen Pembimbing ;Epti Yorita ,SST.MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIV KEBIDANAN DAN PROFESI
TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

FILTRASI GLOMERULUS ”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

52
 Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Bengkulu, 29 september 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


i

DAFTAR ISI .............................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................


1-2
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
2
C. Tujuan ...........................................................................................................
........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Filtrasi Glomerulus ..........................................................................


1-2

53
B. Struktur Filtrasi Glomerulus .........................................................................
5-6
C. Berapa Laju Filtrasi
Glomerulus ....................................................................................................6-7
D. Pemeriksaan Laju Filtrasi
Glomerulus ....................................................................................................6-7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................................
8
B. SARAN .........................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

54
1.2. Rumusan Masalah
1.Apa Filtrasi Glomerulus ?
2.Apa Struktur Lapisan Glomerulus ?
3. Berapa Laju Filtrasi Glomerulus ?
4.Pemeriksaan Laju Filtrasi glomerulus?

1.3 Tujuan
1.Untuk Mengetahui Filtrasi Glomerulus ?
2.Untuk Mengetahui Struktur Filtrasi Glomerulus ?
3.Untuk Mengetahui Berapa laju Filtrasi Glomerulus ?
4.Untuk Mengetahui Pemeriksaan Laju Filtrasi Glomerulus?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Filtrasi Glomerulus

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah kecepatan filtrasi volume plasma melalui


ginjal per unit waktu per luas permukaan tubuh (LPB) dan merupakan salah satu
indikator utama untuk pemantauan fungsi ginjal. Standar baku emas untuk
menentukan LFG saat ini adalah dengan menghitung klirens inulin ginjal. Akan

55
tetapi, karena prosedur tersebut dinilai kompleks, maka klirens inulin tidak
digunakan dalam praktik klinik. Estimasi LFG menggunakan penanda eksogen
lainnya seperti kreatinin serum dan sistatin C merupakan pilihan praktis yang
dapat menggantikan perhitungan klirens inulin ginjal. Penentuan LFG pada anak
berbeda dengan pada dewasa karena tidak mudah mengumpulkan urin per hari
pada anak, sehingga diperlukan formula untuk mempermudah menentukan LFG.
Berbagai peneliti telah melakukan penelitian untuk menemukan rumus untuk
menentukan LFG dengan mudah dan praktis. Pemeriksaan LFG biasanya
dilakukan berbasis klirens kreatinin dan belakangan ini dilakukan degan
pemeriksaan sistatin C. Beberapa penanda yang digunakan untuk pengukuran
LFG antara lain zat radiofarmaka seperti chromium 51-labeled
ethylenediaminetetraacetic acid (51Cr-EDTA), technetium 99-labeled
diethylenetriaminepentaacetic acid (99mTc-DTPA), iodine 125-labeled
iothalamate (125I-iothalamate), dan zat kontras radiografik. Dari berbagai rumus
estimasi LFG, salah satu yang kini direkomendasikan untuk digunakan pada
praktik klinis sehari-hari adalah rumus Schwartz yang dimodifikasi, karena dinilai
sederhana, relatif akurat, tidak invasif, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal.

2.1.2 Struktur Lapisan Glomerulus

56
Gambar 2.3 Lapisan Membran Glomerulus (Sherwood, 2016).

Cairan yang akan disaring dapat dialirkan dari glomerulus ke kapsul bowman
dan harus melewati 3 lapisan yang membentuk glomerulus yaitu (1) dinding kapiler
glomerulus, (2) membran basal dan (3) lapisan dalam kapsul bowman. Lapisan-lapisan
tersebut berfungsi untuk menyaring molekul halus yang menjadi penyusun dari sel darah
dan protein plasma, tetapi H2O dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil dapat
tersaring. Lapisan yang pertama yaitu dinding kapiler glomerulus yang memiliki sifat
lebih permeabel daripada kepiler-kapiler lainnya dalam tubuh, dinding kapiler glomerulus
terdiri dari satu lapisan sel endotel yang membesar terdiri dari banyak pori-pori yang
menjadikan kapiler pada membran glomerulus lebih permeabel 100 kali terhadap H2O
dan zat terlarut daripada kepiler-kapiler lainnya dalam tubuh. Pori – pori pada dinding
kapiler glomerulus dipertahankan oleh faktor pertumbuhan epitel vaskular yang
diproduksi oleh sel epitel visceral. Pada dinding kapiler glomerulus terdapat sel – sel
endotel yang mensintesis oksida nitrat (vasodilator) dan endotelin-1 (vasokontriktor)
yang 9 membantu mengatur aliran darah dalam glomerulus. Dinding kapiler glomerulus
tidak hanya terdapat pori-pori tetapi juga terdapat lubang besar atau disebut juga dengan
fenetrasi. Lapisan yang kedua yaitu membran basal merupakan lapisan gelatin aseluler
atau kurang sel yang tersusun dari kolagen dan glikoprotein diantara glomerulus dan
kapsul bowman. Kolagen memiliki fungsi untuk memberikan kekuatan struktural dan
glikoprotein mampu mencegah filtrasi protein plasma yang berukuran kecil dan

57
glikoprotein memiliki muatan negatif, sehingga apabila protein plasma dengan ukuran
kecil misalnya albumin yang mana memiliki ukuran sedikit lebih besar dari fenetrasi
kapiler glomerulus serta bermuatan negatif karena glikoprotein bermuatan negatif maka
akan mencegah albumin untuk keluar ke kapsul bowman sehingga filtrasi pada
glomerulus yang dikeluarkan ke kapsul bowman akan maksimal. Membran basal
glomerulus terletak diantara sel endotel dan podocyte foot process, yang mana membra
basal memisahkan lapisan endotel dari lapisan epitel disemua bagian glomerulus.
Membran basa mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan tipis bagian dalam (Lamira rara
interna), lapisan tebal (Lamira densa) dan lapisan tipis bagian luar (Lamira rara externa).
Dan lapisan ketiga yaitu lapisan dalam kapsul bowman merupakan lapisan membran
glomerulus yang terdiri dari podosit, sel-sel epitel yang mengelilingi glomerulus .

Podosit terdiri dari podocyte foot process primer yang memanjang dengan
masing-masing memiliki cabang samping dan foot processsekunder yang menonjol 10
dari kanan kekiri. Foot process sekunder terdiri dari satu podosit interdigitate. Terdapat
celah antara foot process podocyte dengan podosit lain disebut dengan celah filtrasi atau
slit diaphragm, celah filtrasi dapat menyediakan jalur untuk cairan keluar dari kapiler
glomerulus menuju lumen kapsul bowman (Sherwood, 2016). Podosit mempunyai foot
process interdigitate yang menutupi membran basal. Diantara interdigitate terdapat celah
filtrasi yang dihubungkan oleh struktur tipis diagfargma, celah difragma atau slit
diaphragm dan pori – pori yang berukuran 4 hingga 14 nm. Glikoprotein yang
mempunyai muatan negatif mencakup podosit, celah filtrasi dan slit diaphragm. Dimana
muatan negatif berfungsi sebagai pembatas filtasi molekul anion yang berukuran besar.
Slit diaphragm terbentuk dari susunan lipid podosit yang terdiri dari NPHS1 (nephrin),
neph1 dan NPHS2 (podocin) (Boron & Boulpaep, 2012

Laju Filtrasi Glomerulus

Laju fltrasi glomerulus merupakan nilai yang menggambarkan


kecepatan volume plasma yang melalui filtrasi di glomerulus untuk setiap
unit waktu berdasarkan luas permukaan badan (LPB), dan diekspresikan
dalam unit mL/menit/1,73 m

58
. Nilai LFG merupakan salah satu indikator utama fungsi ginjal. Proses
pembentukan urin berawal dari filtrasi, yaitu proses penyaringan plasma
melalui dinding kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut
mengandung berbagai zat yang terdapat pada plasma, termasuk elektrolit,
glukosa, ureum, kreatinin, dan protein tertentu dengan berat molekul rendah.
Protein dengan berat molekul yang tinggi.

seperti albumin dan globulin, tidak terfiltrasi oleh glomerulus pada keadaan
normal. Setelah proses filtrasi, filtrat yang dihasilkan akan terkumpul di
dalam ruang Bowman dan melalui tubulus, lalu mengalami reabsorbsi dan
sekresi yang mengakibatkan perubahan komposisi sesuai kebutuhan tubuh
sebelum akhirnya menjadi urin.

Berapa laju filtrasi glomerulus pada keadaan gagal ginjal?

Perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) normal adalah 90ml/menit/ 1,73m2


atau lebih. Jika beberapa glomeruli tidak dapat menyaring sesuai jumlah normal
maka ginjal diketahui telah mengalami penurunan atau gangguan fungsi ginjal.

Berapa laju glomerulus normal?

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

LFG normal adalah sekitar 100-140 ml/menit pada pria dan 85-115 mL/menit
pada wanita. Itu berkurang pada kebanyakan orang dengan usia. LFG dapat
dihitung dari jumlah produk limbah dalam urine 24 jam atau dengan
menggunakan pewarna khusus yang diberikan secara intravena.

59
Apa yang di filtrasi oleh glomerulus

Saat darah mengalir melalui glomerulus, tekanan darah mendorong air dan zat-
zat terlarut dari kapiler ke dalam kapsul glomerulus, melalui membran filtrasi.
Akhirnya, filtrasi glomerulus ini lah yang memulai proses pembentukan urine

2.2.Pemeriksaan Laju Fltrasi glomerulus

Pemeriksaan estimasi laju filtrasi glomerulus (eLFG) atau estimated glomerular filtration


rate (eGFR) adalah salah satu jenis pemeriksaan laboratorium yang paling sering diperiksa.
Pemeriksaan ini juga menjadi salah satu komponen dari pemeriksaan checkup rutin. Artikel
ini ingin membahas mengenai: (I) Apa itu yang dimaksud dengan laju filtrasi glomerulus?,
(II) Berapa nilai normal dan tidak normal dari pemeriksaan LFG?, (III) Kondisi dan penyakit
apa yang dapat menyebabkan penurunan LFG?, (IV) Apa yang perlu dipersiapkan jika Anda
akan periksa eLFG?

Estimasi laju filtrasi glomerulus adalah pemeriksaan fungsi ginjal dengan cara
estimasi kecepatan sebuah glomerulus, satuan terkecil dari fungsi ginjal, untuk menyaring zat

60
sisa – sisa metabolisme dan racun yang ada di peredaran darah tubuh manusia.  Satuan yang
dari eLFG ini adalah mL/menit dan nilai normalnya adalah di atas 90 mL/menit. Nilai eLFG
60 – 89 bisa jadi normal untuk beberapa orang, terutama yang usianya di atas 60
tahun. Meskipun mereka tidak memiliki penyakit ginjal karena seiring dengan semakin tuanya
seseorang, jumlah dari glomerulus – glomerulus ini berkurang dan berdampak pada
kemampuan filtrasi/penyaringan ginjal.
Apabila seseorang memiliki eLFG dibawah 60 mL/menit maka ada kelainan dari fungsi
ginjalnya dan apabila telah terjadi selama tiga bulan dapat dikatakan orang tersebut menderita
penyakit ginjal kronik. Apabila eLFG dibawah 15 mL/menit maka hal ini menandakan gagal
ginjal dan akan terjadi penumpukan zat sisa dan racun dalam tubuh sehingga akan timbul
gejala dan tanda yang dapat mengancam nyawa.
Keadaan yang dapat menyebabkan penurunan eLFG adalah peradangan pada glomerulus atau
dikenal dengan glomerulonephritis (GN). Secara garis besar, ada tiga penyebab GN, yaitu
penyakit autoimun, herediter/ keturunan, infeksi, dan penyakit sklerosis.  Penyakit autoimun
antara lain disebabkan karena lupus eritomatosus sistemik, sindrom Goodpasture, dan
nefropati IgA. Dari faktor keturunan, salah satu penyebabnya adalah sindrom Alport. Pada
kasus infeksi, GN dapat disebabkan karena infeksi bakteri streptokokus, endokarditis
bakterial, dan HIV. Terakhir, penyakit sklerosis yang dapat menyebabkan GN adalah
nefropati diabetik dan glomerulosklerosis segmental fokal.
Pada pemeriksaan LFG, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama – tama,
pemeriksaan eLFG ini adalah pemeriksaan yang menggunakan sampel darah. Sampel darah
ini diambil dari pembuluh darah vena yang biasanya terletak pada lipatan lengan atas dan
bawah. Risiko dari prosedur ini sangat minimal, yaitu lebam atau rasa nyeri saat dan setelah
dilakukan pengambilan sampel.
Kedua, secara tidak langsung karena teknik penghitungan eLFG adalah dengan
mengukur kadar kreatinin dan ureum di dalam darah.Kadar ureum dan kreatinin darah yang
didapatkan nantinya akan dimasukan ke dalam rumus estimasi LFG. Mengapa kedua zat itu
dijadikan patokan untuk mengukur eLFG? Hal ini disebabkan karena kedua zat ini juga
mengalami penyaringan di glomerulus dan dibuang melalui urin sehingga dapat
mencerminkan secara tidak langsung fungsi penyaringan di glomerulus.
Ketiga, pasien harus puasa minimal selama delapan jam. Kembali lagi, hal ini disebabkan
karena metode penghitungan eLFG ini adalah metode penghitungan secara tidak langsung
berdasarkan ureum/ kreatinin terdapat di dalam darah. Seseorang yang mengonsumsi daging –
dagingan atau makanan tinggi protein sebelum pemeriksaan akan menyebabkan peningkatan
kadar ureum dan kreatinin di dalam darahnya sehingga nilai eLFGnya akan rendah.

61
Terakhir, pasien juga harus beristirahat dan tidak beraktivitas berat. Pada seseorang yang
beraktivitas berat, terjadi pemecahan sel – sel otot.  Peristiwa ini akan meningkatkan kadar
kreatinin di dalam darah sehingga seolah – olah menyebabkan angka eLFGnya rendah.

BAB III

Kesimpulan

1. Kesimpulan

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler 
glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Kapiler glomerulus juga relatife impermeable
terhadap  protein sehingga sehingga cairan hasil filtrasi disebut dengan filtrate glomerulus
pada dasarnya bersifat  bebas protein. dan tidak mengandung mengandung elemen seluler
termasuk termasuk sel darah merah. kalsium dan asam lemak tidak difiltrasi secara bebas
karena zat tersebut sebag tersebut sebagian terikat pada protein plasma. ian terikat pada
protein plasma. ).

2. Saran

62
Diharapkan kepada mahasisa khususnya mahasiswa kebidanan agar dapat mengerti
memahami dan dapat menjelaskan tentang anatomi dan Fisiologi neoron. Selain itu
mahasisa  juga diharapkan diharapkan lebih banyak menggali menggali kembali kembali
informasi informasi tentang tentang hal yang terkait terkait dengan itu untuk mengetahui
dan memperoleh informasi yang untuk mengetahui dan memperoleh informasi yang lebih
dalam lagi

Daftar Pustaka

1. Levey AS, Inker LA. Assessment of Glomerular Filtration Rate in Health and Disease: A
State of the Art Review. Clinical Pharmacology & Therapeutics. 2017;102(3):405–19.
2. Glomerular Filtration Rate (GFR) and Kidney Function [Internet]. National Kidney
Foundation. 2014 [cited 2019 Nov 23]. Available from:
https://www.kidney.org/news/kidneyCare/summer09/gfr
3. Chronic kidney disease - Diagnosis [Internet]. nhs.uk. 2017 [cited 2019 Nov 23].
Available from: https://www.nhs.uk/conditions/kidney-disease/diagnosis/
4. Glomerular Diseases | NIDDK [Internet]. National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases. [cited 2019 Nov 23]. Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-
information/kidney-disease/glomerular-diseases
5. Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR) [Internet]. [cited 2019 Nov 23].
Available from: https://labtestsonline.org/tests/estimated-glomerular-filtration-rate-egf

63
MAKALAH ANATOMOI DAN FISIOLOGI

(PROSES PEMBENTUKAN URINE)

64
Disusun oleh

Aziz Azizah

Prodi: Sarjana Terapan Kebidanan + profesi bidan

Dosen Pembimbing : Epi Yorita, SST,MPH

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

65
Bengkulu 28 september 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………iii

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….iii


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………iii
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………iii

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………v

2.1 Proses Pembentukan Urine Pada Manusia …………………xi

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………vii

66
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….vii

3.2 Saran ……………………………………………………………………………...vii

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………ix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembentukan Urine pada Manusia

Urine adalah hasil sisa metabolisme yang melalui proses sekresi dari ginjal yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya
mengandung zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sehingga perlu dikeluarkan
karena dapat meracuni tubuh. Lantas, bagaimana proses pembentukan urine?

Anatomi sistem perkemihan manusia

Sistem perkemihan (urinaria/urologi) terdiri dari berbagai macam organ, mulai dari ginjal
hingga uretra, saluran tempat keluarnya kencing.Jika satu atau beberapa dari organ

67
tersebut mengalami masalah urologi, proses pembentukan urine pun ikut terganggu.
Kenali apa saja organ yang bekerja dalam proses pembentukan urine di tubuh manusia.

Ginjal

Ginjal termasuk organ penting dalam pembentukan urine. Dua organ berbentuk kacang
ini terletak di bawah tulang rusuk dekat bagian tengah punggung. Ada beberapa fungsi
ginjal yang turut berkontribusi agar Anda bisa buang air kecil sebagai berikut.

 Membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh.


 Menyeimbangan kadar air dan elektrolit di tubuh.
 Melepaskan hormon yang mengontrol produksi sel darah merah.
 Membantu menjaga kesehatan tulang dengan mengontrol kalsium dan fosfor.
 Ginjal nantinya akan mengeluarkan urea dari darah lewat unit penyaringan kecil
yang disebut nefron. Setiap nefron biasanya terdiri atas bola yang dibentuk dari
kapiler darah kecil (glomerulus) dan tabung kecil (tubulus ginjal).
 Bersamaan dengan air dan limbah lainnya, urea akan membentuk urine saat
melewati nefron dan menuju tubulus ginjal.

Ureter

Ureter adalah dua tabung kecil yang bertugas membawa urine dari ginjal ke
kandung kemih. Otot-otot di dinding ureter biasanya akan terus mengencang dan
mengendur agar urine turun dari ginjal.Jika urine kembali naik atau dibiarkan begitu saja,
penyakit ginjal seperti infeksi ginjal pun bisa terjadi. Setiap 10-15 detik, urine dalam
jumlah yang sedikit akan dialirkan dari ureter ke kandung kemih.

Kandung kemih

Kandung kemih merupakan organ berongga yang berbentuk segitiga dan berada
di perut bagian bawah. Organ ini ditahan oleh ligamen yang melekat pada organ lain dan
tulang panggul.Dinding kandung kemih juga akan mengendur dan mengencang agar urine

68
dapat tersimpan. Pada kandung kemih yang sehat biasanya dapat menyimpan hingga 300
– 500 ml urine selama 2 – 5 jam.Oleh sebab itu, penting menjaga kesehatan kandung
kemih agar proses pembentukan urine tidak terganggu dan buang air kecil Anda tetap
lancar.

Uretra

Urine yang telah diproduksi oleh ginjal dan dipindahkan dari ureter dan kandung
kemih akan dikeluarkan melalui uretra. Organ saluran kencing ini bertugas
menghubungkan kandung kemih ke lubang saluran kemih pada ujung penis atau
vagina.Normalnya, uretra memiliki panjang sekitar 20 cm pada pria. Sementara itu,
ukuran uretra pada wanita mempunyai panjang berkisar 4 cm. Jalur kandung kemih dan
uretra dilengkapi cincin otot (sfingter) untuk menjaga urine agar tidak bocor.

Proses pembentukan urine

 sistem kemih
 Sumber: Biology Forums

Pembentukan urine biasanya terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi atau sekresi (pengumpulan).

Filtrasi (penyaringan)

Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari ginjal.
Setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.Pada
waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring. Hal ini
dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme (limbah) dan
menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.Proses penyaringan darah pun
dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena
dapat menjadi racun untuk tubuh.Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari
glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa,
asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman.Hasil
penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di
dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika
hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

69
Reabsorpsi

Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni


penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian
besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.Penyerapan cairan tersebut
dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.Air,
glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di
kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu
pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari
proses ini adalah urine sekunder.Pada umumnya, semua glukosa akan diserap kembali.
Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang diabetes karena glukosa berlebih akan
tetap dalam filtrat.Natrium dan ion-ion lainnya akan diserap kembali secara tidak lengkap
dan tertinggal dalam filtrat dalam jumlah yang besar.Kondisi ini dapat terjadi ketika
seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan, sehingga menghasilkan konsentrasi
darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transpor aktif, yaitu ion seperti natrium
dan fosfor, diserap kembali.

Sekresi atau augmentasi

Sekresi adalah tahap terakhir dari proses pembentukan urine. Beberapa zat
mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal dan tubulus pengumpul ke tubulus
tersebut.Tahapan ini juga menjadi bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga
keseimbangan pH asam-basa dalam tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga
melewati proses sekresi, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar senyawa kimia
dalam darah juga tetap seimbang.Proses ini dilakukan dengan meningkatkan sekresi zat,
seperti kalium dan kalsium, ketika konsentrasinya tinggi. Selain itu, penyerapan kembali
(reabsorpsi) juga ditingkatkan dan mengurangi sekresi ketika konsentrasinya
rendah.Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang

70
disebut panggul, di mana ia mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung
kemih. Selanjutnya, urine mengalir ke uretra dan akan keluar saat buang air kecil.

Zat yang terkandung dalam urine

 warna urine
Setelah mengenal tahapan pembentukan urine, Anda mungkin ingin
mengenali zat-zat apa saja yang terkandung dalam urine. Pasalnya, ketika darah
melewati ginjal, air dan senyawa lainnya, seperti protein dan glukosa akan
kembali ke darah.Sementara itu, limbah dan cairan berlebih akan dibuang.
Alhasil, proses ini menghasilkan urine yang terdiri dari beberapa zat, yaitu:

air,

 urea, limbah yang terbentuk saat protein dipecah,


 urochrome, darah berpigmen yang membuat warna kuning pada urine,
 garam,
 kreatinin,
 amonia, dan
 senyawa lain yang dihasilkan empedu dari hati.
 Maka dari itu, urine yang normal biasanya berwarna kuning jernih.

Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya

 Tips menjaga kesehatan sistem kemih


 senam kegel

Proses pembentukan urine tidak akan berjalan dengan lancar jika salah satu atau
beberapa organ yang berkaitan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, penting bagi Anda
untuk menjaga kesehatan sistem kemih mereka dengan cara-cara berikut ini.

Penuhi kebutuhan cairan harian Anda dengan minum 8 gelas air per hari.

Jalani pola makan sehat, seperti perbanyak protein tanpa lemak.

Rutin berolahraga, terutama melakukan senam Kegel untuk mengencangkan otot panggul.

71
Tidak menahan kencing untuk mencegah risiko infeksi saluran kemih.

Buang air kecil setelah berhubungan seks untuk membuang bakteri di uretra.

Jika Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan penyakit urologi, segera
konsultasikan dengan dokter. Dengan begitu, Anda mungkin akan dianjurkan menjalani
tes urine untuk mendiagnosis penyakit yang dialami.

KESIMPULAN

Urine adalah hasil sisa metabolisme yang melalui proses sekresi dari ginjal yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya
mengandung zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sehingga perlu dikeluarkan
karena dapat meracuni tubuh. Lantas, bagaimana proses pembentukan urine.

72
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/urologi/proses-pembentukan-urine/

73
BAB III

Kesimpulan

A. Kesimpulan

1.     Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat vital

2.       Ginjal sebagai penyaring darah.

3.      Ginjal terletak dibelakang perut/abdomen

74
4.      Peran Ginjal dalam Pembentukkan Urine

B. Saran

Setelah kita tahu apa itu ginjal cara kerjanya dan fungsi ginjal maka kita
sebaiknya harus menjaga dan digunakan sebaik mungkin karena jantung
merupakan organ vital di tubuh manusia. Adapun caranya seperti hindari merokok
dan minuman beralkohol, kurangi makanan fast food karena kadar lemaknya jauh
lebih tinggi, lebih baik makan makanan sayur – sayuran dan berserat, makan buah
– buahan , berolahraga dengan teratur dan cara yang benar dan tentunya dengan
tidak berlebihan, sewajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.edudetik.com/2014/06/makalah-pembuluh-darah-meliputi.html

http://scholar.unand.ac.id/37308/2/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf

http://repository.unissula.ac.id/12820/7/Bab%20I.pdf

http://eprints.umm.ac.id/42844/3/jiptummpp-gdl-desiimastu-48513-3-
babii.pdf

75
http://eprints.umm.ac.id/42844/3/jiptummpp-gdl-desiimastu-48513-3-
babii.pdf

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/mengenal-fungsi-ginjal-dan-
cara-menjaganya-agar-tetap-sehat/

https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-fungsi-ginjal-dalam-tubuh

https://slidetodoc.com/urinary-system-nur-arfian-dr-ph-d-organ/

https://www.alodokter.com/jangan-sepelekan-fungsi-ginjal-dalam-tubuh

Diakses pada 28 September 2021 Purnomo,Basuki (2007).  Dasar-dasar


urologi. Sagung seto. 

Diakses pada 28 September 2021, CORRELATION OF


ULTRASONOGRAPHY OF CAROTID AND AORTA ARTERY IN
PHOTO THORAX PA POSITION WITH RENAL RESISTIVE INDEX IN
HYPERTENSION PATIENTS, REGI FAUZAN

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/369/2/20_C112217207_Tesis(FILEmini
mizer)%20...%201-2.pdf

Diakses pada 28 September 2021


https://repository.unimal.ac.id/3183/1/Sistem%20Urinaria.pdf

Diakses pada 28 September 2021, Wikipedia,


https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal

6. Levey AS, Inker LA. Assessment of Glomerular Filtration Rate in Health and Disease: A
State of the Art Review. Clinical Pharmacology & Therapeutics. 2017;102(3):405–19.
7. Glomerular Filtration Rate (GFR) and Kidney Function [Internet]. National Kidney
Foundation. 2014 [cited 2019 Nov 23]. Available from:
https://www.kidney.org/news/kidneyCare/summer09/gfr
8. Chronic kidney disease - Diagnosis [Internet]. nhs.uk. 2017 [cited 2019 Nov 23].
Available from: https://www.nhs.uk/conditions/kidney-disease/diagnosis/

76
9. Glomerular Diseases | NIDDK [Internet]. National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases. [cited 2019 Nov 23]. Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-
information/kidney-disease/glomerular-diseases
10. Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR) [Internet]. [cited 2019 Nov 23].
Available from: https://labtestsonline.org/tests/estimated-glomerular-filtration-rate-egf

11. https://hellosehat.com/urologi/proses-pembentukan-urine/

77

Anda mungkin juga menyukai