Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


kepada penulis dalam menyelesaikan “Sistem Hematologi” ini dengan lancar tanpa
halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan harapan mampu menambah dan
meningkatkan wawasan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I dan semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk kebaikan di kemudian hari. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Sabtu,29 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Definisi Hematologi............................................................................ 3
2.2 Definisi darah...................................................................................... 4
2.3 Komponen darah.................................................................................. 4
2.4 Fungsi darah........................................................................................ 7
2.5 Gangguan pada sistem perederan darah.....................................................10

BAB III ANEMIA........................................................................................... 13


3.1 Pengertian Anemia.............................................................................. 10
3.2 Etiologi anemia.................................................................................... 14
3.3 Patofisiologi anemia............................................................................ 14
3.4 Manifestasi Klinis anemia................................................................... 15
3.5 Asuhan keperawatan anemia............................................................. 12
BAB IV LEUKIMIA
4.1 Pengertian Leukimia....................................................................................13
4.2 etiologi leukima...........................................................................................14
4.3 patofisiologi leukimia..................................................................................14
4.4 manifestasi klinis leukimia..........................................................................15
4.5 asuhan keperawatan leukimia......................................................................17
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 17
4.2 Saran............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari duan bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian copuskuli.
Spesimen darah sering digunakan untuk pemeriksaan rutin dan lengkap yang
mencakup sel-sel darah dan bagian – bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan
hemoglonin, jumlah eritrosit, hematokrit, leukosit, trombosit dan lainnya. Pada
pemeriksaan hematologi rutin selalu menggunakan sample darah segar.
Darah segar merupakan control yang ideal untuk pemeriksaan darah lengkap karena
secara fisik dan biolgi identik dengan material yang akan digunakan (Van Dun, 2007).
Darah sebagai system transportasi tidak hanya mendistribusikan zat – zat nutrisi ke
jaringan tubuh, lebih dari itu, darah berfungsi mendistribusikan oksigen dari paru – paru
ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru – paru, serta
membawa sisa – sisa metabolisme ke organ ereksi.
Kelainan pada setiap system elemen darah dapat menimbulkan gangguan pada fungi
– fungsi yang terkait di atas. Pada pembelajaran kali ini, mahasiawa akan mempelajari
lebih lanjut tentang gangguan atau penyakit pada system hematologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi hematologi
2. Definisi darah
3. Komponen darah
4. Fungsi darah
5. Gangguan pada sistem peredaran darah
1.3 Tujuan
1. Agar Mahasiswa mengetahui apa itu hematologi
2. Agar mahasiswa mampu memahami definisi darah
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui komponen dalam darah
4. Mampu memahami fungsi darah
5. Mempu mengetahui gangguan pada sistem peredaran darah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari duan bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian copuskuli.
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima”
yang artinya darah. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan
oleh se-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yg bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-
hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Spesimen darah sering digunakan untuk pemeriksaan rutin dan lengkap yang
mencakup sel-sel darah dan bagian – bagian lain dari darah, yang meliputi
pemeriksaan hemoglonin, jumlah eritrosit, hematokrit, leukosit, trombosit dan
lainnya. Pada pemeriksaan hematologi rutin selalu menggunakan sample darah
segar.
Darah segar merupakan control yang ideal untuk pemeriksaan darah lengkap
karena secara fisik dan biolgi identik dengan material yang akan digunakan (Van
Dun, 2007). Darah sebagai system transportasi tidak hanya mendistribusikan zat –
zat nutrisi ke jaringan tubuh, lebih dari itu, darah berfungsi mendistribusikan oksigen
dari paru – paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh
ke paru – paru, serta membawa sisa – sisa metabolisme ke organ ereksi.
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar
oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida
dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi
dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah
manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.

B. Definisi darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang
berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah
tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan
bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung
banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)  yang
mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

C. Komponen Darah
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah). Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma
darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan
berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat
membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

Plasma Darah (Bagian Cair Darah). Plasma darah adalah salah satu
penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan
manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya
terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen.
Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan
glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut
zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotic

2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibody

3. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses


pembekuan darah.

Korpuskuler (Bagian Padat Darah).  Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:


1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)

D. Fungsi darah

Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel
darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara
garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat
sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang
aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu
berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel
darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

E. Gangguan Pada sistem peredaran darah

Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran


darah manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang
disebabkan oleh sel – sel darah :

1. Anemia

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah


hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit
tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan,
berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya
penghancuran sel darah merah.

Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan
karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang
lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan
kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi
darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga
dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Leukimia

Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika
proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum
tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa
dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita
leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang, namun
transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena
memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup
tinggi.

3. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya


dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat
menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku.
Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan,
karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup
serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa
saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para
penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu
yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya
diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
BAB III
ANEMIA
A. Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau


jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hal ini
mengakibatkan pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
Hemoglobin terdapat dalam sel- sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi
warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh.
Oksigen ini akan digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal
ini dapat menjelaskan mengapa kurang darah dapat menyebabkan gejala lemah dan
lesu yang tidak biasa. Paru-paru dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk
mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek. Walaupun
gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka waktu lama. Kondisi ini tetap
dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan tidak diobati.
Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah pemeriksaan
darah untuk mengetahui kadar sel darah merah, hemotokrit dan hemoglobin.
Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya Sel-sel darah baru dibuat
setiap hari dalam sumsum tulang belakang. Zat gizi yang diperlukan untuk
pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan vitamin terutama asam folat dan B 12.
Dari semua ini, besi dan protein yang paling penting dalam pembentukan
hemoglobin. Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml
darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah.

B. Etiologi anemia

Menurut Muttaqin Arif (2008), berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan
oleh kurangnya kofaktor untuk eritropoesis, seperti : asam folat, vitamin B12, dan
besi . Produksi sel darah merah juga dapat turun apabila sumsum tulang tertekan
(oleh tumor atau obat) atau rangsangan yang tidak memadai karena kekurangan
eritropoetin, seperti yang terjadi pada penyakit ginjal kronis. Peningkatan
penghacuran sel darah merah dapat terjadi akibat aktivitas sisem retikuloendotelial
yang berlebihan. (misal : hipersplenisme ) atau akibat sumsum tulang yang
menghasilkan sel darah merah abnormal.
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan
tersebut secara signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk
jaringan. Menurut Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara
umum antara lain :
1. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
2. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah  merah
yang berlebihan.
3. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
4. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan,
penyakit kronis dan kekurangan zat besi.

C. Patofisiologi anemia

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.  Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.  Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar: 1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.

D. Manifestasi Klinis

(Menurut Handayani,2008) Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada


umumnya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu :

1. Gejala umum anemia


Gejala umum anemia dapat juga disebut sebagai sindrom atau anemic
syndrome. Gejala umum atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada
semua jenis anemia pada kadar hemglobin yang sudah menurun sedemikian rupa
dibawah e titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan
mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala
tersebut diklasifikasikan menurut organ – organ yang terkena :
a. Sistem kardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi,
sesak napas saat berktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b. Sistem syaraf : sakit kepala, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin
pada ekstremitas.
c. Sistem urigenital : gangguan hid dan libido menurun.
d. Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit
menurun, serta rambut tipis dan halus.
2. Gejala khas masing-masing anemia
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia
adalah, sebagai berikut :
a. Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis.
b. Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue).
c. Anemia aplastik : perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda
infeksi.
d. Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali.
3. Gejala akibat penyakit dasar
Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia
tersebut. Misalnya : anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi
cacing tambang berat akan menimbulkan gejala, seperti pembesaran
parotis dan telapak tangan berwarna kuning seperti jerami.
4. Asuhan Keperawatan anemia

Diagnosa Intervensi Rasional

1. Resiko tinggi a. Kaji status a. Mengetahui


gangguan perfusi mental klien derajat hipoksia
jaringan yang secara teratur. dalam otak.
berhubungan b. Kaji warna b. Mengetahui
dengan kulit, suhu, derajat
menurunnya sianosis, nadi hipoksemia dan
pengangkutan perifer, dan peningkatan
oksigen ke jaringan diaforesis secara tahanan perifer.
sekunder dari teratur. c. Keluhan pusing
penurunan jumlah c. Catat adanya merupakan
sel-sel darah merah keluhan pusing. manifestasi
disirkulasi. penurunan suplai
jaringan otak
yang parah.
2. Resiko tinggi nyeri a. Catat a. Variasi
dada yang karakteristik penampilan dan
berhubungan nyeri, lokasi, perilaku klien
dengan intensitas,serta karena nyeri
menurunnya suplai lama terjadi sebagai
darah ke penyebarannya. temuan
miokardium. b. Anjurkan pada pengkajian.
klien untuk b. Nyeri berat dapat
melaporkan menyebabkan
nyeri dengan syok kardiogenik
segera. yang berdampak
c. Ajarkan teknik pada kematian
relaksasi mendadak.
pernapasan c. Meningkatkan
dalam. asupan oksigen
sehingga akan
menurunkan
nyeri sekunder
dari iskemia
jaringan otak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai