Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM KARDIOVASKULER,

PERNAPASAN DAN HEMATOLOGI


ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

OLEH :
1. MADE RAI SAVITRI INDRASWARI (223213419)
2. NI KOMANG AYU EVI MAHAYANI (223213421)
3. NI MADE ARY PRADNYA SASMITA (223213424)
4. NI KETUT AYU PUSPAYANTI (223213429)
5. DIVA ALSYA HIDIYANTI (223213441)
6. NI LUH DEVITA AYU PUSPAYADNI (223213442)
7. DEWA AYU CUT WULAN SARIYANTI (223213446)
8. PANDE KADEK INTAN DWI PRATIWI (223213447)
9. I KADEK TEGUH WIJANA (223213452)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya untuk kami dalam menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Anatomi,
Fisiologi, Fisika, Kimia dan Biokimia Sistem Hematologi”. Adapun dengan tujuan
penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari ibu Ns. Ketut Lisnawati
,S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep.M.B dosen pengajar pada mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem
Kardiovaskular, Respirasi dan Hematologi. Selain itu, tujuan lain dari penulisan makalah ini
yaitu untuk menambah wawasan tentang Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular,
Respirasi dan Hematologi bagi pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Ketut Lisnawati ,S.Kep.,M.Kep.,
Sp.Kep.M.B dosen pengajar dari mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskular,
Respirasi dan Hematologi yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini. Kami menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
mohon kritik dan sarannya agar bisa menyempurnakan makalah ini. Terima Kasih.

Denpasar, 20 September 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2


BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Sistem Hematologi ................................................................................................... 5
2.2. Anatomi dan Fisiologi Hematologi ............................................................................................. 5
2.3. Gangguan Sistem Hematologi .................................................................................................... 8
BAB III .............................................................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Hematologi merupakan salah satu studi kasus Kesehatan yang khusus mempelajari
mengenai darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang
kedokteran termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia dan
leukimia.
Dalam hematologic, diketahui gangguan darah biasanya terjadi karena adanya penyakit,
efek samping obat – obatan, dan kekurangan nutrisi tertentu dalam asupan makanan sehari
– hari. Perawatan yang diperlukan untuk penyakit darah bervariasi, tergantung pada
kondisi darah dan tingkat keparahannya. Begitu pula dengan perjalanan penyakitnya,
karena kondisi tersebut dapat berbeda – beda.
Pemeriksaan hematologic adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan
mengambil sampel darah pasien untuk mndiagnosis penyakit dan hasil pengobatan. Tujuan
pemeriksaan hematologic adalah untuk mengukur atau mengevaluasi kadar dan fungsi
komponen darah. Tes hematologic juga akan membantu dokter untuk menilai fungsi
pembukuan darah di dalam tubuh.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system hematologi?
b. Bagaimana anatomi fisiologi system hematologi?
c. Apa saja gangguan sistem hematologi?

1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari sistem hematologic.
b. Untuk mengetahui apa saja anatomi dan fisiologi dari sistem hematologi.
c. Untuk mengetahui apa saja gangguan dari sistem hematologi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Hematologi


System Hematologi adalah salah satu system penting dalam tubuh manusia yang terdiri
dari organ dan jaringan yang tugasnya untuk menghasilkan, mengangkut, dan
membuang sel darah. System hematologi terdiri dari tiga komponen utama yaitu sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Darah adalah fluida yang mengalir pada tubuh manusia dan vertebrata tingkat lainnya
(M. hoffman, 2014). Daran memiliki peran penting dalam semua proses fisiologis yang
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Darah juga memiliki peran penting sebagai
fluida yang membawa nutrisi ke seluruh bagian tubuh, kemudian membawa Kembali
hasil metabolisme nutrisi tersebut untuk dilanjutkan pada proses ekresi hasil
metabolisme tersebut yang melibatkan bantuan organ – organ ekskresi seperti paru –
paru, ginjal, dan kulit(Buku Hematologi Dasar, 2019)

2.2. Anatomi dan Fisiologi Hematologi


Darah adalah jaringan ikat yang kompleks yang terdiri dari sel-sel darah dan unsur-
unsur pembentuk darah lainnya. Secara umum, darah merupakan cairan yang lengket
dan buram dengan rasa logam yang khas.
Darah memiliki beberapa komponen diantaranya :
1. Sel Darah Merah (eritrosit)
Sel Darah Merah (eritrosit) adalah sel yang paling banyak dan berfungsi membawa
oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh. Sel darah merah berbentuk bulat dan
pipih dengan bagian tengah yang cekung dan warna merah karena mengandung
pigmen hemoglobin. Jumlah eritrosit pada laki – laki dewasa yang sehat sekitar 4,5
juta sel per mikroliter darah, sedangkan untuk wanita dewasa sehat berjumlah
sekitar 4,8 juta sel per mikroliter darah (Tortora & Derrickson, 2012). Eritrosit
merupakan satu – satunya sel darah yang dapat menjalankan fungsinya tanpa
meniggalkan pembukuh darah (Mescher, 2015).
Dikutip dari buku Hematologi Dasar, eritrosit memiliki membran plasma yang kuat
namun fleksibel, dapat menyesuaikan perubahan bentuk eritrosit saat melewati
kapiler yang sempit tanpa mengalami kerusakan membran sel (Tortora &

5
Derrickson, 2012). Membran plasma eritrosit tersusun atas 40% lipid, 10%
karbohidrat dan 50% protein yang Sebagian besar merupakan protein integral yang
tertanam pada dua lapis fosfolipid membran sel, termasuk kanal ion seperti protein
band 3 dan glycophorin A. Terdapat pula protein perifer yang terdapat pada bagian
internal membran plasma, termasuk protein sprectin dan ankryin yang berfungsi
mengikatkan spectrin pada protein band 3 dan glycophorin A. Ikatan antara
spectrin, ankryin, protein band 3 dan glycophorin A ini berfungsi mempertahankan
stabilitas membran dan mempertahankan bentuk sel serta menciptakan elastisitas
sel saat melewati kapiler yang sempit (Mescher, 2015).
2. Sel Darah Putih (leukosit)
Sel Darah Putih (leukosit) adalah sel darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh
dari infeksi dan penyakit. Sel darah putih diproduksi dari sel multipoten yang
terdapat di sumsum tulang atau disebut juga sel induk hematopoietik. Leukosit
dapat ditemukan di seluruh tubuh, termasuk jaringan ikat, sistem getah bening
(limfatik), dan sistem peredaran darah. Semua leukosit memiliki nucleus (inti sel)
yang membedakannya dengan sel darah lain. Tidak seperti sel darah merah (ritrosit)
dan trombosit yang keduanya tidak memiliki inti sel.
Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis, diantaranya :
- Neutrofil
Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang paling banyak terdapat dalam
tubuh. Ada sekitar 2000 – 7500 sel/mm3 atau sebanyak 60 – 70% leukosit
yang beredar dalam aliran darah. Neutrophil merupakan jenis sel darah putih
berukuran sdang yang memiliki banyak inti sel (polymorphonuclar
leukocyte) yang tidak beraturan dan memiliki berbagai fungsi di dalam sel.
Fungsi sel darah putih tersebut membunuh kuman dengan proses fagositosis
ataau pemakan sel. Selain fagositosis bakteri satu per satu, neutrophil juga
berfungsi dalam melepaskan superoksida yang diubah menjadi asam
hipoklorit dan berfungsi untuk membunuh banyak bakteri.
- Limfosit
Limfosit berukuran kecil dan berbentuk bulat yang memiliki nukleeus besar
dalam jumlah sitoplasma yang relative kecil. Limfosit berjumlah sekitar
1300 – 4000 sel/mm dalam darah. Limfosit lebih sering ditemukan di
jaringan limfatik daripada aliran darah.

6
Jenis sel darah putih ini memiliki fungsi penting dalam system kekebalan
tubuh dan sangat berperan dalam imunitas humoral. Imunitas humoral
merupakan bagian dari system kekebalan tubuh yang berkaitan dengan
produksi antibody.
Limfosit terdiri atas sel B dan sel T yang berbeda fungsi, diantaranya :
a. Limfosit B
Berfungsi membuat antibodi yang dapat mengikat pathogen memblokir
invasi pathogen, mengaktifkan system pelengkap, dan meningkatkan
kerusakan patogen.
b. Limfosit T
Merupakan jenis limfosit lainnya yang dibedakan dalam kelenjar timus
dan memiliki fungsi penting dalam system kekebalan tubuh yang
dimediasi oleh sel.
- Monosit
Monosit adalah jenis sel darah putih yang memiliki ukuran paling besar.
Monosit berjumlah sekitar 200 – 800 sel/ per mm3 dalam aliran darah. Jenis
sel darah putih ini memiliki sedikit butiran pada sitoplasma. Monosit dapat
meninggalkan aliran darah dan masuk ke jaringan lain dalam tubuh dan
beerubah menjadi makrofag. Setelah menjadi makrofag jaringan, monosit
melakukan fagositosis atau memakan sel mati serta menyerang
mikroorganisme. Hal tersebut dikarenakan ukuran monosit yang besar,
sehingga mampu mencerna partikel asing berukuran besar pada luka tidak
seperti jenis sel darah putih lainnya.
- Eosinofil
Jumlah eosinofil tidak terlalu banyak, hanya sekitar 40 – 400 sel/mm3 atau
sebanyak 1 – 2 % dari leukosit. Jumlah tersebut berfluktuasi setiap harinya
dan saat wanita menstruasi. Osinofil memiliki granula (butiran) yang
berukuran besar dan membantu sistem kerja sel. Mekanisme kerja eosinofil
adalah dengan melepaskan racun yang keluar dari butirannya yang dapat
menghancurkan patogen, seperti parasit, cacing kail dan cacing pita. Jenis
sel darah putih ini jarang ditemukan di dalam darah, tapi banyak terdapat di
selaput lendir saluran pernapasan, pencernaan, dan saluran kemih bagian
bawah.
- Basofil
7
Basofil adalah jenis sel darah putih yang paling langka karena hanya
berjumlah 0 – 100 sel/mm3 atau kurang dari 0,5 % dalam aliran darah.
Basofil memiliki butiran besar dan berwarna saat dilihat di bawah
mikroskop, membuatnya mudah dikenali.
Fungsi sel darah putih basofil diantaranya memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan antikoagulan dan antibodi yang mencegah terjadinya
penggumpalan darah dan mendorong pergerakan sel darah putih.
Kemampuan itu membuat basofil mampu melawan reaksi hipersensitivitas
(alergi) dalam aliran darah.
Basofil berperan baik dalam melindungi sistem kekebalan tubuh dengan
menangkal serangan zat asing.
3. Trombosit (Sel Darah Penggumpal)
Trombosit adalah sel yang memiliki fungsi untuk menghentikan pendarahan dan
membentuk gumpalan darah ketika terjadi luka. Contoh secara nyata yaitu pada saat
terluka, seiring berjalannya waktu darah akan menggumpal dan mengering itu
karena adanya trombosit.
Warna darah tergantung pada jumlah oksigen yang dibawanya. Darah yang kaya akan
oksigen terlihat dari warnanya yang merah tua, sebaliknya darah yang mengandung sedikit
oksigen akan berwarna merah pudar. Konsentrasi darah 5 kali lebih kental dari pada air. Seluruh
komponen darah ini berada dalam cairan plasma darah yang terdiri dari air, protein, garam,
hormon, vitamin, mineral, dan zat – zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah mengalir
melalui sistem peredaran darah yang terdiri dari jantunh, pembuluh darah arteri, kapiler dan
vena.
pH darah termasuk sedikit basa, yaitu antara 7,35 – 7,45 dan suhunya selalu lbih tinggi
daripada suhu tubuh, yaitu sekitar 38 derajat celcius atau 100,4 derajat fahrenheit. Plasma
sendiri adalah bagian cair dari darah yang terdiri dari 90% air dan mengandung berbagai zat
terlarut seperti nutrisi, elektrolit, gas pernafasan, hormon, protein plasma, serta berbagai zat
sisa dan produk metabolisme sel.

2.3. Gangguan Sistem Hematologi


Ada berbagai macam gangguan sistem hematologi yang mungkin sudah lumrah di
kalangan masyarakat. Gangguan tersebut diantaranya :
1. Anemia

8
Anemia adalah kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau
ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan
organ tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup sehingga penderita
anemia kerap terlihat pucat dan juga mudah lelah.
2. Leukimia
Leukimia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah
putih abnormal. Leukimia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak – anak.
Leukimia dapat bersifat kronis atau akut. Pada leukimia kronis, kanker berkembang
perlahan dengan gejala awal yang biasanya ringan. Sementara pada leukimia aku,
perkembangan sel kanker terjadi sangat cepat dan gejalanya bisa memburuk dalam
waktu singkat.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah.
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama. Penyakit
ini lebih sering terjadi pada pria. Hemofilia terjadi ketika darah kekurangan protein
pembentuk faktor pembekuan. Akibatnya, darah penderita hemofilia sukar
membeku.

9
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
System Hematologi adalah salah satu system penting dalam tubuh manusia yang
terdiri dari organ dan jaringan yang tugasnya untuk menghasilkan, mengangkut, dan
membuang sel darah. System hematologi terdiri dari tiga komponen utama yaitu sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel Darah Merah (eritrosit) adalah sel
yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen dari paru – paru ke seluruh
tubuh. Sel darah merah berbentuk bulat dan pipih dengan bagian tengah yang
cekung dan warna merah karena mengandung pigmen hemoglobin. Sel Darah Putih
(leukosit) adalah sel darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi dan
penyakit. Sel darah putih diproduksi dari sel multipoten yang terdapat di sumsum
tulang atau disebut juga sel induk hematopoietik. Leukosit dapat ditemukan di
seluruh tubuh, termasuk jaringan ikat, sistem getah bening (limfatik), dan sistem
peredaran darah. Trombosit adalah sel yang memiliki fungsi untuk menghentikan
pendarahan dan membentuk gumpalan darah ketika terjadi luka. Contoh secara
nyata yaitu pada saat terluka, seiring berjalannya waktu darah akan menggumpal
dan mengering itu karena adanya trombosit.
3.2.Saran
Mempelajari anatomi memang sangat rumit dan harus dipelajari berulangkali, jadi
mahasiswa harus lebih aktif lagi menggali materi dari berbagai macam sumber
untuk media belajar dan menambah ilmu.

10

Anda mungkin juga menyukai