Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM KARDIOVASKULER

Kelompok 5:

1. Alfiqih Widya Putri (2214314201006)


2. Kristina Ayu Elinda (2214314201056)
3. Novitri Surya Liyona (2214314201080)
4. Salsabila Revina Eka P. E. (2214314201099)
5. Selly Rupitasari (2214314201102)
6. Siti Nurul Kamilah (2214314201107)
7. Widia Ambarwati (2214314201116)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
Jl. Akordion Selatan No. 8B, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur 65143.
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem
Kardiovaskuler” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sistem fungsi darah bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami pahami.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 3 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga di edarkan
melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung
melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan keseluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen keseluruh tubuh melalui saluran halus
darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui
pembuluh darah vena cava superior dan vena cava interior.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Darah
Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang membawa zat
penting yang diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang disebut pembuluh darah.
Zat yang dibawa bisa apa saja, sepertioksigen, mineral, protein, vitamin dan hormon
yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh seperti karbondioksida dibawa
oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu pula banyak racun dan
bahan kimia yang tidak sesuka hati tubuh dibawa ke hati dan ginjal untuk kemudian
dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui kotoran atau air seni.

B. Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang
dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru,
urea dikeluarkan melalui ginjal
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang
dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel
darahputih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

C. Komposisi Darah
Komposisi darah terdiri dari:
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk
makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh
manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri dari
dua komponen utama, pertama plasma darah yaitu bagian darah yang terdiri dari
air, elektrolit dan protein darah, kedua sel-sel darah merah yang terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan keping darah (trombosit)
(Indah V dan Tristyanto, 2012).
Proses penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan
(senescene) dan proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada
eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-komponen hemoglobin
menjadi dua komponen yaitu komponen protein, komponen yang globin nya
dikembangkan ke pool protein dan dapat di gunakan kembali. Kedua komponen
heme, yang dipecah menjadi dua yaitu besi dan billirubin. Besi akan
dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang. Billirubin akan di ekskresikan
melalui hati dan empedu (Handayani dan Haribowo, 2008).
Penurunan jumlah eritrosit dapat dijumpai pada anemia, peningkatan
hemolisis, kehilangan darah (perdarahan), trauma, leukemia, infeksi kronis,
mieloma multiple, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan,
dehidrasi berlebih, defisiensi vitamin, malnutrisi, infeksi parasit, penyakit sistem
endokrin, intoksikasi.
Peningkatan jumlah eritrosit dijumpai pada polisitemia vera,
hemokonsentrasi /dehidrasi, penduduk yang tinggal di dataran tinggi, dan
penyakit kardiovaskuler. Nilai normal eritrosit pada pria dewasa 4,5-6,5jt/mm3
dan pada wanita dewasa 3,8-4,8jt/mm3 (Riswanto, 2013). Dua metode yang bisa
digunakan pemeriksaan eritrosit adalah manual dan otomatis.

2. Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit disebut juga sel darah putih, sel ini memiliki inti tetapi tidak
memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna. Mempunyai granula spesifik
(granulosit), inti bentuk bulat seperti ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler:
limfosit dan monosit.
Sel leukosit mempunyai peranan penting, leukosit menyediakan
pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin
ada. Peningkatan leukosit dijumpai pada infeksi yang disebabkan bakteri maupun
mikroba lain yang infeksius dan toksik. Pada radang akut yang berperan yaitu
netrofil dan monosit. Sedangkan yang radang kronik yang berperan yaitu
makrofag dan limfosit (Sadikin MH, 2003).
Orang deawasa darah tepi mempunyai jumlah leukosit antara 5000-
10000 sel/mm3. Dua metode pemeriksaan leukosit yaitu manual atau otomatis.
Leukosit meningkat melebihi 10.000 sel/mm3 disebut leukositosis. Karena lekosit
meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan
mikroorganisme. Reaksi leukomid akan menyatakan lekosit yang meningkat dan
meningkatnya bentuk imatur. Ini akibat dari bentuk respon toksik, infeksi, dan
peradangan. Lekopenia adalah jumlah lekosit yang menurun. Netropenia
menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil.

3. Trombosit
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti
dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk
cakram bikonkaf. Setelah keluar sumsum tulang, sekitar 20-30% trombosit
mengalami sekuestrasi di limpa (Wulandari dan Zulaikah, 2012). Jumlah
trombosit adalah 150.000-450.000 sel/mm3 darah. Masa hidupnya 8-10 hari,
setelah itu keping darah akan dibawa ke limpa untuk dihancurkan. Fungsi utama
trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon hemostatik
normal terhadap luka vaskuler. Trombosit juga penting untuk mempertahankan
jaringan apabila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka,
sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari benda
asing. Trombosit melekat (adhesi) pada permukaan asing terutama serat kolagen.
Trombosit akan melekat pada trombosit lain (agregasi). Kekurangan trombosit
atau jumlah trombosit yang menurun disebut trombositopenia. Karena ada
kerusakan, penurunan pembentukan trombosit atau menghambat fungsi sumsum
tulang. Sedangkan peningkatan jumlah trombosit disebut trombositosis.
Trombositosis terjadi karena produksi trombosit yang berlebihan atau tidak
terkendali. Trombosit meningkat sebagai bagian dari respon fase akut peradangan
atau infeksi. Ada dua metode yang digunakan untuk pemeriksaan trombosit yaitu
manual dan otomatis.

4. Plasma
Plasma adalah suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat dengan
berat molekul besar dan kecil yang merupakan 10% volumenya. Terdiri dari:
a. Protein-protein plasma merupakan 7%
b. Garam-garam anorganik 0,9%
c. Sisanya yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari berbagai
asal (asam amino, vitamin, hormon, lipid, dan sebagainya).

Melalui dinding kapiler plasma berada dalam keadaan keseimbangan


dengan cairan interstitial jaringan. Susunan plasma biasanya merupakan
indikator susunan rata-rata cairan ekstrasel pada umumnya. Protein-protein
plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau dengan melektroforesis
menjadi albumin (alfa, betadan gama globulin) dan fibrinogen. Albumin
adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama mempertahankan
tekanan ostomotik darah. Gama globulin adalah antibodi dan dinamakan
imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam
langkah terakhir pembekuan. Beberapa zat yang tidak larut, atau hanya sedikit
larut dalam air dapat ditransport oleh plasma karena mereka berikatan dengan
albumin atau alfa dan beta globulin. Misalnya, lipid tidak larut dalam plasma,
tetapi berikatan dengan bagian hidrofobik molekul protein. Karena molekul ini
juga mempunyai bagian hidrofilik, kompleks lipid-protein larut dalam air. Sel-
sel darah umumnya dipelajari dengan menyebarkan setetes darah dengan tipis
di atas slide mikroskop. Darah harus tersebar rata di atas slide dan dibiarkan
mengering dengan cepat di udara. Pada lapisan seperti ini sel-sel terlihat
dengan jelas dan berbeda satu sama lain. Sitoplasmanya terentang, sehingga
mempermudah observasi inti dan organisasi sitoplasmanya.

Anda mungkin juga menyukai