A. Kompetensi Dasar
3.7. Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia dan memahami
gangguan pada sistem peredaran darah, serta upaya menjaga kesehatan sistem
peredaran darah
4.7. Menyajikan hasil percobaan pengaruh aktivitas (jenis, intensitas, atau
durasi) pada frekuensi denyut jantung
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7.1 Menentukan komponen darah
3.7.2 Menemukan karakteristik masing-masing komponen darah
4.7.1 Membuat model komponen darah
C. Tujuan Pembelajaran :
Tujuan mempelajari materi “Sistem Peredaran Daran Manusia”, adalah:
3.7.1 Melalui video yang ditampilkan guru siswa memperoleh informasi awal
tentang darah
3.7.2 Melalui diskusi peserta didik dapat Menentukan komponen darah dengan
benar
3.7.3 Melalui diskusi peserta didik Menemukan karakteristik masing-masing
komponen darah
4.7.1 Melalui percobaan peserta didik mampu membuat model komponen darah
Selain dipenuhi oleh air, darah juga mengalir di sekujur tubuh manusia. Tanpa
darah, bisa dipastikan kalau oksigen dan sari makanan akan sulit untuk
dihantarkan dengan baik ke seluruh tubuh. Namun, tahukah Anda komponen
apa saja yang menyusun darah sampai bisa bertugas dengan optimal? Yuk,
kenali dulu berbagai komponen darah dalam tubuh beserta masing-masing
fungsinya!
Darah tersusun dari kombinasi antara plasma darah dan sel-sel darah, yang
semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini kemudian dibagi lagi
menjadi tiga jenis, yakni sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Jadi secara keseluruhan, komponen darah manusia terdiri atas empat macam,
meliputi plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit.
Semua komponennya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang
mendukung kerja darah dalam tubuh.
1. Plasma darah
Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah, untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi; hasil limbah tubuh; antibodi;
protein pembeku; serta bahan kimia seperti hormon dan protein yang bantu
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Protein pembeku yang dibawa oleh
plasma, nantinya akan bekerja bersama trombosit untuk mempercepat proses
pembekuan darah.
2. Sel darah
Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah mengisi
sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang terdiri atas sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view
Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang cukup
melimpah di dalam darah. Berbentuk bulat yang dilengkapi dengan cekungan
(bikonkaf) di bagian tengahnya. Salah satu keunikan sel darah merah, yakni
dilengkapi dengan protein khusus yang disebut dengan hemoglobin.
Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga bertugas dalam
membantu sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru untuk diedarkan
ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh
tubuh ke paru untuk dikeluarkan. Persentase volume darah keseluruhan yang
terdiri dari sel darah merah disebut hematokrit.
Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah tidak memiliki nukleus (inti)
sehingga mampu berubah bentuk dengan mudah. Ini yang membantu sel darah
merah menyesuaikan diri saat melewati berbagai pembuluh darah di dalam
tubuh.
Umumnya masa hidup sel darah merah hanya bertahan sekitar empat bulan
atau 120 hari. Selama masa itu, tubuh akan secara teratur mengganti dan
memproduksi sel darah merah baru.
Pembentukan Sel darah Merah
Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat
embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam
hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang
tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas
sumsum tulang semakin turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid
yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis
leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel
darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan
dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan
hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan
sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah
lagi. Sisa heme dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning
empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat
dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Warna sel-sel darah merah disebabkan karena pigmen merah yang disebut
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang terdiri atas hemin
dan globin. Hemin mengandung zat besi (Fe). Hb ini mempunyai daya ikat
tinggi terhadap O2. Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh
Hb yang kemudian diberi nama oksihemoglobin. Selain mengikat O2, Hb juga
dapat mengikat CO2 sisa metabolism tubuh untuk dibuang melalui organ
ekskresi. Hb yang mengangkut CO2 ini disebut karbominohemoglobin
B. Sel darah putih (leukosit)
Sumber: www.medicalnewstoday.com
Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang
jauh lebih sedikit. Meski begitu, sel darah putih mengemban tugas yang tidak
main-main, yakni melawan infeksi virus, bakteri, jamur, yang memicu
perkembangan penyakit. Pasalnya, sel darah putih memproduksi antibodi yang
akan membantu memerangi zat asing tersebut.
Sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dengan berbagai jenis yang
berbeda, meliputi neutrofil, limfosit, monoctyes, eosinofil, dan basofil. Semuanya
memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Masa hidup
sel darah putih pun cukup lama, bisa dalam hitungan hari, bulan, hingga tahun,
tergantung jenisnya.
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit sebenarnya bukan
sel, melainkan sebuah fragmen sel berukuran kecil. Trombosit memiliki peran
penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya,
trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan peradarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru
di area luka.
Jumlah trombosit normal di dalam darah yakni antara 150.000 sampai 400.000
trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran
normal, maka dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan.
Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan jantung.
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan
pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari suatu
tempat kae tempat yang lain.
Kompenen darah tediri dari sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit serta
plasma darah.
Plasma darah merupakan bagian cair di dalam darah terdiri dari air 91-92 %, protein
8-9%.
Sel darah merah (eritrosit) mengandung haemoglobin yang berperan dalam mengikat
oksigen.
Sel darah putih (leukosit) terdiri dari monosit, eusinofil, basofil, netrofil dan limfosit.
Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Sumber: