Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOKIMIA II

DARAH

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Wayan Regita
2. Hairun Ardita

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG SUMATERA SELATAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah merupakan komponen yang terdapat pada makhluk hidup, yang berperan
penting dalam mengangkut oksigen dan hasil metabolisme ke jaringan tubuh, berfungsi
sebagai pertahanan tubuh, sebagai pengatur suhu tubuh serta pengatur keseimbangan zat
dan pH, dan juga sebagai mekanisme hemostasis. Setiap orang rata-rata memiliki kira-
kira 70 mL darah setiap kilogram berat badan. Sebanyak 50-60% darah terdiri atas cairan
darah disebut plasma dan sisanya unsur-unsur padat berupa sel-sel darah. Sel-sel darah
terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit (Pranata, 2016). Darah memiliki peranan
penting dalam metabolisme tubuh kita. Peranan yang penting ini menunjukkan bahwa
darah memiliki suatu komponen tertentu sehingga aktivitas darah sangat potensial.
Komponen yang terdapat dalam darah memiliki hubungan yang erat dengan proses
mekanik maupun kimiawi dari dalam tubuh. Proses ini melibatkan banyak aspek sehingga
jika terjadi kerusakan pada darah akan mempengaruhi komponen lainnya.

Trombosit disebut juga kepingan darah yaitu fragmen-fragmen kecil yang berasal
dari sitoplasma megakariosit. Trombosit berbentuk bulat, tidak mempunyai inti dan
berukuran sangat kecil sekitar 2-4 mikrometer dan volumenya 7-8 fl. Masa hidup
trombosit di dalam aliran darah yaitu 7-10 hari. Trombosit berperan penting dalam respon
hemostasis. Jumlah trombosit di dalam Tubuh manusia dewasa antara 150.000-400.000
keping/mm3 (Nugraha 2015).
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin., protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme. yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia
memiliki sistem peredararI darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan ole jantung. Darah dipompa ole jantung menuju paru-paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh arteri pulmonalis. lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.
Setelah it darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah

2
membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh
kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior
dan vena cava inferior.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian darah?
2. Apa fungsi darah?
3. Apa saja komponen yang menyusun darah?

1.3 Tujuan
1. Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah
2. Mengetahui fungsi darah

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Darah
Darah mempakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan
sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia 8% dari
berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 Kg. Dari 5600 cc
darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah.
(Hartati Eko Wardani 2019)
Darah melakukan banyak fungsi penting untuk kehidupan dan dapat
mengungkapkan banyak tentang kesehatan kita. Darah adalah jenis jaringan ikat,
terdiri atas sel-sel (eritrosit, leukosit, dan trombosit) yang terendam pada cairan
kompleks. Darah membentuk sekitar 8% dari berat total tubuh. Pergerakan konstan
darah sewaktu mengalir dalam pembuluh darah menyebabkan unsur-unsur sel tersebar
merata di dalam plasma. Di bawah ini akan dipaparkan tentang darah meliputi, fungsi
darah, komposisi darah (plasma, sel darah), proses pembekuan darah, penggolongan
darah, kelainan pada darah. ( Syumiati Sa’adah 2018 )

2.2 Fungsi Darah

Fungsi darah masuk ke dalam tiga kategori, yaitu transportasi, pertahanan, dan
regulasi, yang akan dibahas berikut ini.

1. Darah adalah media transportasi utama yang mengangkut gas, nutrisi dan produk
limbah. Oksigen dari paru-paru diangkut darah dan didistribusikan ke sel-sel.
Karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel diangkut ke paru-paru untuk dibuang
setiap kali kita menghembuskan nafas. Darah juga mengangkut produk-produk limbah
lain, seperti kelebihan nitrogen yang dibawa ke ginjal untuk dieliminasi. Selain itu,
darah mengambil nutrisi dari saluran pencernaan untuk dikirimkan ke sel-sel. Selain
transportasi nutrisi dan limbah, darah mengangkut hormon yang disekresikan berbagai
organ ke dalam pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan. Banyak zat yang
diproduksi di salah satu bagian tubuh dan diangkut ke bagian yang lain, untuk
dimodifikasi. Sebagai contoh, prekursor vitamin D diproduksi di kulit dan diangkut
oleh darah ke hati dan kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi vitamin D aktif.

4
Vitamin D aktif diangkut darah ke usus kecil, untuk membantu penyerapan kalsium.
Contoh lain adalah asam laktat yang dihasilkan oleh otot rangka selama respirasi
anaerob. Darah membawa asam laktat ke hati yang akan diubah menjadi glukosa.
2. Darah berperan dalam menjaga pertahanan tubuh dari invasi patogen dan menjaga
dari kehilangan darah. Sel darah putih tertentu mampu menghancurkan patogen
dengan cara fagositosis. Sel darah putih lainnya memproduksi dan mengeluarkan
antibodi. Antibodi adalah protein yang akan bergabung dengan patogen tertentu untuk
dinonaktifkan. Patogen yang dinonaktifkan kemudian dihancurkan oleh sel-sel darah
putih fagosit. Ketika ketika cedera, terjadi pembekuan darah sehingga menjaga
terhadap kehilangan darah. Pembekuan darah melibatkan trombosit dan beberapa
protein seperti trombin dan fibrinogen. Tanpa pembekuan darah, kita bisa mati
kehabisan darah sekalipun dari luka yang kecil.
3. Darah memiliki fungsi regulasi dan memainkan peran penting dalam homeostasis.
Darah membantu mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar dari
otot yang aktif, dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah diangkut
ke pembuluh darah yang melebar di kulit. Panas akan menyebar ke lingkungan, dan
tubuh mendingin kembali ke suhu normal. Bagian cair dari darah (plasma),
mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini menciptakan tekanan osmotik
darah. Dengan cara ini, darah berperan dalam membantu menjaga keseimbangan.
Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah), mengatur
keseimbangan asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan yaitu 7,4
( Syumiati Sa’adah 2018 ).

2.3 Susunan Darah


Darah terdiri atas dua komponen penting yaitu :
2.3.1 Plasma Darah (Cairan Darah)

Plasma darah adalah salah satu penvusun darah vang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki
warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan
0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah merupakan cairan
darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke
seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel

5
tubuh tau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran. (Guyton dan Hall,
1997).

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

a. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik


b. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
c. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan
darah. plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah, sedangkanserum adalah suatu cairan berwarna kuning.
Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri
atau benda asing yang mask ke dalam tubuh kita. (Jamaluddin N.H, 2007).

2.3.2 Sel-sel darah

Sel-sel darah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu eritrosit,


leukosit, dan trombosit.
1. Eritrosit (sel darah merah)

Gambar 1: Sel darah merah


Sumber https://www.istockphoto.com/id/foto/sel-darah-gm1257429592-
368507071

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira 8 µm, dan tidak
memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika
sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Pria dewasa normal memiliki 5,4
juta sel darah merah per mikroliter (µL) darah. Wanita normal memiliki 4,8 juta sel
darah merah per Mikroliter darah (1 µL = 1 mm3 ) satu tetes darah kira-kira 50
6
mm3J sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan
umur.

Fungsi eritrosit adalah:


1. Untuk mentransport hemoglobin, yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-
paru ke jaringan (Guyton, 1990).
2. Mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida dari jaringan
ke paru-paru (Hoffbrand dkk, 1980).
Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pigmen
yang memberi warna merah pada darah. Fungsi utama hemoglobin adalah
mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin. Jangka hidup
eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit
yang terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi
pigmen empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu
diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak
diekskresikan, tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru. (Hartati Eko
Wardani 2019)

2. Leukosit (sel darah putih)

Gambar 2: Sel darah putih

Sumber https://www.istockphoto.com/id/foto/sel-darah-putih-
gm1299801858-392318524

7
Leukosit adalah sel darah Yang mengendung inti, disebut juga sel darah. Didalam
darah manusia, normal di dapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/ m m 3,
bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari
5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih m
em punyai granula spesifik (granulosit). Leukosit memiliki bentuk khas, nukleus,
sitoplasma dan organel, semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu.
Eritrosit bersifat pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah,
sedangkan leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam
menjalankan fungsinya. Jumlah seluruh leukosit jauh dibawah eritrosit. Leukosit
mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap
zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses
diapedesis lekosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel
endotel dan m enem bus kedalam jaringan penyam bung. Jumlah leukosit per m
ikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-
25000, dan m enjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai
jumlah normal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma
sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga
jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat
dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam.
Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu
dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya).

a. Jenis Leukosit
Leukosit dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: agranular bila
sitoplasmanya tidak bergranular dan granular bila sitoplasmanya bergranular.
1) Leukosit Agranular
a) Limfosit
Limfosit memiliki nukleus besar bulat dengan menempati sebagian
besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe.Ukuran bervariasi
dari 7 sampai dengan 15 mikron.
b) Monosit
Monosit memiliki ukuran yang lebih besar dari pada limfosit,
protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu, serta mempunyai
bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti sel nya bulat atau panjang.

8
Monosit dibentuk dalam sumsum tulang, masuk kedalam sirkulasi
dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi
makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit.
Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel leukosit
(Handayani, 2008).
Monosit adalah leukosit terbesar yang berdiameter 15 sampai 20
mikrometer dan berjumlah 3 sampai 9% dari seluruh sel leukosit.

2) Leukosit Granular
a) Neutrofil
Neutrofil memiliki granula yang tidak berwarna, memiliki inti sel
terangkai, kadang terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-
bintik halus atau granula, serta banyaknya sekitar 60-70%. Netrofil
merupakan leukosit darah perifer yang paling banyak. Sel ini memiliki
masa hidup singkat, sekitar 10 jam dalam sirkulasi. Sekitar 50%
neutrofil dalam darah perifer menempel pada dinding pembuluh darah.
Netrofil memasuki jaringan dengan cara bermigrasi sebagai respon
terhadap kematolik. Dalam darah manusia neutrofil berjumlah lebih
banyak dan merupakan 65-75% dari jumlah leukosit.
b) Eosinofil
Eosinofil memiliki granula berwarna merah dengan pewarnaan asam,
ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil, tetapi granula
dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24% (Handayani,
2008). Sel ini sangat penting dalam respon terhadap penyakit parasitik
dan alergi. Pelepasan isi granulnya ke pathogen yang lebih besar
membantu dekstruksinya dan fagositosis berikutnya (Hoffbrand, 2006).
c) Basofil
Basofil memiliki granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini
lebih kecil daripada eosinofil, tetapi mempunyai inti yang bentuknya
teratur, didalam protoplasmanya terdapat granula-granula yang besar,
banyaknya kira-kira 0,5% di sumsum (Handayani, 2008).

9
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan
system yang tertutup karena selalu beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah
pada manusia juga disebut system peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian
tubuh serta melewati jantung sebanyak dua kali.

11
DAFTAR PUSTAKA

dr. Hartati Eko Wardani, M.Si.Med. 2019,

Bahan Ajar Biomedik, Malang, Wineka Medika

Gabriel, Dr.J.F. 2005. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.

Human Anatomy: Blood - Cells, Plasma, Circulation, and More. WebMD

Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui

Golongan Darah. Gramedia: Jakarta

Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Syumiati Sa'adah 2018, Sistem peredaran darah UIN sunan gunung djati Bandung diterbitkan
oleh 96sitifatimah

12

Anda mungkin juga menyukai