TINJAUAN PUSTAKA
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah
yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah
suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi
jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan tubuh juga berkurang (Jitowiyono, 2018).
2.1.2 Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri (disease entity) tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar
Menurut Jitowiyono (2018) pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang
ada yaitu kehilangan dara, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis),
penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup
7
8
1. Defisiensi besi
b. Infeksi
4. Vitamin E: bayi prematur dan bayi berat lahir sangat rendah pada umur 6
sampai 12 minggu.
1. Defisiensi besi
a. Nutrisional
haid
2. Asam folat
4. Vitamin C: Skorbut
Darah merupakan jaringan cairan dalam tubuh manusia. Volume darah berkisar
antara 1/12 – 1/13 ( 8 % ) dari berat badan manusia. Pada dasarnya, darah adalah
jaringan ikat yang kompleks di mana sel-sel darah hidup, yang terbentuk dari
berbagai macam unsur-unsur pembentuk darah. Warna darah tergantung pada jumlah
oksigen yang dibawanya, darah kaya oksigen berwarna merah tua, dan darah yang
mengandung sedikit oksigen berwarna merah pudar (Stutanta NS., 2019). Darah
lebih berat daripada air dan sekitar 5 kali lebih tebal, atau lebih kental daripada air.
Suhu darah (38 derajat Celcius, atau 100,4 derajat Fahrenheit) lebih tinggi dari suhu t
Menurut Stutanta NS., (2019) darah terdiri dari dua bagian yaitu :
Komposisi plasma darah terdiri dari 55 % adalah cairan, sedangkan 45 % terdiri dari
sel darah, ratio ini dinyatakan dalam nilai “hematokrit” atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Serum darah atau plasma darah terdiri
oksigen dan karbon dioksida dan sel darah ). Fungsi plasma darah yaitu :
dan prothrombin
faktor immunoglobulin
garkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh mene
rima makanannya.
11
2. Unsur-unsur padat, yaitu sel darah yang terdiri dari : eritrosit ( sel darah
a. Eritrosit
Eritrosit, atau sel darah merah, berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam
darah ke semua sel tubuh. Berikut adalah seputar sel darah merah/ eritrosit
1) Anucleate. Sel darah merah berbeda dari sel darah lain karena sel
darah merah mempunyai inti, yang berarti sel darah merah tidak
kedua sisi; terlihat seperti donat mini jika dilihat dengan mikroskop.
4) Jumlah sel darah merah. Biasanya berkisar antara 5 juta sel per
milimeter kubik darah. RBC (Red Blood Cell) melebihi jumlah WBC
Mempunyai bentuk yang lebih besar dari sel darah merah serta berwarna
jernih ( tidak berwarna ). Jumlahnya lebih sedikit daripada sel darah merah
butir. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000 sampai 10.000 sel
darah putih. Sel darah putih terdiri dari : - Granulosit atau sel
basofil. Fungsi sel granulosit adalah antibodi terhadap infeksi akut. Termasuk
dalam golongan non granulosit adalah : limfosit dan monosit. Fungsi sel
Besarnya lebih kurang 1/3 sel darah merah, berbentuk oval dan tidak berinti
serta merupakan sel-sel yang terbesar dalam sumsum tulang. Sekitar 30-40 %
Fungsi Darah
1. Membawa gas, nutrisi dan produk sisa metabolisme. Oksigen masuk kedalam
darah dalam prau-paru dan diangkut ke sel. Karbon dioksida, yang diproduksi
ion dan air yang dicerna dibawa oleh darah dari saluran pencernaan ke sel,
3. Transportasi molekul yang diproses oleh tubuh. Sebagian besar zat diproduksi
5. Transportasi molekul yang mengatur proses tubuh, seperti hormon dan enzim.
tubuh, dimana panas dilepaskan dari darah keluar tubuh melalui pori-pori.
dimana tekanan osmotik berperan dalam menjaga kadar air dalam aliran
darah.
15
2.1.4 Patofisiologi
berdebar takikardi dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa pada telapak
pasca lahir, persediaan besi janin yang sedikit serta bertambah besarnya
volume darah sebagai akibat pertumbuhan yang relatif lebih cepat. Oleh
Karena itu, anemia pada bayi BBLR terjadi lebih dini. Kehilangan darah
mencukupi sampai berat badannya menjadi dua kali berat lahir. Pemberian
tambahan zat besi pada bayi yang mengalami anemia dengan risiko
vitamin E. oleh karena itu, vitamin E diberikan terlebih dahulu pada saat
bayi mencapai berat badan dua kali lipat dari berat lahir, kemudian
bawah dua tahun merupakan bagian dari Seribu Hari Pertama Kehidupan
kebijakan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam rangka 1000 HPK tahun
2012, Periode ini merupakan periode permanen dan tidak dapat dikoreksi
2.1.5 Klasifikasi
2) Anemia sideroblastik
1) Anemia aplastik
2) Anemia mieloplastik
4) Anemia diseritropoietik
3. Anemia hemolitik
hemoglobinopati struktural.
kompleks.
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) manifestasi klinis atau tanda dan gejala dari
anemia adalah:
a. Pusing
c. Lesu
18
d. Aktivitas berkurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah berkonsentrasi
g. Cepat lelah
defisiensi besi.
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua atau coklat, perut mrongkol atau makin
3. Pemeriksaan Fisik
pembesaran jantung.
2.1.7 Komplikasi
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat
dengan cepat mengakibatkan anemia dan berat dan bisa berakibat fatal.
1. Pemeriksaan laboratorium:
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
4. Pemeriksaan sitogenetik
1. Anemia aplastik
Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet.
Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat,
sulfas ferosus 3x10 mg/hari. Tranfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5gr %.
5. Anemia megaloblastik
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x55 mg/hari.
IM.
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
pusing, lelah, lemas, pucat, akral dingin, mual dan muntah, badan terasa
letih.
lebih banyak, sesak napas, depresi, sakit kepala, nyeri mulut dan lidah,
6. Pemeriksaan Fisik
23
singkat.
d. TB dan BB pasien.
k. Thoraks:
P: Sonor
l. Abdomen: Pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias dibawah normal.
m. Genetalia: Pada laki – laki apaah testus turun ke dalam skrotum dan pada
otot.
7. Pemeriksaan Penunjang
(penurunan hemoglobin).
Intervensi keperawatan ini sesuai dengan Tim Pokja SIKI DPP PPNI
(2018) serta tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan Tim Pokja SLKI DPP
(SDKI D0056)
luaran utama
Tingkat Nyeri
29
(SLKI L08066)
2.2.4 WOC
Pendarahan saluran cerna, Defisiensi besi, vit B 12, Overaktif RES, Produksi
uterus, hidung, luka Asam Folat, SDM abnormal
Depresi sumsum tulang
eritropoetin
Kehilangan SDM (Sel Penghancuran SDM
darah merah)
Produksi SDM menurun
Gangguan penyerapan
Kompensasi jantung Kompensasi paru nutrisi & defisiensi folat
Intoleransi aktivitas
32
kepada pasien sesuai dengan rencana keperawatan atau intervensi yang telah
ditetapkan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan berbeda dari rencana yang
dilaksanakan sesuai pada tujuan yang ingin dicapai. Pada bagian evaluasi
keperawatan ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat juga