Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang
berarti darah.
Darah merupakan suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. Darah mempunyai peran penting dalam proses sirkulasi.
Secara umum, fungsi darah adalah sebagai alat transportasi zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme
dan juga sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan antibody dan sel darah putih.
Sel darah putih atau leukosit merupakan sel darah yang memiliki inti. Leukosit
memiliki ukuran sel yang lebih besar, tetapi jumlah yang lebih sedikit dibandingkan
dengan eritrosit. Leukosit berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh terhadap agen
infeksi yang cepat dan kuat. Sistem pertahanan tersebut dilakukan dengan cara
menghancurkan antigen melalui fagositosis atau pembentukan antibodi. Leukosit
sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian di organ limfoid seperti kelenjar
limfe, timus, dan tonsil, kemudian akan diangkut menuju bagian yang mengalami
peradangan.
Kemampuan mahluk hidup untuk mempertahankan komponen darah agar tetap
dalam pembuluhnya disebut disebut sebagai homeostatis. Darah didalam pembuluh
bersifat cair. Jika darah keluar dari pembuluh, maka dalam waktu tidak lama, darah
akan mengental. Didalam darah mengandung heparin yang merupakan zat antikoagulan.
Substansi ini berguna untuk mencegah terbentuknya thrombin dari protombin, sehingga
disebut juga sebagai antitrombin. Heparin juga dapat menetralisir sejumlah thrombin
yang terbentuk secara tidak sengaja atau kebetulan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan darah?
2. Apa saja fungsi darah?
3. Apa saja komposisi darah?
4. Apa yang dimaksud golongan darah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi darah;
2. Untuk mengetahui komposisi darah;
3. Untuk mengetahui apa saja golongan darah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Darah
Darah berupa jaringan cair meliputi plasma darah (unsur padat, 45%). Volume darah
secara keseluruhan berkisar 1/12 dari berat badan. Secara fisiologis volume darah adalah
tetap (homeostatik) dan diatur oleh tekanan osmotik koloid dari protein dalam plasma dan
jaringan. Darah juga merupakan suatu jaringan berbentuk cair yang beredar melalui
jantung, arteri, dan vena yang berfungsi untuk memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruh tubuh serta mengambil karbondioksida dan metabolik dari jaringan. Darah juga
merupakan salah satu diantara tiga cairan tubuh yang utama (cairan yang lainnya adalah
cairan intraseluler). Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri
atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah
(thrombosit).

Gambar 1. Plasma darah

2.2 Fungsi Darah


Darah memiliki beberapa fungsi, fungsi darah yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat transportasi, misalnya:
a. Membawa dan mengantarkan zat-zat makanan (nutrisi) dan bahan kimia dari
saluran pencernaan ke jaringan tubuh yang memerlukannya.
b. Mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
c. Membawa keluar hasil buangan metabolisme (waste product metabolik) dan CO 2
dari jaringan ke organ-organ ekskresi misalnya ginjal dan paru-paru.

3
d. Mengangkut hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) dan enzime dari organ ke
organ.
2. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, sehinga kadar air tubuh tidak terlalu
tinggi /rendah (homeostatis).
3. Mempertahankan temperatur tubuh, karena darah mempunyai panas spesifik yang
tinggi.
4. Mengatur pH tubuh (keseimbangan asam dan basa) dengan jalan mengatur
konsentrasi ion hydrogen.
5. Sebagai alat pertahanan tubuh terhadap mikro-organisme (oleh leucocyte/butir darah
putih).

Pada dasarnya fungsi darah sebagai alat penyelenggaraan lingkungan internal atau
matrix cairan yang tetap dan ini di sebut homeostatis.

2.3 Komposisi Darah


Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah, serum
darah atau plasma terdiri atas:
Air: 91,0%
Protein: 8,0% (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
Mineral: 0,9% (terdiri atas natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, magnesium, besi, dst)
Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik, yaitu: glukosa, lemak, kreatinin, kolestrol dan
asam amino. Plasma juga berisi: gas (oksigen dan karbondioksida), hormon-hormon,
enzim, dan antigen.
Sel darah terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a. Eritrosit atau sel darah merah
b. Leukosit atau sel darah putih
c. Trombosit atau keping darah
a. Sel darah merah (Eritrosit)
Dalam 1 mm3 terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah merah memerlukan
protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino mereka juga memerlukan zat
besi. Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa diantaranya dibuang
atau dikeluarkan sewaktu menstruasi, sewaktu hamil diperlukan zat besi dalam jumlah
yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.

4
Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih dan tak beraturan, jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan dari
sumsum dalam batang iga-iga dari sternum. Bila terjadi pendarahan maka, sel darah
merah atau eritrosit dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen, hilang. Pada
pendarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya.
Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya, maka diperlukan
transfusi darah.
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen. Dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin
didalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini, maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan.
Adapun fungsi dari sel darah merah (eritrosit) adalah sebagai berikut:
a) Sel-sel darah merah mentransfor oksigen keseluruh jaringan melalui pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen
b) Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbondioksida untuk ditranspor
ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbondioksida yang dibawa plasma berada
dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase) dalam eritrosit
atau sel darah merah memungkinkan sel darah merah beraksi dengan
karbondioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar
dari sel darah merah (eritrosit) dan masuk ke dalam plasma.
c) Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion
bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam basa.

Gambar 2. Sel darah merah (Eritrosit)


Sel darah merah memiliki sifat fisik yakni:

5
1) Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan
pada sentralnya dan berdiameter 7,65 mikro meter.
2) Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi.
Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit
menembus kapiler.
Sel darah merah memiliki komposisi sebagai berikut:
1) Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin.
2) Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2
sampai 5,5 juta sel per milimeter kubik.
3) Jumlah sel darah merah pada perempuan sehat berukuran rata-rata, jumlah
sel darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik.
b. Sel darah putih (Leukosit)
Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata 8000) sel darah putih.
Granulosit atau sel polimorfonukleat merupakan hampir 75% dari seluruh jumlah sel
darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini berisi sebuah
nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya bergulir. Karena itu disebut sel
bergulir atau granulosit.
Kekurangan granulosit disebut granulositopenia, tidak adanya granulosit
disebut agranolusitosit yang dapat timbul setelah meminum obat tertentu, termasuk
juga beberapa antibiotika.
Ada 5 jenis laukosit atau sel darah putih dalam sirkulasi darah yaitu:
a) Granulosit yang terdiri dari:
1) Neutrofil yang berfungsi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri virus
dan agen penyebab cedera lainnya.
2) Eusinofil berfungsi dalam detoksikasi histamin yang di produksi sel mast dan
jaringan yang cedera saat inflamansi berlangsung.
3) Basofil berfungsinya untuk menyerupai sel mast yang mengandung histamin
mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga
antikoagulan heparin, mungkin untuk membantu mencegah pengumpalan
darah intravaskuler
b) Agranulosit
Leukosit tanpa granula sitoplasma yang terdiri dari:
1) Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis
2) Monosit berfungsi sebagai histiosit jaringan atau makrofag tetap.

6
Adapun fungsi dari sel darah putih atau leukosit terdiri dari:

a) Mengatasi inflamasi dan imunitas.


b) Memakan benda asing atau fagositosis.
c) Limfosit T membunuh sel secara langsung atau membentuk limfokin suatu
subtansi yang memperkuat aktifitas sel fagosit
d) Menghasilkan antibodi
e) Tempat penyimpanan berbagai material biologis kuat seperti histamine,
serotomin, dan heparin. Material inisangat penting dalam suplai darah kejaringan.

Gambar 3. Sel darah putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) memiliki sifat fisik yakni:
a) Granulosit
1) Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin
tipis. Diameternya mencapai 9-12 mikrometer.
2) Eosifonil memiliki granula sotiplasma yang kasar dan besar. Dengan
pewarnaan orange kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus 2, dan
berdiameter 12-15 mikrometer.
3) Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak
beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan
nukleus berbentuk S. Diameternya sekitar 12-15 mikrometer.
b) Agranulosit

7
1) Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi
lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5-8
mikrometer; ukuran terbesar 15 mikrometer.
2) Monosit merupakan sel darah terbesar diameternya rata-rata berukuran 12-18
mikrometer. Nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang
dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat.
Sel darah putih atau leukosit memiliki komposisi yang terdiri dari 60%
Neutrofil, 1-3% Eusinofil, kurang dari 1% Bisofil, 30% Limfosit, 3-8%
Monosit.
c. Keping-keping Darah (Trombosit)
Keping-keping darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar
(Megakariosit) dalam sum-sum tulang. Trombosit berbentuk seperti cakera atau
lonjong dan berukuran 2 µm. Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8-10 hari.
Secara normal, dalam setiap mm 3 darah terdapat 150.000-400.000 keping-keping
darah. Trombosit memiliki peranan dalam pembekuan darah.
Trombosit terdiri dari kepingan-kepingan darah yang tidak memiliki nukleus
pada DNA-nya. Bentuknya tidak beraturan dengan ukuran berdiameter 2-3 µm.
Trombosit mengalir dalam darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah dengan
membentuk darah beku. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah
pecah bila tersentuh benda kasar. Trombosit memiliki fungsi yang berkaitan dengan
pembekuan darah dan hemostatis (menghentikan pendarahan). Bila pembuluh darah
mengalami injuri atau kerusakan maka dapat dihentikan dengan serangkaian proses,
yaitu:
a) Permukaannya menjadi lengket, sehingga memungkinkan trombosit saling
melekat dan menutupi luka karena ada pembekuan darah.
b) Merangsang pengerutan pembuluh darah, sehingga terjadi penyempitan ukuran
lubang pembuluh darah.

8
Gambar 4. Keping-keping Darah (Trombosit)

2.4 Golongan Darah


Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang di dasarkan pada jenis
antigen yang di milikinya. Antigen dapat berupa karbohidrat dan protein (Nadia et al,
2010). Sistem penggolongan darah ABO pertama kali di temukan oleh Karl Landsteiner
pada tahun 1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah parah stafnya.
Landsteiner, dari percobaan tersebut menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam
sistem ABO, yaitu A, B, dan O. Golongan darah yang ke empat, yaitu AB ditemukan pada
tahun 1901 (Farhud et al, 2013).
Golongan darah penting untuk di ketahui, untuk kepentingan transfusi, donor yang
tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa
kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode slide, dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah
pada manusia. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan
mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008). Pemeriksaan golongan darah
untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah dengan
cara mereaksikan darah manusia dengan antisera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).
Golongan darah ABO pada manusia di tentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah
merah dengan antugen A di permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B dipermukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan
eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B

9
dalam serum darahnya. Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tetapi dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B (Nadia et al, 2010).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Darah merupakan suatu jaringan berbentuk cair yang beredar melalui jantung, arteri,
dan vena yang berfungsi untuk memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh
serta mengambil karbondioksida dan metabolik dari jaringan. Darah juga merupakan
salah satu diantara tiga cairan tubuh yang utama (cairan yang lainnya adalah cairan
intraseluler). Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri atas
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah
(thrombosit). Golongan darah terdiri dari golongan darah A, golongan darah B, golongan
darah O, dan golongan darah AB.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca
pada umumnya dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatimah, Siti et al. (2019). "Koagulasi Dan Komposisi Darah." Diakses pada 16
Oktober 2023, pukul 13.51.
https://www.researchgate.net/publication/
333192042_KOAGULASI_DAN_KOMPOSISI_DARAH
2. Muyasaroh, Alifah et al. (2014). "Makalah Anatomi Fisiologi Darah". Diakses pada
16 Oktober 2023, pukul 16.00.
https://www.academia.edu/35964015/makalah_anatomi_fisiologi_darah
3. Rani, Nadia. " Jurnal Darah". Diakses pada 16 Oktober 2023, pukul 15.00.
https://www.scribd.com/doc/194761272/Jurnal-Darah
4. Rahman, Ikah et al. (2019). "Penentuan Golongan Darah Sistem ABO Dengan Serum
Dan Reagen Anti-Sera Metode Slide." Diakses pada 16 Oktober 2023, pukul 14.46.
https://www.researchgate.net/publication/
338895367_PENENTUAN_GOLONGAN_DARAH_SISTEM_ABO_DENGAN_SERU
M_DAN_REAGEN_ANTI-SERA_METODE_SLIDE/link/
5e31852c299bf1cdb9fae50a/download
5. Siswanto. (2017). "Darah Dan Cairan Tubuh". Diakses pada 16 Oktober 2023,
pukul 14.51.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
b2d83c1ec6b331b5e1fe5f232817a615.pdf
6. Vinol, Vina Sii. "Makalah Darah." Diakses pada 16 Oktober 2023, pukul 13.42.
https://id.scribd.com/doc/73967010/MAKALAH-DARAH

11
12

Anda mungkin juga menyukai