Anda di halaman 1dari 13

Tugas Essay

“Fisiologi Sel Darah”

Disusun Oleh:

Nama : I Gede Wiyana

NIM : 020.06.0029

Kelas :A

Blok : Hematologi dan Imunologi

Dosen : dr. Nila Wahyuni, M.Fis

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2021
Latar Belakang
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma
darah dan bagian korpuskuli. Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu
kedokteran mengenai sel darah, organ pembentukan darah, dan kelainan yang berhubungan
dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada
akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan
darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk
dan mengeras, dan luka pun pulih seketika.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya
kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung
karbondioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan cara
bernapas dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di
dalam tubuh.
Isi
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui
vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh
darah aorta.
Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah
yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh
darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan
sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel
darahSerum darah atau plasma terdiri atas :
- Air : 91,0%
- Protein : 8,0 % ( albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen )
- Mineral : 0,9% ( terdiri atas natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, magnesium, besi , dst)
Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik, yaitu : glukosa, lemak, urea, asam
urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Plasma juga berisi : gas ( oksigen dan
karbondioksida ), hormon-hormon, enzim, dan antigen.
Sel darah terdiri atas 3 jenis :
• Eritrosit atau sel darah merah
• Leukosit atau sel darah putih
• Trombosit atau keping darah

a. Sel darah merah (Eritrosit)

Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks


yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan
tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan
akhir molekul oksigen ini akan di lepas sama sekali ke seluruh tubuh. Oksigen dapat
secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga
membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh
tubuh. Hampir semuanya molekul CO2 tersebut dibawa dalam wujud bikarbonat dalam
plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin,
memerankan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Warna dari eritrosit bersumber dari gugus heme yang terdapat pada
hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan,
tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat
pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen ditinggal maka
warna erirosit akan berwarna bertambah gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-
biruan pada pembuluh darah dan kulit. Cara tekanan oksimetri mendapat keuntungan
dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial
dengan memakai teknik kolorimetri.
Dalam 1 mm3 darah terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino mereka juga
memerlukan zat besi, sehingga untuk membentuk penggantinya diperlukan diit
seimbang yang berisi seimbang. Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena
beberapa diantarnya dibuang sewaktu menstruasi, sewaktu hamil diperlukan zat besi
dalam jumlah yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.
Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa dan dari
sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum.Bila terjadi perdarahan maka, sel darah
merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen, hilang. Pada perdarahan
sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar
hemoglobin turun sampai 40% atau di bawahnya, maka diperlukan transfusi darah.
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya
gabung) terhadap oksigen. Dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di
dalam sel darah merah.Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan.
Fungsi sel darah merah :
• Sel-sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui
pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.
• Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk
ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagain besar karbon dioksida yang dibawa
plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase)
dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbon
dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari
sel darah merah dan masuk ke dalam plasma.
• Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion
bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam basa.
b. Sel darah putih (Leukosit)

Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata 8000) sel darah putih.
Granulosit atau sel polimorfonukleat merupakan hampir 75% dariseluruh jumlah sel darah
putih. Mereka terbentuk dalam sumsummerah tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang
berbelah banyak dan protoplasmanya bergulir. Karena itu disebut sel bergulir atau
granulosit. Kekurangan granulosit disebut granulositopenia. Tidak adanya granulosit
disebut agranolusitosit yang dapat timbul setelah meminum obat tertentu, termasuk juga
beberapa antibiotika.
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah :
1. Granulosit yang terdiri dari :
• Neutrofil yang berfungsi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri
virus dan agen penyebab cedera lainnya.
• Eusinofil berfungsi dalam detoksikasi histamin yang diproduksi sel mast
dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung.
• Basofil fungsinya menyerupai sel mast yang mengandung histamin
mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga
antikoagulan heparin, mungkin untuk membantu mencegah penggumpalan
darah intravaskuler.

2. Agranulosit
Leukosit tanpa granula sitoplasma yang terdiri dari :
• Limfosit berfungsi dalam reaksi imunologis
• Monosit berfungsi sebagai histiosit jaringan atau makrofag tetap.
Fungsi sel darah putih :
• Mengatasi inflamasi dan imunitas.
• Memakan benda asing atau fagositosis.
• Limfosit T membunuh sel secara langsung atau membentuk limfokin suatu
substansi yang memperkuat akitfitas sel fagosit
• Menghasilkan antibody
• Tempat penyimpanan berbagai material biologis kuat seperti histamine,
serotomin, dan heparin. Material ini sangat penting dalam suplai daarah ke
jaringan.

Sel leukosit mempunyai peranan penting, leukosit menyediakan pertahanan


yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada. Peningkatan
leukosit dijumpai pada infeksi yang disebabkan bakteri maupun mikroba lain yang
infeksius dan toksik. Pada radang akut yang berperan yaitu netrofil dan monosit.
Sedangkan yang radang kronik yang berperan yaitu makrofag dan limfosit.

Leukosit meningkat melebihi 10.000 sel/mm3 disebut leukositosis. Karena


lekosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan
mikroorganisme. Leukositosis reaktif kadang-kadang menunjukkan gambaran yang
meriah dengan masuknya leukosit muda maupun yang matang kedalam darah tepi
dalam jumlah lebih. Reaksi leukomid akan menyatakan lekosit yang meningkat dan
meningkatnya bentuk imatur. Ini akibat dari bentuk respon toksik, infeksi, dan
peradangan. Lekopenia adalah jumlah lekosit yang menurun. Netropenia
menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Jumlah netrofil yang berkurang akan
mempengaruhi individu terhadap infeksi yang mengancam kehidupan.

c. Keping darah (Trombosit)

Keping darah, lempeng darah, trombosit (en:platelet, thrombocyte)


(el:θρόμβος - "klot" dan κύτος - "sel") merupakan sel anuclear nulliploid (tidak
mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan wujud tak memakai aturan dengan
ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping
darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel
dalam babak pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping
darah normal berkisar selang 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang
tersebut bisa menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama
bisa meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki wujud yang tidak teratur,
tidak berwarna, tidak berinti, berukuran bertambah kecil dari eritrosit dan leukosit,
dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.

Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial Stem Cell menjadi


Unipotensial Stem Cell dibantu Trombopoitin. Sel yang paling muda yang dapat
dilihat dengan mikroskop adalah Megakarioblas, Megakarioblas akan diubah
menjadi megakariosit imatur kemudian menjadi megakariosit matur.

Fungsi trombosit yang paling utama adalah membentuk sumbat yang


merupakan respons hemostatik normal terjadinya cedera vaskular yang dapat terjadi
kebocoran spontan darah melalui pembuluh halus. Fungsi trombosit ada tiga yaitu
perlekatan (adhesi), penggumpalan (agregasi), dan reaksi pelepasan.

Intinya, fungsi trombosit adalah apabila tubuh mengalami luka, maka


trombosit akan berkumpul dan saling melekatkan diri dan menutup luka tersebut.
Trombosit juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya
pengerutan luka sehingga ukuran luka menyempit. Dan karena mempunyai zat
pembeku darah, maka fungsi trombosit juga dapat menghentikan perdarahan.

Fungsi trombosit juga berhubungan dengan pertahanan, tetapi bukan


terhadap benda atau sel asing. Fungsi trombosit sangat penting dalam usaha tubuh
untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut serta
dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak kehilangan banyak darah dan
terlindung dari penyusupan benda atau sel asing.

Trombosit bergerombol (agregasi) di tempat terjadinya luka, ikut membantu


menyumbat luka tersebut secara fisik dan sebagian trombosit akan pecah dan
mengeluarkan isinya, yang berfungsi untuk memanggil trombosit dan sel-sel lekosit
dari tempat lain. Isi trombosit yang pecah sebagian juga aktif dalam mengkatalisis
proses penggumpalan darah, sehingga luka tersebut selanjutnya disumbat oleh
gumpalan yang terbentuk itu.

Trombosit secara normal tidak menempel pada permukaan endotel, luka pada
dinding pembuluh darah akan menyebabkan trombosit pada darah diaktivasi oleh
kolagen. Agregasi platelet pada pembuluh darah yang mengalami luka terjadi
melalui mekanisme feedback negative. Agregasi platelet melibatkan pelepasan ADP
dan teromboksan A2 dari platelet. Sel endotel pembuluh darah yang tidak rusak akan
mencegah agregasi platelet akan menyebabkan terjadinya prostasikin dan nitrit
oxide.

Adapun proses pemberhentian pendarah yang disebut sebagai hemostasis.


Hemostasis merupakan serangkaian upaya tubuh guna menghentikan terjadinya
pendarahan yang berlebihan. Hemostasis sendiri terdiri dari 3 tahapan yakni spasme
pembuluh darah, pembentukan platelet plug, dan koagulasi darah (clotting).

Elemen sel darah atau plasma yang berperan dalam proses pembekuan darah
ialah platelet. Platelet merupakan komponen darah trombosit. Pada 10 hari sirkulasi
trombosit tetap berfungsi, namun pada saat akan dikeluarkan dari sirkulasi oleh
makrofag ia nantinya akan digantikan oleh trombosit yang baru atau yang disebut
proses trombopietin yang diperoduksi di hepar. Platelet berasal dari megakariosit,
yang di mana 1 megakariosit sama dengan 1000 platelet.

Plasma adalah bagian cair dari darah yang diberi antikoagulan (anti
pembekuan darah). Darah ditambah antikoagulan maka tidak akan terjadi
pembekuan dan darah tetap cair. Darah yang ditambahkan antikoagulan tersebut
setelah didiamkan beberapa menit atau setelah disentrifuge dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit. Plasma dalam darah akan terpisah menjadi 3 bagian yaitu :

• Plasma, yang berada pada lapisan paling atas, berupa cairan berwarna
kuning.

• Buffy coat, yang berada di lapisan tengah yang tipis, merupakan lapisan sel

lukosit dan trombosit.


• Eritrosit, yang berada di lapisan paling bawah

Plasma memiliki beberapa keunggulan dibanding serum sebagai specimen


klinis. Pertama adalah pencegahan gangguan koagulasi yang diinduksi. Penggunaan
plasma menghindari masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah
pembekuan (Karppi, et al.,2000). Kedua adalah penghematan waktu turnaround
(TAT) dibutuhkan 20-30 menit bagi sampel darah untuk benar-benar membeku
sedangkan sampel plasma bisa langsung disentrifuge dan dipisahkan, sehingga
plasma dapat digunakan untuk tes yang mendesak. Ketiga adalah pencegahan
gangguan koagulasi, proses koagulasi mengubah konsentrasi berbagai konstituen
dari cairan ekstra seluler melampaui batas maksimum.

Eritropoesis dimulai dari transformasi hemositoblas menjadi rubriblas.


Selanjutnya selintermediet lain terbentuk sampai tahap akhir pembentukan eritrosit
tercapai. SintesisHb dan hilangnya inti menandai urut-urutan perkembangan
eritropoesis. Rubriblasmengalami beberapa tahap diferensiasi dalam urut-urutan
tersebut. Pertama-tamarubriblas berubah menjadi prorubrisit. Kemudian prorubrisit
berkembang menjadirubrisit, sel pertama dalam urutan yang mulai mensintesis Hb.
Kemudian rubrisit berkembang menjadi metarubrisit. Dalam metarubrisit, sintesis
Hb ada pada tingkatmaksimum dan inti hilang karena dibuang. Pada tahap
selanjutnya, metarubrisit berkembang menjadi retikulosit yang seterusnya menjadi
eritrosit atau sel darah merah. Produksi eritrosit mengambil tempat di jaringan
mieloid yang terletak di sumsum tulang dari tulang kranial, rusuk, dada, korpus
vertebrata, epifisis proksimal humerusdan femur.

Eritropoitin (EPO) merupakan regulator humoral eritropoesis yang lineage


specific. Eritropoietin adalah homon dalam sirkulasi yang menjadi stimulus
utamayang dapat merangsang produksi sel darah merah dalam keadaan oksigen yang
rendah. Produksi eritropoietin dalam tubuh bergantung pada tekanan oksigen
jaringan dan dimodulasi oleh suatu mekanisme umpan balik positif maupun negatif.
Pada tekanan oksigen yang rendah, produksi meningkat yang akan menimbulkan
peningkatan produksi eritrosit di sumsum tulang. Peningkatan suplai oksigenmenuju
jaringan akan menyebabkan penurunan produksi EPO. Sedikit penurunan produksi
EPO akan menimbulkan anemia. Satu contoh yang klasik dari anemia iniadalah
anemia pada gagal ginjal terminal. Penggunaan recombinant human EPO (rHuEPO)
pada keadaan ini telah dikenal secara luas dan memiliki dampak dramatik pada
peningkatan kualitas hidup penderita penyakit ginjal. Dengan meluasnya
penggunaan EPO pada berbagai kondisi klinik dan dimulainya pendekatan terapi
yang baru dengan EPO diperlukan suatu pemahaman tentang!isiologi dan
patofisiologi hormon ini.

Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan


perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan
proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel
darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia :

➢ Embrio dan Fetus

• Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel


mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun
diganti organ-organ lain.

• Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan : Menurun


dalam waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe

• Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir,


pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit.

➢ Bayi sampai dengan dewasa

Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di


hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.

• Hematopoiesis Meduler (N)


Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih
dari 20 tahun : corpus tulang panjang berangsur – angsur diganti oleh
jaringan lemak karena produksi menurun.

• Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)

Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal: Eritroblastosis


foetalis, An.Peniciosa, Thallasemia, An.Sickle sel, Spherositosis
herediter, Leukemia. Organ – organ Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar
adrenal, tulang rawan, ginjal, dll.

Kesimpulan
Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang lebih 8% dari berat
tubuh manusia. Komponen darah, terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma
darah dan komponen padatan atau sel-sel darah. sel darah ini terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit.
Morfologi eritrosit dalam keadaan normal yaitu bentuk bulat atau agak oval,
berwarna kemerahan, diameter berukuran 7-8 mikron dan berjumlah kira-kira 4 sampai 5
juta sel/mm3. Selain morfologi dalam keadaan normal, dapat dijumpai pula eritrosit yang
mengalami kelainan, seperti kelainan ukuran (mikrosit dan makrosit), warna (hipokromia,
hiperkromia, polikrom), dan bentuk (sel target, sferosit, ovalosit, stomatosit, sel sabit,
akantosit, tear drop cell, poikilositosis, fragmentosit, dan titik basofil).
Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah yang berukuran lebih kecil
dari leukosit dan eritrosit. Jumlah trombosit dalam tubuh ialah 150.000-400.000 per
microliter darah. Trombosit tidak berinti den berukuran 2-4 nm.
Hematopoiesis (hemopoiesis) merupakan proses pembentukan sel-sel darah
dalam organ pembentukan sel darah, terutama dalam sumsum tulang dan organ lainnya,
diamana terjadi poliferasi, maturase dan diferensiasi sel yang secara serentak. Terdapat 3
periode dari hematopoiesis yaitu mesoblastic, hepatik, dan myeloid.
DAFTAR PUSTAKA
dr. Nila Wahyuni, M.Fis. 2021. Fisiologi Sel Darah. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar Mataram
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2019. ‘Buku Ajar Fisiologi Kedokteran’. Ed: 13. Jakarta: EGC.
Mizan, Nur Khasanah, Agus Harjoko IC. Klasifikasi Sel Darah Putih Berdasarkan Ciri
Warna dan Bentuk dengan Metode K-Nearest Neighbor ( KNN). IJEIS. 2016;6:151–62.
Desmawati. Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta: In Media; 2013.
Mehta A dan VH. At a Glance Hematologi. Jakarta: Erlangga; 2005.
Indrwati, V., I.N. Suartha, A.A.S. Kendran IGNS. Gambaran Total Eritrosit, Hemoglobin,
dan Packed Cell Volume Tikus Putih Jantan Selama Pemberian Ekstrak Pegagan. Bul Vet
Udayana. 2013;5:23–9.
Hoffbrand AV dan PJEKS. Hematologi (Essential Haematology). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 1996.

Anda mungkin juga menyukai