Anda di halaman 1dari 71

ANATOMI FISIOLOGI

DARAH
dan
SISTEM LIMFATIK

ENI NURAENI, M. Pd
DARAH
DARAH merupakan jaringan
tubuh yang berbentuk
konsistensi cair
Beredar dalam suatu sistem
tertutup yang dinamakan sebagai
PEMBULUH DARAH dan
menjalankan fungsi transport
berbagai bahan serta fungsi
homeostasis
Darah merupakan gabungan
dari cairan, sel-sel dan partikel
yang menyerupai sel.
Mengalir dalam pembuluh
darah arteri, kapiler dan vena;
Mengirimkan oksigen dan zat-
zat nutrisi ke jaringan dan
membawa karbon dioksida dan
hasil limbah lainnya untuk
dikeluarkan dari tubuh
Komponen Darah
• cairan (plasma),
• garam-garam terlarut
• protein.
• Protein utama : albumin.
• Protein lainnya adalah antibodi
(imunoglobulin) dan protein
pembekuan.

Plasma juga mengandung hormon-


hormon, elektrolit, lemak, gula,
mineral dan vitamin
Plasma darah
Sifat Darah
Darah adalah suatu cairan yang kental dan
berwarna merah.
Kedua sifat utama ini, yaitu merah dan kental,
membedakan darah dari cairan tubuh yang
lain.
Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya
senyawa dengan berbagai macam berat
molekul, dari yang kecil sampai yang besar
seperti protein, yang terlarut dalam darah.
Warna merah, yang memberi ciri yang sangat
khas bagi darah, disebabkan oleh adanya
senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel
darah merah yang tersuspensi dalam darah
Fungsi Darah

• Respirasi-transpor oksigen dari


paru-paru ke jaringan dan CO2
dari jaringan ke paru- paru.
• Nutrisi-transpor zat-zat
makanan yang diabsorpsi.
• Ekskresi-transport sisa
metabolism ke ginjal, paru-paru,
kulit dan usus untuk dibuang.
• Pemeliharaan keseimbangan
asam basa di dalam tubuh
• Pengaturan keseimbangan air
melalui efek darah terhadap
pertukaran air antara cairan yang
beredar dan cairan jaringan.
• Pengatur suhu tubuh dengan
penyebaran panas tubuh.
• Pertahanan terhadap infeksi oleh sel
darah putih dan antibodi yang
beredar.
• Transport hormone, pengaturan
metabolism.
• Transport metabolit
Sel-Sel Darah

Sel-sel darah dibedakan


menjadi :

•sel darah merah (eritrosit),


•sel darah putih (leukosit),
•sel darah pembeku
(trombosit)
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Ciri-ciri sel darah merah,
•bentuknya melingkar,
•pipih, dan cakram bikonkaf,
•sel yang telah matang tidak
mempunyai nucleus,
•berdiameter 75 nm, ketebalan di
tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1
nm.
•Bersifat elastis.
• Sel darah merah (eritrosit) adalah sel
darah yang terbanyak di dalam darah.
• Mengandung senyawa hemoglobin,
sehingga berwarna merah.
• Sel darah merah pada orang dewasa
dibentuk di dalam sumsum tulang.
• Sel-sel pembentuk sel darah merah
disebut eritroblast,
• pada embrio, sel-sel darah merah
dibentuk di dalam hati dan limpa.
• Merupakan sel yang paling banyak,
dalam keadaan normal mencapai
hampir separuh dari volume darah
• Sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang memungkinkan
sel darah merah membawa
oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh
jaringan tubuh.
• Oksigen dipakai untuk membentuk
energi bagi sel-sel, dengan bahan
limbah berupa karbon dioksida,
yang akan diangkut oleh sel darah
merah dari jaringan dan kembali
ke paru-paru
• Warna sel darah merah disebabkan karena
pigmen merah yang disebut hemoglobin (Hb).
• Hemoglobin adalah suatu protein yang terdiri
atas hemin dan globin.
• Hemin mengandung zat besi (Fe).
• Hb ini mempunyai daya ikat tinggi terhadap
O2.
• Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah
diikat oleh Hb yang kemudian diberi nama
oksihemoglobin.
• Selain mengikat O2, Hb juga dapat mengikat
CO2 sisa metabolisme tubuh untuk dibuang
ke luar tubuh melalui organ ekskresi.
• Hb yang mengangkut CO2 ini disebut
karbominohemoglobin
• Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoisis.
• Setelah beberapa bulan kemudian,
eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa,
dan kelenjar sumsum tulang.
• Produksi eritrosit ini dirangsang oleh
hormon eritropoietin.
• Setelah dewasa eritrosit dibentuk di
sumsum tulang membranosa.
• Semakin bertambah usia seseorang,
maka produktivitas sumsum tulang
semakin turun.
• Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi
bilirubin (warna kuning empedu) dan
biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-
hijauan yang dapat dilihat pada
perubahan warna hemoglobin yang rusak
pada luka memar.
• Bila terjadi perdarahan maka sel merah
dengan hemoglobinnya sebagai pembawa
oksigen, hilang.
• Pada perdarahan sedang, sel-sel itu
diganti dalam waktu beberapa minggu
berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin
turun sampai 40% atau dibawahnya,
maka diperlukan tranfusi darah.
Fungsi Sel Darah Merah
1. Mengantarkan Oksigen ke Seluruh Tubuh :
setelah dibentuk oleh tumbuh sumsum merah
tulang, sel darah merah akan menyebar ke
seluruh jaringan- jaringan tubuh dengan
membawa oksigen dari paru-paru lalu
mengedarkannya dan membawanya kembali
ke paru-paru untuk dikeluarkan.

2. Penentuan Golongan Darah :


Penentuan golongan darah ini dapat terjadi karena
ditentukan oleh ada tidaknya antigen
aglutinogen dalam sel darah merah.
Golongan sel darah adalah A, B, AB, dan O
3. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh
(Antibodi) :
Menjaga sistem kekebalan tubuh ini
dapat terjadi karena adanya peran
serta hemoglobin yang menangkal
patogen atau bakteri melalui proses
lisis dengan mengeluarkan radikal
bebas yang dapat menghancurkan
dinding dan membran sel patogen
dan membunuh bakteri.
4. Pelebaran Pembuluh Darah:
Pelebaran pembuluh darah dapat
terjadi karena eritrosit
melepaskan senyawa dinamakan
S-Nithrosothiol yang dilepaskan
saat hemoglobain mengalami
terdeoksigenerasi sehingga akan
melebarkan pembuluh darah dan
melancarkan darah menuju ke
seluruh tubuh khususnya pada
daerah yang kekurangan darah
Proses Terbentuknya Sel Darah Merah

• Sel darah merah dibentuk dalam sumsum


merah tulang pipih oleh sel hemositoblas (sel
yang berbentuk batang mieloid)
• Selanjutnya, darah beredar ke seluruh bagian
tubuh melalui pembuluh darah.
• Umur sel darah merah kurang lebih yakni120
hari.
• Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit,
eritrosit, megakariosit (pembentuk keping
darah).
• Sel darah merah yang sudah tua akan
dibongkar dan dihancurkan dalam sistem
retikulum endotelium di organ hati dan limpa
• diemoglobin diubah menjadi zat warna empedu
(bilirubin) yang kemudian ditampung dalam
kantong empedu.
• Bilibirun ini berfungsi memberi warna pada
feses.
• Zat besi yang terdapat pada hemoglobin
kemudian dilepas dan digunakan untuk
membentuk sel darah merah baru.
• Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam
amino untuk digunakan sebagai protein dalam
jaringan-jaringan.
Proses Terbentuknya Sel Darah Merah
Berdasarkan Tahapan-Tahapannya

1. Darah terbentuk atau diproduksi dalam


sumsum merah tulang pipih.
2. Setiap detik sumsum merah tulang
pipih membentuk sekitar dua juta sel.
3. Sel-sel yang telah diproduksi oleh
sumsum merah tulang pipih dan
dikeluarkan dinamakan retikulosit.
Retikulosit memiliki kurang lebih 1%
dalam dari sirkulasi darah.
3. Sel-sel yang mulai matang akan
mengalami perubahan pada
selaput plasmanya, sehingga
fagosit dapat mengetahui sel-sel
yang sudah tua yang akan
menghasilkan fagositosis.
4. Hemoglobin diubah menjadi zat
warna empedu (bilirubin) yang
kemudian ditampung dalam
kantong empedu.
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
• Berbentuk bening, tidak bewarna,
• memiliki inti, lebih besar dari sel drah merah
(eritrosit),
• dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan
kaki palsu (psedoupodia),
• dalam keadaan normalnya terkandung 4x109
hingga 11x109 sel darah putih di dalam satu liter
darah manusia dewasa yang sehat,
• sekitar 7000-25000 sel per tetes.
• Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat
6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah
putih.
• Leukosit selain berada di dalam pembuluh darah
juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia.
• Pada kebanyakan penyakit di sebabkan oleh
masuknya kuman / infeksi maka jumlah
leukosit yang ada di dalam darah akan lebih
banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel
leukosit yang biasanya tinggal di dalam
kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah
untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit tersebut.
• Rentang kehidupan leukosit setelah di
produksi di sumsum tulang, leukosit bertahan
kurang lebih satu hari di dalam sirkulasi
sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap
dalam jaringan selama beberapa hari,
beberapa minggu, atau beberapa bulan,
tergantung jenis leukositnya.
Macam-Macam Sel Darah Putih (Leukosit)

1. Agranulosit
• Limfosit
• Monosit
2. Granulosit
• Neutrofil
• Eusinofil
• Basofil
AGRANULOSIT
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya,
yang terdiri dari :
• Limfosit
yaitu macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan
RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil,
didalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan
intinya besar,
banyaknya kira-kira 15%-20%.
rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.
Struktur : Limfosit mengandung nukleus bulat
berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis
sitoplasma. Ukurannya bervariasi ukuran kecil 5
µm – 8 µm, ukuran terbesar 15 µm
• Monosit
terbanyak dibuat di sumsum merah,
lebih besar dari limfosit,
mencapai 3%-8% jumlah total.
Struktur : merupakan sel darah terbesar.
Memilik protoplasma yang lebar,
berwarna biru abu-abu mempunyai bintik-
bintik sedikit kemerahan,
inti selnya bulat dan panjang,
warnanya lembayung muda.
GRANULOSIT
Disebut juga leukosit granular yang terdiri dari :

• Neutrofil (polimorfonuklear)
Memiliki leukosit mencapai 50%-60%.
Struktur : neutrofil memiliki granula kecil
berwarna merah muda dalam
sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik
halus / glandula.
Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang
terhubungkan dengan benang kromatin
tipis.
Diameternya mencapai 9 µm – 12 µm
Neutrofil
• Eusinofil
mencapai 1%-3% jumlah sel darah putih.
Struktur : memiliki granula sitoplasma yang kasar
dan besar, dengan pewarnaan oranye
kemerahan.
Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan
berdiameter 12 µm – 15 µm.

• Basofil
mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit.
Struktur ; memiliki sejumlah granula sitoplasma
besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan
bewarna keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nukleus berbentuk S.
Diameternya 12 µm – 15 µm.
Trombosit (Sel pembeku darah)
• Trombosit merupakan benda-benda kecil yang
mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-
macam, ada yang bulat dan lonjong,
• warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm³.
• Bagian inti yang merupakan fragmen sel tanpa
nukleus yang berasal dari sumsum tulang.
• Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel
darah merah.
• Sitoplasmanya terbungkus suatu membran
plasma dan mengandung berbagai jenis granula
yang berhubungan dengan proses koagulasi
darah.
Trombosit
• Trombosit lebih dari 300.000 disebut
trombositosis.
• Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut
trombositopenia.
• Trombosit memiliki masa hidup dalam drah
antara 5-9 hari.
• Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem
perdaran darah, terutama oleh makrofag
jaringan.
• Lebih dari separuh trombosit diambil oleh
makrofag dalam limpa, pada waktu darah
melewati organ tersebut.
• Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang
turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan
darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen.
• Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat
luka. Ketika kita luka maka darah akan keluar,
trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat
yang di namakan trombokinase.
• Trombokinase ini akan bertemu dengan
protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan
menjadi trombin.
• Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk
jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan
menahan sel darah, dengan demikian terjadilah
pembekuan.
• Protrombin ini dibuat di dalam hati dan untuk
membuatnya diperlukan vitamin K, dengan
demikian vitamin K penting untuk pembekuan
darah
Pembentukan sel – sel darah in utero, bayi
dan anak
• Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali
di dalam kantong kuning telah saat embrio pada
minggu-minggu pertama.
• Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis.
• Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit
terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar
sumsum tulang.
• Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon
eritropoietin.
• Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum
tulang membranosa. Semakin bertambah usia
seseorang, maka produktivitas sumsum tulang
semakin turun
• Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas
yaitu sel batang myeloid yang terdapat di
sumsum tulang.
• Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit,
eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah).
• Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120
hari.
• Sel-sel darah merah menjadi rusak dan
dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium
terutama dalam limfa dan hati.
• Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam
amino untuk digunakan sebagai protein dalam
jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam
pembentukan sel darah merah lagi.
• Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi
bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin,
yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat
dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang
rusak pada luka memar.
• Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama
dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
• Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai
alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh
plasenta.
• Pembentukan pembuluh darah dan sel darah
dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai
embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
• Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui
vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat.
• Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat
sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml
per menit.
• Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus,
darah mengalir ke dalam vena cafa inferior,
bercampur darah yang kembali dari bagian bawah
tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah
dari vena cafa inferior lewat melalui foramen
ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri
melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh
tubuh.
• Darah yang mengandung karbondioksida dari
tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan
melalui vena cafa superior.
• Kemudian melalui arteri pulmonalis besar
meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta
melewati duktus arteriosus.
• Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri
iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
• Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi
sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan
sebagian besar dari cardiac output yang sudah
terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui
paru-paru
SISTEM LIMFATIK
• Sistem limfatik merupakan subsistem peredaran
darah di tubuh vertebrata yang terdiri dari
jaringan pembuluh dan organ yang kompleks.
• Sistem limfatik membantu menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh dengan
mengumpulkan kelebihan cairan dan partikulat
dari jaringan dan menyodorkannya ke dalam
aliran darah.
• Ini juga membantu mempertahankan tubuh
terhadap infeksi dengan menyediakan sel-sel
yang melawan penyakit disebut dengan limfosit.
• Sistem peredaran darah manusia rata-rata
menghasilkan 20 liter darah per hari melalui
penyaringan kapiler, yang menghilangkan
plasma saat meninggalkan sel darah .
• Kira-kira 17 liter plasma yang disaring
direabsorpsi langsung ke pembuluh darah,
sementara sisanya tiga liter tetap berada di
cairan interstisial.
• Sistem limfatik atau getah bening adalah
cairan yang terbentuk saat cairan interstisial
memasuki pembuluh limfatik awal sistem
limfatik.
• Getah bening kemudian dipindahkan di
sepanjang jaringan pembuluh limfatik oleh
kontraksi intrinsik dari bagian limfatik atau
dengan kompresi ekstrinsik pembuluh limfatik
melalui kekuatan jaringan eksternal (misalnya,
kontraksi otot kerangka), atau oleh hati getah
bening pada beberapa hewan
Asal Getah Bening
• Ketika darah melalui kapiler-kapiler di dalam
jaringan, cairan merembes keluar melalui
dinding kapiler yang berpori dan besirkulasi
di dalam jaringan tersebut untuk mendarahi
setiap sel.
• Cairan ini disebut cairan jaringan atau cairan
interstisial.
• Cairan ini mengisi interstisium atau ruang
antar sel yang terdapat di berbagai jaringan.
• Cairan ini jernih, encer, dan berwarna jerami,
mirip plasma darah yang merupakan asalnya.
• Apabila darah bersirkulasi hanya melalui pembuluh
darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui jaringan
dan membawa zat-zat nutrisi, oksigen, dan air dari
aliran darah ke masing-masing sel dan membawa
produk-produk sisa, seperti karbon dioksida,
urea, dan air, dan menghantarkan mereka ke
dalam darah.
• Dengan kata lain, cairan ini merupakan medium
penghubung antara sel-sel jaringan dan darah.
• Dari sejumlah cairan yang keluar dari kapiler ke
dalam jaringan, sebagian diantaranya kembali ke
sirkulasi melalui dinding kapiler, tetapi proses
kembali ini lebih sulit daripada proses keluarnya
karena adanya aliran darah yang terus-menerus
datang dari kapiler.
• Kelebihan cairan yang tidak dapat kembali
langsung ke dalam aliran darah
bergabung dan kembali ke aliran darah
melalui perangkat pembuluh kedua, yang
membentuk sistem limfatik dan cairan
yang mengisi pembuluh ini disebut limfa
(getah bening).
Komposisi Getah Bening

Sistem limfatik terdiri dari empat


macam struktur :

•Kapiler Limfatik
•Pembuluh Limfatik
•Nodus Limfatik (kelenjar getah
bening)
•Duktus Limfatik
Kapiler Limfatik
Kapiler limfatik berasal dari ruang intersel
jaringan sebagai pembuluh sangat halus
dengan dinding berpori-pori.
Kapiler ini menampung kelebihan cairan
dari jaringan dan kemudian bergabung
membentuk pembuluh limfatik.
Dinding kapiler limfe bersifat permeabel,
terhadap zat-zat dengan ukuran molekul
lebih besar daripada yang bisa lolos dari
dinding kapiler darah
Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfatik merupakan pipa berdinding tipis
dan bisa kolaps, strukturnya mirip dengan struktur
vena, tetapi berisi cairan limfe.
Pembuluh ini lebih halus dan jumlahnya lebih
banyak dari pada vena dan seperti halnya vena,
pembuluh ini diperlengkapi dengan katup untuk
mencegah aliran cairan limfe ke arah yang salah.
Pembuluh limfatik ditemukan pada kebanyakan
jaringan, kecuali sistem syaraf pusat, tetapi
pembuluh ini khususnya berjalan dalam jaringan
subkutan dan melewati satu atau lebih nodus
limfatik
Nodus Limfatik (kelenjar getah bening)
• Nodus limfatik adalah struktur kecil dengan ukuran
bervariasi dari seujung jarum sampai sebesar
buah almon.
• Pembuluh limfatik membawa cairan limfe ke nodus
ini dan disebut pembuluh aferen.
• Pembuluh ini masuk ke dalam nodus limfatik dan
kemudian bercabang dan melepas cairan limfe ke
dalam lumen.
• Cairan limfe kemudian berkumpul kembali ke
dalam pembuluh limfatik baru yang disebut
pembuluh aferen, yang kemudian akan membawa
cairan tersebut selanjutnya dan akhirnya bermuara
ke duktus limfatik setelah kemungkinan melewati
nodus limfatik yang lain.
• Nodus limfatik terutama terdiri dari sel-sel yang
mirip dengan sel darah putih (limfosit), yang
dikumpulkan oleh suatu jejaring, yang terdiri dari
jaringan penyambung, yang juga membentuk
kapsul nodus limfatik
• Nodus limfatik umumnya berkelompok di berbagai
bagian tubuh. Kelompok nodus di leher dan di
bawah dagu menyaring cairan limfe dari kepala,
lidah, dan dasar mulut.
• Kelompok nodus di aksila menyaring cairan limfe
dari ekstremitas atas dan dinding dada. Kelompok
nodus di lipat paha menyaring cairan limfe dari
ekstremitas bawah dan dinding abdomen bagian
bawah. Kelompok nodus di dalam torak dan
abdomen menyaring cairan limfe dari organ-organ
internal
Duktus Limfatik

Setelah difiltrasi oleh nodus limfatik, cairan limfe


disalurkan oleh pembuluh limfe ke dalam dua
duktus limfatik :
•duktus torasikus
•duktus limfatikus kanan.

Duktus torasikus berukuran lebih besar.


Duktus ini berasal di sebuah kantong kecil pada
bagian belakang abdomen, yang disebut sisterna
cili.
• Semua pembuluh limfe dari ekstremitas bawah
dan organ abdomen dan pelvis bermuara ke
dalam sisterna ini.
• Dari sisterna cili, duktus berjalan ke atas melalui
mediastinum di belakang jantung ke arah dasar
leher dan kemudian berbelok ke kiri, bergabung
dengan pembuluh limfatik dari sisi kiri kepala dan
toraks dan ekstremitas kiri, dan akhirnya bermuara
pada vena subklavia kiri, pada tempat
pertemuannya dengan vena jugularis interna kiri
• Duktus torasikus mempunyai panjang 45 cm dan
diperlengkapi dengan katup untuk mencegah
cairan limfe mengalir ke arah yang salah
• Duktus limfatikus kanan adalah pembuluh yang
relatif kecil dan dibentuk oleh gabungan pembuluh-
pembuluh limfatik dari sisi kanan kepala dan toraks
dan ekstremitas atas kanan pada dasar leher.
• Panjangnya hanya sekitar 1 cm dan bermuara ke
dalam vena subklavia kanan pada tempat
pertemuannya dengan vena jugularis interna
kanan.
• Kedua duktus limfatik menampung semua cairan
limfe dan mengembalikannya ke dalam aliran
darah.
• Dari aliran inilah cairan jaringan akan selalu
diperbaharui.
Kelenjar limfe atau limfonodi

• Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau


seperti kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring
dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya
limfosit.
• Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam
• leher,
• axial,
• thorax,
• abdomen,
• lipat paha
• Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran
cembung dan yang cekung.
• Pinggiran yang cekung disebut hilum.
• Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous,
jaringan otot, dan jaringan kelenjar.
• Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus
oleh kapsul fibrous.
• Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot
dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke
dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
• Ruangan di antaranya berisi jaringan
kelenjar, yang mengandung banyak sel darah
putih atau limfosit.
• Pembuluh limfe aferen menembus
kapsul di pinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya ke dalam kelenjar.
• Bahan ini bercampur dengan benda-
benda kecil daripada limfe yang banyak
sekali terdapat di dalam kelenjar dan
selanjutnya campuran ini dikumpulkan
pembuluh limfe eferen yang
mengeluarkannya melalui hilum.
• Arteri dan vena juga masuk dan keluar
kelenjar melalui hilum
Timus
• Timus adalah kelenjar kecil yang terletak di dada
bagian atas di bawah tulang dada, merupakan
bagian dari sistem limfatik.
• Fungsinya membuat sel-sel darah putih, disebut
limfosit T, yang melindungi tubuh terhadap
infeksi.
• Kelenjar ini aktif pada anak, namun kurang begitu
aktif pada orang dewasa
Limpa
• Limpa adalah sebuah kelenjar berwarna ungu tua
yang terletak di sebelah kiri abdomen di daerah
hypogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh
dan sebelas.
• Limpa berdekatan dengan fundus dan permukaan
luarnya menyentuh diafragma.
• Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dikiri
atas, dan ekor pancreas.
• Limpa terdiri atas jalinan struktur jaringan ikat.
• Di antara jalinan terbentuk isi limpa atau pulpa yang
terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel
darah.
• Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas
jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut
otot halus.
• Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui
hilum yang berada dipermukaan dalam.
• Pembuluh-pembuluh darah itu langsung
menuangkan isinya ke dalam pulpa sehingga
darah bercampur dengan unsur-unsur limpampa
dan tidak seperti pada organ-organ yang
dipisahkan oleh pembuluh darah.
• Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan
lagi oleh sebuah sistem sinus yang bekerja
seperti vena dan mengantarkan darahnya ke
cabang- cabang vena.
• Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena
limpa (vena linealis) yang membawa darahnya
dari limpa masuk peredaran gerbang (peredaran
portal) dan diantarkan ke hati.
Fungsi limpa
• Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah
merah dan mungkin pada orang dewasa juga
masih mengerjakannya bila fungsi sumsum tulang
rusak.
• Sel darah merah yang sudah usang dipisahkan
dari sirkulasi.
• Limpa menghasilkan limfosit.
• Limpa juga menghancurkan sel darah putih dan
trombosit.
• Limpa juga menghasilkan zat-zat anti bodi.
• Limpa bukanlah sesuatu yang harus ada untuk
hidup.
• Dalam beberapa keadaan
pada anemi hemolitik, limpa
diangkat melalui operasi
splenektomi dan hasil dari
tindakan ini ialah bahwa
kerapuhan sel darah merah
berkurang dan dapat
memperingan penyakit
Sistem Peredaran Darah Limfa
• Cairan limfa masuk ke dalam pembuluh limfa.
• Pembuluh limfa memiliki peredaran terbuka. Pembuluh
limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka
• Pembuluh limfa kanan berfungsi mengumpulkan limfa yang
berasal dari jantung, dada, paru-paru, kepala, leher, dan
lengan bagian atas
• Pembuluh limfa kiri berfungsi mengumpulkan limfa yang
berasal dari bagian-bagian tubuh yang tidak masuk ke
dalam pembuluh limfa kanan jantung.
• Di bagian ketiak, leher, dan pangkal paha, pembuluh limfa
membentuk simpul berupa nodus limfa.
• Jika ada bagian tubuh yang terluka, limfa dari kelenjar yang
terdekat dengan luka tersebut akan bereaksi dan
membengkak.
Perbedaan Sistem Sirkulasi Limfa dan Sistem
Sirkulasi Darah
No. Perbedaan Sistem Limfa Sistem Darah
1. Cairan yang Getah bening Darah
diedarkan
2. Warna Cairan Kuning muda Merah
3. Sistem sirkulasi Terbuka Tertutup

4. Penyebab aliran Disebabkan kontraksi Disebabkan kontraksi


otot rangka jantung

5. Macam pembuluh Pemb.limfa dada bag. Kiri Arteri dan vena


& kanan

6. Kadar protein 3% 8%

7. Zat yg diangkut Lemak (asam lemak & Oksigen, CO2,


gliserol) monosakarida dan asam
amino

Anda mungkin juga menyukai