Anda di halaman 1dari 19

BAB : V

SISTEM SIRKULASI

Bagaimana jadinya jika salah satu organ tubuh kita mengalami kerusakan ?
Tubuh kita adalah satu kesatuan, bagaikan sebuah mesin yang kerjanya saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.Jika ginjal kita rusak maka kemampuan ginjal
dalam menyaring darah menurun sehingga racun maupun zat berbahaya sisa
metabolisme yang dibawa oleh darah tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.
Setiap makhluk hidup harus dapat melakukan pertukaran materi dengan lingkungan
bagi kelangsungan hidupnya. Pertukaran materi tersebut pada akhirnya akan terjadi
pada tingkat seluler. Pada makhluk hidup multiseluler, pertukaran materi biasa
terjadi melalui system peredaran darah. Dalam tubuh sistem peredaran darah
berperan penting dalam menjaga keseimbangan kimiawi tubuh kita. Apa sajakah
yang terlibat dalam sistem peredaran darah manusia dengan sistem peredaran
darah hewan ? Bagaimana peranannya terhadap tubuh kita ? Pada bab ini kita akan
mempelajari system sirkulasi manusia dan hewan.

A. SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA.

Sistem peredaran darah manusia dikenal dengan sistem peredaran darah


tertutup karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap kali
beredar darah akan melewati jantung sebanyak dua kali, sehingga sistem peredaran
darah manusia juga dikenal sebagai sistem peredaran darah ganda.
Sistem peredaran darah manusia tersusun atas : darah, pembuluh darah dan
jantung.

1. DARAH
Darah manusia tersusun atas 2 komponen yaitu plasma darah dan sel – sel
darah.
Fungsi darah :
a. Mengangkut oksigen dan karbondioksida.
b. Mengangkut sari – sari makanan ke seluruh tubuh.
c. Mengangkut zat sisa metabolisme ke alat ekskresi.
d. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke jaringan target.

a. Plasma Darah.
Plasma darah merupakan komponen darah berupa cairan berwarna kuning
muda. Pada manusia, plasma darah berisi 92% air, protein dan senyawa
organik lainnya. Selain itu juga mengandung garam anorganik terutama NaCl.
Protein yang larut dalam darah disebut protein darah yang terdiri atas
albumin, globulin dan fibrinogen. Plasma darah tanpa fibrinogen disebut
serum dan didalam serum terdapat antibody. Albumin berfungsi untuk
menjaga tekanan osmosis cairan tubuh; globulin berfungsi untuk membentuk
zat antibodi dan berperan dalam pembekuan darah sedangkan fibrinogen
berfungsi untuk pembekuan darah.
Fungsi plasma darah antara lain :
1. Mengatur tekanan osmosis cairan tubuh.
2. Mengedarkan sari – sari makanan, sisa metabolisme serta hasil sekresi
dan beberapa gas.
b. Sel – Sel Darah ( Korpuskuler )
Pada umumnya dikenal tiga tipe sel darah yaitu sel darah merah ( eritrosit ),
sel darah putih ( leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).
Komposisi sel darah dalam tubuh tubuh manusia dapat dilihat pada tabel
berikut :
Jenis sel darah Bentuk dan Tempat Fungsi
Ukuran pembentukan
Eritrosit Berbentuk Endotelium Mengedarkan
(Sel darah bikonkaf dan tidak sumsum tulang makanan dan
merah) berinti, berukuran oksigen
5 – 6 juta 7.5 – 7.7
milimikron
Leukosit Berinti, memiliki Sel Untuk
(Sel darah putih) bentuk tetap, retikuloendotelium pertahanan
5.000 – 10.000 berukuran 10 -12 sumsum tulang tubuh dan
milimikron. bersifat
amoeboid
1. Granulosit. a.granula warna Jaringan limfoid
a. Neutrofil ungu. dan kelenjar limfa.
b. Eosinofil b.granula warna Berfungsi untuk
c. Basofil merah pertahanan
c. granula warna tubuh.
biru
2. A-granulosit.
a. Limfosit Limfa dan
b. Monosit Berinti satu, sumsum tulang
sitoplasma sedikit,
berwarna jernih. Bersifat fagosit
Trombosit Kecil tidak berinti, Fragmentasi dari Berperan dalam
(Keping darah) berwarna biru tua megakariosit pembekuan
250.000 – sampai ungu dalam sumsum darah.
400.000 tulang
 Sel Darah Merah ( Eritrosit )
Sel darah merah merupakan komponen paling banyak diantara unsur – unsur
pembentuk darah. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh dan membawa karbondioksida ke paru – paru. Di dalam sel darah
merah terdapat hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen
membentuk oksihemoglobin.
Kadar hempglobin alam darah bervariasi tergantung jenis kelamin dan umur.
Kadar Hb pada 100 ml darah laki – laki dewasa berkisar antara 15 – 16 gram.
Jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin,
umur dan ketinggian tempat orang tersebut tinggal. Jumlah sel darah merah
pada laki – laki normal sebanyak 5,4 juta/m3 , sedangkan pada wanita
sebanyak 5 juta/m3.
Oksigen yang diperlukan oleh tubuh dibawa oleh darah dalam bentuk
oksihemoglobin. Dari jaringan tubuh, hemoglobin akan mengikat sebagian
karbondioksida dalam karbamino hemoglobin.
Dalam keadaan normal sel darah merah memiliki usia rata – rata selama 120
hari. Sel darah merah yang telah tua akan dirombak di dalam limpa,
sedangkan hemoglobin dalam eritrosit dicerna oleh sel-sel retikuoloendotelial
dan zat besi dilepaskan kembali ke dalam darah untuk diangkut kembali ke
sumsum tulang dan hati. Hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu
( bilirubin ) dan disekresikan oleh hati ke dalam empedu.
Pembentukan sel darah merah melalui tahapan berikut :
Pada waktu masih embrio sel darah merah dibentuk dalam kantong kuning
telur, beberapa bulan berikutnya dibentuk di dalam hati, limpa dan kelenjar
limpa dan sesudah bayi lahir sel darah merah dibentuk dalam sumsum
tulang. Dengan meningkatnya usia seseorang , pembentukan sel darah
merah di dalam sumsum tulang menjadi kurang produktif.

 Sel Darah Putih ( Leukosit )


Terdapat lima jenis sel darah putih dalam darah yaitu neutrofil, eosinofil,
basofil, monosit dan limfosit. Neutrofil, eosinofil dan basofil memiliki granula-
granula sehingga sering disebut granulosit, sedangkan monosit dan limfosit
tidak memiliki granula sehingga disebut agranulosit. Sebagian leukosit
dibentuk dalam sumsum tulang dan sebagian di dalam jaringan limfa. Bahan
pembentuk leukosit adalah vitamin dan asam amino.
Orang dewasa memiliki sekitar 7.000 leukosit/m3 terdiri dari 62% neutrofil,
2,3% eosinofil,0,4% basofil, 5,3% monosit dan 30% limfosit. Masa hidup sel
darah putih juga berbeda – beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit kurang
lebih beberapa minggu atau bulan , sedang limfosit 100 – 300 hari.
Secara umum sel darah putih berperan untuk membantu pertahanan tubuh
terhadap infeksi karena selain mampu bergerak amoeboid sel darah putih
juga bersifat fagositosis. Sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit
disebut antibodi.Contoh antibody adalah limfosit yang mampu menyerang
dan menghancurkan organisme spesifik seperti bakteri,virus dan toksin. Ada
dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Perbedaan keduanya
adalah tempat pematangannya, limfosit B pematangannya di sumsum tulang,
sedangkan limfosit T di kelenjar timus. Neutrofil dan monosit juga berfungsi
sebagai fagositosis. Selain sel darah putih, terdapat kelompok sel yang
tersebar di seluruh jaringan, membatasi beberapa pembuluh darah dan limfe,
juga membantu melindungi tubuh terhadap benda asing yang masuk. Sistem
ini disebut retikuloendotelial.
 Keping – Keping Darah ( Trombosit )
Jumlah trombosit dalam tubuh sekitar 300.000/m 3 darah. Peranan trombosit
yang utama adalah mengaktifkan mekanisme pembekuan darah. Trombosit
dibentuk dalam sumsum tulang khusus yaitu megakariosit. Pada umumnya
trombosit hanya berumur beberapa jam.
Proses pembekuan darah terjadi ketika pada permukaan jaringan tubuh yang
luka trombosit pecah sehingga membebaskan enzim trombokinase
( tromboplastin ).
Enzim ini bersama ion Ca2+ dan vitamin K akan bereaksi dengan protombin
untuk menghasilkan thrombin. Selanjutnya trombin akan bereaksi dengan
fibrinogen untuk menghasilkan fibrin ( suatu anyaman serabut protein ).

Secara ringkas dapat dilihat pada skema berikut :


2. Penggolongan Darah Sistem ABO
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan
aglutininnya. Aglutinogen adalah antigen dalam sel yang membuat sel peka
terhadap aglutinasi ( penggumpalan darah ). Antigen terdapat dalam
eritrosit.Ada dua jenis antigen yaitu anti A dan anti B. Aglutinin adalah protein
yang terdapat dalam plasma darah. Penggolongan darah mulai dikenal ketika
Landsteiner ( 1900 ), seorang patologi berkebangsaan Austria berhasil
menemukan penyebab terjadinya penggumpalan darah.
Berdasarkan kandungan aglutinogen dan aglutininnya darah dibedakan
menjadi 4 golongan yaitu :
1. Golongan darah A adalah darah yang mengandung aglutinogen A
( antigen A ) dan aglutinin B ( zat anti B )
2. Golongan darah B adalah darah yang mengandung aglutinogen B
( antigen B ) dan aglutinin A ( zat anti A )
3. Golongan darah O adalah darah yang tidak memiliki aglutinogen, tetapi
memiliki agglutinin A dan B.
4. Golongan darah AB adalah darah yang mengandung aglutinogen A dan B
( antigen A dan B ), tetapi tidak memiliki aglutinin.

Peristiwa penggumpalan darah terjadi jika darah bergolongan A bercampur


dengan darah yang mengandung zat anti A atau jika darah bergolongan B
bercampur dengan darah yang mengandung zat anti B.
Secara ringkas golongan darah system ABO adalah sebagai berikut :
Golongan Genotip Aglutinogen Aglutinin
( antigen ) ( antibodi )
A IAIA atau IAIO Antigen A Aglutinin B

B IBIB atau IBIO Antigen B Aglutinin A

O IOIO - Aglutinin A dan


B
AB IAIB Antigen A dan B -

3. Transfusi Darah.
Transfusi darah adalah proses pemberian darah seseorang kepada orang
lain. Orang yang bertindak sebagai pemberi disebut donorsedangkan penerima
disebut resipien. Golongan darah O tidak memiliki aglutinogen sehingga disebut
donor universal, sehingga dapat mentransfusikan darah ke setiap resipien tanpa
mengakibatkan penggumpalan. Golongan darah AB disebut resipien universal
karena dapat menerima darah dari semua golongan darah.
Sebelum transfusi darah dilakukan sebaiknya dilakukan penentuan golongan
darah antara donor dan resipien untuk menghindari adanya penggumpalan darah.
Pengujiannya sebagai berikut :
 Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum anti A terjadi
penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A
atau AB. Bila penggumpalan tidak terjadi kemungkinan adalah golongan
darah B atau O
 Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum anti BB terjadi
penggumpalan maka kemungkinan golongan darah orang tersebut B atau AB.
Bila penggumpalan terjadi kemungkinan adalah golongan darah A atau O.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut :


4. Organ – Organ Pada Sistem Peredaran Darah Manusia.

Sistem peredaran darah manusia terdiri atas beberapa organ yaitu pembuluh
darah dan jantung.

 Pembuluh Darah.

Pembuluh darah terdiri atas : arteri, vena dan kapiler.


a. Arteri ( Pembuluh nadi )
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke
organ – organ tubuh. Arteri memiliki dinding – dinding yang tebal, berotot dan
elastis. Struktur ini berguna untuk menahan tekanan yang tinggi terhadap
aliran darah yang melewatinya, karena darah yang keluar dari jantung
memiliki tekanan yang sangat tinggi sebagai kontraksi otot – otot ventrikel.
Arteri bercabang menjadi pembuluh yang lebih kecil yang disebut arteriol,
selanjutnya arteriol bercabang lagi menjadi kapiler.
Pada saat jantung berkontraksi darah akan keluar dari bilik menuju arteri.
Pembuluh tersebut tebal dan elastis dan memiliki sebuah katup yang disebut
valvula semilunaris yang berada diantara aorta dan arteri pulmunalis.
Secara anatomi pembuluh nadi tersusun atas 3 lapis jaringan yaitu :
1. Jaringan ikat yang kuat dan elastis.
2. Lapisan tengah berupa otot polos yang berkontraksi secara tak
sadar.
3. Jaringan endothelium yang melindungi jaringan didalamnya.
Pembuluh nadi yang dilewati darah berturut – turut adalah sebagai berikut :
Aorta arteri arteriola kapiler

b. Vena ( pembuluh balik ).


Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari jaringan tubuh
kembali ke jantung. Tekanan darah di dalam pembuluh ini lebih kecil daripada
di dalam pembuluh arteri.
Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah sebagai berikut :
1. Vena kava superior,membawa darah yang mengandung CO 2 dari bagian
atas tubuh ke serambi kanan jantung
2. Vena kava inferior, membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian
bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
3. Vena kava pulmonalis, membawa darah yang mengandung O2 dari paru
– paru ke serambi kiri jantung.

c. Kapiler.
Kapiler merupakan pembuluh – pembuluh tipis dengan dinding hanya berupa
selapis tipis sel.Struktur demikian memungkinkan molekul yang berukuran
kecil dapat melewatinya. Beberapa molekul seperti air, karbondioksida dan
oksigen bergerak melintasi pembuluh darah ini secara pasif. Sementara itu,
beberapa zat lain melakukannya secara transport aktif.
Perbedaan antara arteri, vena dan kapiler dapat dilihat pada tabel berikut :
Ciri Pembeda Arteri Vena Kapiler
Dinding Tebal Tipis Tipis
pembuluh darah
Arah aliran darah keluar dari menuju jantung dari dan ke
jantung jantung
Kecepatan aliran Cepat Lambat Sedang
Kandungan O2 mengandung mengandung kandungan O2
dan CO2 O2kecuali arteri CO2kecuali vena dan CO2
pulmonalis pulmonalis seimbang

 Jantung.
Jantung manusia terletak di rongga dada sebelah kiri diatas diafragma.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri atas dua lapisan
yaitu lamina panistalis ( sebelah luar ) dan lamina viseralis ( sebelah dalam
). Diantara kedua lapisan ini terdapat kavum perikardii yang berisi cairan.
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi (atrium ) dan dua bilik (
ventrikel ).
Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis,
sementara antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup bikuspidalis.
Kedua katup tersebut berfungsi untuk mencegah darah kembali ke serambi
selama sistol. Katup semilunaris ( katup aorta dan pulmonalis ) mencegah
aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke bilik selama diastol.
Jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a) Perikardium, lapisan paling luar
b) Miokardium, lapisan utama jantung
c) Endotelium, lapisan paling dalam
Jantung tersusun atas tiga jenis otot jantung ( miokardium ) yaitu : otot
serambi, otot bilik dan serabut otot perangsang dan penghantar khusus. Pada
sekat antara kedua serambi terdapat simpul saraf yang merupakan simpul tak
sadar sebagai suatu berkas yang disebut berkas his. Berkas ini menuju
sekat antara kedua bilik dan akhirnya bercabang-cabang ke seluruh bilik.
Selain itu, jantung dipengaruhi juga oleh saraf simpatik dan parasimpatik.
Rangsangan parasimpatik menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan
rangsangan saraf simpatik meningkatkan denyut jantung. Otot – otot jantung
bekerja dengan sendirinya tanpa kita sadari ( involunteer ).

Mekanisme kerja jantung :


Pada kondisi normal jantung berkontraksi 72 kali per menit dan memompa 60
cc darah ke seluruh tubuh. Periode dari akhir kontraksi berikutnya disebut
siklus jantung. Siklus jantung terdiri atas periode relaksasi dan periode
kontraksi. Periode relaksasi disebut diastole, terjadi ketika jantung
membesar dan darah mengalir dari atrium menuju ke ventrikel. Periode
kontraksi disebut sistole, terjadi ketika jantung mengecil dan darah dari bilik
keluar dari jantung.
Seperti halnya organ organ – organ lain, jantung juga memerlukan pasokan
makanan. Makanan tersebut diperoleh dari nadi tajuk ( arteri koronaria ).
Tekanan darah manusia dapat diukur menggunakan tensimeter
( sphygmomanometer ). Tensimeter dapat mengetahui tekanan sistole
( waktu darah keluar jantung ) dan tekanan diastole ( waktu darah masuk
jantung ). Pada orang dewasa yang sehat , umumnya tekanan sistole sebesar
120 mmHg dan tekanan diastole 80 mmHg atau dapat ditulis sebagai tekanan
arteri = 120/80 mmHg.

5. Peredaran Darah Manusia.

Sistem peredaran darah manusia biasa disebut sistem kardiovaskuler.


Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup artinya darah
dialirkan dari dan ke jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Darah
mengalir dua kali melewati jantung sehingga disebut peredaran darah ganda.
Peredaran darah ganda meliputi peredaran darah besar ( sistemik ) dan
peredaran darah kecil ( pulmonalis ).
a. Peredaran darah besar ( sistemik )
Peredaran darah sistemik terjadi dari jantung ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung. Darah kaya O 2 dari bilik kiri jantung akan diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Setelah sampai jaringan O 2 ditukar dengan
CO2.Darah kaya CO2 dibawa melalui vena kava inferior, sedangkan darah
yang berasal dari daerah kepala mengalir ke jantung melalui vena kava
superior menuju serambi kanan.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
Jantung ( ventrikel kiri ) jaringan tubuh jantung ( atrium
kanan )

b. Peredaran darah kecil ( pulmonalis )


Peredaran darah kecil terjadi dari jantung ke paru – paru dan kembali ke
jantung. Darah kaya CO2 dari serambi kanan menuju bilik kanan,
selanjutnya darah dialirkan ke paru – paru melalui arteri pulmonalis. Darah
tersebut kaya CO2, selanjutnya di alveolus terjadi pertukaran O 2 dan CO2.
Selanjutnya darah kaya O2 tersebut dialirkan ke serambi kiri melalui vena
pulmonalis.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
Jantung ( ventrikel kanan ) paru - paru jantung ( atrium kiri )
6. Peredaran Darah Pada Janin.

Peredaran darah pada janin memiliki kekhasan disebabkan karena paru –


paru pada janin belum bekerja. Janin memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dari
ibunya melalui plasenta dan tali pusar.
Darah dari plasenta dibawa melalui vena tali pusar. Sebagian darah memasuki
duktus venosus dan dibawa ke vena kava inferior, sedangkan separuhnya
memasuki hati. Cabang dari vena tali pusat yang mensuplai darah ke hati bergabung
dengan vena porta hepatika dan selanjutnya darah menuju serambi kanan jantung.
Pada janin antara serambi kanan dan kiri terdapat celah yang disebut foramen
ovale. Pada janin terdapat hubungan antara arteri pulmonalis dan aorta yang
disebut duktus arteriosusyang berfungsi untuk mengarahkan darah agar tidak
memasuki paru – paru. Paru – paru pada bayi belum bekerja dengan normal karena
bayi berada dalam cairan amnion.
Ketika bayi lahir, foramen ovale yang sebelumnya ada telah menutup dan pembuluh
darah telah berfungsi. Jika saat bayi lahir arteri belum berfungsi dan foramen ovale
belum menutup maka akan menimbulkan kelainan pada bayi yang disebut baby
blue yaitu kekurangan oksigen dalam darah dan pengobatannya dapat dilakukan
melalui tindakan pembedahan.

7. Sistem Peredaran Getah Bening ( Limfe ).

Pada manusia selain terdapat peredaran darah juga terdapat peredaran


getah bening ( limfe ). Peredaran getah bening merupakan peredaran terbuka
karena tidak memiliki pembuluh khusus yang dimulai dari jaringan dan berakhir
dalam pembuluh balik. Limfe adalah cairan yang menggenangi jaringan tubuh.
Cairan ini berasal dari sel darah putih yang bergerak keluar dari pembuluh darah
untuk kemudian masuk ke sistem limfatik. Sistem limfatik terdiri atas terdiri atas
pembuluh limfe dan organ limfe. Organ – organ limfe terdiri atas limpa, tonsil dan
timus.
Fungsi limpa antara lain untuk mengambil kelebihan cairan jaringan dan
mngembalikannya ke darah, mengabsorbsi lemak dan gliserol di usus halus dan
mengangkutnya ke darah serta membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Pada
janin limpa berfungsi sebagai tempat pembentukan darah.
Tonsil adalah kumpulan jaringan limfe yang berada dekat tenggorokan yang
berfungsi sebagai tempat pembentukan limfosit.
Timus adalah kelenjar yang menghasilkan hormon untruk merangsang produksi
limfosit dalam organ – organ limfe.
Semua cairan limfe yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru – paru,
jantung dan lengan kanan bersatu menjadi pembuluh limfe kanan ( duktus
limfatikus dekster ) yang akan bermuara pada pembuluh balik di bawah tulang
selangka kanan, sedangkan cairan limfe yang berasal dari bagian tubuh sebelah
bawah dan lengan kiri akan bermuara pada pembuluh limfe dada ( duktus
toraksikus ) yang bermuara pada tulang selangka kiri.

8. Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Sirkulasi.

Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mendiagnose gangguan pada


system sirkulasi dan mengupayakan pengobatannya antara lain :
a. Ekokardiograf ( ECG )
yaitu suatu teknik untuk mengetahui struktur internal serta gerakan jantung
dan pembuluh darah yang besar tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh
pasien. Teknik ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan gangguan
pada katup jantung, penyakit jantung bawaan, tumor di jantung dan
gangguan fungsi ventrikel kiri.
b. Pemindaian dengan bahan radioaktif.
yaitu cara yang digunakan untuk mengenali penyakit jantung. Teknik ini
dilakukan untuk mengetahui aliran darah di arteri jantung dan untuk
mengetahui fungsi ventrikel.
c. Angiplasti.
yaitu suatu cara untuk membuka aliran darah pada pembuluh darah yang
tersumbat oleh plak ( timbunan lemak ).
d. Operasi bypass jantung.
yaitu cara yang dilakukan pada pasien yang menderita penyumbatan
pembuluh arteri jantung.

9. Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Sirkulasi Darah.

Kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah dapat terjadi karena
pewarisan, rusaknya organ akibat kecelakaan atau karena makanan yang banyak
mengandung bahan – bahan lemak dan zat kapur yang dapat mnyebabkan
pembuluh darah tersumbat atau elastisitas otot jantung berkurang untuk memompa
darah.
Macam kelainan pada system peredaran darah antara lain :
a. Anemia
Gangguan karena rendahnya kadar Hb atau berkurangnya jumlah eritrosit.
Gejalanya antara lain: muka pucat,cepat lelah, sakit kepala, timbulnya titik –
titk hitam pada mata, jantung berdebar dan denyut nadi lemah.
b. Thalasemia.
Merupakan kelainan pada eritrosit yang berakibat eritrosit mudah rapuh dan
cepat rusak. Thalasemia termasuk penyakit keturunan yang dapt terjadi pada
pria dan wanita
c. Polisitemia.
Merupakan suatu keadaan berupa kelebihan eritrosit sehingga darah menjadi
kental. Akibatnya aliran darah dalam pembuluh darah akan lambat atau akan
terbentuk gumpalan.
d. Varises.
Merupakan pelebaran pembuluh vena. Varises biasanya terjadi pada bagian
bawah tubuh. Hemoroid ( wasir ) merupakan varises yang terjadi pada daerah
dubur.
e. Aterosklerosis.
Berupa pengerasan pembuluh nadi karena pengendapan lemak.
f. Arteriosklerosis.
Merupakan penyempitan pembuluh darah karena endapan zat kapur.
g. Embolus.
Merupakan tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
h. Trombus.
Merupakan tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak.
i. Hemofili.
Merupakan kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku.
j. Leukemia.
Merupakan bertambahnya jumlah sel darah putih secara tidak terkendali.
k. Jantung koroner.
Merupakan gangguan karena tersumbatnya arteri koroner.
l. Hipertensi.
Merupakan suatu keadaan dimana tekanan sistole diatas 150 mmHg atau
tekanan diastole diatas 100 mmHg.
B. SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.

1. Sistem Peredaran Darah Pada Ikan


Sistem peredaran darah pada ikan dikenal sebagai sistem peredaran darah
tunggal dan sistem peredaran darah tertutup, karena darah hanya satu kali
melewati jantung dan darah beredar di dalam pembuluh darah.
Jantung ikan terdiri atas dua ruang yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Pada
jantung ikan terdapat semacam ruang yang disebut sinus venosus yang
berfungsi untuk menerima darah dari vena untuk dialirkan ke serambi jantung.
Darah dari seluruh tubuh yang banyak mengandung CO 2 akan kembali ke
jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke
serambi. Selanjutnya darah masuk ke serambi dan dipompa menuju ke
insang melalui konus arteriosus, aorta ventralis dan empat pasang arteri
aferen brakialis.Pada arteri aferen brakialis oksigen diikat oelh darah
selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah
diedarkan ke seluruh tubuh serta mengikat CO 2 melalui pembuluh vena.
Pembuluh vena pada ikan antara lain : kardinalis anterior dan posterior
( membawa darah dari kepala dan badan ), vena porta hepatica ( membawa
darah dari tubuh melewati hati ), vena porta renalis ( membawa darah dari
tubuh melewati ginjal ).

2. Sistem Peredaran Darah Katak (Amfibi).


Sistem peredaran darah pada katak termasuk sistem peredaran darah ganda
karena darah melewati jantung sebanyak dua kali. Jantung katak terdiri atas
tiga ruang yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Untuk mencegah darah
berbalik arah, diantara serambi dan bilik terdapat katup ( valve ), sedangkan
antara serambi dakan dan kiri terdapat sekat ( septum ). Darah dari seluruh
tubuh yang mengandung CO2 melalui vena kava akan terkumpul di sinus
venosus selanjutnya masuk ke serambi kanan. Bersamaan dengan itu darah
yang mengandung O2 dari paru – paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua
serambi berkontraksi maka darah akan masuk ke dalam bilik. Dalam bilik
terjadi percampuran darah yang kaya O 2 dan kaya CO2. Darah yang kaya O 2
dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri dan akhirnya sampai ke
jaringan tubuh. Darah dari jaringan akan kembali ke jantung melalui pembuluh
balik kemudian masuk ke jantung.
Sementara darah yang kaya CO2 dipompa keluar melalui arteri konus tubular.
Pada katak terdapat sistem porta yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh
balik ( vena ) yang akan membawa darah kembali ke jantung. Sistem porta
yang penting adalah sistem porta hepatica pada hati dan sistem porta renalis
pada ginjal.

3. Sistem Peredaran Darah Reptilia.

Sistem peredaran darah pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amfibi
karena sudah ada pemisahan darah yang kaya O 2 dan CO2 dalam jantung.
Jantung reptil memiliki empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik, tetapi
sekat antara bilik kanan dan bilik kiri belum sempurna sehingga percampuran
darah kaya O2 dan CO2masih terjadi kecuali pada buaya. Pada buaya,
terdapat foramen panizzaeyaitu lubang yang terdapat pada tempat
pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri yang berfungsi untuk mengatasi
perubahan tekanan ketika tubuhnya berada di dalam air.
Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju serambi
kanan, kemudian ke bilik kanan. Darah dari paru – paru melalui vena
pulmonalis masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah
keluar melalui sepasang aorta arkus aortikus lalu menjadi aorta dorsalis
yang menyuplai darah ke organ dalam, ekor dan tungkai belakang. Dari
seluruh tubuh darah masuk ke vana menuju sinus venosus kemudian kembali
ke jantung.
4. Sistem Peredaran Darah Aves.

Sistem peredaran darah burung hampir sama dengan sistem peredaran


darah mamalia. Jantung burung terdiri atas empat ruang dan sekat antara
bilik kanan dan bilik kiri sudah sempurna. Darah dari seluruh tubuh mengalir
menuju jantung masuk serambi kanan, kemudian diteruskan ke bilik kanan.
Bilik berkontraksi, memompa darah mengalir melalui arteri pulmonalis menuju
paru – paru dan terjadi pertukaran gas. Selanjutnya darah kembali ke jantung
melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan diteruskan ke bilik kiri.
Pada saat bilik berkontraksi darah kembali beredar menuju seluruh jaringan
tubuh.
Pembuluh balik dibedakan atas pembuluh balik tubuh bagian atas ( vena
kava superior ) yang membawa darah dari kepala, anggota depan dan otot
pektoralis dan pembuluh balik tubuh bagian bawah ( vena kava inferior )
yang membawa darah dari tubuh bagian bawah. Selain itu terdapat pembuluh
balik vena pulmonalis yang membawa darah menuju serambi jantung.

Anda mungkin juga menyukai