SISTEM SIRKULASI
Bagaimana jadinya jika salah satu organ tubuh kita mengalami kerusakan ?
Tubuh kita adalah satu kesatuan, bagaikan sebuah mesin yang kerjanya saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.Jika ginjal kita rusak maka kemampuan ginjal
dalam menyaring darah menurun sehingga racun maupun zat berbahaya sisa
metabolisme yang dibawa oleh darah tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.
Setiap makhluk hidup harus dapat melakukan pertukaran materi dengan lingkungan
bagi kelangsungan hidupnya. Pertukaran materi tersebut pada akhirnya akan terjadi
pada tingkat seluler. Pada makhluk hidup multiseluler, pertukaran materi biasa
terjadi melalui system peredaran darah. Dalam tubuh sistem peredaran darah
berperan penting dalam menjaga keseimbangan kimiawi tubuh kita. Apa sajakah
yang terlibat dalam sistem peredaran darah manusia dengan sistem peredaran
darah hewan ? Bagaimana peranannya terhadap tubuh kita ? Pada bab ini kita akan
mempelajari system sirkulasi manusia dan hewan.
1. DARAH
Darah manusia tersusun atas 2 komponen yaitu plasma darah dan sel – sel
darah.
Fungsi darah :
a. Mengangkut oksigen dan karbondioksida.
b. Mengangkut sari – sari makanan ke seluruh tubuh.
c. Mengangkut zat sisa metabolisme ke alat ekskresi.
d. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke jaringan target.
a. Plasma Darah.
Plasma darah merupakan komponen darah berupa cairan berwarna kuning
muda. Pada manusia, plasma darah berisi 92% air, protein dan senyawa
organik lainnya. Selain itu juga mengandung garam anorganik terutama NaCl.
Protein yang larut dalam darah disebut protein darah yang terdiri atas
albumin, globulin dan fibrinogen. Plasma darah tanpa fibrinogen disebut
serum dan didalam serum terdapat antibody. Albumin berfungsi untuk
menjaga tekanan osmosis cairan tubuh; globulin berfungsi untuk membentuk
zat antibodi dan berperan dalam pembekuan darah sedangkan fibrinogen
berfungsi untuk pembekuan darah.
Fungsi plasma darah antara lain :
1. Mengatur tekanan osmosis cairan tubuh.
2. Mengedarkan sari – sari makanan, sisa metabolisme serta hasil sekresi
dan beberapa gas.
b. Sel – Sel Darah ( Korpuskuler )
Pada umumnya dikenal tiga tipe sel darah yaitu sel darah merah ( eritrosit ),
sel darah putih ( leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).
Komposisi sel darah dalam tubuh tubuh manusia dapat dilihat pada tabel
berikut :
Jenis sel darah Bentuk dan Tempat Fungsi
Ukuran pembentukan
Eritrosit Berbentuk Endotelium Mengedarkan
(Sel darah bikonkaf dan tidak sumsum tulang makanan dan
merah) berinti, berukuran oksigen
5 – 6 juta 7.5 – 7.7
milimikron
Leukosit Berinti, memiliki Sel Untuk
(Sel darah putih) bentuk tetap, retikuloendotelium pertahanan
5.000 – 10.000 berukuran 10 -12 sumsum tulang tubuh dan
milimikron. bersifat
amoeboid
1. Granulosit. a.granula warna Jaringan limfoid
a. Neutrofil ungu. dan kelenjar limfa.
b. Eosinofil b.granula warna Berfungsi untuk
c. Basofil merah pertahanan
c. granula warna tubuh.
biru
2. A-granulosit.
a. Limfosit Limfa dan
b. Monosit Berinti satu, sumsum tulang
sitoplasma sedikit,
berwarna jernih. Bersifat fagosit
Trombosit Kecil tidak berinti, Fragmentasi dari Berperan dalam
(Keping darah) berwarna biru tua megakariosit pembekuan
250.000 – sampai ungu dalam sumsum darah.
400.000 tulang
Sel Darah Merah ( Eritrosit )
Sel darah merah merupakan komponen paling banyak diantara unsur – unsur
pembentuk darah. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh dan membawa karbondioksida ke paru – paru. Di dalam sel darah
merah terdapat hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen
membentuk oksihemoglobin.
Kadar hempglobin alam darah bervariasi tergantung jenis kelamin dan umur.
Kadar Hb pada 100 ml darah laki – laki dewasa berkisar antara 15 – 16 gram.
Jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin,
umur dan ketinggian tempat orang tersebut tinggal. Jumlah sel darah merah
pada laki – laki normal sebanyak 5,4 juta/m3 , sedangkan pada wanita
sebanyak 5 juta/m3.
Oksigen yang diperlukan oleh tubuh dibawa oleh darah dalam bentuk
oksihemoglobin. Dari jaringan tubuh, hemoglobin akan mengikat sebagian
karbondioksida dalam karbamino hemoglobin.
Dalam keadaan normal sel darah merah memiliki usia rata – rata selama 120
hari. Sel darah merah yang telah tua akan dirombak di dalam limpa,
sedangkan hemoglobin dalam eritrosit dicerna oleh sel-sel retikuoloendotelial
dan zat besi dilepaskan kembali ke dalam darah untuk diangkut kembali ke
sumsum tulang dan hati. Hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu
( bilirubin ) dan disekresikan oleh hati ke dalam empedu.
Pembentukan sel darah merah melalui tahapan berikut :
Pada waktu masih embrio sel darah merah dibentuk dalam kantong kuning
telur, beberapa bulan berikutnya dibentuk di dalam hati, limpa dan kelenjar
limpa dan sesudah bayi lahir sel darah merah dibentuk dalam sumsum
tulang. Dengan meningkatnya usia seseorang , pembentukan sel darah
merah di dalam sumsum tulang menjadi kurang produktif.
3. Transfusi Darah.
Transfusi darah adalah proses pemberian darah seseorang kepada orang
lain. Orang yang bertindak sebagai pemberi disebut donorsedangkan penerima
disebut resipien. Golongan darah O tidak memiliki aglutinogen sehingga disebut
donor universal, sehingga dapat mentransfusikan darah ke setiap resipien tanpa
mengakibatkan penggumpalan. Golongan darah AB disebut resipien universal
karena dapat menerima darah dari semua golongan darah.
Sebelum transfusi darah dilakukan sebaiknya dilakukan penentuan golongan
darah antara donor dan resipien untuk menghindari adanya penggumpalan darah.
Pengujiannya sebagai berikut :
Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum anti A terjadi
penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A
atau AB. Bila penggumpalan tidak terjadi kemungkinan adalah golongan
darah B atau O
Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum anti BB terjadi
penggumpalan maka kemungkinan golongan darah orang tersebut B atau AB.
Bila penggumpalan terjadi kemungkinan adalah golongan darah A atau O.
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas beberapa organ yaitu pembuluh
darah dan jantung.
Pembuluh Darah.
c. Kapiler.
Kapiler merupakan pembuluh – pembuluh tipis dengan dinding hanya berupa
selapis tipis sel.Struktur demikian memungkinkan molekul yang berukuran
kecil dapat melewatinya. Beberapa molekul seperti air, karbondioksida dan
oksigen bergerak melintasi pembuluh darah ini secara pasif. Sementara itu,
beberapa zat lain melakukannya secara transport aktif.
Perbedaan antara arteri, vena dan kapiler dapat dilihat pada tabel berikut :
Ciri Pembeda Arteri Vena Kapiler
Dinding Tebal Tipis Tipis
pembuluh darah
Arah aliran darah keluar dari menuju jantung dari dan ke
jantung jantung
Kecepatan aliran Cepat Lambat Sedang
Kandungan O2 mengandung mengandung kandungan O2
dan CO2 O2kecuali arteri CO2kecuali vena dan CO2
pulmonalis pulmonalis seimbang
Jantung.
Jantung manusia terletak di rongga dada sebelah kiri diatas diafragma.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri atas dua lapisan
yaitu lamina panistalis ( sebelah luar ) dan lamina viseralis ( sebelah dalam
). Diantara kedua lapisan ini terdapat kavum perikardii yang berisi cairan.
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi (atrium ) dan dua bilik (
ventrikel ).
Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis,
sementara antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup bikuspidalis.
Kedua katup tersebut berfungsi untuk mencegah darah kembali ke serambi
selama sistol. Katup semilunaris ( katup aorta dan pulmonalis ) mencegah
aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke bilik selama diastol.
Jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a) Perikardium, lapisan paling luar
b) Miokardium, lapisan utama jantung
c) Endotelium, lapisan paling dalam
Jantung tersusun atas tiga jenis otot jantung ( miokardium ) yaitu : otot
serambi, otot bilik dan serabut otot perangsang dan penghantar khusus. Pada
sekat antara kedua serambi terdapat simpul saraf yang merupakan simpul tak
sadar sebagai suatu berkas yang disebut berkas his. Berkas ini menuju
sekat antara kedua bilik dan akhirnya bercabang-cabang ke seluruh bilik.
Selain itu, jantung dipengaruhi juga oleh saraf simpatik dan parasimpatik.
Rangsangan parasimpatik menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan
rangsangan saraf simpatik meningkatkan denyut jantung. Otot – otot jantung
bekerja dengan sendirinya tanpa kita sadari ( involunteer ).
Kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah dapat terjadi karena
pewarisan, rusaknya organ akibat kecelakaan atau karena makanan yang banyak
mengandung bahan – bahan lemak dan zat kapur yang dapat mnyebabkan
pembuluh darah tersumbat atau elastisitas otot jantung berkurang untuk memompa
darah.
Macam kelainan pada system peredaran darah antara lain :
a. Anemia
Gangguan karena rendahnya kadar Hb atau berkurangnya jumlah eritrosit.
Gejalanya antara lain: muka pucat,cepat lelah, sakit kepala, timbulnya titik –
titk hitam pada mata, jantung berdebar dan denyut nadi lemah.
b. Thalasemia.
Merupakan kelainan pada eritrosit yang berakibat eritrosit mudah rapuh dan
cepat rusak. Thalasemia termasuk penyakit keturunan yang dapt terjadi pada
pria dan wanita
c. Polisitemia.
Merupakan suatu keadaan berupa kelebihan eritrosit sehingga darah menjadi
kental. Akibatnya aliran darah dalam pembuluh darah akan lambat atau akan
terbentuk gumpalan.
d. Varises.
Merupakan pelebaran pembuluh vena. Varises biasanya terjadi pada bagian
bawah tubuh. Hemoroid ( wasir ) merupakan varises yang terjadi pada daerah
dubur.
e. Aterosklerosis.
Berupa pengerasan pembuluh nadi karena pengendapan lemak.
f. Arteriosklerosis.
Merupakan penyempitan pembuluh darah karena endapan zat kapur.
g. Embolus.
Merupakan tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
h. Trombus.
Merupakan tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak.
i. Hemofili.
Merupakan kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku.
j. Leukemia.
Merupakan bertambahnya jumlah sel darah putih secara tidak terkendali.
k. Jantung koroner.
Merupakan gangguan karena tersumbatnya arteri koroner.
l. Hipertensi.
Merupakan suatu keadaan dimana tekanan sistole diatas 150 mmHg atau
tekanan diastole diatas 100 mmHg.
B. SISTEM PEREDARAN DARAH HEWAN.
Sistem peredaran darah pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amfibi
karena sudah ada pemisahan darah yang kaya O 2 dan CO2 dalam jantung.
Jantung reptil memiliki empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik, tetapi
sekat antara bilik kanan dan bilik kiri belum sempurna sehingga percampuran
darah kaya O2 dan CO2masih terjadi kecuali pada buaya. Pada buaya,
terdapat foramen panizzaeyaitu lubang yang terdapat pada tempat
pertemuan arteri sistemik kanan dan kiri yang berfungsi untuk mengatasi
perubahan tekanan ketika tubuhnya berada di dalam air.
Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju serambi
kanan, kemudian ke bilik kanan. Darah dari paru – paru melalui vena
pulmonalis masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah
keluar melalui sepasang aorta arkus aortikus lalu menjadi aorta dorsalis
yang menyuplai darah ke organ dalam, ekor dan tungkai belakang. Dari
seluruh tubuh darah masuk ke vana menuju sinus venosus kemudian kembali
ke jantung.
4. Sistem Peredaran Darah Aves.