Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

SISTEM SIRKULASI

SATUAN PENDIDIKAN : SMA NEGERI 1 Lubuk Sikaping

KELAS/SEMESTER : XI MIPA/GANJIL

GURU MATA PELAJARAN : Dra. Warnida

KOMPETENSI DASAR (KD)

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem sirkulasi manusia.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

3.6.1 Menguraikan komponen penyusun darah.


3.6.2 Menjelaskan proses pembekuan darah.
3.6.3 Menjelaskan sistem penggolongan darah
3.6.4 Menganalisis hubungan antara sistem penggolongan darah dengan transfusi
darah.
3.6.5 Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi jantung.
3.6.6 Membedakan ciri pembuluh arteri, pembuluh vena dan pembuluh kapiler.
3.6.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi pembuluh darah.
3.6.8 Menganalisis mekanisme peredaran darah.
3.6.9 Menjelaskan konsep sistemlimfatik.
3.6.10 Menjelaskan jaringan dan organ penyusun sistem limfatik.
3.6.11 Mengidentifikasi berbagai kelainan yang terjadi pada sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi atau sistem transportasi adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk mengedarkan dan mengangkut zat-zat di dalam tubuh dari suatu
organ ke organ lainnya. Zat-zat yang diangkut dan diedarkan berupa zat-zat
makanan, zat sisa metabolisme, hormon, oksigen dan karbondioksida. Sistem
sirkulasi terdiri atas sistem peredaran darah dan sistem peredaran cairan limfa
(sistem limfatik).

A. DARAH
Darah merupakan cairan tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh. Darah memiliki
peranan penting bagi tubuh manusia, antara lain:

1. Sebagai alat transportasi didalam tubuh.


2. Mempertahankan keseimbangan suhu tubuh.
3. Menjaga sistem kekebalan tubuh.
4. Menjaga keseimbangan asam dan basa didalam tubuh.

Darah terdiri dari beberapa komponen penyusun darah yaitu cairan darah (plasma darah)
dan keping-keping darah yang terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), trombosit.Keping darah lebih berat dibandingkan plasma darah, sehingga
komponen tersebut dapat dipisahkan melalui teknik sentrifugal (metode yang digunakan
untuk mempercepat proses pengendapan partikel-partikel).

Gambar 1. Komponen penyusun darah setelah dipisahkan melalui teknik sentrifugal


1. Plasma Darah

Plasma darah manusia terdiri dari 90 % air dan 10 % zat-zat terlarut. Zat-zat
terlarut tersebut, yaitu:
a. Protein plasma, terdiri atas albumin, globulin , fibrinogen dan serum lipoprotein.
1. Albumin, terdapat sekitar 55-60% dari keseluruhan protein plasma. Albumin
disintesis dihati. Albumin berfungsi menjaga volume dan tekanan darah.
2. Globulin membentuk sekitar 35% protein plasma. Terdapat dua jenis globulin
yakni:
a. Alfa dan beta globulin, disintesis di hati, berfungsi sebagai pembawa lipid,
hormon, dan berbagai substrat lainnya.
b. Gama globulin (imunoglobulin), merupakan antibodi yang berfungsi dalam
imunitas tubuh dan disintesis di jaringan limfosit.
3. Fibribogen, membentuk sekitar 4% protein plasma, disintesis di hati, dan
berfungsi pada mekanisme pembekuan darah.
4. Serum Lipoprotein, yaitu senyawa biokimiawi yang memiliki protein dan lemak.
Serum lipoprotein dapat berupa enzim, antigen dan toksin.
b. Garam mineral, konsentrasi garam kurang dari 1 %. Garam ini diserap dari usus dan
berfungsi menjaga tekanan osmotik dan pH darah.
c. Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan asam amino sebagai makanan sel.
Zat makan ini merupakan hasil penyerapan di usus halus.
d. Sisa metabolisme nitrogen,terdiri atas urea dan asam urat. Sampah –sampah ini
diekskresikan oleh ginjal.
e. Zat-zat lain seperti hormon, vitamin dan enzim yang berfungsi untuk metabolisme.

2. Keping darah
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah memiliki bentuk seperti cakram/bikonkaf, tidak ada nukleus,
ukurannya kira-kira 0,007mmdan warnanya kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya
terdapat hemoglobin (Hb). Warna ini akan bertambah merah jika terdapat banyak
oksigen. Setiap eritrosit memiliki sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat
mengikat oksigen. Hemoglobin memiliki suatu protein globin, yang terdiri dari 4 rantai
polipeptida yang melekat pada 4 gugus heme yang memiliki zat besi.
Gambar 2. Struktur molekul hemoglobin

Fungsi eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh
dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.Proses
pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis, terjadi di sumsum tulang dan diatur oleh
hormon eritropoietin. Produksi eritrosit juga dipengaruhi oleh hormon kortison, hormon
tiroid, dan hormon pertumbuhan. Hormon eritropoietin merupakan suatu hormon
lipoprotein yang diproduksi di ginjal. Kecepatan produksi eritropoiten berbanding
terbalik dengan persedian oksigen di dalam jaringan. Jika penerimaan oksigen pada
jaringan berkurang, akan menyebabkan produksi eritrosit semakin meningkat. Rata-rata
umur eritrosit kurang lebih 120 hari. Eritrosit menjadi rusak dan dihancurkan dalam
retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.

Gambar 3. Sel darah merah (eritrosit)

b. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih merupakan salah sastu sistem pertahanan tubuh. Sel darah putih
memiliki nukleus dengan bentuk yang bervariasi. Sel darah putih/leukosit berukuran
lebih besar dari eritrosit yaitu 10 nm-25 nm. Macam-macam leukosit, meliputi:
 Agranulosit
Leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:
a) Limfosit, memiliki nukleus yang besar dan tiap 1 mm 3 darah memiliki 1500-3000 butir.
Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
b) Monosit, terbanyak dibuat di sumsum merah, ukurannya lebih besar dari limfosit,
fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya tiap 1 mm 3 darah memiliki 100-700 butir. Di
bawah mikroskop terlihat bahwa warna biru sedikit abu-abu, mempunyai inti sedikit
kemerahan.

 Granulosit
Disebut juga leukosit bergranula terdiri dari:
a) Neutrofil, atau polimor nuklear leukosit, mempunyai nukleus yang berangkai kadang
seperti terpisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/granula, banyaknya tiap 1
mm3 darah memiliki 3000-7000 butir. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang
sangat aktif menyerang dan menghancurkan bakteri, virus dan agen penyebab cedera
lainnya.
b) Eosinofil, ukuran dan bentuknya sama seperti neutrofil tetapi granula dalam
sitoplasmanya lebih besar,dan banyaknya tiap 1 mm 3 darah memiliki 100-400 butir.
Eosinofil berfungsi sebagai fagosit yang lemah dan berperan dalam pembuangan racun
penyebab radang pada jaringan yang cedera.
c) Basofil, sel ini kecil dari pada eosinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur.
Di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya tiap 1 mm 3 darah
memiliki 20-50 butir dan dibuat di sumsum merah. Basofil berfungsi untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera.

Gambar 4. Macam-macam leukosit

3. Trombosit
Karakteristik trombosit:
a) Trombosit merupakan fragmen sel, tidak bernukleus, berasal dari megakariosit yang
besar di dalam sumsum tulang.
b) Berjumlah 150.000-400.000 butir sel/mm3 darah, bentuknya tidak beraturan dengan
ukuran setengah dari ukuran eritrositatau berdiameter 2-4 μm, tidak berwarna, dan
mudah pecah jika tersentuh benda kasar.
c) Sitoplasma terbungkus oleh membran plasma yang memiliki berbagai jenis granula
yang berperan dalam proses pembekuan darah.
d) Trombosit merupakan struktur yang sangat aktifmembelah, berumur 5-9 hari.
Trombosit yang sudah tua diambil oleh makrofag di hati pada saat darah melewati
organ tersebut.
e) Trombosit berfungsi untuk perbaikan pembuluh darah yang robek, dan pembekuan
darah.

Trombosit

Gambar 5. Keping Darah (trombosit)

B. MEKANISME PEMBEKUAN DARAH

1. Proses Pembekuan Darah


Apabila terjadi luka dan darah keluar maka trombosit akan bersentuhan dengan
permukaan luka yang kasar dan pecah sehingga mengeluarkan enzim
trombokinase/tromboplastin. Enzim trombokinase ini akan keluar bercampur dengan
plasma darah. Enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan
bantuan ion Ca2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya akan mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Fibrin adalah protein berupa benang-benang
yang tidak larut dalam plasma darah. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling
bertautan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
mengubah

Gambar 6. Skema proses pembekuan darah

Gambar 7. Proses pembekuan darah

2. Faktor-Faktor Pembekuan Darah


a. Protrombin
Protrombin merupakan senyawa globulin yang larut dalam plasma darah. Protrombin
terbentuk di hati dengan bantuan vitamin K.

b. Fibrinogen
Fibrinogen adalah protein plasma yang disintesis di hati dan dapat diubah menjadi
fibrin.
c. Ion Kalsium
Ion kalsium adalah ion anorganik dalam plasma. Ion kalsium bisa didapatkan dari
makanan dan tulang. Ion kalsium ini dibutuhkan pada seluruh tahapan proses
pembekuan darah.
d. Tromboplastin (Trombokinase)
Tromboplastin merupakan protein plasma (enzim) yang disintesis di dalam hati.
Enzim ini bekerja dengan bantuuan vitamin K.
e. Vitamin K
Vitamin K merupakan faktor yang sangat penting dalam sintesis protrombin dan
faktor pembekuan lainnya di dalam hati.

C. PENGGOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada atau
tidaknya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah tersebut. Di dunia ini sebenarnya ditemukan sekitar 46 jenis
antigen, tetapi yang sangat dikenal hanya antigen ABO dan Rh (rhesus).
Meskipun semua jenis darah tampak sama, tetapi kandungan proteinnya sangat
beragam. Apabila protein asing yang tidak sesuai masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan
berusaha untuk membunuhnya dengan cara penggumpalan (aglutinasi). Protein asing
tersebut dinamakan antigen atau aglutinogen. Adapun penyebab timbulnya zat penolak
dinamakan antibodi atau aglutinin. Aglutinogen terdapat di dalam eritrosit sedangkan
aglutinin terdapat dalam plasma darah.

1. Penggolongan Darah Sistem ABO


Penggolongan darah sistem ABO dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya antigen
(aglutinogen) tipe A dan tipe B pada permukaan eritrosit, serta antibodi (aglutinin) tipe α
(anti-A) dan tipe β (anti-B) di dalam plasma darahnya. Penggolongan darah sistem ABO
dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Golongan darah sistem ABO dangan unsur aglutinogen dan aglutininnya
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Unsur di Dalam Plasma
Darah Merah (Eritrosit) Darah
Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)
2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)
Penggolongan darah sistem rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Wiener
pada tahun 1940, setelah melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus
(Macaca mulatta), yaitu species kera yang banyak dijumpai di India dan Cina.
Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen
(antigen) RhD pada permukaan sel darah merah. Antigen RhD berperan dalam reaksi
imunitas tubuh. Individu yang memiliki antigen RhD disebut Rh + (rhesus positif),
sedangkan individu yang tidak memiliki antigen RhD disebut Rh - (rhesus negatif).
Individu Rh- (rhesus negatif) tidak memiliki aglutinin anti-RhD dalam plasma darahnya,
tetapi akan memproduksi aglutinin anti-RhD jika bertemu dengan darah Rh + (memiliki
antigen RhD).
Tabel 2. Golongan Darah Sistem Rhesus dengan Unsur Aglutinogen (Antigen)
Jenis Golongan Darah Unsur pada Membran Sel Darah
Merah (Eritrosit)
Aglutinogen (Antigen)
+
Rh (rhesus positif) RhD
Rh- (rhesus negatif) -

D. TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah proses mentransfer darah dari seseorang ke sistem


peredaran darah orang lain. Golongan darah O disebut donor universal, karena golongan
darah O tidak memiliki aglutinogen (antigen) untuk digumpalkan, sehingga dapat
diberikan kepada resipien semua golongan darah, asalkan volume transfusinya sedikit.
Golongan darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin (antibodi)
dalam plasma darahnya yang akan menggumpalkan darah, sehingga dapat menerima darah
dari donor semua golongan darah.

Tabel 3. Kesesuaian Transfusi Darah berdasarkan Sistem ABO dan Rhesus


Resipien DONOR
O- O+ A- A+ B- B+ AB- AB+
O- √ X X x X X X x
+
O √ √ X x X X X x
A- √ X √ x X X X x
A+ √ √ √ √ X X X x
B- √ X X X √ X X x
+
B √ √ X X √ V X x
AB- √ X √ X √ X √ x
AB+ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
(√) = sesuai, tidak menyebabkan hemolisis
(x) = tidak sesuai, dapat menyebabkan hemolisis
E. ORGAN PENYUSUN SISTEM PEREDARAN
DARAH

Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, diantara paru-paru kanan dan
paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah. Dengan adanya jantung, darah dapat
dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung. Dinding ini
terdiri atas tiga lapis, yaitu:
ung a. Perikardium adalah selaput yang menutup permukaan jantung. Diantara keduanya
terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk menahan gesekan.
b. Miokardium adalah bagian tengah yang terdiri atas otot jantung dan mampu
berkontraksi untuk memompa darah.
c. Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung yang tersusun atas
lapisan endotelium.

2. Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi ( atrium), yaitu
atrium kanan dan atrium kiri serta dua bilik ( ventrikel), yaitu bilik kanan dan bilik kiri.
Bagian bilik (ventrikel) jantung berdinding lebih tebal dibandingkan serambi (atrium)
jantung. Hal ini berhubungan dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh
sehingga harus lebih kuat, sedangkan dinding serambi (atrium) lebih tipis karena
fungsinya hanya memompakan darah ke paru-paru.
a. Atrium
Atrium disebut juga serambi. Pada jantung terdapat dua atrium yaitu atrium kanan
(serambi kanan) berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh yang kaya akan
karbon dioksida kemudian membawanya ke ventrikel kanan dan atrium kiri (serambi kiri)
yang berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru yang kaya akan oksigen dan
membawanya ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis (mitral).

b. Ventrikel
Ventrikel disebut juga bilik. Ventrikel berfungsi untuk menerima darah dari atrium
kemudian membawanya keluar dari jantung. Ada dua macam ventrikel yaitu ventrikel
kanan (bilik kanan) berfungsi untuk menerima darah dari atrium kanan dan membawanya
ke paru-paru melalui batang pulmonali dan ventrikel kiri (bilik kiri) yang berfungsi untuk
menerima darah dari atrium kiri dan membawanya ke seluruh tubuh melalui aorta.

Gambar 10. Atrium dan ventrikel jantung

3. Katup jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat katup atau valvula. Fungsi
katup ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Katup jantung terdiri atas dua,
yaitu sebagai berikut:
a. Katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
ini berfungsi memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan dan mencegah agar
darah dalam ventrikel kanan tidak kembali ke atrium kanan.
b. Katup biskupidalis (katup mitral), terdapat diantara atrium kiri dan ventrikel
kiri. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dari ventrikel kiri tidak
kembali ke atrium kiri.
Gambar 11. Katup pada jantung

DAFTAR PUSTAKA

Campbell N.A. Mitchell LG, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ. 2010. Biology, 8th ed.
Benjamin Cummings Publishing Company, Inc., Redword City, England.

Ferdinand.P, Fictor dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA
(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Kistinnah, Idun dan Lestari, Endang Sri. 2009 . Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
SMA/MA untuk Kelas XI (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendidikan
Nasional.
Sri Lestari, Endang dan Idun Kistinnah. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai