Anda di halaman 1dari 5

Komponen-Komponen Penyusun Darah

Darah tidak hanya tersusun atas bagian cair, melainkan juga tersusun atas sel-sel darah. Komponen-
komponen penyusun darah terdiri atas 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah. Terdapat tiga jenis sel darah,
yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Apabila darah
disentrifugasi, akan terbentuk bagian-bagian terpisah yang menunjukkan komponen-komponen darah.

Sel darah merah

Plasma darah

Pembuluh darah
Trombosit dan sel darah putih

Sel darah putih Sel darah merah

Trombosit
(a) (b)

Gambar (a) Komponen darah dalam pembuluh darah; (b) Hasil sentrifugasi darah
Sumber: https://bit.ly/3m63ZL6; https://bit.ly/32BrnqZ; diunduh 20 April 2021

1. Plasma Darah
Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% zat-zat yang terlarut di dalamnya. Kandungan plasma
darah beserta fungsinya dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Kandungan Plasma Darah Beserta Fungsinya
No. Kandungan Plasma Darah Fungsi
1. Air Sebagai pelarut zat-zat lain.
2. Protein
a. Albumin Mempertahankan keseimbangan air dalam darah
dan jaringan serta mengatur volume darah.
b. Globulin (alfa, beta, dan gama) Membentuk antibodi untuk kekebalan tubuh.
c. Fibrinogen Berperan dalam proses penggumpalan darah.
d. Lisin Menghancurkan atau memecah antigen.
e. Presipitin Mengendapkan antigen.
f. Antitoksin Menetralkan racun.
g. Opimisin Memacu sifat fagosit pada leukosit.
3. Garam-garam (ion-ion) seperti natrium, Menyeimbangkan tekanan osmosis, mempertahan­
kalium, kalsium, magnesium, klorida, kan pH (buffer), fungsi saraf dan otot, serta
dan bikarbonat mengatur permeabilitas membran sel.
4. Nutrisi (glukosa, asam amino, dan asam Digunakan oleh sel, makanan cadangan, atau
lemak) diuraikan.
5. Hormon Memengaruhi aktivitas organ yang dituju.
6. Karbon dioksida Hasil respirasi sel yang dibawa ke paru-paru untuk
dibuang.
7. Sampah nitrogen Hasil metabolisme yang akan diekskresikan ke
ginjal.
Sumber: https://web.archive.org/web/20210116115117/https://ilmuveteriner.com/plasma-darah-dan-fungsinya, diakses 8 Maret 2021
Sementara itu, jumlah zat-zat yang terkandung dalam plasma darah terdapat pada tabel berikut.
Tabel Jumlah Zat dalam Plasma Darah
Zat-Zat dalam Plasma Darah Jumlah
Sodium 135–155 mEq/L
Potasium 3,0–5,5 mEq/L
Klorida 95–110 mEq/L
Bikarbonat 22–26 mEq/L
Protein 6–8 g/dL
Albumin 3–4 g/dL
Nitrogen (urea) 10–25 mg/dL
Kreatinin 1,0–1,5 mg/dL
Glukosa 70–100 mg/dL
Sumber: https://web.archive.org/web/20210116115117/https://ilmuveteriner.com/plasma-darah-dan-fungsinya, diakses 8 Maret 2021

2. Sel-Sel Darah
Di dalam darah terdapat tiga macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit).
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit merupakan komponen utama sel darah, yaitu sekitar
99%. Dalam 1 mm3 darah pada seorang laki-laki terdapat 4,7–6,1
juta sel darah merah dan pada seorang perempuan terdapat 4,2–5,4
juta sel darah merah. Karakteristik sel darah merah sebagai berikut.
1) Berbentuk bikonkaf sehingga memiliki permukaan yang lebar.
Bentuk sel darah merah ditunjukkan pada gambar di samping.
2) Tidak memiliki inti sel sehingga tidak dapat hidup lama.
3) Berwarna merah karena mengandung hemoglobin.
Gambar Sel-sel darah
Hemoglobin merupakan molekul kompleks dari protein globin merah (eritrosit)
dan molekul besi hemin. Hemoglobin berperan mengikat oksigen Sumber: https://bit.ly/3vc1c6x,
dan karbon dioksida. Peristiwa ini terjadi di paru-paru dengan reaksi diunduh 21 April 2021

sebagai berikut.
Hb + O2 ® HbO2 (oksihemoglobin)
Saat hemoglobin mengikat oksigen di kapiler paru-paru, hemoglobin akan membentuk
oksihemoglobin sehingga darah berwarna merah cerah. Setelah sampai di sel-sel tubuh
terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb dengan reaksi seperti berikut.
HbO2 ® Hb + O2
Selanjutnya, terjadi pengikatan CO2 oleh Hb dalam bentuk karboksihemoglobin sehingga
darah akan berwarna merah gelap. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
Hb + CO2 ® HbCO2 (karboksihemoglobin)
Bayi saat dalam rahim ibu, eritrositnya dibentuk dalam hati dan limpa. Setelah dilahirkan,
pembentukan eritrosit berlangsung di sumsum tulang, misal di tulang dada, tulang lengan atas,
tulang kaki atas, dan tulang pinggul. Proses pembentukan eritrosit ini disebut eritropoiesis.
Eritropoiesis akan berlangsung sehingga terbentuk eritrosit matang dalam darah. Proses
tersebut dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon eritropoietin. Sel pertama yang diketahui
sebagai pembentukan eritrosit dinamakan proeritroblas. Proeritroblas akan membelah beberapa
kali. Sel-sel dari generasi pertama ini dinamakan sebagai basofil eritroblas (mengandung sedikit
sekali hemoglobin). Pada tahap berikutnya, akan mulai cukup hemoglobin yang dinamakan
polikromatofil eritroblas. Setelah terjadi pembelahan berikutnya, akan terbentuk hemoglobin
lebih banyak yang disebut ortokromatik eritroblas. Akhirnya, apabila sitoplasma dari sel-sel ini
sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai konsentrasi lebih kurang dari 34%, nukleus
akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel-sel yang dinamakan
retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah
dilepaskan dari sumsum tulang.
Umur eritrosit sekitar 120 hari. Eritrosit yang telah mati akan dirombak di hati. Hemoglobin
dalam eritrosit akan diurai menjadi hemin, zat besi, dan globin. Hemin akan dirombak menjadi
bilirubin dan biliverdin. Bilirubin akan diubah menjadi urobilin (zat warna urine) dan sterkobilin
(zat warna feses), sedangkan biliverdin adalah zat warna empedu yang merupakan antioksidan
kuat. Sementara itu, zat besi dan globin akan dikirim ke sumsum tulang merah. Zat besi akan
digunakan untuk membentuk hemoglobin baru dan globin akan digunakan untuk membentuk
antibodi.
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
Karakteristik sel darah putih sebagai berikut.
1) Memiliki inti sel.
2) Tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna merah.
3) Dapat bergerak amoeboid (seperti Amoeba).
4) Bentuknya tidak tetap.
5) Dapat menembus dinding pembuluh darah.
Berdasarkan karakteristik sitoplasmanya, sel darah putih dibagi menjadi dua, yaitu granulosit
dan agranulosit.
1) Granulosit merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri
atas neutrofil, eosinofil, dan basofil.
2) Agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula.
Kelompok sel ini meliputi limfosit dan monosit.
Jenis-jenis leukosit granulosit dan agranulosit beserta karakteristiknya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel Jenis-Jenis Leukosit Granulosit dan Agranulosit
Leukosit Keterangan

• Setiap mm3 darah mengandung 20–50 butir basofil.


• Plasma bersifat basa dan terdapat bintik-bintik biru yang
mengandung histamin.
• Memberi reaksi alergi dengan mengeluarkan histamin yang
mengakibatkan peradangan dan heparin yang berperan dalam
pembekuan darah.
• Bersifat fagosit.
Basofil
Bergranula

• Setiap mm3 darah mengandung 100–400 butir eosinofil.


• Plasma bersifat asam dan terdapat bintik-bintik merah.
• Berperan dalam pertahanan terhadap parasit.
• Bersifat fagosit.

Eosinofil

• Setiap mm3 darah mengandung 3.000–7.000 butir neutrofil.


• Plasma bersifat netral dan terdapat bintik-bintik merah
kebiruan.
• Berperan dalam memusnahkan bakteri dan zat-zat asing
yang masuk ke tubuh.
• Bersifat fagosit.
Neutrofil
• Setiap mm3 darah mengandung 1.500–3.000 butir limfosit.
• Tidak dapat bergerak bebas dan dapat membentuk zat
antibodi.
• Berperan dalam pertahanan terhadap serangan

Tidak Bergranula
mikroorganisme (virus), makromolekul asing, dan sel-sel
Limfosit kanker.
• Setiap mm3 darah mengandung 100–700 butir monosit.
• Dapat bergerak cepat.
• Bersifat fagosit.
• Monosit dapat bergerak bebas serta dapat membesar dan
berkembang menjadi makrofag. Makrofag merupakan sel
fagositik terbesar dan berumur panjang.
• Berperan menjaga kekebalan tubuh dari infeksi.
Monosit

Sumber: https://web.archive.org/web/20200923091933/https://www.gurupendidikan.co.id/sel-darah-putih/, diakses 8 Maret 2021

Secara umum leukosit mempunyai fungsi sebagai berikut.


1) Menghancurkan kuman penyakit dan zat asing secara fagositosis.
2) Mengangkut lemak dan menghasilkan histamin. Histamin merupakan zat yang berperan
dalam timbulnya alergi.
3) Melumpuhkan kuman penyakit yang berada di luar darah. Caranya dengan menembus
keluar dinding pembuluh kapiler dan masuk ke jaringan yang terserang zat asing tersebut.
Kemampuan leukosit seperti ini disebut diapedesis.
Pembentukan leukosit berlangsung di dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar getah
bening atau kelenjar limfa. Di dalam tubuh, jumlah leukosit sekitar 7.000 sel per mm3 darah.
Jumlah leukosit tersebut dapat berubah-ubah (dapat meningkat atau menurun). Pada
penderita kanker darah, jumlah leukosit akan meningkat sampai 50.000 sel setiap mm3
darah. Keadaan ini dapat membahayakan tubuh karena leukosit dalam jumlah sangat besar
akan memfagosit eritrosit.
Adapun jumlah leukosit dapat menurun karena terinfeksi kuman (misalnya tifus) atau
terkena radiasi yang kuat. Keadaan tersebut dapat mengganggu pembentukan leukosit.
Berkurangnya jumlah leukosit dalam tubuh dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh
sehingga tubuh mudah terserang penyakit.
c. Keping Darah (Trombosit)
Keping darah (trombosit) merupakan komponen darah yang
berasal dari sel megakariosit. Karakteristik keping darah sebagai
berikut.
1) Keping darah berukuran lebih kecil daripada sel darah merah
dan sel darah putih.
2) Keping darah tidak berinti sehingga berumur pendek. Gambar Keping darah (trombosit)
3) Bentuknya tidak beraturan. Sumber: https://bit.ly/3txR5IG, diunduh
21 April 2021
4) Tidak berwarna (bening).
Masa hidup keping darah ±10–12 hari. Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat keping
darah sekitar 200.000–400.000 butir. Keping darah berperan dalam proses pembekuan
darah. Apabila pembuluh darah rusak, terluka, atau terpotong, darah akan mengalir keluar
dari pembuluh darah. Namun, darah tersebut akan berhenti mengalir keluar karena terjadi
proses pembekuan darah. Bagaimana mekanisme pembekuan darah?
mengeluarkan
Trombosit pecah Trombokinase

m in K
vita
ion Ca2+
Protrombin Trombin

menjadi
Fibrinogen Fibrin

Gambar Skema proses pembekuan darah


Ilustrator: Jarot Raharjo

Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah jika menyentuh permukaan yang
kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin (trombokinase) yang dikandungnya akan keluar
bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, dalam plasma darah terdapat protrombin.
Protrombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protrombin
menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protrombin adalah suatu protein plasma yang
pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen
adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma darah. Adapun fibrin adalah protein berupa
benang-benang yang tidak larut dalam plasma darah. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan
saling bertautan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

Anda mungkin juga menyukai