Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Syarifah nathania orvola

XI IPA 3
Kata pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan laporan biologi dengan judul transfuse darah.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam sistem peredaran
darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Darah berfungsi
memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan
metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk
kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi [1]. Secara umum darah memiliki 4
golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B,
golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB
golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi
Dasar teori

. Sistem Peredaran Darah/ transportasi


Sistem predaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda
Sistem peredaran darah berfungsi untuk :
1. mensuplai oksigen dan sari makanan yang diabsorbsi dari sistem pencernaan ke seluruh jaringan
tubuh
2. membawa gas sisa berupa karbon dioksida ke paru-paru
3. mengembalikan zat sisa metabolisme ke ginjal untuk di sekresikan
4. menjaga suhu tubuh
5. mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel tubuh

A. Darah (alat transportasi utama). Darah merupakan alat transportasi utama dalam sistem sirkulasi
Darah berfungsi :
1.  mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru.
2.  mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh yaitu molekul-molekul makanan (seperti gula, asam
amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–,
HCO3–), dan hormon-hormon.
3.  mengedarkan panas dalam tubuh.
4.  berperan aktif dalam memerangi bibit penyakit.
 Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% dari bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan
bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter, 55 % plasma darah dan 45% sel-sel
darah.
 Darah manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan dan plasma
darah yang berbentuk cairan.
 Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa bagian.
 Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning
yang berisi sel-sel darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah.

Eritrosit

  sel darah merah mempunyai jumlah terbanyak.


 Pada wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah merah dalam setiap mm³ darah.
  pada laki-laki normal sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm³. 
  jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang hidup dan kesehatan
seseorang.
  Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf dengan diameter 7,5 μm, ketebalan 2 μm,
dan tidak berinti sel.
  Bentuk bikonkaf ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. 

 Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang.
 Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan mengikat oksigen sehingga
membentuk oksihemoglobin (HbO2).
 Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120 hari.
  Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam hati. Sebagian besar besi
dari hemoglobin digunakan kembali. 
 Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang diekskresikan
oleh hati ke dalam empedu.
Leukosit

  Sel darah putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap.
  Fungsi umum dari sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. 
 Umur leukosit dalam sistem peredaran darah adalah 12 - 13 hari.
  Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi sel darah
putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit).

  Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). 
 Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %). 
 Neutrofil bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi. sebuah sel netrofil mampu
memfagosit 5-20 bakteri, dan neutrofil aktif sekitar 6-10 jam, setelah itu mati
 Basofil bersifat fagosit serta melepaskan heparin dan histamin ke dalam darah. Heparin merupakan
senyawa mukopolisakarida yang banyak terdapat di hati dan paru, yang berfungsi untuk mencegah
pembekuan darah.Sedangkan histamin merupakan senyawa yang dilepaskan sebagai reaksi terhadap
antigen yang sesuai. Basofil berperan dalam reaksi alergi dengan membentuk sel mast.
 Eosinofil bersifat fagosit dengan daya fagisotosis yang lemah, tetapi dapat mendetoksifikasi toksin
penyebab radang.Jumlah eusinofil akan meningkat jika tubuh mengidap cacing-cacing parasit.
 Monosit, sel ini dapat membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag, yang menjadi fagosit utama,
paling efektif dan berumur panjang
  Sedangkan, limfosit berperan dalam pembentukan antibodi.
  Semua sel-sel darah putih dibuat dalam sumsum tulang dan kelenjar limfa.
  Jumlah sel darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm³ darah.
  Jika terjadi infeksi, jumlah leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000. Jumlah leukosit
yang melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni.
  Sedangkan, jumlah leukosit yang kurang dari jumlah normal disebut leukositosis. 
  Contoh keadaan jumlah leukosit menjadi lebih besar dari normal adalah leukimia atau kanker darah.
 Leukosit yang sangat banyak ini mengakibatkan fagositosis terhadap sel darah merah oleh sel darah
putih.

Trombosit

  Keping-keping darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit) dalam
sum-sum tulang.
  Trombosit berbentuk seperti cakeram atau lonjong dan berukuran 2 μm. Keping-keping darah
mempunyai umur hanya 8 - 10 hari. 
 Secara normal dalam setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah.

.plasma darah

  Plasma darah ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah.
  Komponen terbesar dari plasma darah adalah air.
  Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka ragam. molekul ini meliputi
glukosa, asam amino, sisa metabolisme sel, vitamin-vitamin, hormon ,  dan ion-ion, misalnya Na+ dan
Cl– .
  Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul protein, seperti serum albumin, serum globulin dan
fibrinogen yang esensial untuk proses pembekuan darah. 
 Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen.
 Protein plasma berperan sebagai antibodi
 Antibodi merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu, yang berasal dari
globulin di dalam sel-sel plasma.
 Antigen merupakan molekul (protein) asing yang memicu pembentukan antibodi.
 Antibodi terbentuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh
 Antibodi dapat melemahkan penyakit dengan cara -cara berikut :
1. Aglutinasi, yaitu terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa antigen
pada permukaanya, misalnya bakteri dan sel-sel darah merah
2. Presipitasi, yaitu terbentuknya molekul yang besar  antara antigen rang terlarut, misalnya racun
tetanus dengan antibody sehingga mnejadi tidak larut dan akan mengendap
3. Netralisasi, yaitu antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen
penybab penyakit
4. Lisis, yaitu beberapa  antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang mampu
langsung menyerang membran sel agen penybab penakit yang menyebabkan sel tersebut rusakl.

B. Golongan Darah dan Transfusi Darah

 Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya.


  Antigen adalah suatu jenis protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi.
 Penggolongan ini sangat bermanfaat untuk transfusi darah.
 Untuk lebih memahami, mari ikuti uraian tentang golongan darah dan transfusi darah berikut ini. 

a. Golongan darah

  Berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi (aglutinin),Golongan darah
pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu A, B, AB dan O
 Orang yang bergolongan darah A, pada membran sel darah merah mengandung antigen atau
aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β).
  Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen B,
sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α).
  Orang yang bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan
B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β.  
 orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B,
sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β.
  Untuk lebih memahami, mari perhatikan Tabel golongan darah dan uji serum golongan darah sistem
ABO  di bawah :

b. Transfusi darah

  Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang memerlukan. 
 Orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien.
  Dalam transfusi darah, donor harus memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang dimilikinya.
  Sedangkan, pada resipien yang perlu diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi).
  Jika antigen A (aglutinogen A) bertemu dengan antibodi α (aglutinin α), maka darah akan
menggumpal atau membeku.
  Begitu pula sebaliknya, jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan antibodi β (aglutinin β), maka
darah juga akan menggumpal atau membeku.
  Golongan darah O dapat menjadi donor bagi semua golongan darah, karena golongan darah ini tidak
memiliki aglutinogen A maupun B sehingga tidak menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan darah.
  Oleh karena itu, golongan darah O disebut donor universal.
  Golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga, dan
tidak dapat menerima darah dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O memiliki
antibodi α dan β. 
 Tabel Skema Kemungkinan Terjadinya Transfusi Darah 

 Pada tabel skema transfusi darah Golongan darah AB merupakan resipien universal, karena dapat
menerima darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O.
  Hal ini disebabkan karena golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β,
tetapi hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B.
  Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu suatu antigen
yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus.
 Rhesus negatif adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus, tetapi
dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus.
  Jika darah seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan rhesus negatif,
maka akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama.
SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA
MENGUJI GOLONGAN DARAH

GOLONGAN DARAH Anti - A Anti -B Anti -AB


A Menggumpal Tidak menggumpal Menggumpal
B Tidak menggumpal Menggumpal Menggumpal
AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal
O Tidak menggumpal Tidak menggumpal Tidak menggumpal

Tujuan :
 Melakukan uji golongan darah manusia
 Menentukan golongan darah orang yang diuji

Bahan dan Alat


 Serum anti-A dan anti-B
 Alkohol 90%
 Blood lancet
 Kaca objek
 Tusuk gigi
 Kapas

Cara kerja
1. Gosok jari manis tangan kiri orang yang akan diuji golongan darahnya dengan kapas yang sdh
diberi alkohol
2. Buka blood lancet, kemudian tusukkan blood lancet ke jari manis dengan cepat
3. Pencet jari manis dari atas ke bawah kemudian teteskan darah yang keluar pada kertas golongan
darah
4. Teteskan serum sesuai dengan tempatnya masing-masing
5. Aduk dengan tusuk gigi masing-masing tetesan dengan ujung tusuk gigi yang berbeda
6. Amati hasil yang didapatkan
7. Tentukan golongan darahnya.

Pertanyaan
1. Darah yang kalian uji termasuk golongan darah apa? Mengapa?
2. Jelaskan proses terjadinya penggumpalan/aglutinasi darah pada kegiatan ini?
3. Jelaskan prinsip dasar penggolongan darah sistem ABO pada manusia!
4. Darah manusia dapat ditransfusikan ke orang lain
a. Bagaimana prinsip dasar transfusi darah?
b. Bagaimana kemungkinan transfusi dasah yang dapat dilakukan antar manusia?
5. Jelaskan sistem penggolongan darah selain sistem ABO dan prinsip penggolongan darah.

Jawaban
1. Termasuk golongan darah B + karena bergolongan darah B (dalam plasma darah memiliki
antibodi A), ketika dicampur dengan darah golongan A (memiliki antigen A), akan terjadi
penghancuran dan darah akan dicampur dengan antibodi Rh (anti-Rh). Jika memiliki
golongan darah Rh+, akan hancur ketika diberikan anti-Rh.
2. Untuk mengetahui golongan darah, diperlukan sampel darah. Sampel darah yang
dibutuhkan sedikit jumlahnya. Tenaga medis akan menggunakan jarum untuk mengambil
sampel darah, biasanya dari ujung jari. Setelah darah diambil, bekas tusukan jarum ditutup
dengan plester. Selanjutnya, sampel darah dicampur dengan antigen tipe A dan B. Sampel
diperiksa untuk melihat apakah sel-sel darah menggumpal. Jika sel darah saling menempel
atau menggumpal, ini artinya darah bereaksi dengan salah satu antigen. Kemudian, bagian
cair dan tanpa sel (plasma) dari darah dicampurkan dengan golongan darah A dan B.
Golongan darah A memiliki antibodi anti-B. Orang dengan golongan darah B memiliki
antibodi anti-A. Golongan darah O mengandung kedua jenis antibodi, sedangkan golongan
darah AB tidak memiliki keduanya. Pemeriksaan rhesus biasanya dilakukan bersamaan
dengan tes golongan darah. Metodenya adalah dengan mencampurkan antigen D pada
sampel darah.
3. . Prinsip penggolongan darah sistem ABO didasarkan pada ada tidaknya aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) dalam darah.
1 Pada golongan darah A, darah memiliki aglutinogen A dan aglutinin anti B.
2. Pada golongan darah B, darah memiliki aglutinogen B dan aglutinin anti A.
3. Pada golongan darah AB, darah memiliki aglutinogen A dan B, tidak memiliki aglutinin.
4. Pada golongan darah O, darah tidak memiliki aglutinogen, namun memiliki aglutinin anti
A dan anti B.

4.  Transfusi darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Menerima darah yang tidak sesuai
dengan golongan darah Anda dapat memicu reaksi imunitas tubuh yang berbahaya. Jika
darah yang didapatkan dalam transfusi tidak sesuai dengan golongan darah Anda, tubuh
akan memproduksi antibodi untuk melawannya.
transfusi darah dilakukan dengan darah yang golongan maupun rhesusnya sama persis.
Lazimnya sebelum transfusi dilakukan, sampel darah penerima dan pendonor akan dites
untuk memeriksa kecocokan dalam suatu proses yang dikenal sebagai crossmatching. Hal
ini untuk mencegah risiko serius pada penerima donor .
5. Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.

 Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah
dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen
 Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah
dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
 Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah
merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
 Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel
darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah memiliki faktor
Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh maka dikatakan resus negatif.
Orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh
negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang
dengan status Rh positif.

Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima

Pendonor
Penerima
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


O− Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


O+ Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


A− Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak


A+ Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
B− Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak


B+ Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak


AB− Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

AB+ Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok

KESIMPULAN
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi
medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan oleh trauma, operasi, syok,
dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Dalam pemberian darah harus
diperhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah melalui nama pasien, label darah,
golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas
(bercampur rata atau tidak).
Tujuan transfuse darah yaitu :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia berat
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misal faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemophilia.
KESIMPULAN
https://brainly.co.id/tugas/8329814

https://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o

https://www.alodokter.com/ini-cara-mengetahui-golongan-darah

https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/07/makalah-tentang-pemberian-transfusi.html

Anda mungkin juga menyukai