Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRESBIKUSIS PADA LANSIA


DI PONDOK LANSIA AL – ISHLAH BLIMBING

DISUSUN OLEH
1. VIKY SATRIA 7. WIDIA AMBARWATI
2. VINA CAHYA 8. WINDY PRILI
3. VIVI AYUWANDA 9. WULAN AGUS
4. VIVIAN SUKMA 10. YESSI NOVITA
5. WELLA LINDA 11. YOLLA VANISSA
6. WIDA OKTAVIA 12. ZYVEN AKMAL

SMK NEGERI 11 MALANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Presbikusis ( Tuli )


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Presbikusis
2. Penyebab dan faktor resiko Presbikusis
3. Tanda dan gejala Presbikusis
4. Pencegahan Presbikusis
5. Penatalaksanaan medis
6. Komplikasi Presbikusis
7. Diagnosa Presbikusis
8. Pemeriksaan Presbikusis
Sasaran : Pasien Pondok Lansia Al – Ishlah
Hari /Tanggal : Senin, 1 Maret 2021
Waktu : 08.30 – 09.00
Tempat : Didepan Kantor

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang presbikusis diharapkan bagi
pasien tidak mempunyai riwayat presbikusis dapat mencegahnya. Dan diharapkan
data pasien presbikusis tidak bertambah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan nya penyuluhan pada pasien , diharapkan pasien bisa
mengetahui dan menerapkan :
a. Mengetahui apa itu Presbikusis
b. Mengetahui faktor penyebab Presbikusis
c. Mengetahui tanda dan gejalan Presbikusis
d. Mengetahui bagaimana cara mencegah Presbikusis
e. Mengetahui komplikasi Presbikusis
f. Mengetahui diagnosa Presbikusis
g. Mengetahui pemeriksaan Presbikusis
h. Mengetahui penatalaksanaan Presbikusis

B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
- Penyuluhan tentang Presbikusis
2. Sasaran / Target
- Semua pasien Pondok Lansia
3. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

4. Media dan alat


- X-Banner
- Sound sistem
5. Waktu dan tempat
- Hari/Tanggal : Senin,1 Maret 2021
- Waktu : 08.30-09.00
- Tempat : Pondok Lansia Al – Ishlah Blimbing

C. Denah Penyuluhan

Keterangan :

:Moderator : Pemateri

: Peserta : Notulen

:Dokumentasi : X-banner

D. Perorganisasian
a. Pembagian tugas
 Pemateri : Wida Oktavia dan Yolla Vanissa
 Moderator : Wulan Agus
 Notulen : Yessi Novita
 Dokumentasi & Penanggung jawab alat : Zyven Akmal dan Viky Satria
 Konsumsi : Vivian Sukma dan Vivi Ayuwanda
 Banner – X : Wella Linda dan Windy Prili
 SAP : Widia Ambarwati dan Vina Cahya
b. Rincian tugas / peran
1. Peran pemateri
- Menyampaikan materi kepada pasien/peserta
2. Peran moderator
- Membuka dan menutup acara
- Memperkenalkan diri
- Menetapkan tata tertib penyuluhan
- Kontrak waktu yang digunakaan
- Menbangun suasana
- Menjaga kelancaran acara
3. Peran notulen
- Mengontrol absen
- Menulis bila ada yang bertanya
- Merangkum kesimpulan dari acara
4. Peran dokumentasi
- Mendokumentasi kegiatan dari awal hingga selesai acara
5. Peran penanggung jawab alat
- Menyiapkan alat yang dibutuhkan saat acara
- Menyiapkan sound sistem
6. Peran penanggung jawab konsumsi
- Bertanggung jawab atas konsumsi yang akan dibagikan kepada pasien
dan pembimbing
- Menyiapkan konsumsi
7. Peran penanggung jawab media (X-Banner)
- Menyiapkan design X-Banner
- Mencetak X-Banner
- Menetapkan letak X-Banner saat acara
8. Peran penanggung jawab SAP
- Merancang SAP
- Mengkonsulkan kepada pembimbing

E. Materi
1. Pengertian Presbikusis
2. Penyebab dan faktor Presbikusis
3. Tanda dan gejala Presbikusis
4. Pencegahan Presbikusis
5. Komplikasi Presbikusis
6. Diagnosa Presbikusis
7. Pemeriksaan penunjang Presbikusi
8. Penatalaksanaan medis

F. Data pasien di Pondok Lansia Al-Ishlah yang mengidap Presbikusis


1. Oma E (K . Tin)
2. Oma S (K . Anggur)
3. Oma S (K . Anggur)
4. Oma M (K . Leci)
5. Oma H (K . Melon)
6. Oma S (K . Zaitun)
7. Oma S. S (K . Semangka)
8. Oma S. S (K . Sawo)
9. Oma S (K . Semangka)
10. Oma S. A (K . Semangka)
11. Oma S (K . Mangga)
12. Oma S (K. Mangga)

G. Susunan acara
No Tahapan Kegiatan waktu
1. Pembukaan - Mengucapkan salam
- Menampilkan yel-yel dan video
tiktok
- Memperkenalkan diri 5 menit
- Menjelaskan maksud dan tujuan nya
- Menjelaskan tata tertib acara
- Membacakan susunan acara
- Melakukan kontrak waktu
2. Materi - Menjelaskan tentang pengertian
Presbikusis
- Menjelaskan tentang penyebab dan
faktor Presbikusis
- Menjelaskan tentang tanda dan
Gejala Presbikusis 15 menit
- Menjelaskan tentang pencegahan
Presbikusis
- Menjelaskan tentang komplikasi
Presbikusis
- Menjelaskan tentang diagnosa
Presbikusis
- Menjelaskan tentang pemeriksaan
penunjang Presbikusis
- Menjelaskan tentang
penatalaksanaan medis
3. Tanya jawab - Memberikan kesempatan kepada
pasien untuk bertanya tentang materi
penyuluhan 10 menit
- Pertanyaan dibatasi sekitar 3-5
pertanyaan
4. Penutup - Membacakan kesimpulan/evaluasi
dari acara
- Mengucapkan salam dan terima 5 menit
kasih
- Membagikann kue

H. Evaluasi Proses
1. Evaluasi Struktur
- Penampilan video tiktok bagus dan menarik
- Penampilan yel-yel kurang maksimal
- Anggota kelompok kurang 1 anak
2. Evaluasi Proses
- Pemateri bisa memahami materi
- Pemateri bisa membangun suasana tapi karena cuaca sangat panas jadi
oma-oma sedikit kurang bersemangat
- Moderator sudah bagus, karena sudah menbacakan kontrak waktu,
membangun suasana dan membatasi pertanyaan
- Pasien kurang aktif dalam acara karena sudah capek dan kepanasan
3. Evaluasi Hasil
- Pasien dapat mencegah terjadinya presbikusis
- Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala presbikusis
- Pasien dapat mengetahui apa itu presbikusis
Lampiran materi

PRESBIKUSIS
A. PENGERTIAN
Presbikusis adalah tuli sarat sensorineoral frekuensi tinggi, terjadi pada usia
lanjut, simetris kiri dan kanan karena disebabkan proses degenerasi ditelinga dalam
(Arif Mansjoer, dkk, 2000). Presbikusis adalah hilangnya pendengaran terhadap nada
murni berfrekuensi tinggi, yang merupakan suatu fenomena yang berhubungan
dengan lanjutnya usia (Boedhi & Hadi, 2009).
Presbikusis adalah gangguan pendengaran sensorineoral pada individu yang
lebih tua, presbikusis ini menyebabkan gangguan pendengaran bilateral terhadap
frekuensi tinggi yang berhubungan dengan kesulitan mendiskriminasikan kata-kata,
dan juga gangguan terhadap pusat pengolah informasi pada saraf audiotorik (Reni
Yuli Aspiani,2014:345).
Presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi pada satu atau beberapa
bagian koklea (striae vaskularis, sel rambut dan membrane basilaris) maupun serabut
saraf auditori, presbikusis ini merupakan hasil interaksi antara faktor genetik individu
dengan faktor eksternak seperti pajanan suara berisik terus-menerus, obat ototoksik
dan penyakit sistemik (Sri Artinawati, 2014)
Berdasarkan mendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, Presbikusis
adalah gangguan pendengaran / tuli sensorineoral yang berhubungan dengan proses
penuaan.

B. KLASIFIKASI
1. Sensori
Tipe ini menunjukkan atrofi epitel disertai hilangnya sel-sel rambut dan sel
penyokong organ corti. Ciri khas dari tipe sensory presbyacusis ini adalah terjadi
penurunan pendengaran secara tiba-tiba pada frekuensi tinggi (slooping). Tipe ini
banyak terdapat pada laki-laki dengan riwayat bising.
2. Neural
Tipe ini memperlihatkan atrofi sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf pusat.
Trofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian basilanya sedikit lebih banyak
terkena dibanding sisa dari bagian koklea lainnya. keparahan tipe ini
menyebabkan penurunan diskriminasi kata-kata yang secara klinik berhubungan
dengan presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan
pendengaran. Efeknya tidak disadari sampai seseorang berumur lanjut sebab
gejala tidak akan timbul sampai 90% neuron akhirnya hilang. Pengurangan jumlah
sel-sel neuron ini sesuai dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neuron
ini berkurang di bawah yang dibutuhkan untuk transmisi getaran, terjadi neural
presbyacusis.
3. Metabolik (Strial Presbyacusis)
Tipe presbikusis yang sering didapati dengan ciri khas kurang pendengaran
yang mulai timbul pada decade ke-6 dan berlangsung perlahan-lahan. Kondisi ini
diakibatkan atrofi stria vaskularis. Proses ini berlangsung pada seseorang yang
berusia 30-60 tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familial.
dibedakan dari tipe presbikusis lain yaitu pada strial presbikusis ini gambaran
audiogramnya rata, dapat mulai frekuensi rendah, speech discrimination bagus
sampai batas minimum pendengarannya melebihi 50dB (flat).
4. Mekanik (Koklea Konduktif)
Kekurangan pendengaran pada tipe ini disebabkan gangguan gerakan mekanis
dimembrane basalis. Gambaran khas audiogram yang menurun dan simetris
(skisloop). Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder
membrane basilaris koklea. Tipe ini berhubungan dengan tuli sensorineural yang
berkembang sangat lambat.

C. PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO


Penyebab faktor presbikusis pada umunya itu karena usia lanjut, dimana ada
proses degenerasi ditelinga dalam menyebabkan penurunan pada fungsi pendengaran.
Penurunan fungsi pendengaran ini bisa dipicu oleh rusaknya gendang telinga, infeksi,
penumpukan kotoran, gangguan saraf telinga, tumbuhnya tumor, atau kelainan pada
tulang telinga. Selain itu juga ada faktor penyebab lainnya seperti :
1. Melakukan aktivitas yang menyebabkan telinga terpapar suara bising dalam
jangka waktu lama, misalnya mendengarkan musik menggunakan handset dengan
volume keras.
2. Kebiasaan merokok.
3. Lingkungan kerja yang bising, seperti lahan pertanian, area konstruksi bangunan,
atau pabrik.
4. Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti aspirin, gentamicin, sildenafil, dan
obat antimalaria.
5. Gangguan Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti aspirin, otottoksik,
gentamicin, sildenafil, dan obat antimalaria. kesehatan yang menyebabkan
terganggunya aliran darah ke telinga, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau
diabetes.
6. Penyakit yang menimbulkan gejala demam tinggi, seperti meningitis. Demam
tinggi dapat menyebabkan rusaknya koklea.
7. Faktor keturunan.

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala presbikusis muncul secara perlahan dan bertahap, sehingga sering kali
tidak disadari oleh penderitanya. Gejala dan tanda presbikusis meliputi:
1. Telinga sering berdengung (tinitus) karena mendengar suara bervolume tinggi
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam sehingga sulit memahami perkataan
orang lain, terutama jika dalam kerumunan orang.
3. Sering meminta orang lain untuk mengulang perkataan.
4. Selalu meningkatkan volume suara radio dan televisi.
5. Sulit memahami percakapan melalui telepon.
6. Cenderung menghindari percakapan dengan orang lain.
E. PATOFISIOLOGI
Gangguan telinga paling umum disebabkan oleh serumen yang terganggu.
Serumen bisa menjadi terganggu karena gangguan atau pembersihkan yang tidak
teratur pada telinga. Orang-orang tua lebih rentan terhadap gangguan serumen karena
bulu di dalam telinga menjadi kesat karena usia dan menjerat lilin. Selipan korek
kuping/pembersih telinga atau cooton bud ke dalam saluran telinga dapat menciptakan
gangguan lilin telinga lebih jauh bahkan membuat luka saluran telinga atau merusak
gendang telinga.
Infeksi, banyak infeksi dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran. Sebuah
infeksi telinga bagian dalam, disebut labyrinthitis yaitu inflamasi telinga dalam dan
dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Infeksi berkembang ketelinga dalam
melalui kanalis auditorius internus atau aquaduct koklear.Infeksi bakteri dapat
memasuki telinga tengah dengan menembus merman jendela bulat atau oval.
Labirintitis ditandai oleh awitan mendadak vertigo yang melumpuhkan, bisanya
disertai mual dan muntah, kehilangan pendengaran derajat tertentu dan mungkin
tinnitus.
Gangguan telinga dapat juga disebabkan oleh adanya benda-benda asing yang
pas/muat ke dalam saluran telinga dan menghalangi konduksi gelombang-gelombang
suara. Benda-benda asing paling umum yang ditemukan di telinga orang dewasa
ataupun lansia adalah potongan-potongan bahan (cotton) dan serangga. Benda-benda
asing yang umumnya tampak pada anak-anak berupa mainan yang berukuran kecil,
butiran-butiran, serangga, dan makanan, misalnya biji-bijian atau jagung.
Otosclerosis, atau pengerasan telinga bagian dalam, adalah gangguan genetik.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar dapat meningkatkan fungsi pendengaran untuk sebagian
besar kasus presbikusis. Perkembangan gangguan pendengaran jarang menjadi
begitu parah sehingga alat bantu dengar tidak efektif dalam memulihkan
kemampuan untuk berkomunikasi. Seseorang dinyatakan perlu untuk
menggunakan alat bantu dengar apabila kehilangan pendengaran lebih dari 40dB.
Alat bantu dengar memiliki beberapa jenis, diantaranya:
- Tipe behind the ear (BTE) adalah jenis alat bantu dengar yang ditempatkan di
belakang telinga.
- Tipe in the ear (ITE) adalah alat bantu dengar yang ditempel menutupi
konkha.
- Tipe in the canal (ITC) adalah alat bantu dengar paling kecil dan mahal yang
ditempatkan di meatus acusticus eksternus (lubang telinga).
- Tipe contralateral routing of signal (CROS) adalah alat bantu dengar yang
dibuat dan diletakkan pada tangkai kaca mata.
Terlepas dari kenyataan bahwa alat bantu dengar menawarkan bantuan
potensial, hanya sebagian kecil pasien dengan presbikusis benar-benar menerima
pengobatan yang efektif dengan amplifikasi. Studi di negara-negara barat
menunjukkan bahwa hanya 10% -20% orang dewasa dengan gangguan
pendengaran yang signifikan benar-benar memiliki alat bantu dengar. Selain
itu,sebanyak 25% - 40% orang dewasa yang telah melepas alat bantu dengar atau
meninggalkan penggunaan alat bantuan pendengaran. Ini menunjukkan adanya
kebutuhan bagi para profesional pendengaran terlatih untuk memberikan
konseling, perangkat alat bantu dengar yang pas, atau pelayanan rehabilitasi untuk
memaksimalkan manfaat.
2. Implantasi Koklea
Berkat kemajuan teknologi, baru-baru ini diperkenalkan teknik pemasangan
implant cochlea. Teknik ini menggunakan tindakan operatif dengan cara
menempatkannya di telinga dalam. Implan koklea diindikasikan untuk orang
dengan gangguan pendengaran bilateral yang parah dan tidak meningkat secara
signifikan dengan alat bantu dengar.
3. Perangkat Alat Bantu Dengar
Berbagai perangkat alat bantu dengar dapat mengurangi dampak dari
presbikusis pada kehidupan sehari-hari. Ini dapat dihubungkan dengan alat bantu
dengar, seperti telecoil untuk penggunaan telepon atau frekuensi modulasi sistem
yang mengirimkan informasi suara langsung ke alat bantu dengar individu.
Perangkat alat bantu dengar juga mungkin independen dari alat bantu dengar,
seperti taktil atau tanda visual yang dapat mengkompensasi kurangnya masukan
auditori misalnya, lampu berkedip untuk bel pintu
4. Rehabilitasi Pendengaran
Rehabilitasi pendengaran termasuk intervensi seperti pelatihan aktif
mendengarkan,membaca pidato, dan peningkatan komunikasi. Contoh-contoh
spesifik meliputi pendidikan membaca ekspresi wajah atau kontur bibir
pembicara, menafsirkan isyarat kontekstual seperti postur untuk mengatasi pidato
cepat, dan memaksimalkan faktor lingkungan seperti memastikan pencahayaan
yang memadai atau pentahapan keluar bersaing sumber suara. Peralatan ini
biasanya diberikan melalui satu-satu pelatihan ,serta dalam pengaturan kelompok.
Rehabilitasi pendengaran, bila tersedia , biasanya dilakukan dalam kombinasi
dengan alat dengar. Meskipun kurangnya kemanjuran, rehabilitasi pendengaran
masih rutin dilakukan,dan metode rehabilitasi yang lebih baru sedang
dikembangkan seperti pelacakan pidato dan pelatihan pendengaran analitik dalam
bentuk komputerisasi yang dapatmemberikan manfaat.
5. Intervensi Masa Depan
Peralatan masa depan untuk gangguan pendengaran dapat mencakup genetik,
seluler, atau farmakoterapi untuk mendorong regenerasi sel-sel rambut untuk terisi
kembali daerah yang rusak dari koklea. Identifikasi sel induk endogen dalam
telinga bagian dalam menawarkan harapan untuk terapi sel induk.Kemampuan
untuk membuka potensi regeneratif sel-sel tersebut dapat membantu untuk
mengatasi defisit mendasar dalam presbikusis. Pemahaman lebih lanjut diperlukan
dari penyebab gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia sehingga
intervensi yang lebih ditargetkan dapat dikembangkan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksan Audiometri Nada Murni
Pada dasarnya, pemeriksaan audiometri bertujuan untuk menilai
kemampuan seseorang dalam mendengar suara pada berbagai intensitas dan
frekuensi. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada orang usia lanjut yang
kooperatif. Pasien akan diberikan headphones dan diperdengarkan suara ke
satu telinga dalam satu waktu. Apabila pasien mendengar suara tersebut,
pasien diminta untuk merespon. Hasil dari pemeriksaan ini disajikan dalam
bentuk audiogram. Pada presbikusis, akan ditemukan penurunan pendengaran
pada kedua telinga, dengan frekuensi di atas 2000 Hz.

H. PENCEGAHAN
Penurunan kemampuan pendengaran seiring pertambahan usia memang sulit
dihindari. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi
ini terjadi secara dini dan berkembang lebih cepat, yaitu:
1. Menggunakan pelindung telinga, seperti busa penyumbat telinga, jika di
lingkungan kerja yang bising.
2. Menghindari berbagai aktivitas yang berisiko merusak pendengaran, seperti
mendengarkan musik dengan volume tinggi.
3. Tidak memasukkan benda atau cairan apa pun ke dalam telinga tanpa seizin
dokter.
4. Mengonsumsi makanan bernutrisi dan rutin berolahraga untuk mencegah penyakit
yang berisiko mengganggu fungsi indra pendengaran, seperti diabetes.
5. Berhenti merokok.
6. Melakukan pemeriksaan pendengaran kedokter secara rutin, terutama jika sering
terpapar kebisingan atau suara keras, seperti bekerja di pabrik.

I. KOMPLIKASI
Kehilangan pendengaran dapat memberikan dampak yang besar terhadap kualitas
hidup penderita presbikusis, terutama para lansia. Komplikasinya seperti:
1. Gangguan pendengaran menyebabkan percakapan sulit dilakukan,
sehingga mereka cenderung menjadi penyendiri dan merasa depresi.
2. Penurunan kemampuan kognitif, seperti kemampuan memahami dan
mengingat sesuatu, serta memecahkan masalah.

J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, alamat,
dan lain sebagainya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-Tanda Vital (pengukuran suhu, nadi, tekanann darah dan
pernafasan)
4. Pemeriksaan Review Of System(ROS)
- Sistem Pernapasan (B1 Breathing)
- Sistem Sirkulasi (B2 Bleeding)
- Sistem Persyarafan (pengkajian daun telinga apakah terjadi
inspeksi/palpasi)
- Sistem perkemihan ( B4 Bleder)
- Sistem Pencernaan (B5 Bowel)
- Pengkajian Daun telinga (inspeksi / palpasi)
- Sistem MuskuloSkletal (B6 Bone)
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan otoskopik
2. Tes ketajaman pendengaran
3. Tes penyaringan sederhana
4. Uji rinne

K. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi telinga dalam
2. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan degenerasi telinga bagian
dalam.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan dengan kesulitan mengerti
pembicaraan
4. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran

SUMBER : https://www.scribd.com/document/403147210/LAPORAN-
PENDAHULUAN-PRESBIKUSIS-docx https://www.sehatq.com/penyakit/presbikusis
https://www.klikdokter.com/penyakit/presbikusis
Lampiran Dokumentasi
DESIGN X-BANNER

Anda mungkin juga menyukai