Anda di halaman 1dari 33

DOKUMENTASI PORTOFOLIO

PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DI PUSKESMAS PANDANWANGI
DENGAN ASKEP DIABETES MELLITUS

Disusun sebagai salah satu syarat penilaian kenaikan kelas

Di Susun Oleh :
WIDIA AMBARWATI
XI KEPERAWATAN 4
6585/879.070
ASISTEN PERAWAT

PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 11 MALANG
Jl. Pelabuhan Bakahuni No. 1 Malang 65148 Telp. 0341-8372171
Website : www.smkn11malang.sch.id Email: info@smkn11malang.sch.id

0
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan Laporan Praktek Kerja Industri ini telah disetujui oleh pembimbing
dan disahkan pada :
Hari / Tanggal :
Tempat : SMK Negeri 11 Malang

Menyetujui

Pembimbing DUDI Pembimbing Laporan

Guman Ardi Saputra, Amp,Kep Nanik Nurhayati, S.Kep, Ners


NIP : NIP :

Mengetahui

Kepala SMK Negeri 11 Malang Ka. Komkel Keperawatan

Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST, M.Pd Dra. Anggraeni Susilowati


NIP : 19670930 199512 1 002 NIP : 19611031 198803 2 003

1
MOTO
1. Ketika kau sedang mengalami kesusahan dan bertanya-tanya kemana Allah,
cukup ingatlah bahwa seorang guru selalu diam saat tes berjalan. (Nourman Ali
Khan)
2. Kelemahan terbesarmu adalah ketika kamu menyerah dan kehebatan terbesarmu
adalah ketika kamu mencoba sekali lagi.
3. Barang siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan kesuksesan.
4. Belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak.
5. Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil yang diulang hari demi hari
6. Tidaklah sempurna suatu pekerjaan jikalau tidak diiringi dengan doa.
7. Teguh pendirian dan berpegang pada prinsip diri merupakan kunci menuju
kesuksesan.

PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua, adik, ke-3 mas dan saudara saya yang telah mendukung serta
mendoakan.
2. Bapak Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST, M.Pd selaku Kepala SMKN 11 Malang.
3. Ibu Dra. Anggraeni Susilowati selaku Ketua Kompetensi Keahlihan
Keperawatan.
4. Ibu Nanik Nurhayati S.kep,Ners selaku pembimbing Laporan Prakerin.
5. Bapak/ibu guru dan karyawan di SMKN 11 MALANG.
6. Ibu Dr. Sri Purwani selaku Kepala Puskesmas Pandanwangi.
7. Bapak Guman Ardi Saputra.Amp.Kep selaku pembimbing dari puskesmas.
8. Seluruh dokter dan perawat serta karyawan di Puskesmas pandanwangi.
9. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil `Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Prakerin yang berjudul Dokumentasi Portofolio Praktik Kerja Industri Dengan Askep
Diabetes Mellitus di Puskesmas Pandanwangi.
Laporan Prakerin ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan sebagai bahan masukan. Untuk itu pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayat serta kelancaran untuk bisa
menyelesaikan laporan prakerin.
2. Kedua orang tua, adik, ke-3 mas dan saudara-saudara saya yang telah
mendukung serta mendoakan.
3. Bapak Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST, M.Pd selaku Kepala SMKN 11 Malang
yang telah memberikan izin untuk mengikuti kegiatan prakerin.
4. Ibu Dra. Anggraeni Susilowati selaku Ketua Kompetensi Keahlihan
Keperawatan
5. Ibu Nanik Nurhayati S.Kep,Ners selaku pembimbing Laporan Prakerin
6. Ibu Dr. Sri Purwani selaku Kepala Puskesmas Pandanwangi yang telah
memberikan izin untuk melakukan prakerin di Puskesmas.
7. Bapak Guman Ardi Saputra.Amp.Kep selaku pembimbing di Puskesmas
Pandanwangi yang telah memberikan saya banyak pengetahuan dan pengalaman
selama PKL.
8. Seluruh dokter, perawat dan Karyawan Puskesmas Pandanwangi yang telah
membimbing, mengajarkan dan memberikan saya banyak pengalaman dan
pengetahuan.
9. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung dan memberikan semangat.
Saya menyadari, bahwa Laporan Prakerin yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulisan bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
Laporan Prakerin ini bisa menambah wawasan para pembaca, bisa menginspirasi semua
orang dan bermanfaat untuk orang banyak.

Malang, 30 Mei 2021

Widia Ambarwati

3
DAFTAR ISI

Halaman Penegasan ................................................................................... 1


Halaman Motto dan Persembahan ............................................................ 2
Kata Pengantar ........................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 5
1.2 Pengertian Prakerin ........................................................................ 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Prakerin ........................................................ 6
1.3.1 Tujuan Prakerin .................................................................... 6
1.3.2 Manfaat Prakerin .................................................................. 7
BAB II Tinjauan Umum
2.1 Tempat dan Waktu PelaksanaaPrakerin .......................................... 8
2.2 Sejarah Singkat, Visi Misi dan Moto ............................................. 8
2.3 Struktur Organisasi Dunia Usaha Dunia Industri ........................... 9
2.4 Tata Tertib dan Keselamatan kerja ................................................. 10
2.4.1 Tata Tertib di Tempat Praktek ............................................... 10
2.4.2 Prosedur Keselamatan Kerja di Tempat Praktek ................... 10
2.5 Prosedur dan Bentuk Kegiatan ....................................................... 10
BAB III Kompetensi Praktik
3.1 Asistensi Keperawatan pada Pasien dengan Diabetes Mellitus .... 16
3.1.1 Konsep Penyakit ................................................................... 16
3.1.2 Asuhan Keperawatan ......................................................... 24
3.1.3 Kompetensi Asisten Perawat pada Pasien ...........................
3.2 Hambatan Selama Prakerin ...........................................................
3.3 Penyelesaian Masala Selama Prakerin ..........................................
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan .....................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................................

4
BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,
nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu
mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara seluruh dunia. Diabetes
merupakan serangkain gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah (Infodatin, 2014; Sarwono, dkk, 2007).
Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federation (IDF) tingkat
prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan
diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus)
diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation,
2013). Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat ke-4 jumlah
pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Suyono,
2006). World Health Organization(WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah diabetisi (penderita diabetes) yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan pertumbuhan
sebesar 152% (WHO, 2006). Prevalensi diabetes mellitus di Provinsi Jawa Timur
merupakan salah satu dari 13 provinsi yang mempunyai prevalensi DM diatas
prevalensi nasional (Purwanti, 2014). Angka kejadian diabetes mellitus di Kota
Malang menempati urutan ke-3 di Jawa Timur yaitu 7.534 penderita(Lukita,
2016).
Diabetes mellitus bisa disebabkab karena adanya faktor genetik (keturunan),
faktor imunologi dan faktor lingkungan. Selain itu juga bisa disebabkan karena
usia, obesitas dan pola hidup yang tidak baik. Pola hidup yang tidak baik dalam
artian sering mengonsumsi makanan yang kadar gula nya tinggi. Oleh karena itu
demi mencegah terjadinya diabetes mellitus ddikeluarga kita,maka kita harus
mulai hidup sehat sejak dini.
Solusi untuk mencegah diabetes mellitus bisa dengan cara mengubah pola
hidup menjadi lebih baik lagi, mengontrol berat badan,mengurangi konsumsi gula,
dan lain sebaginya. Sedangkan untuk mengatasi diabetes melliutus bisa dengan
cara farmakologis dan non farmakologis. Untuk farmakologis bisa dengan cara
terapi obat (Sulfonilurea, Clorpopamid, Gifisia, Glikasit, Glikuidon, Glimefiria,
Biguania, Metformin, Inhibator A, Avarfose) dan insulin. Untuk non farmakologis
bisa dengan cara diet hidup sehat, olahaga teratur, dan menghindari makanan yang
dilarang.

5
1.2 Pengertian Prakerin (Praktek Kerja Industri)
Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah suatu kegiatan pendidikan yang
wajib diikuti untuk siswa/i SMK, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan
di dunia industri atau dunia kerja dalam upaya pendekatan atau untuk
meningkatakan mutu siswa/i SMK dengan kompetensi (kemampuan) sesuai
bidangnya dan juga menambah bekal untuk masa mendatang guna memasuki
dunia kerja.
Dalam pelaksanaanya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang
bertujuan untuk magang di suatu tempat kerja baik dunia usaha ataupun dunia
industri setidaknya sudah memilki kemampuan dasar sesuai dengan bidang yang
digelutinya atau sudah mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah untuk ilmu
dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia industri.
Dalam pelaksanaan prakerin ini diharapkan setiap siswa/i mampu mengikuti
serta memahami kegiatan kerja yang dilakukan di dunia usaha ataupun di dunia
industri agar siswa tersebut dapat mencapai serta mendapatan sesuatu yang baik
dan berguna bagi dirinya serta agar siswa dan siswi tersebut mampu menunjukan
kinerjanya secara maksimal apa yang telah dilakukannya selama berada didunia
usaha atau dunia industri.

1.3 Tujuan dan Manfaat Prakerin (Praktik Kerja Industri)


1.3.1 Tujuan Prakerin
 Bagi Sekolah
1. Terjalinnya hubungan kerja sama antara sekolah dengan dunia kerja
(DUDI).
2. Dapat meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman dunia kerja.
3. Untuk mengetahui kesiapan siswa/i sebelum terjun langsung ke dunia
kerja.
4. Untuk mengetahui seberapa faham siswa/i akan ilmu yang diajarkan oleh
gurunya selama ini.
5. Untuk mengembangkan kompetensi para siswa/i.
 Bagi Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)
1. Terjalinnya hubungan kerja sama antara DUDI dengan sekolah.
2. Untuk memberikan peluang bagi siswa/i untuk mengenal dan mencari
pengalaman di dunia kerja
3. Untuk memberikan pembelajaran kepada siswa/i supaya siap untuk
terjun ke dunia kerja.
 Bagi siswa
1. Untuk melatih dan mengasah keterampilan siswa/i dalam dunia kerja.
2. Untuk membentuk mental siswa/i serta memberi motivasi agar serius dan
bersemangat dalam mencapai cita- cita.
3. Untuk menambah pengetahuan siswa/i tentang dunia kerja.

6
4. Untuk menambah kreativitas siswa/i untuk mengembangkan bakat dan
minat.
5. Untuk menambah pengalaman siswa/i di dunia kerja.

1.3.2 Manfaat Prakerin


 Bagi sekolah
1. Sekolah mendapatkan pandangan bagus dari instansi tempat prakerin
karena siswa/i mampu beradaptasi dengan dunia kerja.
2. Memperoleh lulusan yang baik melalui penilaian selama Prakerin.
3. Sekolah memperoleh pandangan bagus/positif dari masyarakat karena
memberikan pengalaman kepada siswa/i di dalam dunia kerja.
4. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan
di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).
 Bagi Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)
1. Memiliki data base tentang kualitas peserta prakerin, sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan proses rekrutmen tenaga kerja bila suatu
saat dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat
sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
3. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
4. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2016.
 Bagi Siswa
1. Mengasah keterampilan yang di berikan di sekolah.
2. Menambah keterampilan, pengetahuan seputar dunia usaha serta industri
yang professional dan handal.
3. Memberikan pengalaman di dunia kerja seingga saat mereka terjun ke
lapangan pekerjaaan yang sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.

7
BAB II Tinjauan Umum

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin (Praktik Kerja


Industri)
Tempat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan yang pertama yaitu di
Pondok Lansia Al-Ishlah, yang beralamatkan di Jalan Laksda Adi Sucipto,
Pandanwangi, Kota Malang, Jawa Timur. Sedangkan untuk waktu pelaksanaa
dilakukan selama 2 bulan.
Tempat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan yang kedua yaitu di
Puskesmas Pandanwangi, yang beralamatkan di Jalan Laksada Adi Sucipto No.
315 Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Sedangkan
waktu pelaksana dilakukan selama 2 bulan di ruang Poli Umum.

2.2 Sejarah Singkat, Visi Misi, dan Moto


Puskesmas Pandanwangi berdiri kurang lebih pada tahun 1980, pada tahun
1970 Puskesmas Pandanwangi masih menjadi BKIA. Kemudian menjadi
Puskesmas Pembantu Mojolangu, dan akhirnya pada tahun 1985 menjadi
Puskesmas Pandanwangi dengan kerja meliputi Kelurahan Arjosari dan Kelurahan
Pandanwangi.
Wilayah kerja Puskesmas Pandanwangi mengalami beberapa kali
penambahan dan pengurangan wilayah kerja sampai dengan saat ini. Pada taun
1990 – 1992 wilayah kerja bertambah menjadi 5 kelurahan yaitu: Kelurahan
Balearjosari, Kelurahan Polowijen, Kelurahan Arjosari, Kelurahan Purwodadi,
dan Kelurahan Pandanwangi.
Pada tahun 2017 wilayah kerja Kelurahan Balearjosari dan Kelurahan
Polowijen menjadi milik Puskesmas Polowijen, dan sampai saat ini Puskesmas
Pandanwangi memiliki 2 wilayah kerja yaitu:
1. Kelurahan Pandanwangi
2. Kelurahan Arjosari
Karena pada tahun 2018 wilayah Kelurahan Purwodadi juga menjadi
wilayah kerja milik puskesmas Polowijen. Di Puskesmas Pandawangi juga
terdapat berbagai macam pelayanan seperti : pemeriksaan umum, kesehatan gigi
dan mulut, KIA-KB, gawat darurat, gizi dan tumbuh kembang sanitasi, klinik
IMS, kefarmasian & laboratorium, rekap medis, UKS, imunisasi, kesehatan jiwa,
mantra dah haji,dll
Adapun Visi dan Misi Puskesmas Pandanwangi sebagai berikut:
Visi :
Terwujudnya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

8
2. Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3. Meningkatkan pemeliharaan kesehatan masyarakat secara mandiri
Moto Puskesmas Pandanwangi: “Sehat Harapan Kita Bersama”

2.3 Struktur organisasi Dunia Usaha Dunia Industri

Kepala Puskesmas
Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Pegawai keuangan Rumah Tangga Sistem


Informasi
Puskesmas

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab


UKM Esensial dan UKM Pengambangan UKP Kefarmasian Jejaring Pelayanan
Perawatan Kesehatan dan Laboratorium Puskesmas Pembantu
Masyarakat dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

- Pelayanan Promosi - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Puskesmas Pembantu


Kesehatan Jiwa Pemeriksaan Umum Jejaring Fasilitas
- UKS - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Gigi dan Pelayanan Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat Mulut
Lingkungan - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan KIA-KB
- Pelayanan KIA/KB Pengobatan bersifat UKP
yang bersifat UKM Tradisional - Pelayanan Gawat
- Pelayanan Gizi bersifat Komplementer Darurat
UKM - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Gizi
- Pelayanan Kesehatan Olahraga bersifat UKP
Imunisasi - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan
- Pelayanan Pencegahan Indera Persalinan
dan Pengendalian - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan
Penyakit Lansia Kefarmasian
- Pelayanan - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan
Keperawatan Kerja Laboratorium
Kesehatan Masyarakat - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan
Matra dan Haji Pendaftaran Rekap
- Napza Medis

9
2.4 Tata Tertib dan Keselamatan Kerja
2.4.1 Tata Tertib di tempat Praktek
Datang tepat waktu, mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan
oleh pemerintah. Perawat, dokter,mahasiswa/siswa smk, dan karyawan
puskesmas wajib memakai masker dan dilarang membuka masker saat masih
ada disekitar lingkungan puskesmas. Selalu memakai APD dan jaga jarak saat
akan berinteraksi dengan pasien.

2.4.2 Prosedur Keselamatan Kerja di tempat Praktek


Selalu memakai masker dan dilarang membuka masker saat dilingkungan
puskesmas. Memakai handscoon saat akan memeriksa pasien dan setelah itu
cuci tangan dengan hand sanitizer. Memakai APD dan jaga jarak saat akan
berinteraksi dengan pasien.

2.5 Prosedur dan Bentuk Kegiatan


Di Puskesmas Pandanwangi prosedur kerjanya sama dengan para karyawan
yang bekerja dipuskesmas. Untuk jadwal puskesmas hari senin-kamis jam 07.30
dimulai, pulang disamakan dengan karyawan lainnya jam 12.00 . Hari jum’at dan
sabtu pulang jam 11.00, 2 minggu sekali hari sabtu libur karena diadakan
penyemprotan di Puskesmas Kedungkandang.
Kegiatan yang dilakukan dalam prakerin yaitu asitensi perawat dalam
melakukan tindakan dan menyelesaikan tindakan dan menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan oleh pembimbing Puskesmas Pandanwangi bentuk kegiatan seperti
TTV, mengantar kan dokumen rekap medis ke loket,dll. Selain itu juga ada
bentuk kediatan antara lain:
1. Pengukuran tekanan nadi
a. Pengertian : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut nadi.
b. Tujuan :
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2. Menilai Kemampuan fungsi kardiovaskuler.
c. Persiapan pasien :
1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan.
4. Menjelaskan prosedur tindakan.
5. Melakukan kontak waktu.
6. Meminta persetujuan pasien.
d. Persiapan alat :
1. Handskun / sarung tangan
2. Arloji / stopwatch
3. Buku catatan

10
e. Cara kerja :
1. Cuci tangan, memakai handskun dan APD.
2. Tempatkan 3 jari tangan diatas lekukan radikal, atau ibu jari sisi dalam
pergelangan klien. Tekanan ringan bagian radius pada awalnya akan
menghilangkan denyut nadi teraba.
3. Saat denyutan terasa teratur, gunakan jam tangan berjarum detik dan
mulailah menghitung frekuensi saat jarum menit mencapai angka awal
perhitungan mulai 0 dan seterusnya.
4. Bila denyut teratur, hitung selama 15 detik dan kalikan total jumlah
denyutan dengan angka 4.
5. Bila denyut tidak teratur hitung 1 menit penuh.
6. Kaji irama, kekuatan dan kesetaraan denyut nadi.
7. Bantu klien kembali dalam posisi yang nyaman.
8. Merapikan alat, cuci tangan dan melepas APD.
9. Mencatat frekuensi dan karakteristik denyut nadi pada catatan medis.
f. Evaluasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan.

2. Pengukuran respirasi (RR)


a. Pengertian : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi sistem
pernafasan.
b. Tujuan :
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan.
2. Menilai kemampuan fungsi pernafasan.
c. Persiapan pasien :
1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan.
4. Menjelaskan prosedur tindakan.
5. Melakukan kontak waktu.
6. Meminta persetujuan pasien
d. Persiapan alat :
1. Handskun
2. Arlijo
3. Buku catatan
e. Cara kerja :
1. Cuci tangan, memakai handskun dan APD.
2. Pengaturan posisi pasien ( duduk/berbaring).
3. Membiarkan gerakan naik turunnya dada / perut dalam 1 menit.
4. Cuci tangan, melepas APD dan mencatat hasil.

11
f. Evaluasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan.

3. Pengukuran tekanan darah


a. Pengertian : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tekanan darah
sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan
pemeriksaan nadi.
b. Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah pada pasien.
c. Persiapan pasien :
1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan.
4. Menjelaskan prosedur tindakan.
5. Melakukan kontak waktu.
6. Meminta persetujuan pasien.
d. Persiapan alat :
1. Handskun / sarung tangan
2. Stethoscope
3. Tensi meter jarum
4. Buku catatan
5. Baki
e. Prosedur kerja
1. Cuci tangan, memakai handskun dan APD.
2. Atur posisi pasien (duduk / berbaring).
3. Buka lengan baju pasien hingga diatas siku.
4. Pasanglah bagian selubung tensimeter ke lengan bagian atas, jangan
terlalu kencang dan jangan terlalu kendor.
5. Letakkan tensi meter pada permukaan yang stabil atau letakkan dibagian
pengukur tensimeter diatas selubung yang telah dibalutkan ditangan.
6. Letakkan stetoskop pada siku-siku bagian dalam.
7. Ambillah pompa karet serta kencangkan katupnya yang berbentuk seperti
sekrup.
8. Pompa dengan cepat sampai selubung tensimeter mengembang. Pompa
hingga jarum menjangkau angka 160mmHg / 180mmHg.
9. Buka katup udara secara perlahan, supaya udara dalam tensimeter keluar
dengan kecepatan yang tetap serta dengan volume yang sedang.
10.Jika terdengar ketukan yang pertama itu dinamakan sistol dan ketukan
yang terakhir sebelum menghilang itu dinamakan diastol.
11.Rapikan pasien dan alatnya. Lepas APD dan handskon.
12.Cuci tangan dan catat hasil tensi pasien.

12
f. Evaluasi
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan.

4. Pengukuran suhu tubuh dengan thermometer axila


a. Pengertian : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui suhu tubuh.
Sebagai indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas.
b. Tujuan : Mengetahui suhu tubuh pasien.
c. Persiapan pasien :
1. Memberikan salam pada pasien.
2. Menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Menganjurkan pasien untuk posisi terlentang atau duduk.
4. Menjaga privasi pasien.
d. Persiapan alat :
1. Baki
2. Handskun / sarung tangan
3. Thermometer axila
4. Tissu
5. Bengkok
6. 3 botol larutan (air sabun, air desinfektan, dan air bersih)
e. Cara kerja
1. Cuci tangan, memakai handskun dan APD.
2. Atur posisi pasien.
3. Tentukan letak aksilan dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tisu.
4. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas
dada.
5. Setelah 3-10 menit angkat termometer dan baca hasil nya.
6. Bersihkan termometer dengan tissu, lalu cuci dengan air sabun,
desinfektan, dan bilas dengan air bersih.
7. Cuci tangan, melepas APD dan mencatat hasil.
f. Evaluasi
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan.

5. Mencuci tangan aseptic


a. Pengertian : Kegiatan untuk membersihkan tangan dari segala kotoran
dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai
kebutuhan.

13
b. Tujuan :
1. Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi.
2. Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya
organisme patogen.
3. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi.
4. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
c. Persiapan alat:
1. Sabun yang mengandung desinfektan dan tidak merusak tangan.
2. Lap tangan bersih dan kering atau alat pengering.
d. Cara kerja :
1. Gosok kedua tangan bersama menggunakan sabun anti bakteri.
2. Gosok punggung tangan keduannya.
3. Buka telapal tangan kemudian gosok selah jari-jari satu persatu.
4. Kemudian balikkan telapal tangan bersihkan sela-sela punggung jari
jemari bergantian.
5. Gosok ibu jari dengan cara melingkar satu arah mengikuti daerah antara
jari telunjuk dan ibu jari lakukan bergantian kepada kedua tangan.
6. Gosok ujung jari pada telapak tangan dan lakukan bergantian kepada
kedua tangan.
7. Gosok pergelangan tangan secara berputar lakukan juga pada keduanya.
e. Evaluasi : Tangan menjadi bersih

6. Mengganti alat tenun tanpa pasien


a. Pengertian : Kegiatan membersihkan / merapikan tempat tidur tanpa pasien.
b. Tujuan : menjaga kebersihakan tempat tidur.
c. Persiapan pasien :
1. Memberikan salam kepada pasien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan.
4. Menjelaskan prosedur tindakan.
5. Melakukan kontrak waktu.
6. Meminta persetujuan.
d. Persiapan alat :
1. Alas kasur dan kasur
2. Laken dan stik laken
3. Perlak
4. Selimut
5. Sarung bantal dan guling
6. Boven laken
7. Larutan clorin 0,5%
8. Keranjang kotor
9. Lap

14
e. Cara kerja :
1. Cuci tangan, memakai handskun dan APD.
2. Membawa dan meletakkan alat-alat didekat tempat tidur.
3. Melepaskan laken, stik laken, sarung bantalyang kotor dan taruh
dikeranjang kotor. Kemuadian membersihkan perlak dengan larutan
clorin 0,5%.
4. Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam-dalam
pada rangka tempat tidur pada setiap sudut.
5. Letakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis
tengah-tengah tempat tidur.
6. Masukkan laken bagian kepala di bawah kasur kurang lebih 25cm.
Kemudia buatkan sudur 90 derajat.
7. Masukkan laken bagian kaki dibawah kasur. Lalu buat sudut (masukkan
laken bagian kepala lebih banyak daripada bagian kaki).
8. Masukkan laken bagian sisi kanan dan kiri ke bawah kasur (sisi tempat
perawat berdiri).
9. Letakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian
kepala. Demikian juga stik laken , lau masukkan sama-sama kebawah
kasur.
10.Letakkan boven laken dengan jahitan lebar diabgian kepala mulai garis
kasur, masukkan sama-sama kebawah.
11.Letakkan slimut kurang lebih 25cm dari garis selimut dengan bagian
kepala. Kemudian masukkan bagian kaki ke bawah kasur.
12.Melipatkan boven bagian atas tepat diatas garis selimut.
13.Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan bantal dengan bagian
tertutup kejurusan pintu.
14.Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang pertama.
15.Memasang boven laken.
16.Rapikan yang kotor, lepas handskun dan APD, cuci tangan.
f. Evaluasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Mendokumentasi tindakan yang sudah dilakukan.

15
BAB III KOMPETENSI PRAKTIK

3.1 Asistensi Keperawatan Pada Pasien dengan Diabetes Mellitus


3.1.1 Konsep Penyakit
a. Definisi
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Yuliana
dalam NANDA, 2015).
Sel khusus pankreas menghasilkan sebuah hormon yang disebut
insulin untuk mengatur metabolisme. Tanpa hormon ini, glukosa tidak dapat
masuk sel tubuh dan kadar glukosa darah meningkat. Akibatnya, individu
dapat dapat mulai mengalami gejala hiperglikemia. Secara sederhana, proses
ini dinyatakan sebagai pembentukan diabetes melitus. (Rosdahi, 2015).

b. Etiologi
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetesnya, yaitu :
1. Diabetes Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM)
Diabetes yang tergantung insulin yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi diabetes mellitus tipe 1 itu sendiri
tapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic ke arah
terjadinya DM tipe 1.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM)
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui. Tetapi
menurut bebarapa ilmuwan terdapat faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu :
a. Usia (Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia > 65tahun).
b. Obesitas.
c. Riwayat Keluarga.
d. Kelompok etnik.
c. Pathway

16
d. Faktor resiko
1. Faktor resiko Diabetes Mellitus tipe I
a. Memiliki anggota keluarga yang mengidap diabetes tipe 1
b. Terkena infeksi virus.
c. Orang berkulit putih dipercaya lebih berisiko mengalami diabetes tipe
1 dibandingkan ras lain.
d. Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
e. Usia. penyakit ini banyak dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun
dan 10–14 tahun.
2. Faktor resiko Diabetes Mellitus tipe II adalah sebagai berikut:
a. Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
b. Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2.
c. Kurang aktif bergerak.Aktivitas bisa membantu seseorang untuk
mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan
membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Itulah mengapa,
orang yang kurang beraktivitas fisik akan lebih mudah terkena
diabetes tipe 2.
d. Usia. Risiko terkena diabetes tipe 2 akan meningkat seiring
bertambahnya usia.
e. Mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi.

17
f. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal. Orang
yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density
lipoprotein) yang rendah, tapi kadar trigliseridanya tinggi lebih
berisiko mengalami diabetes tipe 2.
g. Mengidap polycystic ovarian syndrome (PCOS). Khusus pada wanita,
memiliki riwayat penyakit PCOS membuat seorang wanita berisiko
tinggi mengalami diabetes tipe 2.

e. Klasifikasi
1. Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes Mellitus tergantung insulin.
2. Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin.
3. Diabetes Mellitus tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom tertentu
4. Diabetes Gestasional
Diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan hanya
berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia
kehamilan berapa pun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke-24
sampai ke-28 kehamilan.

f. Manifestasi Klinis
1. Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1.
2. Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi energi dan
keadaan katabolisme.
3. Kadang kadang tidak ada gejala (diabetes tipe 2).
4. Dieuretik ostomotik yang disertai dehidrasi, selaput lendir, dan
kekencangan kulit buruk.
5. Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik,
dehidrasi berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok.
6. Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat
badan dan selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak.
7. Poliuri dimana keadaan pasien sering buang air kecil, terutama pada
malam hari.
8. Polidipsi dimana keadaaan pasien merasa haus terus-menerus.
9. Polifagi dimana pasien merasa selalu lapar, walaupun sudah makan.
10.Bisul / luka yang lama tidak sembuh-sembuh.
11.Infeksi saluran kemih dan keputihan.

g. Kadar gula darah Normal

18
Usia Gula darah Gula darah Gula darah setelah makan
normal puasa dan sebelum tidur
< 6 tahun 100-200 mg/dl ± 100 mg/dl ± 200 mg/dl
6-12 tahun 70-150 mg/dl ± 70 mg/dl ± 150 mg/dl
> 12 tahun <100 mg/dl 70-130 mg/dl < 180 mg/dl (setelah
makan)
100-140 mg/dl (sebelum
tidur)

h. Patofisiologi
Diabetes mellitus tipe I terdapat ketidak mampuan menghasikan
insulin karena sel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi
hiperglikemia. Jika konsentrasi glukosa dalam darah tinggi, ginjal tidak
dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine
(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat
kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
berkemih / sering kencing (poliuri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi
insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami
peningkatan selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.
Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Diabetes mellitus tipe II terdapat 2 masalah utama yang
berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi
insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel
sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat.
Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa
yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat
berjalan tanpa terdeteksi.

i. Komplikasi
1. Ketoasidosis diabetik (munculnya bau mulut yang beraroma buah).
2. Hipoglikemia.
3. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar.
4. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari
diikuti peningkatan rebound pada pagi hari ).

19
5. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari
antara jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan
sikardian kadar glukosa pada pagi hari ).
Adapun komplikasi jangka panjang:
1. Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis ).
2. Penyakit vaskuler perifer.
3. Stroke.
4. Retinopati.
5. Nefropati.
6. Neuropati diabetik.

j. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi
- Insulin
- Obat oral anti diabetik (sulfonaria, asetoheksamid, clorpopamid,
glipizid, glyburid, totazamid, tolbutamid, biguanid, metformin).
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM yang bertujuan:
- Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin,
mineral.
- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
- Memenuhi kebutuhan energi.
- Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap hari dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara yang aman dan praktis.
- Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
b. Latihan fisik
Latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa darah,
memperbaiki pemakaian insulin dan mengurangi faktor resiko
kardiovaskuler. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki
dengan olahraga.
- Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk
deteksi dan pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
- Pendidikan kesehatan
Pendidikan yang harus diajarkanpada pasien itu seperti
cara terapi termasuk efek samping obat, pencegahan, dll.

20
k. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan kadar serum glukosa
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes.
b. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl.
c. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl.
2. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam
serta satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dl setelah beban glukosa 75 gr
3. HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
4. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau
menggunakan enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika
didapatkan glukosa dalam urin.

l. Pencegahan
1. Menerapkan pola makan sehat
Membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggu gula, kalori,
dan lemak. Batasi asupan gula harian sebesar 40 gram / 9 sendok teh
gula. Perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang
mengandung banyak serat dan karbohidrat kompleks.
2. Menjalani olahraga secara rutin
Salah satu cara untuk mencegah tubuh terkena diabetes. Olahraga
rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan
lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol.
3. Menjaga berat badan ideal
Jika berat badan tinggi hingga melebihi batas normal, maka bisa
saja mengalami obesitas. Kondisi ini merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.
4. Mengelola stres dengan baik
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan resiko
untuk terkena diabetes. Karena tubuh akan melepaskan hormon stres
(kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Tubuh
juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong makan lebih
banyak.
5. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
Tes gula darah dengan berpuasa setidaknya 10 jam sebelum
pemeriksaan dilakukan. Tes gula darah penting dilakukan untuk
memonitor kadar gula darah dan mendeteksi dini penyakit diabetes.

21
m. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Seperti lemah, letih, sulit bergerak / berjalan,dll. Gangguan
tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, dll.
b. Sirkulasi
Seperti adanya riwayat hipertensi, MCI. Ulkus, penyembuhan
luka lama.
c. Integritas ego
Seperti stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi, ansietas, peka rangsang.
d. Eliminasi
Seperti poliuri, nokturia, disuria, diare, nyeri tekan abdomen,
urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi,
e. Makanan / cairan
Seperti anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa / karbohidrat Penurunan berat badan
f. Neurosensori
Seperti pusing, pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parastesia.
g. Nyeri / kenyamanan
Seperti abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
h. Pernafasan
Seperti batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi, frekuensi
pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
i. Keamanan
Seperti ulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi,
ulserasi.
j. Seksualitas
Seperti infeksi pada vagina, masalah impotensi pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita

n. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /
menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi
pembuluh darah.
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren
pada ekstrimitas.
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik
jaringan.
4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada
luka.

22
5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan
tingginya kadar gula darah.
7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
8. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
9. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah
satu anggota tubuh.
10. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,
kehilangan cairan gastric berlebihan , dan pembatasan cairan.
11. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
perubahan zat kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa,
dan insulin. .

o. Contoh pamflet

23
3.1.2 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data pasien
Nama : Ny. S
Umur : 65 tahun
Tanggal lahir : 12 - april – 1956
Tempat lahir : Banyuwangi
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat : Jl. Laksda Adi Sucipto Gang. 21 Rt.07/Rw.01
Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus

2. Keluhan pasien
Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas, sering
kesemutan, sering merasa haus dan lapar.

3. Diagnosa medis
Diabetes Mellitus

4. Riwayat penyakit pasien


a. Riwayat penyakit sekarang
Setelah dilakukan pemeriksaan gula darah ternyata pasien
mengidap penyakit diabetes mellitus.
b. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit diabetes.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit apapun.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Pasien cukup.
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS :
verbal : 5
Psikomotor : 6
Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital :
TD : 155/73 mmHg
N : 86x /menit

24
BB : 61,2 kg
GDS : 220 mg/dl
c. Keadaan fisik / pemeriksaan fisik
1. Kepala dan leher
Kepala oval, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan pada
kepala. Distribusi rambut merata, warna rambut putih dan hitam,
bentuk rambut lurus, dan bentuk wajah simetris. Konjungtiva tidak
anemis dan pupil isokor. Warna bibir pink lembab, mukosa bibir
lembab, gigi masih utuh, keadaan gigi bersih, dan warna lidah pink
ada putih-putihnya. Hidung simetris, tidak ada nyeri tekan pada
hidung, lubang hidung ada 2, dan tidak ada kotoran dalam hidung.
Telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran, lubang telinga ada
2, dan tidak ada pembengkakan pada telinga. Tidak ada lesi pada
leher.
2. Dada
- Paru
Auskultasi : normal vesikuler
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Vokal fremitus : fremitus normal
Bentuk dada : normal chest
Perkusi : sonor
- Jantung
Auskultasi : lupdup s1 dan s2 normal
Palpasi : ICTUS CORDIS teraba di ICS 5MID
CLAVIKULA SINISTRA
Perkusi : pekak
3. Payudara dan ketiak
Papila berada ditengah, payudara kanan dan kiri sama besar
dan ketiak normal tidak ada benjolan.
4. Abdomen
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Palpasi : hati, usus (bunyi nyaring), dan lambung (normal)
Perkusi : hypertimpani
Inspeksi : buncit
5. Genetalia
Tidak ada benjolan pada anus, pubis hanya sedikit, dan tidak
ada benjolan pada vagina.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi pada tangan, turgor
kulit < 2 detik baik bagian tangan maupun kaki, dan tidak ada
bekas luka pada kaki maupun tangan.

25
7. Ekstremitas
5 5

5 5
8. Neurologis
- Status mental dan emosi :
Pasien bisa diwawancarai, dan mempunyai daya ingat
cukup baik.
- Pengkajian saraf kranial :
Indera penglihatan, penciuman dan pendengaran pasien
masih normal dan tidak ada gangguan.
- Pemeriksaan refleks
-

6. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
GDS : 220 mg/dl
2. Pemeriksaan radiologi
-
3. Hasil konsultasi
Pasien menderita diabetes mellitus karena GDS tinggi dan
keluhan nya itu termasuk kedalam diabetes mellitus. Dan dokter
menganjurkan pasien untuk menjaga pola makan, rajin berolahraga,
minum obat dan selalu kontrol gula darah.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
-

b. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Px mengatakan mudah lelah Kurang paparan Inadekuat informasi
saat melakukan aktivitas informasi terkait tentang Diabetes
Do : keadaan umum baik Diabetes Mellitus Mellitus
- TTV; TD: 155/73 mmHg
N : 86x /menit
BB : 61,2 kg
GDS : 220 mg/dl
- aktivitas keseluruhan mandiri
tanpa dibantu alat ataupun
orang.

26
c. Diagnosa keperawatan
Inadekuat informasi tentang Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan
kurang paparan informasi terkait DM.
Ds : Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktivitas
Do : keadaan umu baik
TD: 155/73 mmHg
N : 86x /menit
BB : 61,2 kg
GDS : 220 mg/dl

d. Intervensi Keperawatan
Hari/ Dx kep Tinjauab dan kriteria Intervensi
Tanggal hasil
28/5 Inadekuat Setelah diberikan a. Berikan penyuluhan
/2021 informasi tindakan keperawatan kepada pasien tentang
tentang Diabetes 1x1jam diharapkan penyakit Diabetes
Mellitus yang masalah pasien teratasi Mellitus
berhubungan seperti : b. Identifikasi aktivitas
dengan kurang Ds: pasien
paparan - Pasien mengatakan c. Berikan obat Diabetes
informasi terkait mengerti tentang Mellitus sesuai
DM. himbauan yang sudah anjuran dokter
dijelaskan terkait d. Berikan anjuran untuk
tanda dan gejala menjaga pola makan.
Diabetes Mellitus e. Berikan anjurkan
- Pasien mengatakan untuk berolahraga
mengerti tentang dengan teratur.
batasan aktivitas yang f. Berikan motivasi
dilakukan sehari-hari. untuk selalu rutin
Do: minum obat.
- Gula darah terkendali g. Berika anjurkan untuk
- Bisa melakukan mengontrol gula
aktivitas sesuai darah tiap bulan.
kemampuan
- Rutin kontrol ke
Puskesmas

27
28
e. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tanggal Implementasi Evaluasi Proses
28/5/202 1. Mengukur TTV dan GD S:
1 2. Memberikan penyululan 1. Pasien mengatakan mudah lelah
tentang penyakit Diabetes saat melakukan aktivitas
Mellitus. 2. Pasien mengatakan mengerti
3. Memberikan penyuluhan tentang penyuluhaan DM yang
sudah dijelaskan.
untuk membatasi aktivitas
3. Pasien mengatakan mengerti
yang dilakukan sehari-hari
tentang batasan aktivitas yang
4. Memberikan obat sesuai dilakukan sehari-hari.
anjuran dokter. 4. Pasien mengatakan mengerti
5. Memberikan anjuran untuk tentang anjuran untuk menjaga pola
menjaga pola makan sehari- makan sehari-hari.
hari, menghindari makanan 5. Pasien mengatakan mengerti
yang dilarang. tentang anjuran untuk berolahraga
6. Memberikan anjuran untuk dengan teratur.
berolahraga dengan teratur. O : TD : 155/73 mmHg
7. Memberikan pelayanan N : 86x /menit
untuk mengontrol gula darah BB : 61,2 kg
GDS : 220 mg/dl
tiap bulan dipuskesmas.
A : Masalah teratasi
8. Menberikan pelayanan tiap
P:
bulan untuk mengambil obat 1. Pengambilan obat tiap bulan.
dipuskesmas. 2. Konsultasikan kontrol gula darah,
dan segera ke puskesmas jika ada
keluhan.
3. Jalin hubungan saling mendukung
dengan pasien.

29
3.1.3 Kompetensi Asisten Perawat pada Pasien Diabetes Mellitus
Asisten perawat memberikan pengantar untuk tes gula darah di
laboratorium yang sudah ditulis oleh dokter/perawat senior. Asisten perawat
menganjurkan pasien untuk menjaga pola makan dengan mengurangi
mengonsumsi makanan/minuman yang tinggi gula.

3.2 Hambatan Selama Prakerin


1. Alat tensi sering bermasalah yaitu tidak bisa membaca tekanan darah dalam
tubuh pasien dikarenakan pakaian pasien yang terlalu tebal, pasien tegang, dan
lengan pasien kurang masuk kedalam alat.
2. Masih ada pasien yang melepas masker di area puskesmas, dan masker tidak
menutupi hidung

3.3 Penyelesaian Masalah Selama Prakerin


1. Menganjukan pasien untuk melepas jaket /menggulung pakaian pasien hingga
ke lengan atas, dan pasien harus rileks.
2. Menghimbau pasien untuk mematuhi protokol kesehatan dengan memakai
masker yang benar.

30
BAB IV Penutup

1.1 Kesimpiulan
Dengan adanya praktik kerja industri ini saya mendapatkan banyak
pengetahuan baru serta pengalaman di dunia kerja yang sangat bermanfaat untuk
kedepannya. Di tempat prakerin saya bisa mempraktik kan apa yang sudah
diajarkan oleh guru selama disekolah. Disana saya bisa mengetahui seberapa besar
pemahaman saya tentang semua yang telah guru ajarkan disekolah. Ditempat
praktik saya juga diajarkan untuk disiplin, melatih kesabaran, tegas, serta banyak
mengenal berbagai macam penyakit, obat, dan cara penanganannya

1.2 Saran
1. Untuk Siswa
a. Menjaga sikap dan harus menaati peraturan yang ada di DUDI serta
menjaga nama baik sekolah dimata DUDI/masyarakat
2. Untuk Sekolah
a. Lebih mematangkan lagi dalam memepersiapkan siswa yang akan berangkat
prakerin.
b. Mantau siswa prakerin setiap bulan, untuk mnegetahui perkembangan siswa
prakerin
3. Untuk DUDI
a. Mengajak siswa Prakerin untuk berkomunikasi agar suasana menjadi
nyaman

31
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/doc/260425693/Pamflet-Diabetes-Mellitus
Diakses pada tanggal 17/06/2021

https://id.scribd.com/doc/252283025/Pathway-DM-Fix
Diakses pada tanggal 30/05/2021

https://id.scribd.com/doc/252108877/LP-Diabetes-Mellitus
Diakses pada tanggal 30/05/2021

https://www.academia.edu/27708493/LP_Diabetes_Mellitus
Diakses pada tanggal 30/05/2021

32

Anda mungkin juga menyukai